Bagaimana pengaruh warna dalam kehidupan psikologis?

Sebenarnya, setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda pada setiap warna. Akan tetapi, ada beberapa warna yang bisa memunculkan emosi yang serupa pada banyak orang. Berikut ini adalah beberapa warna beserta maknanya berdasarkan psikologis warna.

1. Merah

Merah identik dengan gairah, keberanian, dan kekuatan. Warna ini juga dianggap sebagai warna yang paling kuat.

Warna merah sering digunakan pada peringatan bencana alam atau kebakaran darurat. Karena pada saat-saat tertentu, warna merah bisa membangkitkan perasaan seperti takut, cemas, atau waspada.

Di sisi lain, merah juga erat kaitannya dengan cinta dan keinginan. Hal ini cukup menjelaskan mengapa orang yang menggunakan pakaian berwarna merah dinilai lebih menarik oleh lawan jenis.

2. Biru

Bisa dibilang, warna biru merupakan salah satu warna favorit banyak orang. Biru adalah warna langit dan lautan.

Menurut psikologis warna, biru dapat melambangkan kesetiaan dan kejujuran. Maka dari itu, biru dapat menjadi pilihan warna yang aman untuk meningkatkan kepercayaan seseorang terhadap Anda, meyakinkan bahwa Anda dapat diandalkan, profesional, tenang, dan terkendali.

Biru juga memberi efek yang menenangkan untuk tubuh. Melihat warna ini bisa membantu memperlambat detak jantung dan penurunan aliran darah.

3. Kuning

Berbeda dengan warna biru, warna kuning tidak terlalu menjadi favorit karena warnanya yang cerah dan intens. Bila digunakan secara berlebihan, warna kuning bisa membuat mata menjadi lelah.

Meski demikian, warna kuning bisa menarik perhatian dan terkesan ceria. Banyak iklan yang menggunakan warna ini untuk membangkitkan rasa bahagia.

Warna kuning juga dapat menjadi elemen yang baik pada interior dapur. Sebab, warna-warna hangat seperti kuning dipercaya bisa merangsang nafsu makan.

4. Hijau

Hijau melambangkan harmoni dan keseimbangan. Karena warnanya identik dengan alam, melihat warna hijau dapat menimbulkan efek yang menenangkan. Terbukti bahwa menghabiskan waktu di luar ruangan yang penuh dengan lingkungan hijau dapat membantu menghilangkan stres.

Serupa dengan warna abu-abu, warna hijau menargetkan hipotalamus anterior, bagian otak yang berkomunikasi dengan saraf parasimpatis untuk memicu efek anestesi yang membuat Anda mengantuk.

Bisakah psikologi warna terus diterapkan pada kehidupan sehari-hari?

Ketertarikan pada psikologi warna semakin meningkat, terutama menyangkut pengaruhnya terhadap perilaku di dunia nyata.

Psikologi warna juga kerap digunakan oleh produsen untuk menghasilkan dan memasarkan produknya, atau digunakan oleh desainer saat sedang menata interior suatu tempat.

Meski demikian, Anda sebaiknya tidak sepenuhnya bergantung pada teori warna ini. Karena lagi-lagi, setiap orang memiliki interpretasi akan warna yang berbeda-beda. Persepsi Anda tentang suatu warna, belum tentu sama dengan persepsi orang lain.

Beberapa ahli bahkan menyatakan bahwa warna belum tentu memberi dampak yang signifikan pada emosi manusia. Dampak yang muncul seringkali hanya bersifat sementara.

Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk benar-benar membuktikan apakah warna tertentu bisa menghasilkan efek terapeutik pada beberapa kondisi.

Pasalnya, tanpa disadari, kehadiran warna dan ragam makna yang ia berikan sangatlah penting bagi sebuah brand.

Sebagai contoh, menurut Help Scout, keberadaan warna bisa memengaruhi keputusan pembeli saat mengunjungi situs web milik brand

Selain itu, makna yang diberikan juga secara tak langsung bisa memengaruhi perkembangan bisnis perusahaan di masa mendatang.

