Apakah sudah dikatakan berhasil pengelolaan administrasi pendidikan di indonesia

1.     Administrasi Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dalam dunia pendidikan di Indonesia, bidang studi administrasi pendidikan dapat dikatakan masih baru. Di negara-negara yang sudah maju, administrasi pendidikan mulai berkembang dengan pesat sejak pertengahan pertama abad ke-20, terutama sejak berakhirnya perang dunia kedua. Khususnya di negara kita, administrasi pendidikan baru diperkenalkan melalui beberapa IKIP sejak tahun 1960-an. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika para pendidik sendiri banyak yang belum dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan dalam penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan pada umumnya. Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti yang sudah tersebut di atas, maka diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail tentang administrasi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan pentingnya administrasi pendidikan itu. Oleh karena itu para pendidik terlebih dahulu harus mengetahui dasar-dasar dari administrasi pendidikan. Maka di makalah ini kami akan menjelaskan tentang dasar-dasar administrasi pendidikan serta ruang lingkupnya. 2. PERMASALAHAN 1. Apa saja yang menjadi dasar dalam administrasi pendidikan ? 2. Mengapa dalam pendidikan diperlukan administrasi ? 3. Apa saja yang termasuk dalam ruang lingkup administrasi pendidikan ? 3. TUJUAN PENULISAN 1. Agar kita mengetahui dasar-dasar yang digunakan dalam administrasi pendidikan. 2. Agar kita mengetahui betapa pentingnya admistrasi pendidikan. 3. Agar kita mengetahui ruang lingkup administrasi pendidikan. BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Administrasi Pendidikan Administrasi dalam pengertian secara harfiah, kata “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam bahasa inggris yang berarti “ke” atau ”kepada”. Dan kata ministrare sama artinya dengan kata to serve atau to conduct yang berarti ”melayani, membantu dan mengarahkan”. Dalam bahasa inggris to administer berarti pula ”mengatur, memelihara dan mengarahkan”. Jadi kata ”administrasi” secara harfiah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk membantu,malayani,mengarahkan atau mengatur semua kegiatan didalam mencapai suatu tujuan.(Purwanto:1:2007) Administrasi dalam pengertian yang sempit yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya serta mempersiapkan laporan. Administrasi pendidikan dalam pengertian secara luas adalah segenap proses pengerahan dan pengintegrasian segala sesuatu baik personel,spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Dalam batasan tersebut di atas, makna administrasi dapat di uraikan paling tidak menjadi lima pengertian pokok, yaitu : 1. Administrasi merupakan kegiatan atau kegiatan manusia 2. Rangkaian kegiatan itu merupakan suatu proses / pengelolaan dari suatu kegiatan yang kompleks, oleh sebab itu bersifat dinamis. 3. Proses itu dilakukan bersama oleh sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi 4. Proses itu dilakukan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya 5. Proses pengelolaan itu dilakukan agar tujuannya dapat dicapai secara efektif dan efisien.(Tsauri:2:2007) Administrasi pendidikan yang juga sering disebut dengan manajemen pendidikan sangat diperlukan untuk menjamin supaya seluruh kegiatan pendidikan dapat terlaksana dengan optimal. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Purwanto dan Djojopranoto (1981:14) bahwa : “Administrasi pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan, dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.” Jadi dalam administrasi pendidikan terkandung unsur-unsur : 1. Tujuan yang akan dicapai. 2. Adanya proses kegiatan bersama 3. Adanya pemanfaatan sumber daya. 4. Adanya kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan terhadap sumber daya yang ada. 2. Dasar dan Tujuan a. Dasar Administrasi Pendidikan Administrasi akan berhasil baik jika didasarkan pada dasar-dasar yang tepat. Dasar diartikan sebagai suatu kebenaran yang fundamental yang digunakan sebagai landasan dan pedoman bertindak dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara lain : 1. Prinsip Efisiensi Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien. 2. Prinsip Pengelolaan Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan cara melakukan pekerjaan manajemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan). 3. Perinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif dalam waktu yang sama, seorang administrator cenderung memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya berkecimpung dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai. 4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apabila ia memiliki gaya kepemimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antar manusia (human relationship), pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan kondisi (sikon) yang ada. Adapun tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu memelihara hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi yang sesuai dengan jenis pekerjaanya. 5. Prinsip Kerjasama Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu mengembangkan kerjasma antara seluruh anggota baik secara horizontal maupun secara vertikal. Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam kurikulum 1975 sebagai landasan operasional kegiatan administrasi di sekolah adalah berikut ini: 1. Prinsip Fleksibilitas Penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus memperhatikan faktor-faktor ekosistem dan kemampuan menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan pendidikan sekolah. 2. Prinsip Efisien dan Efektivitas Efisiensi tidak hanya dalam penggunaan waktu secara tepat, melainkan juga dalam pendayagunaan tenaga secara optimal. 3. Prinsip berorientasi pada Tujuan Semua kegiatan pendidikan harus beriorientasi untuk mencapai tujuan. Administrasi pendidikan di sekolah merupakan komponen dalam sistem pendidikan maka untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut, tujuan operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi sandaran orientasi bagi pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah. 4. Prinsip Kontinuitas Prinsip kontinuitas ini merupakan landasan operasional dalam melaksanakan kegiatan administrasi di sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang pendidikan harus memiliki hirarki yang saling berhubungan. 5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup Setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang. Karena itu masyarakat ataupun pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu digunakan sebagai landasan operasional. b. Tujuan Administrasi Pendidikan Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang digunakakn dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Administrasi pendidikan semakin rumit karena menyangkut masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidikan itu. Oleh karena itu, semakin baik administrasi pendidikan ini, semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan itu akan tercapai dengan baik. Sergiovanni dan Carver (1975) menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu :

