Apakah sakit membersihkan telinga di tht

Definisi Area TelingaTelinga merupakan salah satu bagian tubuh yang memerlukan perawatan khusus dan rutin. Salah satunya membersihkan kotoran di telinga. Namun, jika terjadi kesalahan saat membersihkan telinga, bisa menimbulkan dampak serius terhadap kesehatan telinga.

Kotoran atau serumen yang dihasilkan oleh kelenjar dalam saluran telinga umumnya dapat keluar dengan sendirinya. Namun yang perlu diperhatikan adalah membersihkan telinga dari kotoran harus dilakukan dengan aman agar tidak menimbulkan gangguan lain. Pasalnya, bisa fatal jika ada kesalahan ketika membersihkan telinga.

Menurut dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher Rumah Sakit Awal Bros Batam dr. Arindra Putri Pitarani, SpTHT-KL, pada prinsipnya ketika membersihkan telinga, harus mengetahui dahulu jenis kotoran yang ada bermacam jenis kotoran di dalamnya. Seperti kering, basah, lunak dan keras.  “Ketika sudah mengetahui jenis kotoran tersebut baru bisa diputuskan apakah bisa dibersihkan sendiri atau dibantu dokter”, kata Arinda Putri.

Beliau menambahkan, pada prinsipnya jika ingin membersihkan sendiri sebaiknya dibantu oleh orang lain, karena telinga adalah adalah organ dalam yang tidak bisa kita lihat sendiri. Maka bila terdapat kesulitan sebaiknya meminta tolong orang lain untuk membersihkan.  “Alat untuk membersihkan yang paling sering yaitu cotton bud, dan itu boleh saja digunakan asalkan ketika digunakan kita melihat apa yang mau dibersihkan, karena bila langsung korek bagian telinga malah bukan kotoran yang terambil tapi malah makin mendorong dan bisa membuat cedera dibagian gendang telinga”,terang dokter Arinda.

Penyebab dana penanganannya !

Dokter Arinda juga mengatakan, jika punya masalah dengan serumen maka yang paling tepat untuk membersihkannya adalah dokter THT. Jangka waktu membersihkan telinga tidak ada waktu yang baku. Karena setiap orang berbeda dari segi kecepatan produksinya, yakni banyaknya kotoran. “Ada yang satu minggu, sebulan, enam bulan. Sebab itulah sangat bervariasi. Maka tidak ada waktu yang baku dan kembali ke masing-masing orangnya”, sebutnya.

Bila ada orang yang dengan keluhan telinga terutama pada pendengaran, tindakan pertama yang dilakukan adalah dilihat dahulu dibagian liang telinganya apakah ada kotoran, jamur, radang atau infeksi. Bila kondisinya bersih tapi pendengarannya bermasalah maka dilakukan tes pendengaran. “Nanti ketika tes tersebut bisa terlihat, apakah terdapat di saraf pendengaran atau tidak. Karena saat ini banyak diusia muda dan anak yang menggunakan headset bahkan dalam kondisi terlelap apalagi dengan volume yang keras”, terangnya. Dan ini bisa merusak sel rambut dibagian telinga dalam”, tambahnya.

Sementara itu, bagian membersihkan daun telinga ada THT yang menangani, dan juga bagian kulit. Karena struktur daun telinga adalah kulit dan tulang rawan. “Biasanya terjadi masalah ditulang rawannya, maka bagian THT yang mengobati. Kalau dibagian kulit maka dicoba ditangani apabila masih bisa, namun jika tidak membaik kita konsultasikan ke dokter spesialis kulit”, ujarnya.

Menurut dokter THT ini, “jika punya masalah dengan telinga mungkin sebagian orang akan bertanya mengapa harus ke THT, sebab pada beberapa kasus yang kotoran telinganya tidak bisa dibersihkan oleh orang lain ya harus ke THT”, tutup beliau.

Narasumber:

Arinda Putri Pitarini, SpTHT

Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala Leher RS Awal Bros Batam

Bagikan ke :

KOMPAS.com – Penggunaan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga atau serumen tidak direkomendasikan oleh ahli karena malah bisa membahayakan organ pendengaran tersebut.

Dokter spesialis kesehatan telinga, hidung, dan tenggorok RS Indriati Solo Baru, dr. Hutami Laksmi Dewi, Sp.THT-KL, M.Kes, menjelaskan pemakaian cotton bud berisiko membuat serumen malah makin masuk ke dalam saluran telinga.

Tak ayal, kotoran itu pun malah bisa menutup telinga sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu pendengaran.

Baca juga: Seberapa Besar Bahaya Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud?

“Kalau kotorannya kering, justru bisa tambah masuk ke dalam karena penggunaan cotton bud,” kata dr. Hutami saat diwawancarai Kompas.com, Sabtu (30/5/2020).