Nah, melihat pentingnya psikologi warna bagi bisnis, kali ini Glints akan paparkan serba-serbinya untukmu.

Yuk, simak pemaparan lengkapnya dalam rangkuman singkat Glints di bawah ini!

Baca Juga: Ciptakan Karya Realistis dan Menarik dengan Teknik Desain 3D

Apa Itu Psikologi Warna?

Bagaimana pengaruh warna dalam kehidupan psikologis?

© Freepik.com

Melansir Ignyte Brands, psikologi warna (color psychology) adalah cabang ilmu yang mempelajari warna sebagai faktor yang bisa memengaruhi perilaku manusia.

Studi ini sejatinya mempelajari bagaimana pengaruh warna terhadap emosi serta tingkah laku masyarakat.

Mereka yang mempelajari ilmu ini percaya bahwa semua warna pada dasarnya memiliki pengaruh tersendiri terhadap psikis seorang manusia.

Hal ini berlaku karena setiap warna mampu memancarkan gelombang energi tertentu dan berbeda antara satu sama lain.

Selain itu, dipercaya juga bahwa setiap warna memiliki potensi dan kekuatannya masing-masing untuk memengaruhi psikis manusia.

Nah, melihat fakta-fakta tersebut, cabang studi ini akhirnya diadopsi oleh banyak bidang, salah satunya adalah desain dan branding.

Hal yang kini dikenal dengan brand color psychology menyediakan kerangka kerja untuk memahami proses manusia berinteraksi dengan brand melewati warna.

Istilah ini pun secara tak langsung menjadi alat yang ampuh dalam dunia desain, khusus untuk keperluan rebranding.

Mengapa Psikologi Warna Penting untuk Branding?

Bagaimana pengaruh warna dalam kehidupan psikologis?

© Freepik.com

Seperti yang sudah Glints jelaskan, psikologi warna kini telah dimanfaatkan oleh banyak bidang, tak terkecuali desain dan branding.

Hal ini berlaku karena cabang ilmu tersebut dinilai efektif agar membuat brand mudah untuk dikenal audiens.

Selain itu, color psychology juga memiliki dampak yang cukup besar bagi perkembangan bisnis perusahaan.

Namun, selain kedua hal tersebut, apa yang membuat cabang studi ini penting bagi keperluan branding?

Menurut Oberlo, pemahaman akan psikologi warna akan memberikan marketer satu alat jitu guna mencapai tujuan branding. Tujuan itu adalah membentuk persepsi yang mendorong perilaku konsumen.

Meskipun efek warna terhadap emosi manusia berbeda-beda, ada beberapa pedoman umum yang telah dibuktikan oleh color psychology yang tak terhitung jumlahnya.

Sebagai contoh, warna merah pada dasarnya dapat menimbulkan rasa romantis dan bahaya.

Sementara itu, warna biru dapat memicu rasa ketenangan dan kesedihan bagi manusia.

Nah, bagaimana dengan dampak yang bisa diberikan oleh warna hijau atau ungu?

Hal-hal ini tentu penting bagi persepsi yang dibentuk brand, dan ia hanya bisa didapatkan bila marketer memahami psikologi warna.

Jenis dan Arti Warna dalam Psikologi

Bagaimana pengaruh warna dalam kehidupan psikologis?

© Unsplash.com

Sejatinya, setiap warna memiliki arti emosional dan pengaruh yang berbeda-beda bagi manusia.

Hal ini sudah diteliti dan dipercaya menjadi bagian yang penting dalam ilmu psikologi warna.

Berdasarkan hal tersebut, masing-masing warna bisa memberikan kesan yang berbeda bagi brand.

Bagi brand yang sudah mapan, warna bahkan dapat dikaitkan secara intrinsik dengan brand identity.

