Apakah puasa mutih bisa makan di siang hari?

Ilustrasi tata cara melaksanakan puasa mutih. Foto: Unsplash

Puasa mutih merupakan salah satu puasa yang berkaitan dengan tradisi Jawa kuno atau dikenal dengan tirakatan kejawen. Puasa ini dilaksanakan dengan tujuan tertentu mulai dari jodoh, rezeki, dan hajat.

Puasa mutih berasal dari istilah Jawa, kata mutih sendiri diartikan sebagai memutihkan. Jika dilihat dari segi filosofis, tradisi ini dinilai mampu memutihkan hati, membersihkan jiwa, dan memberi berkah.

Simak penjelasan di bawah ini untuk mengetahui tata cara dan manfaat puasa mutih bagi tubuh.

Ilustrasi memakan nasi putih sesuai dengan tata cara puasa mutih. Fot: Pixabay

Puasa mutih adalah ritual puasa yang dilakukan dengan cara tidak makan dan minum, kecuali hanya makan nasi putih dan air putih seadanya. Puasa ini dikenal di kalangan orang-orang yang memiliki aliran terhadap kejawen dan tradisi tertentu.

Tradisi ini dapat diterapkan dalam waktu seminggu hingga 40 hari. Kendati demikian, sejumlah pakar kesehatan tidak menyarankan puasa selama 40 hari. Sebab, hal tersebut dapat membuat tubuh kekurangan protein dan mengalami penurunan fungsi. Sebaiknya, tradisi ini diterapkan dalam waktu seminggu.

Puasa mutih biasanya dilaksanakan mulai pukul 18.00 hingga pukul 18.00 keesokan harinya. Sementara itu, menurut beberapa sumber disebutkan puasa mutih bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:

  • Puasa mutih dilakukan hanya dengan satu kali makan saat berbuka puasa, kemudian dilanjutkan hingga bangun tidur di hari kedua. Saat itu, diperbolehkan makan dan minum, tetapi tetap yang berwarna putih.

  • Diperbolehkan makan dan minum beberapa kali dalam satu hari sesuai waktu makan. Hanya saja, makanan dan minuman harus yang berwarna putih.

Ilustrasi meminum air sebagai rangkaian puasa mutih. Foto: Pixabay

Meski begitu, Anda yang ingin menggunakan bahasa Arab untuk tradisi ini juga diperbolehkan. Salah satu niat puasa yang bisa diucapkan, yakni: "Saya niat melakukan puasa mutih Iillahi ta’ala".

Adapun bacaan niat puasa mutih dengan menggunakan bahasa Jawa. Bacaannya sebagai berikut:

Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci kerana Allah Ta'ala.

Artinya: "Saya niat puasa Mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta'la."

Ilustrasi sahur menggunakan air putih sesuai tata cara puasa mutih. Foto: Pixabay

Tata cara puasa mutih dalam ajaran Islam memang tidak ada syariatnya, tidak seperti puasa wajib bulan Ramadhan maupun puasa sunnah lainnya. Meringkas dalam buku Puasa Ibadah Kaya Makna karya Budi Handrianto, berikut tata caranya:

Sama seperti melakukan puasa yang disyariatkan, puasa mutih juga dianjurkan untuk makan sahur dengan hanya nasi putih dan air putih.

Membaca niat puasa mutih boleh dilakukan saat sahur. Jika terlupa ketika sahur, boleh membaca niat pada pagi harinya sebelum masuk waktu Dzuhur.

3. Menghindari Amal Buruk

Saat melakukan puasa mutih dilarang untuk berkata yang tidak baik, berbohong, dan amalan buruk lainnya yang bisa merusak nilai puasa.

4. Memperbanyak Amal Ibadah

Selain menghindari hawa nafsu, dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, baik dengan membaca Alquran, berdzikir, maupun selawat.

Doa orang puasa dinilai mustajab. Oleh sebab itu, dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT, agar hajat yang akan dilakukan bisa dikabulkan dan berjalan sesuai yang dikehendaki Allah SWT.

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma Innaka 'afuwwun tuhibbul'afwa fa'fu 'annii

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf suka memberi maaf, maka maafkanlah daku".

6. Menyegerakan Berbuka Puasa

Jika waktu Maghrib tiba, dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa.

Ilustrasi puasa mutih yang bermanfaat bagi jiwa dan raga. Foto: Pixabay

Puasa mutih terkenal di kalangan masyarakat Jawa. Dikutip dari buku Sunan Kalijaga Nee Edition tulis Achmad Chidjim Sunan Kalijaga melakukan puasa mutih selama empat puluh hari, serta bangun di waktu Subuh sambil membaca kidung yang disertai sikap sabar dan rasa syukur merupakan landasan bagi tercapainya kehendak dan timbulnya daya dari Allah SWT.

Puasa mutih ini sebaiknya dilakukan ketika dalam keadaan senggang, yakni justru ketika tidak dalam kesulitan hidup. Artinya, melakukan puasa mutih sama saja dengan memanfaatkan kesempatan sebelum datangnya kesempitan.

Jika dilakukan dengan benar, puasa ini juga dapat mendatangkan sejumlah manfaat untuk tubuh dan jiwa. Berikut adalah manfaatnya:

  • Membersihkan racun dalam tubuh.

  • Mengurangi kadar gula dan garam dalam tubuh.

  • Memberi kekuatan supranatural.

  • Membuka kemampuan indera keenam.

  • Menjamin kesuksesan sebelum hajatan besar.

  • Melindungi diri dari santet atau guna-guna.

Ilustrasi puasa mutih yang dikategorikan sebagai puasa sunnah mutlak. Foto: Pixabay

Hukum Puasa Putih dalam Islam

Dikutip dari Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah, dalam Bahtsul Masail LBM NU Surabaya, menjelaskan bahwa setiap puasa yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum syara’ yang tidak ada tuntunan pelaksanaannya, maka termasuk dalam kategori puasa sunnah mutlak.

وتكفي نية مطلقة النفل المطلق ) كما في نظيره ) من الصلاة ( ولو قبل الروال لابعده) لأنه صلى الله عليه وسلم قال لعائشة يوماهل عندكم من غداء قالت لاقا فإني إذا أ صوم قالت وقال لي يوما آخر أعندكم شيء قلت نعم قال إغذذاأفطروإن كنت فرضت الصوم “

Dalam puasa sunnah mutlak (yang tidak terkait dengan puasa wajib maupun sunnah), cara berniatnya pun cukup dengan niat mutlak (umum), sebagaimana niat pada salat sunnah mutlak.

Rasulullah Saw suatu hari berkata pada Aisyah: “ Apa tidak ada sarapan pagi?” Aisyah menjawab: “Tidak ada.” Nabi Saw berkata: “Kalau begitu saya puasa”. Aisyah menyebutkan suatu hari Nabi bertanya pada saya: “Apa ada sarapan pagi?”, saya menjawab: ”Ada”. Nabi Saw berkata: ”Kalau begitu saya tidak berpuasa, meskipun saya perkirakan berpuasa.” (Asna almatholib V/281).

Dengan demikian, hukum puasa mutih bukan termasuk dalam perkara sunnah ataupun wajib, melainkan puasa mutlak dan diperbolehkan dalam Islam, selama niatnya karena Allah SWT dan bukan karena hal-hal yang dilarang oleh syariat agama.

Apakah puasa mutih boleh makan di siang hari?

Pertanyaan kapan waktu makan dalam menjalankan puasa mutih juga sering mengemuka. Sekadar informasi, mereka yang melakukan puasa ini diperkenankan untuk makan dan minum di siang hari, kapanpun. Namun, catatannya, mereka hanya makanan yang berwarna putih saja, misalnya nasi putih.

Apakah puasa mutih boleh makan kapan saja?

Hanya boleh mengonsumsi air putih dan nasi putih Air putih dan nasi putih dikonsumsi sebelum fajar atau saat makan sahur dan saat matahari sudah tenggelam atau masuk waktu berbuka.

Kapan waktu makan saat puasa mutih?

Puasa mutih dilakukan hanya dengan satu kali makan saat berbuka puasa kemudian dilanjutkan hingga bangun tidur di hari kedua. Saat itu, diperbolehkan makan dan minum namun tetap yang berwarna putih.

Apa saja pantangan puasa mutih?

Pantangan Puasa Mutih 1 hari.
Tidak diperkenankan makan dan minum yang berwarna..
Tidak memakan daging, sayur, buah yang berwarna selain putih..