 Efektifitas produksi,

F
 Efisiensi,
F
 Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes),
F
 Kepuasan kerja.
F

Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh, sekolah memiliki fungsi untuk mencapai efektifitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana dan tenaga semaksimal mungkin, memberi hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan dirinya (adaptivenes) dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya lulusan ini akan mencari kerja pada perusahaan yang memberi kepuasan kerja kepada mereka. 3. Fungsi Administrasi Pendidikan Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif. Penjabaran istilah produktif biasanya tergantung kepada siapa yang meninjaunya. Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang produktif, yakni administrator, psikolog, dan ekonomi. 1. Pandangan administrator. Administrator bertanggungjawab untuk mengolah sistem pendidikan. Penentuan untuk mengkategorikan sekolah produktif dapat dilakukan dengan mengaitkan antara input yang digunakan, yaitu ruangan, guru, buku, dan peralatan lainnya dengan output yang diharapkan. Output yang diharapkan harus dapat mencapai keseimbangan yang paling menguntungkan dengan input yang tersedia. 2. Pandangan psikolog. Mereka mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan perubahan dan perilaku peserta didik, yang mencakup pertambahan pengetahuan, nilai dan peningkatan kemampuan lainnya dan mengaitkan pula dengan input yang tersedia. Kesulitan utama dalam pola pandang ini adalah cara mengidentifikasikan dan mengukur perubahan perilaku sebagai akibat pendidikan di sekolah. Kesulitan ini terjadi karena perubahan perilaku peserta didik (output) adalah gabungan antara pengaruh sekolah dan lingkungan luar sekolah. 3. Pandangan ekonomi. Pendidikan memberikan kontribusi pada peserta didik untuk berperan dalam sistem ekonomi. Sekolah disebut produktif jika nilai moneter yang diterima oleh setiap individu akibat pendidikan adalah seimbang atau lebih besar daripada biaya yang dkeluarkan untuk memperoleh pendidikan. Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus). Adapun proses administrasi pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, komunikasi, supervise kepegawaian dan pembiayaan dan evaluasi. Semua fungsi tersebut satu sama lain bertalian sangat erat. Untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang fungsi-fungsi tersebut di bawah ini akan diuraikan secara lebih rinci. a. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administrasi. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan pada permulaan dan selama kegiatan administrasi itu berlangsung. Di dalam setiap perencanaan ada dua faktor yang harus diperhatikan, yaitu faktor tujuan dan faktor sarana, baik sarana personal maupun material. Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai. 2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. 3. Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang diperlukan. 4. Menentukan tahap-tahap dan rangkaian tindakan. 5. Merumuskan bagimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu akan diselesaikan. Syarat-syarat perencanaan Dalam menyusun perencanaan syarat-syarat berikut perlu diperhatikan : 1. Perencanaan harus didasarkan atas tujuan yang jelas. 2. Bersifat sederhana, realistis dan praktis. 3. Terinci, memuat segala uraian serta klarifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga mudah di pedomani dan dijalankan. 4. Memiliki fleksibilitas sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi dan situasi sewaktu-waktu. 5. Diusahakan adanya penghematan tenaga, biaya dan waktu serta kemungkinan penggunaan sumber-sumber daya dan dana yang tersedia sebaik-baiknya. Jadi, perencanaan sebagai suatu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “Perencanaan(planning) adalah aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang tertuju pada tercapainya maksud-maksud dan tujuan pendidikan”. b. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan kerja antara orang-orang sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Di dalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab secara terinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian, sehingga terciptalah adanya hubungan-hubungan kerjasama yang harmonis dan lancar menuju pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Yang perlu diperhatikan dalam pengorganisasian antara lain ialah bahwa pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab hendaknya disesuaikan dengan penglaman, bakat, minat, pengetahuan dan kepribadian masing-masing orang yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas tersebut. Dengan demikian, pengorganisasian sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “Pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan”. c. Pengkoordinasian (Coordinating) Adanya bermacam-macam tugas / pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang, memerlukan adanya koordinasi dari seorang pemimpin. Adanya koordinasi yang baik dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat atau kesimpangsiuran dalam tindakan. Dengan adanya koordinasi yang baik, semua bagian dan personal dapat bekerja sama menuju ke satu arah tujuan yang telah ditetapkan. Pengkoordinasian diartikan sebagai usaha untuk menyatu padukan kegiatan dari berbagai individu agar kegiatan mereka berjalan selaras dengan anggota dalam usaha mencapai tujuan. Usaha pengkoordinasian dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti:

 Melaksanakan penjelasan singkat (briefing)

F
 Mengadakan rapat kerja
F
 Memberikan unjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
F
 Memberikan balikan tentang hasil suatu kegiatan.(Soetjipto:137:2004)
F