Nah, berikut ini jenis dan makna masing-masing warna menurut ilmu color psychology.

1. Merah

Menurut Canva, warna merah dalam psikologi warna melambangkan keberanian, kekuatan, dan kegembiraan.

Warna ini juga mampu mendorong gairah dan energi bagi manusia untuk melakukan suatu tindakan.

Warna merah sendiri bisa mengartikan kehidupan. Pasalnya, warna tersebut identik dengan darah manusia.

Baca Juga: Prediksi 9 Tren Logo Tahun 2022, Desainer Wajib Tahu

2. Biru

Dalam dunia bisnis dan branding, warna biru kerap dikaitkan dengan profesionalisme dan kepercayaan.

Warna ini juga melambangkan keharmonisan, ketenangan, serta kedamaian bagi kondisi psikis manusia.

Meskipun demikian, warna biru cerah bisa menimbulkan perasaan sedih atau kesunyian.

3. Kuning

Menurut Smashing Magazine, warna kuning memiliki arti yang cukup bahagia.

Pasalnya, ia menimbulkan kesan kehangatan, optimisme, semangat, ceria, dan rasa antusias. 

Warna kuning sendiri biasanya digunakan oleh orang yang sering memperoleh perhatian dan tampil di muka publik.

Warna ini juga mampu merangsang aktivitas otak dan mental serta memiliki aura yang sangat membantu dalam penalaran secara analitis.

4. Hijau

Dalam dunia psikologi warna, hijau sering digunakan untuk membantu seseorang agar memiliki kemampuan menyeimbangkan emosi dan berkomunikasi.

Warna hijau sendiri mampu memberikan efek relaksasi dan ketenangan bagi manusia layaknya warna biru.

Hal ini berlaku karena hijau adalah warna yang identik dengan kehidupan manusia di bumi.

Warna hijau juga dapat menunjukkan aura seseorang yang memiliki kepribadian plegmatis, atau memiliki keseimbangan dalam segi mental.

5. Oranye

Warna oranye adalah perpaduan antara warna merah dan kuning.

Dalam psikologi warna, ia mampu memberikankesan kehangatan, harapan, petualangan, optimisme, dan kepercayaan diri.

Selain itu, warna oranye juga sering dikaitkan dengan ketenangan dalam suatu hubungan.

6. Hitam

Menurut Oberlo, psikologi dalam warna hitam kerap dikaitkan dengan keanggunan dan misteri.

Makna dari warna ini juga dapat membangkitkan emosi seperti rasa kesedihan dan amarah.

Meskipun demikian, brand atau orang yang gemar menggunakan warna hitam sering dianggap berani, dominan, dan kuat.

7. Putih

Cukup bertolak belakang dengan warna hitam, psikologi warna putih menunjukkan rasa damai dan kesucian.

Warna ini juga bisa memberikan kesan sehat atau steril. Warna putih juga sering digunakan untuk melambangkan sesuatu yang bersifat netral.

Namun, arti dari warna putih juga memiliki sisi negatif, di mana ia melambangkan kemandulan di beberapa negara tertentu.

8. Cokelat

Dikarenakan warna cokelat identik dengan tanah dan bumi, psikologi warna ini sering disandingkan dengan rasa aman dan kokoh.

Warna cokelat juga memberikan kesan dapat diandalkan serta melambangkan pondasi dan kekuatan hidup.

Penggunaan warna cokelat sendiri akan membentuk kesan yang canggih dan mahal pada brand karena ia memiliki kedekatan dengan warna emas.

9. Ungu

Dalam psikologi warna, warna ungu dapat memberikan kesan keanggunan dan kebijaksanaan. 

Warna ungu sendiri sering dimanfaatkan untuk melambangkan kemewahan.

Tak hanya itu, warna ungu juga mampu memberikan gambaran akan sifat kesenangan dan kebahagiaan dalam hidup.

10. Pink

Terakhir, menurut ilmu psikologi warna, warna pink merupakan representasi dari prinsip feminisme.