Tak hanya itu, penggunaan cotton bud yang salah bahkan bisa menyebabkan perlukaan pada bagian dalam telinga hingga merusak fungsi pendengaran.

“Banyak pasien datang ternyata gendang telinganya bolong karena tertusuk cotton bud. Ada juga yang berdarah. Maka dari itu, kami tidak menyarankan penggunaan alat itu untuk membersihkan kotoran telinga,” jelas dia.

dr. Hutami menerangan serumen sebenarnya tidak akan menyebabkan gangguan telinga apabila jumlahnya tidak berlebihan.

Kotoran hasil produksi alami dari kelenjar minyak di liang telinga ini malah berfungsi untuk melindungi telinga, seperti berperan memerangkap debu, menghambat pertumbuhan kuman, termasuk menjaga agar air tidak masuk ke dalam telinga.

Namun, jika sudah berlebihan atau menumpuk, serumen memang perlu dibersihkan karena bisa menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu pendengaran.

“Namanya telinga tertutup kan tidak ada udara yang masuk. Pasien biasanya mengaluh tidak nyaman hingga pusing,” jelas dr. Hutami.

Baca juga: Waspadai Efek Buruk Makan Mi Instan Saat Buka Puasa dan Sahur

Cara dokter THT membersihkan telinga

dr. Hutami menerangan secara anatomis, serumen sebenarnya bisa keluar sendiri bersama debu berkat dorongan mekanisme otot pipi saat seseorang mengunyah makanan.

Tapi memang tidak semua jenis serumen bisa demikian. Kotoran telinga yang bersifat padat biasanya perlu bantuan untuk dapat dikeluarkan.

Maka dari itu, dia pun menganjurkan masyarakat untuk bisa melakukan perawatan telinga secara rutin ke dokter maksimal 6 bulan sekali.

Dalam perawatan tersebut, dokter biasanya akan memeriksa kondisi serumen di dalam telinga. Jika sudah menumpuk dan mengganggu kenyamanan, kotoran telinga itu bisa dikeluarkan.

Baca juga: Lakukan 6 Kebiasaan Ini jika Ingin Pandemi Covid-19 Cepat Selesai

dr. Hutami, menyampaikan dokter THT sedikitnya memiliki 3 teknik dalam membersihkan telinga. Teknik tersebut akan dilakukan sesuai kebutuhan atau kondisi pasien.

Berikut yang bisa dilakukan dokter THT:

  1. Serumen diambil dengan alat kalau wujudnya kering
  2. Irigasi atau memasukan cairan NACL steril ke dalam telinga dengan harapan kotoran bisa keluar
  3. Microsuction, di mana dokter akan memanfaatkan alat khusus yang dapat menyedot kotoran telinga

“Pemeriksaan telinga baik dilakukan untuk anak-anak maupun orang dewasa paling tidak maksimal enam bulan sekali,” terang dia.

Cara membersihkan telinga secara mandiri

dr. Hutami tak menampik, masyarakat awam sebenarnya boleh-boleh saja membersihkan kororan telinga secara mandiri.

Selain tak menggunakan cotton bud, dia tak menganjurkan masyarakat untuk melakukan irigasi telinga secara mandiri karena bisa merangsang terjadinya pusing berputar.

“Misalnya kita melakukan irigasi, memasukan air ke telinga, ada saraf yang mungkin terangsang. Jadilah pusing berputar. Selain itu, telinga juga dialiri saraf vagus. Kalau saraf ini sampai terangsang, bisa menyebabkan pingsan,” terang dr. Hutami.

Baca juga: Bagaimana Minyak Jelantah Bisa Sebabkan Kanker dan Penyakit Jantung?

Bagi masyarakat awam, menurut dr. Hutami, cara membersihkan telinga yang paling aman yakni dengan memanfaatkan kapas.

Caranya demikian:

  1. Kapas dicelupkan terlebih dahulu ke air hangat, kemudian dilinting
  2. Setelah itu, kapas yang sudah basah dimasukkan ke telinga secara perlahan
  3. Gerakanya dari dalam ke luar searah dengan jarum jam

“Jika cara ini tidak berhasil, di mana pasien masih mengeluh merasa tidak nyaman pada telinga, bisa jadi serumennya padat atau ada masalah lain yang mendasari,” jelas dr. Hutami.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Membersihkan telinga di THT berapa?

Biaya membersihkan telinga berkisar mulai Rp30 ribuan hingga Rp400 ribu, tergantung rumah sakit atau klinik yang dikunjungi.

Bagaimana cara dokter THT Mengeluarkan Serangga dari telinga?

Umumnya dokter dapat mengambil serangga dengan menggunakan pinset khusus. Apabila tidak berhasil, dokter dapat melakukan irigasi telinga untuk mengeluarkan serangga tersebut. Jangan menggunakan cotton bud ataupun jari untuk mengambil serangga karena justru dapat mendorong serangga semakin ke dalam ya.