Dengan demikian,koordinasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagi berikut : “Koordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang, material, pikiran-pikiran, teknik-teknik dan tujuan-tujuan ke dalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan”. d. Komunikasi Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan dan menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud ke seluruh struktur organisasi sangat penting. Proses menyampaikan atau komunikasi ini meliputi lebih dari pada sekedar menyalurkan pikiran-pikiran, gagasan-gagasan dan maksud-maksud secara lisan atau tertulis. Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Demikian pula komunikasi yang dilakukan secara informal dan secara formal mendatangkan hasil yang berbeda pengaruh dan kejelasannya. Menurut sifatnya, komunikasi ada dua macam yaitu komunikasi bebas dan komunikasi terbatas. Dalam komunikasi bebas, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan setiap anggota yang lain. Sedangkan dalam komunikasi terbatas, setiap anggota hanya dapat berhubungan dengan beberapa anggota tertentu saja. Dengan demikian, organisasi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “Komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam struktur organisasi”. e. Supervisi Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Jadi, fungsi supervisi yang terpenting adalah : 1. Menentukan kondisi-kondisi / syarat-syarat apakah yang diperlukan. 2. Memenuhi / mengusahakan syarat-syarat yang diperlukan itu. Dengan demikian , supervisi sebagai salah satu fungsi administrasi pendidikan dapat disimpulkan sebagai berikut : “Supervise sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan komdisi-kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan”. f. Kepegawaian (Staffing) Sama halnya dengan fungsi-fungsi administrasi pendidikan yang telah diuraikan terdahulu kepegawaian merupakan fungsi yang tidak kalah pentingnya. Agak berbeda dangan fungsi-fungsi administrasi yang telah dibicarakan, dalam kepegawaian yang menjadi titik penekanan ialah personal itu sendiri. Aktivitas yang dilakukan di dalam kepegawaian antara lain : menentukan, memilih, menempatkan dan membimbing personal. Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Di dalam pengorganisasian telah dipikirkan dan diusahakan agar untuk personal-personal yang menduduki jabatan-jabatan tertentu di dalam struktur organisasi itu dipilih dan diangkat orang-orang yang memiliki kecakapan dan kesanggupan yang sesuai dengan jabatan yang dipegangnya. Dalam hal ini prinsip the right man in the right place selalu di perhatikan. g. Pembiayaan Biaya / pembiayaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah organisasi karena biaya ini sangat menentukan bagi kelancaran jalannya sebuah organisasi, tanpa biaya yang mencukupi tidak mungkin terjamin kelancaran jalannya suatu organisasi. Masalah pembiayaan ini harus sudah mulai dipikirkan sejak pembuatan planning sampai dengan pelaksanaannya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan, antara lain : 1. Perencanaan tentang berapa biaya yang diperlukan. 2. Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat diperoleh / diusahakan. 3. Bagaimana penggunaannya. 4. Siapa yang akan melaksanakannya. 5. Bagaimana pembukuan dan pertangung jawabannya. 6. Bagaimana pengawasannya. h. Penilaian (Evaluating) Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kegiatan, baik yang dilakukan oleh unsur pimpinan maupun oleh bawahan, memerlukan adanya evaluasi. 4. Ruang Lingkup (Bidang Garapan) Administrasi Pendidikan Administrasi pendidikan mempunyai ruang lingkup / bidang garapan yang sangat luas. Secara lebih rinci ruang lingkup adcministrasi pendidikan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Administrasi tata laksana sekolah Hal ini meliputi : 1. Organisasi dan struktur pegawai tata usaha 2. Anggaran belanja keuangan sekolah 3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan personel sekolah 4. Masalah perlengkapan dan perbekalan 5. Keuangan dan pembukuannya b. Administrasi personel guru dan pegawai sekolah Hal ini meliputi : 1. Pengangkatan dan penempatan tenaga guru 2. Organisasi personel guru-guru 3. Masalah kepegawaian dan kesejahteraan guru 4. Rencana orientasi bagi tenaga guru yang baru 5. Inservice training dan up-grading guru-guru c. Administrasi peserta didik Hal ini meliputi : 1. Organisasi dan perkumpulan peserta didik 2. Masalah kesehatan dan kesejahteraan peserta didik 3. Penilaian dan pengukuran kemajuan peserta didik 4. Bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik (guidance and counseling) d. Supervisi pengajaran Hal ini meliputi : 1. Usaha membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya. 2. Usaha mengembangkan, mencari dan menggunakan metode-metode baru dalam mengajar dan belajar yang lebih baik. 3. Mengusahakan cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran. e. Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum Hal ini meliputi : 1. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran. 2. Menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan lingkungan sekolah. 3. Kurikulum bukanlah merupakan sesuatu yang harus didikuti dan diturut begitu saja dengan mutlak tanpa perubahan dan penyimpangan sedikitpun. Kurikulum merupakan pedoman bagi para guru dalam menjalankan tugasnya. f. Pendirian dan perencanaan bangunan sekolah Hal ini meliputi : 1. Cara memilih letak dan menentukan luas tanah yang dibutuhkan. 2. Mengusahakan, merencanakan dan menggunakan biaya pendirian gedung sekolah. 3. Menentukan jumlah dan luas ruangan-ruangan kelas, kantor, gudang, asrama, lapangan olahraga,dan sebagainya. 4. Cara-cara penggunaan gedung sekolah dan fasilitas-fasilitas lain yang efektif dan produktif, serta pemeliharaannya secara kontiniu. 5. Alat-alat perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran yang dibutuhkan g. Hubungan sekolah dengan masyarakat Hal ini mencakup hubungan sekolah dengan sekolah-sekolah lain, hubungan sekolah dengan instansi-instansi dan jawatan-jawatan lain dan hubungan sekolah dengan masyarakat pada umumnya. Dari apa yang telah diuraikan di atas, ruang lingkup yang tercakup di dalam administrasi pendidikan dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Administrasi material, yaitu kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi / benda-benda seperti :ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, dan lain-lain. 2. Administrasi personel, mencakup di dalamnya administrasi personel guru dan pegawai sekolah dan administrasi peserta didik. 3. Administrasi kurikulum, yang mencakup di dalamnya penyusunan kurikulum, pembinaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, seperti pembagian tugas mengajar pada guru-guru, penyusunan silabus,dan sebagainya.(Tsauri:13-16:2007) Dari segi operasional atau bidang garapan, maka administrasi pendidikan atau administrasi sekolah meliputi bidang-bidang : 1. Administrasi Kesiswaan. 2. Administrasi Pengajan 3. Administrasi Personil Administrasi Persuratan dan Kearsipan 4. Administrasi Keuangan 5. Administrasi Perlengkapan 6. Administrasi Hubungan Masyarakat 7. Administrasi Perpustakaan Dari penjelasan di atas maka ruang lingkup administrasi sekolah dapat dikelompokkan dalam 2 kelompok, yaitu : 1. Manajemen administratif, meliputi proses manajemen yang pada dasarnya terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan. Ruang lingkup manajemen seperti ini juga sering disebut sebagai proses manajemen atau fungsi manajemen.

2. Manajemen operatif, meliputi unit-unit kegiatan dalam sebuah organisasi yang diantaranya terdiri dari administrasi kesiswaan, administrasi pengajaran, administrasi personil, administrasi persuratan dan kearsipan, administrasi keuangan, administrasi perlengkapan, administrasi hubungan masyarakat serta administrasi perpustakaan.

2.       ADMMMMMMMMMMMMM

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dalam bidang administrasi. Ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dilaksanakan bertujuan jangka panjang yaitu agar tenaga administrasi maupun mengembangkan ilmu yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah. Administrasi sangat diperlukan bagi kelangsungan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan. Semua itu tidak lepas dari keaktifan orang-orang yang menguasai administrasi dalam sekolah. Orang sering menganggap enteng administrasi tersebut, padahal kalau administrasi dipegang sama orang-orang yang kurang terampil maka administrasi tersebut akan berantakan. Orang yang memegang administraasi adalah orang yang sudah terlatih dalam bidangnya (orang yang sudah mendapat ilmu/ pelatihan). Administrasi tidak hanya dalam hal keuangan saja tetapi juga dalam kerapian/ keteraturan kita dalam pembukuan. Administrasi tidak hanya dilakukan dalam waktu tertentu saja tetapi setiap hari secara kontinyu. Administrasi adalah upaya menjadikan kegiatan kerja sama antara guru dan karyawan agar proses belajar mengajar lebih efektif.

Terbatasnya pengetahuan dari personal tata usaha sekolah akan administrasi sarana dan prasarana pendidikan, serta kurangnya minat dari mereka untuk mengetahui dan memahaminya dengan sungguh sungguh, maka dari itu kami menyusun makalah ini.

Administrasi Pendidikan dalam Profesi Keguruan

Pengertian Administrasi Pendidikan

Pengertian administrasi pendidikan akan diterangkan meninjaunya dari berbagai


aspeknya. Marilah kita lihat administrasi pendidikan dari berbagai aspeknya itu, agar
kita dapat memahaminya dengan lebih baik.

Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidkan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan yang dimaksud.

Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan pendidikan nasional.

Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek kerumitannya.

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencpai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemanduan, dan penilaian.

Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi pemborosan.

Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana, dan prasarana maupun waktu.

Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Administrasi pendidikan dilihat dari kepemimpinan merupakan usaha untuk menajwab pertanyaan bagaimana kemampuan administrator penddikan itu, apakah ia dapat melaksanakan tut wuri handayani, ing madyo mangun karso, dan ing ngarso sungtulodo dalam mencapai tujuan pendidikan.

Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu.

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi. Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu.

Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat, mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.

Fungsi Administrasi Pendidikan

Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan pendidikan itu.

Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964).

Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.

1. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini karena alasan sebagai berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan keduanya perlu dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.

2. Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan

Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah


disinggung secara garis besar pada bagian terdahulu.

Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.

a. Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi masalah, b) perumusan masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan saran untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.

c. Pengarahan

Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

d. Pengkoordinasian

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan


selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.

e. Pembiayaan

Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu, penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.

f. Penilaian

Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai, serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a) memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil, b). menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang dapat merusak, serta d). memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan organisasi sekolah.

Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan

Dari uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu). Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria keberhasilan kegiatan itu.

• Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.

• Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan


pegawai sekolah dan sebagainya. Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum, pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya.

Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan

Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen¬komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi dilingkungan kerjanya.

Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting.

Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran maupun tenaganya.

Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif, artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.

Kesimpulan

Admnistrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan, pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen, kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.

Guru sangat berperan dalam administrasi pendidikan, tugas utama guru yang sebagai pengelola dalam proses belajar mengajar di lingkungan tertentu, yaitu sekolah

Sumber : http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/01/makalah-administrasi-pendidikan-dalam.html

3.       Manajemen Sekolah di Masa Kini

Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), tugas dan tanggung jawab yang pertama dan yang utama dari para pimpinan sekolah adalah menciptakan sekolah yang mereka pimpin menjadi semakin efektif, dalam arti menjadi semakin bermanfaat bagi sekolah itu sendiri dan bagi masyarakatluas penggunanya. Agar tugas dan tanggung jawab para pimpinan sekolah tersebut menjadi nyata, kiranya mereka perlu memahami, mendalami, dan menerapkan beberapa konsep ilmu manajemen yang dewasa ini telah dikembang-mekarkan oleh pemikir-pemikir dalam dunia bisnis. Manakala diperdalam secara sungguh-sungguh, kiranya konsep-konsep ilmu manajemen tersebut memiliki nilai (dalam arti values) yang tidak akan menjerumuskan dunia pendidikan kita ke arah bisnis yang dapat merugikan atau mengecewakan masyarakat luas penggunanya. Secara luas, penerapan konsep-konsep ilmu manajemen untuk bidang administrasi sekolah sudah dimulai semenjak dua hingga tiga dekade yang lalu, namun hal tersebut belum cukup mendapat perhatian dari dunia kependidikan di negara kita. Salah satu bukti yang memperjelas pemikiran itu adalah masih langkanya Jurusan Manajemen Kependidikan (Educational Management Department) di perguruan-perguruan tinggi di Indonesia yang membuka program kependidikan (IKIP atau FKIP), sebuah jurusan yang bernaung di bawah IKIP yang bernama AP atau Administrasi Pendidikan (Educational Administration) meski lingkup yang dibahas berbeda dengan bidang atau jurusan Manajemen Kependidikan. Di dalam kelangkaan, manakala jurusan Administrasi Pendidikan ini dapat berkembang, kiranya bahasan tentang cara-cara pengelolaan (atau manajemen) untuk lembaga-lembaga pendidikan (misalnya sekolah) juga dapat berkembang. Jurusan Manajemen Kependidikan yang telah berkembang di beberapa negara itu sendiri kiranya juga merupakan pengembangan dari Jurusan Administrasi Pendidikan, yang dibahas dalam Jurusan Adminidtrasi Pendidikan tersebut antara lain adalah aplikasi konsep-konsep atau model-model manajemen (bisnis) untuk dunia kependidikan, antara lain konsep pengembangan budaya dan iklim organisasional, penerapan konsep transformational leadership, penggunaan konsep TQM, penerapan konsep perencanaan strategik (strategic planning), dan lain sebagainya. Dalam era kemandirian sekolah dan era Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) kiranya pemahaman, pendalaman, dan aplikasi konsep-konsep ilmu manajemen yang telah banyak sekali dikembangkan oleh para pemikir di bidang bisnis perlu mendapatkan perhatian para pimpinan sekolah untuk memanajemeni sekolah-sekolah yang mereka pimpin di masa kini. Kesempatan untuk mengembangkan sebuah sekolah hingga menjadi sebuah sekolah yang sungguh efektif kiranya membutuhkan kreativitas kepemimpinan yang memadai. Kreativitas kepemimpinan semacam itu dapat terlihat atau dapat muncul manakala para pimpinan sekolah mampu dan mau melakukan perubahan-perubahan tentang cara dan metode yang mereka pergunakan untuk memanajemeni sekolah. Kemampuan serta kemauan tersebut akan muncul manakala para pimpinan sekolah dapat membuka diri secara luas untuk mencari dan menyerap sumber-sumber yang dapat mendorong perubahan, dan kiranya konsep-konsep dasar untuk melakukan perubahan tersebut tersedia luas dalam bidang di luar bidang pendidikan itu sendiri, yakni bidang manajemen bisnis.

Menempuh jalur pendidikan formal bagi para pimpinan sekolah yang sudah lama memimpin sekolah kiranya diperlukan pertimbangan dan pemikiran yang jauh karena menyangkut waktu, menyangkut dana, menyangkut kesempatan, dan lain sebagainya. Melalui jaringan komunikasi untuk bidang kependidikan.

4.      Pengertian administrasi menurut bahasa adalah:

Apakah sudah dikatakan berhasil pengelolaan administrasi pendidikan di indonesia
“Usaha dan kegiatan yang meliputi penetapan tujuan. serta penetapan cara-cara penyelenggaraan pembinaan organisasi; usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kebijakan untuk mencapai tujuan; kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan;  kegiatan kantor dan tata usaha.”

Pengertian administrasi pendidikan menurut “Ensiklopedi Administrasi” adalah bahwa administrasi pendidikan terdiri dan dua kata, yaitu administrasi dan pendidikan. Kata administrasi berasal dan bahasa latin Ad dan Ministrare yaitu suatu kata kerja yang berarti melayani, membantu atau memenuhi. Maksudnya bahwa administrasi merupakan suatu bantuan agar suatu usaha dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan.

Menurut Trisna yang dikutip oleh Daryanto dalam bukunya Administrasi pendidikan menyebutkan bahwa : administrasi adalah keseluruhan proses penyelenggaraan dalam usaha kerjasama dua orang atau lebih dengan secara rasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya secara efisien.

Lain lagi menurut The Liang Gie dalam bukunya Pengertian Kedudukan Ilmu Administrasi menyebutkan bahwa administrasi adalah segenap rangkaian penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilaksanakan oleh sekelompok orang dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Sondang P. Siagian administrasi adalah “keseluruhan proses kerjasama antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

N.A. Ametembun mengemukakan bahwa “administrasi adalah keseluruhan proses pemanfaatan semua sumber manusia dan material secara efektif untuk mencapai tujuan bersama”.

Menurut Suharsimi Arikunto administrasi adalah “teknis pencatatan”, dan atau “suatu usaha bersama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan segala dana dan daya yang ada”.

Berdasarkan pengertian administrasi tersebut di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa administrasi merupakan suatu proses kerjasama antara orang-orang dengan menggunakan semua sumber dana dan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Pendidikan juga tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata sarana untuk kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju tingkat kedewasaan.

Adapun pengertian administrasi pendidikan adalah usaha kerja sama yang dilakukan oleh orang-orang dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Untuk memperjelas pengertian dan administrasi pendidikan, maka penulis akan menggunakan beberapa definisi dan para ahli yang memberikan arti sesuai dengan latar belakang dan sudut pandang masing-masing.

M. Ngalim Purwanto, memberikan pengertian administrasi pendidikan adalah sebagai berikut:

“Segenap proses dan pengintegrasian segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Jadi dalam proses administrasi pendidikan segenap usaha orang-orang yang terlibat di dalam proses pencapaian tujuan pendidikan itu diintegrasikan, diorganisasi dan dikoordinasi secara efektif, dan semua materi yang diperlukan dan yang telah ada dimanfaatkan secara efisien”.

Menurut Abdul Gaffar Administrasi Pendidikan adalah usaha atau kegiatan bersama untuk mendayagunakan semua sumber (orang, materiel, dan metode) secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.

Menurut Hadari Nawawi pengertian administrasi pendidikan adalah sebagai berikut “Rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu, terutama lembaga pendidikan formal”.

Dari pengertian tersebut di atas dapatlah penulis simpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses kerjasama oleh sejumlah orang dengan memanfaatkan semua sumber dan fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif.. dan efisien

5.      FUNGSI

Fungsi administrasi pendidikan adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, efektif dalam arti hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sedangkan efisiensi berhubungan dengan penggunaan sumber dana, daya, dan waktu yang ekonomis dan tepat guna.

Proses dan administrasi pendidikan itu meliputi garis-garis perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, supervisi dan evaluasi. Semua fungsi-fungsi tersebut satu sama lain saling berkaitan.

Fungsi Perencanaan

Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian pengambilan keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan organisasi, dengan dan tanpa menggunakan sumber-sumber yang ada.

Setiap program pasti memerlukan suatu perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan. Perencanaan merupakan suatu cara untuk mendekati berbagai masalah. Perencanaan pada dasãrnya adalah persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.

Perencanaan dalam bidang pendidikan adalah berupa persiapan menyusun keputusan tentang masalah atau pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sejumlah orang dalam rangka membantu orang lain (anak didik) untuk mencapai tujuan pendidikan.

Fungsi Pengorganisasian

Pengorganisasian (organisasi) adalah suatu proses managemen sehingga orang-orang, fungsi-fungsi dan faktor-faktor fisik dapat bekerja bersama untuk membentuk satuan yang dapat diawasi atau dipimpin, satuan itu dikenal sebagai organisasi.

Dalam pengertian lain pengorganisasian ialah penyatuan atau pengelompokan sumber manusia dan sumber lainnya itu berada dalam kepentingan unit-unit yang ada dalam organisasi.

Fungsi Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses dimana pesan disampaikan oleh penyampai pesan kepada penerima. Pesan itu dapat berupa perasaan atau hasil pemikiran sendiri, atau hanya penerusan dan perasaan atau hasil pikiran orang lain, dengan maksud untuk mengubah pengetahuan, keterampilan dan atau sikap pihak penerima pesan.

Menurut Katz dan Kahn komunikasi adalah suatu proses tukar menukar informasi dan transmisi dan suatu arti, dan semuanya itu merupakan sesuatu yang sangat penting di dalam suatu organisasi.

Komunikasi dalam bahasa Inggris “Communication” berasal dan bahasa latin “communize” yang berarti “sama”. Jika kita mengadakan komunikasi dengan orang lain, berarti kita sedang mengadakan “kesamaan” dengan orang lain. Jadi komunikasi pada hakikatnya adalah membuat komunikasi dan komunikator sama-sama sesuai untuk suatu pesan”.

Komunikasi yang penulis maksudkan dalam bagian pembahasan mi adalah komunikasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan organisasi, yaitu proses dan penyampaian informasi, ide, penjelasan, pertanyaan dan orang ke orang atau dan sarana yang efektif dalam memperlancar komunikasi, baik sifatnya auditif visual maupun audio visual.

Fungsi Supervisi (pengawasan)

Istilah supervisi barn muncul kurang lebih dua dasawarsa terakhir ini. Dahulu istilah yang banyak digunakan di sekolah adalah pengawasan, penilikan, atau pemeriksaan. Kegiatan supervisi melengkapi fungsi-fungsi administrasi yang ada di sekolah sebagai fungsi terakhir, yaitu penilaian semua kegiatan dalam pencapaian tujuan.

Supervisi merupakan istilah baru yang menunjuk pada suatu pekerjaan pengawasan tetapi sifatnya lebih human (manusiawi). Di dalam kegiatan supervisi, pelaksana bukan mencari-cari kesalahan atau kekurangan, tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar pekerjaan yang di supervisi diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya), untuk dapat diberi tahu bagaimana cara meningkatkannya.

Supervisi ini penting sekali di dalam kegiatan di sekolah karena kegiatan sekolah merupakan kegiatan penting dan mengikuti prinsip-prinsip administrasi mengarah kepada pencapaian tujuan, yaitu pembentukan manusia sebagai pribadi dan sebagai individu.

Fungsi evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses untuk meneliti sampai dimana tujuan usaha telah tercapai. Dan dalam pendidikan proses itu untuk menentukan sejauh mana maksud-maksud yang terkandung dalam tujuan pendidikan sudah dapat terlaksana.

Sasaran evaluasi tidak hanya terbatas pada satu bidang saja, tetapi secara menyeluruh yaitu basil dan prosesnya dengan semua unsur yang ada di dalamnya (unsur manusia, unsur materi/alat dan unsur situasi). Semua unsur itu turut menentukan lancarnya suatu proses dan tingginya suatu hasil yang akan dicapai. Begitu juga dengan proses itu sendiri perlu dinilai, bukan hanya hasil akhirnya saja, oleh karena itu evaluasi dilakukan secara kontinyu selama usaha dilakukan.

Maksud dilakukannya evaluasi terutama dalam lembaga pendidikan adalah untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan pada akhir suatu periode kerja. Misalnya pada akhir tahun ajaran seorang pengawas ingin mengetahui bagaimana keadaan sekolah di wilayah pengawasannya, apakah telah tercapai, adakah yang perlu diperbaiki dan menjadi perhatian khusus, yang kemudian basil itu dapat dibuat pertimbangan untuk periode yang akan datang.

Dengan evaluasi diperoleh data-data dalam rangka perbaikan. Misalnya data siswa tentang hasil belajarnya, apakah siswa berhasil pelajarannya atau belum. Dengan data ini dapat diperbaiki bila belum berhasil, begitu juga dengan data guru, kepala sekolah, alat dan fasilitas. Disinilah evaluasi memegang peranan penting dalam pelaksanaan program dan merupakan alat ampuh untuk perbaikan.

6.      PRINSIP

Agar perencanaan dan pelaksanaan administrasi pendidikan dapat berjalan dengan lancar, maka ia hams mempunyai prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip itu hendaknya dijadikan pedoman dalam organisasi dan administrasi pendidikan.

Adapun prinsip-prinsip dalam pelaksanaan administrasi pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Hedyat Soetopo dan Wasty Soemanto dalam buku Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, disebutkan sebagai berikut:

  1. Pelibatan tanggung jawab individu-individu atau ke1ompok untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan. Dengan kata lain penciptaan situasi dan prosedur dimana individu dalam berbagai kelompok dapat bekerjasama dalam perencanaan pendidikan.
  2. Usaha penempatan kepemimpinan dan mendorong pelaksanaannya sesuai dengan abilitas, kapasitas, latar belakang, pengalaman, minat dan kebutuhan setiap pribadi yang terlibat.
  3. Adanya fleksibelitas organisasi yang memungkinkan penyesuaian yang dapat dilakukan dari hari ke hari secara kontinyu. Penyesuaian tersebut menyangkut “human relationship” sehingga terjadi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
  4. Penghargaan terhadap usaha aktivitas kreatif sesuai dengan hakikat manusia, yang diekspresikan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan.

Prinsip-prinsip tersebut berlaku dalam bidang administrasi pendidikan sebagai sistem atau keseluruhan yang dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sebagaimana suatu kegiatan kerjasama maka dalam organisasi perlu disusun sebaik-baiknya supaya fungsi dan tugas dan bagian-bagian tertentu antara pekerjaan yang satu dengan yang lainnya (overlapping) dengan harapan tujuan yang telah dirumuskan dan ditetapkan bisa tercapai dengan efektif dan efisien.

Organisasi adalah merupakan alat seorang pemimpin untuk mencapai suatu tujuan, maka dan itu pemimpin yang tepat ialah orang yang mampu menciptakan dan memelihara adanya organisasi yang sehat, tepat dan sempurna yakni dalam pembentukannya, eksistensinya dan penanggulangannya diperlukan pedoman-pedoman atau prinsip-prinsip tertentu.

Untuk lebih jelasnya mengenai prinsip-prinsip administrasi pendidikan ini Amir Daien Indrakusuma mengemukakan sebagai berikut:

1.      Perumusan tujuan organisasi secara jelas

2.      Pemilihan kesatuan tujuan organisasi

3.      Pengutamaan tujuan organisasi

4.      Pembagian pekerjaan/tugas

5.      Pelembagaan organisasi

6.      Pengelompokan fungsi

7.      Pelimpahan wewenang.

Tujuan sesuatu organisasi adalah merupakan sesuatu yang mempunyai kedudukan yang penting, karena itu tujuan mi harus disadari dan dihayati oleh pelaksanaannya.

Han R. Douglass, dalam bukunya Modern Administration of Secondary School, menyatakan beberapa prinsip tentang organisasi dan administrasi sebagai berikut:

1.      Memprioritaskan tujuan di atas pertimbangan-pertimbangan pribadi mekanisme organisasi.

2.      Koordinasi tentang wewenang dan tanggungjawab.

3.      Penyesuaian tanggung jawab yang dibenikan terhadap karakter personal.

4.      Pengakuan terhadap faktor-faktor psikologi manusia.

5.      Realivitas dan nilai-nilai.

Demikian prinsip di atas hendaknya juga diterapkan atau dijadikan pedoman dalam hal pengadaan pembaharuan pendidikan, kelima prinsip yang dikemukakan oleh Daunglasss tersebut hendaknya dijadikan pedoman dalam organisasi dan administrasi pendidikan.

7.      Manajemen Pendidikan 

  1. Administrasi adalah fungsi dari pada, atau apa yang harus dijalankan oleh setiap orang yang memimpin atau mengepalai kantor.
  2. Organisasi adalah struktur tata-pembagian kerja dan struktur tata-hubungan kerja antara sekelompok orang yang masing-masing memegang dan menjalankan jabatan (job), posisi (position) atau fungsi (fungtion) dan yang harus bekerjasama secara tertentu (melalui sistem) untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan bersama yang tertentu.
  3. Managemen adalah perencanaan, pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dari pada semua macam kegiatan organisasi.  
  • Istilah-Istilah dalam Manajemen

Sesuai dengan jenis atau tipe manajemen, dalam Bahasa Indonesia terdapat berbagai istilah yang dipergunakan tapi yang lebih sering digunakan adalah manejemen. Adapun istilah-istilah yang terkenal adalah:
Pengurus atau pengurusan; adalah manajemen yang diangkat melalui pemilihan, dan oleh sebab itu dalam menjelankan menajemen bersifat demokrastis.


Ketatalaksanaan; adalah menajemen yang bersifat manata, mengatur pelaksanaan, dan melaksanakan keputusan-keputusan atau perintah-perintah atasan.


Pengelolaan; adalah manajemen daripada sumberdaya-sumberdaya, misalnya pengelolaan personil, pengelolaan kuangan, pengelolaan material dan sebagainya.


Pengendalian; adalah manajemen daripada situasi atau kondisi, misalnya pengendalian wilayah, adalah manajemen keamanan dan ketertiban wilayah.


Pembinaan, adalah manajemen yang bersifat pengembangan dari pada jiwa atau kemampuan atau keahlian seseorang atau orang-orang, kelompok, masyarakat. Misalnya pembinaan ditekankan pada pembinaan masyarakat.  

  • Manajemen dan Administrasi

Salah satu perkembangan baru dalam ilmu administrasi dan manajemen adalah timbulnya kesadaran para ahli tentang pentingnya pendalaman dari pada proses perumusan kebijaksanaan dan pengembangan strategi bagi organisasi. Alasan pokok mengapa demikian adalah oleh karena top manajemenlah yang melihat organisasi dalam totalisasinya.


Di Indonesia terdapat 2 istilah, 2 pengertian yang kedudukan yaitu ADMINISTRASI dan
MANAJEMEN.


Di Inggris “administrasi” itu merupakan bagian dari manajemen.


Di Eropa Daratan (Jerman, Perancin, Belanda, Itali dan sebagainya) apa yang disebut manajemen merupakan bagian dari administrasi.  

Administrasi yang kita kenal di Indonesia terdiri atas; organisasi, tata usaha, dan pengelolaan. 

Menurut Prof. Dr. Mr. S. Prayudi Atmosudirjo semua teori manajemen yang dikembangkan oleh para mashab ilmu manajemen secara langsung atau tidak langsung berpangkal tolak pada faktor manusiawi.


Manajemen senantiasa pada setiap keputusan dan tindakan ekonomis. Manajemen hanya dapat membenarkan eksistensinya serta otoritasnya pada hasil ekonomi yang dicapainya.


Pihak manajer dapat memperbaiki hasil pekerjaannya dalam bidang manajemen inklusif me-manage sebuah perusahaan dengan jalan mempelajari asas-asas secara sistematis melalui cara pencapaian pengetahuan yang terorganisir serta analisis sistematis dari pada hasil perkerjaannya sendiri dalam semua bidang pekerjaannya dan pada semua tingkat manajemen.

  • Mashab-Mashab Penting dalam Manajemen

1.    Mashab Manjemen Tradisional 2.    Mashab manajemen kebiasaan 3.    Mashab manajemen ilmiah 4.    Mashab manajemen sistematis 5.    Mashab manajemen perilaku manusia 6.    Mashab manajemen sistem sosialis 7.    Mashab manajemen desisional 8.    Mashab manajemen legalitas 9.    Mashab manajemen prosesual 10.    Mashab manajemen kuantitatif

11.    Mashab manajemen sistema

  1. Manajemen merupakan suatu bentuk kerja artinya tanpa kita memahami dan menjalankan “kerja” kita tidak akan bisa menjalankan manajemen, karena manajemen itu adalah bekerja di dalam, dengan dan melalui suatu team atau kelompok orang-orang pekerja.
  2. Manajemen merupakan suatu sistem kerja, merupakan serangkaian prosedur-prosedur kerjasama tertentu. 
  3. Manajemen merupakan fungsi yang harus dijalankan oleh orang yang berfungsi memimpin dan mengendalikan organisasi sebagai suatu sistem kerjasama. Orang itu disebut manager.

Jika mempelajari sejarah bahwa setiap masyarakat manusia itu selalu terdiri atas 3 golongan orang-orang yaitu: 

  1. Golongan pemimpin, terdiri atas orang-orang yang bakat atau kesenangannya adalah menggerakkan atau memimpin orang-orang lain, 
  2. Golongan menengah, golongan independen terdiri atas orang-orang yang perhatiannya dicurahkan kepada ilmu, keahlian, kejuruan, tehnik dagang, kedokteran, hukum, 
  3. Golongan bawahan terdiri atas orang-orang yang tidak mampu atau mememang tidak senang mengurus dirinya sendiri sehingga kesenangannya adalah mengikuti orang lain sebagai pemimpin mereka. 
  • Tipe-Tipe Leadership Manajemen

Dilihat dari segi tipe leadership yang menjadi inti pada manajemen, maka dapat dibedakan berbagai tipe manajemen yaitu:

1.    Manajemen tradisional 2.    Manajemen Bapak-Isme 3.    Manajemen Sistematis

4.    Manajemen Ilmiah atau Scientific Management

Manajemen Tradisionil


Manajemen tradisionil adalah manajemen yang berjalan karena tradisi, berdasarkan kebiasaan yang dipupuk secara bertahuan-tahun dan seringkali secara sistematis. Manajemen tradisionil bukanlah manajemen yang tidak baik, hanya kelemahannya terutama pada 2 hal : 

  1. Pengembangannya lambat sekali, memerlukan waktu bertahun-tahun mungkin sampai puluhan tahun. 
  2. Penggunaannya terbatas, hanya dapat dipakai dalam mengahadapi bidan usaha atau pekerjaan yang terbatas. Pada jaman pendudukan Jepang manajemen tradisionil ini mulai hilang oleh karena tenaga-tenaga (Belanda) yang menggerakkan dan menghidupkan tradisi tersebut ditawan dan dibunuh.