Warna ini juga menunjukkan sifat kelemahlembutan, peduli, dan romantis.

Cara Memilih Warna Brand sesuai Psikologi Warna

Bagaimana pengaruh warna dalam kehidupan psikologis?

© Freepik.com

Seperti yang sudah Glints paparkan, psikologi warna memiliki peran penting bagi kemajuan bisnis di era modern.

Mengapa demikian? Sebab, warna yang digunakan dalam desain akan membentuk customer perception terhadap brand.

Tak hanya itu, pilihan warna juga secara tak langsung menjadi identitas brand dan membuatnya lebih mudah untuk diingat.

Meskipun demikian, bagaimana, sih, cara memilih warna untuk keperluan brand bila melihat ilmu psikologi warna?

Agar tak bingung, berikut Glints paparkan cara-caranya untukmu, dikutip dari Help Scout.

  • Tentukan fokus dan tujuan brand terlebih dahulu.
  • Manfaatkan warna yang sering digunakan oleh brand dengan niche yang serupa.
  • Jangan ragu untuk manfaatkan warna yang sifatnya netral, seperti putih, krem, dan cokelat.
  • Kurangi penggunaan warna secara berlebihan. 
  • Pelajari dampak emosional dari masing-masing warna agar bisa disesuaikan dengan identitas dan tujuan brand.
  • Pelajari secara rutin tren warna dalam dunia desain dan branding.

Baca Juga: Supaya Menonjol dan Nyaman Dilihat, Mainkan Desainmu dengan Color Contrast

Itulah penjelasan singkat Glints mengenai psikologi warna, mulai dari definisi hingga cara memilih warna untuk brand.

Intinya, psikologi warna atau color psychology, adalah cabang studi yang mempelajari warna sebagai faktor yang bisa memengaruhi emosi manusia.

Ilmu tersebut sudah diterapkan dalam banyak bidang, termasuk desain dan branding.

Hal ini berlaku karena color psychology bisa memberikan dampak yang positif bagi perkembangan bisnis perusahaan.

Maka dari itu, jika ingin terjun ke dunia desain atau pemasaran, jangan lupa untuk pelajari cabang ilmu satu ini secara saksama, ya.

Nah, selain pemaparan di atas, kamu bisa dapatkan ragam informasi dengan topik serupa pada kanal Graphic Design Glints Blog.

Di sana, tersedia banyak artikel seputar istilah dan tips belajar desain grafis yang sudah Glints ringkas buat kamu.

Bagaimana Pengaruh warna dalam Kehidupan Menurut psikologi?

Dalam psikologi warna, panjang gelombang dari cahaya yang ditangkap oleh retina berubah menjadi impuls listrik, lalu menuju ke otak. Hal inilah yang membuat warna diyakini dapat memengaruhi suasana hati, perasaan, emosi, bahkan perilaku manusia.

Apakah warna mempengaruhi psikologi manusia?

Dari banyak penelitian, terdapat fakta baru bahwa warna dapat mempengaruhi psikologi, suasana hati, emosi, dan kesehatan. Ilmu komunikasi visual menggunakan warna untuk terapi warna atau yang disebut colourology (menggunakan warna untuk meyembuhkan).

Apa arti warna dalam psikologi?

Apa Itu Psikologi Warna? Melansir Ignyte Brands, psikologi warna (color psychology) adalah cabang ilmu yang mempelajari warna sebagai faktor yang bisa memengaruhi perilaku manusia. Studi ini sejatinya mempelajari bagaimana pengaruh warna terhadap emosi serta tingkah laku masyarakat.

Apakah ada psikologi warna?

Psikologi warna adalah studi tentang bagaimana warna dapat memengaruhi persepsi dan perilaku. Dalam branding dan marketing, psikologi warna difokuskan pada bagaimana warna mempengaruhi kesan konsumen terhadap suatu merek dan apakah warna tersebut dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian.