Apakah mandi besar harus keramas

Keramas itu umumnya dipahami sebagai mencuci rambut dengan shampo. Bila demikian pengertiannya, maka mandi junub itu tidak identik dengan keramas.

Karena yang penting dalam mandi junub adalah menyampaikan air ke seluruh tubuh, atau dengan kata lain, membasahi seluruh bagian tubuh kita dengan air. Dan tidak harus dengan sabun atau shampoo. Walaupun juga bukan merupakan larangan.

Barangkali istilah orang-orang tua kita di masa lalu terbiasa menyebut mandi dengan membasahi kepala dengan sebutan 'keramas'. Sehingga pada masa berikutnya istilah itu mengalami pergeseran makna menjadi cuci rambut dengan menggunakan cairan pembersih (shampoo). Pergeseran makna seperti inilah yang barangkali melahirkan sedikit kerancuan, sehingga perlu diluruskan kembali.

Pendeknya, yang dinamakan mandi janabah hanyalah niat dan meratakan air ke seluruh tubuh. Hanya air dan tidak perlu dengan shampo atau cairan pembersih apapun.

Apakah mandi besar harus keramas

Adapun urutan-urutan tata cara mandi junub, adalah sebagai berikut:

Mencuci kedua tangan dengan tanah atau sabun lalu mencucinya sebelum dimasukan ke wajan tempat air

Menumpahkan air dari tangan kanan ke tangan kiri

Mencuci kemaluan dan dubur.

Najis-nsjis dibersihkan

Berwudhu sebagaimana untuk sholat dan menurut jumhur disunnahkan untuk mengakhirkan mencuci kedua kaki

Memasukan jari-jari tangan yang basah dengan air ke sela-sela rambut, sampai ia yakin bahwa kulit kepalanya telah menjadi basah

Menyiram kepala dengan 3 kali siraman

Membersihkan seluruh anggota badan

Mencuci kaki

Apakah mandi besar harus keramas

Keterangan seperti ini didasarkan pada sejumlah petunjuk hadits nabi SAW. Salah satu di antaranya adalah yang diriwayatkan oleh Aisyah ra.

Aisyah ra. berkata: Ketika mandi janabah, Nabi SAW memulainya dengan mencuci kedua tangannya, kemudian ia menumpahkan air dari tangan kanannya ke tangan kiri lalu ia mencuci kemaluannya kemudia berwudku seperti wudhu` orang shalat. Kemudian beliau mengambil air lalu memasukan jari-jari tangannya ke sela-sela rambutnya, dan apabila ia yakin semua kulit kepalanya telah basah beliau menyirami kepalnya 3 kali, kemudia beliau membersihkan seluruh tubhnya dengan air kemudia diakhir beliau mencuci kakinya. (HR Bukhari/248 dan Muslim/316)

Wallahu a'lam bish-shawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc.

  1. Beranda
  2. Semua Grup
  3. Life
  4. Relationship
  5. Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas?

Apakah mandi besar harus keramas

Mandi wajib atau mandi junub merupakan mandi besar untuk membersihkan diri dari hadas atau najis yang disebabkan usai berhubungan intim, haid atau nifas, atau dengan kata lain mengeluarkan cairan kotor dari dalam tubuh. Seseorang tidak diperkenankan beribadah apabila belom suci dari hadas atau najis yang mana artinya hukumnya wajib. Namun, beberapa orang bertanya Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas?

Berikut ulasan mengenai Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas? Selengkapnya di bawah ini!

1. Hadis Mandi Wajib

Dari Umar bin Khaththab, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat.”

Hadis

عن عائشة رضي الله عنها قالت : كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا اغتسل من الجنابة غسل يديه ، ثم توضأ وضوءه للصلاة ، ثم اغتسل ، ثم يخلل بيده شعره حتى إذا ظن أنه قد أروى بشرته أفاض عليه الماء ثلاث مرات ، ثم غسل سائر جسده

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha; dia berkata, “Bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dari janabah maka beliau mulai dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudhu sebagaimana wudhunya untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya kedalam air kemudian menyela dasar-dasar rambutnya, sampai beliau menyangka air sampai ke dasar rambutnya kemudian menyiram kepalanya dengan kedua tangannya sebanyak tiga kali kemudian beliau menyiram seluruh tubuhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Arti dari hadis ini sebagai berikut

  1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perna mandi junub seperti yang dikatakan dalam hadist. Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa mandi junub setelah berhubungan dengan istrinya.
  2. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berwudhu sebelum mandi junub. Wudhu umumnya seperti orang akan shalat.
  3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menggunakan dua tangan untuk menggosok bagian rambutnya ketika mandi, bukan hanya dengan satu tangan.
  4. Setelahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membasahi seluruh bagian tubuh yang belum terkena air hingga basahlah seluruh tubuhnya.

Lantas, apakah boleh mandi wajib atau mandi junub tanpa keramas? Keramas atau istilah lain dari mencuci rambut dengan sampo tidak bisa disamakan artinya dengan mandi wajib atau mandi junub. Dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah oleh Buya Yahya menyatakan bahwa sampo tidak ada hubungannya dengan mandi wajib atau mandi junub. Selain itu, ditambahkan juga bahwa cukup dengan mengguyurkan tubuh dengan air saja sudah sah dianggap mandi wajib atau mandi junub.

Hal itu diperkuat dengan hadis Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa mandi wajib atau mandi junub hanya perlu menyirami rambut atau bagian kepala dengan air sebanyak tiga kali.

Jika seorang perempuan mandi setelah melakukan hubungan seksual, maka tidak perlu baginya untuk melepaskan rambutnya. Cukup dia menuangkan air ke atas kepalanya tiga kali. Tapi, kalau dia mandi setelah selesai haid, maka dia harus melepas rambutnya,” (HR Muslim)

2. Niat Mandi Wajib

  • Secara umum bagi laki-laki atau perempuan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Nawaitul gusla lirof'il hadatsil akbari minal jinabati fardlon lillahi ta'ala

Artinya:

“Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari nifas, fardhu karena Allah Ta'ala”

  • Bagi wanita setelah haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ الْحَيْضِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsil haidil lillahi Ta'aala.

Artinya:

"Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari haid karena Allah Ta'ala."

  • Bagi wanita setelah nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ حَدَثِ النِّفَاسِ ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul ghusla liraf'i hadatsin nifaasi lillahi Ta'aala.

Artinya:

"Aku niat mandi wajib untuk mensucikan hadas besar dari nifas karena Allah Ta'ala."

3. Tata Cara Mandi Wajib

  1. Baca niat terlebih dahulu
  2. Membersihkan telapak tangan sebanyak 3 kali, kemudian lanjutkan dengan membersihkan kemaluan dan dubur.
  3. Selanjutnya bersihkan kemaluan beserta kotoran yang masih tersisa atau menempel di sekitar dengan tangan kiri.
  4. Setelah dibersihkan, cuci tangan dengan menggosokan pada sabun atau tanah.
  5. Ambil air wudhu dengan sempurna.
  6. Bilas seluruh tubuh dengan mengguyur dengan air dari sisi kanan. Pastikan seluruh sisi bersih.

Nah, itulah ulasan mengenai Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Keramas? Gimana, Ma? Semakin bertambah kan ilmu pengetahuannya? Semoga membantu!

Komentar

Apakah boleh mandi besar tanpa keramas?

Berpijak dari redaksi hadits di atas, maka keramas tanpa memakai shampoo maupun mandi tanpa menggunakan sabun itu tetap sah. Sebab poin terpenting dalam mandi besar adalah; niat dan meratakan air dari ujung rambut hingga ujung kaki, baik area yang memiliki lipatan, pangkal rambut maupun tubuh yang tampak dari luar.

Mandi wajib apakah harus membasahi rambut?

Rukun mandi wajib Mengguyur air keseluruh badan; Mengguyur kepala tiga kali, kemudian guyur bagian tubuh yang lain.

Apa saja syarat sah mandi wajib?

Sunnah Mandi Wajib Haid.
Membaca basmalah..
Membasuh kedua tangan sebelum membasuh seluruh anggota badan..
Berwudhu sebelum memulai mandi wajib..
Meratakan basuhan ke seluruh anggota badan..
Dilakukan secara terus-menerus..
Mendahulukan bagian tubuh yang kanan dari yang kiri..

Apakah mandi wajib harus menggunakan sabun dan sampo?

Mungkin ada yang belum paham bahwa mandi junub langsung menggunakan sampo. Pemakaian sampo dan sabun sah-sah saja, namun cara pemakaiannya harus sesuai aturan. Demikian diungkapkan oleh Buya Yahya dalam video di kanal YouTube Al-Bahjah TV yang diunggah pada 24 Oktober 2019 lalu.