Apakah boleh shalat di atas karpet

Apakah boleh shalat di atas karpet

Sebagian kaum Muslimin mempermasalahkan sujud seseorang dalam shalat yang tidak langsung ke lantai melainkan di atas suatu alas lantai seperti karpet, sajadah, atau semisalnya. Berikut ini penjelasan Asy Syaikh Al โ€˜Allamah Abdurrahman bin Nashir As Saโ€™di.

Soal:

Apa hukum sujud di atas suatu penghalang yang menghalangi lantai?

Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Saโ€™di menjawab:

Sujud di atas suatu penghalang yang menghalangi dari lantai ada tiga keadaan: ada yang terlarang, ada yang boleh dan ada yang makruh.

Yang terlarang adalah jika salah satu bagian tubuh anggota sujudnya berada di atas anggota sujud yang lain. Misalnya seperti meletakkan kedua tangannya atau salah satunya di atas pahanya, atau sujud dalam keadaan jidatnya berada di atas kedua tangannya, atau meletakkan salah satu kakinya di atas kaki yang lain. Ini semua tidak dibolehkan dan membatalkan shalatnya, karena sujud di atas tujuh anggota sujud itu adalah rukun shalat. Dan dalam keadaan tesebut ia meninggalkan sebagian anggota sujudnya sehingga ia dihukumi telah bersujud dengan anggota sujud yang tidak sempurna.

Adapun penghalang yang makruh adalah jika sujud di atas bagian pakaian yang muttashil (bersambung) dengan orang yang shalat tersebut, atau di atas imamah yang ia pakai tanpa udzur.

Adapun yang dibolehkan adalah jika penghalang tersebut ghayru muttashil (tidak bersambung) dengan orang yang shalat. Maka termasuk yang dibolehkan dalam shalat adalah semua jenis alas-alas lantai yang mubah.

(Sumber: Irsyad Ulil Bashair wal Albab li Nailil Fiqhi, hal. 49, Maktabah Mishr).

***

Penyusun: Yulian Purnama

Artikel Muslim.or.id

๐Ÿ” Derajat Hadits, Hadits Tentang Qunut Subuh, Abdul Wahhab Bin Rustum, Nasyid Islami Tanpa Musik, Manfaat Sholat Qobliyah Subuh

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, S1 Ilmu Komputer UGM, kontributor web Muslim.or.id dan Muslimah.or.id

Apakah boleh shalat di atas karpet
Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah? Begini Penjelasan Ahli Hadits Dr Zainuddin MZ Lc MA penulis

Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah? Begini Penjelasan Ahli Hadits Dr Zainuddin MZ Lc MA, Direktur Markaz Turats Nabawi (Pusat Studi Hadits).

Pengantar

ุงู†ูŽู‘ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู„ู„ู‡ู ู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู’ู†ูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูุฑููˆู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุง ูˆูŽ ุณูŽูŠูู‘ุขุชู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏูู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ููŽู„ุงูŽ ู…ูุถูู„ูŽู‘ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽ ู…ูŽู†ู’ ูŠูุถู’ู„ูู„ู’ ููŽู„ุงูŽ ู‡ูŽุงุฏูู‰ูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽ ู†ูุตูŽู„ูู‘ู‰ ูˆูŽ ู†ูุณูŽู„ูู‘ู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ูˆูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽ ุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ

Selesai mengisi pengajian rutin di Masjid Al-Kautsar kawasan Tanjung Sadari Perak, saya didatangi dua orang utusan dari seorang tokoh salafi yang memberi hadiah sebuah buku kecil bertajuk Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah.

Pada mukadimahnya, penulisnya memaparkan bahwa dewasa ini banyak orang yang tidak mengerti tuntunan dalam membangun masjid. Ia juga menyoroti kekeliruan renovasi Masjid an-Nabawi yang berlantaikan marmer dan bertingkat, sehingga jamaah sujud bukan di bumi tetapi di atas keramik bahkan pada cor-coran lantai.

Kemudian dengan bangganya ia membangun masjid seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, tanpa keramik, tanpa sajadah, melainkan anggota sujud dapat nempel langsung pada bumi.

Desain Masjid an-Nabawi pada awal pembangunannya dasarnya adalah tanah biasa yang berpasir sehingga Ali bin Abi Thalib yang sering tidur di masjid tanpa alas membuat jasadnya banyak tertempel pasir, maka ia dijuluki Rasulullah saw dengan Abu Turab (bapaknya pasir).

Dengan kondisi yang sedemikian rupa, maka orang yang melaksanakan shalat dapat mengenakan alas kaki, apakah berupa sandal atau sepatu stewel atau lainnya. Berbeda jika telah dihampari kain hambal, atau sajadah, apakah mungkin seorang mengamalkan shalat dengan mengenakan alas kaki?

Orang yang sedang shalat di masjid pun diperbolehkan meludah, bukan ke arah depan dan bukan pula ke sisi kanan, melain-kan ke sisi kaki kirinya, walaupun perilaku seperti itu dinilai sebuah kesalahan, namun kafaratnya hanya menguburkannya ke bumi dengan kakinya, maka bebaslah ia dari kesalahan tersebut.

Empat puluh kader Rasulullah saw tidak mungkin tidurnya tertampung di Sufah. Memang sebagian kader Nabi saw. merupakan santri kalong, sehingga saat tidur malam mereka pulang dan istirahat bersama keluarganya. Namun kebanyakannya, di samping dua sahabat Abu Hurairah dan Anas yang ditempatkan di bilik belakang rumah Rasulullah saw., mereka beristirahat di Sufah, dan itupun tidak mencukupi sehingga sebagaian mereka tidurnya di masjid.

Kenyataan dewasa ini, lantaran masjid sudah dihampari hambal atau sajadah atau lainnya, maka tidak mungkin lagi ditempati untuk tidur, bahkan ditemukan adanya larangan keras untuk tidur di masjid, seperti ini jelas menyalahi syariat Islam.

Sikap Sujud

Dalam hadits shahih diterangkan bahwa untuk sujud memang ada tujuh anggota badan yang harus diletakkan pada bumi dengan mantap. Apalagi wajah dan hidung, keduanya harus diletakkan dengan mantap pada bumi. Di antara haditsnya adalah sebagai berikut:

Hadits Ibnu Abbas ra

ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ: (ุฃูู…ูุฑู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ู†ูŽุณู’ุฌูุฏูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุนู’ุธูู…ู) (ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽุดูŽุงุฑูŽ ุจููŠูŽุฏูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ููู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽุงู„ุฑูู‘ูƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽุฃูŽุทู’ุฑูŽุงูู ุงู„ู’ู‚ูŽุฏูŽู…ูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽู„ูŽุง ู†ูŽูƒู’ููุชูŽ) (ุซูŽูˆู’ุจู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุดูŽุนูŽุฑู‹ุง)

Dinarasikan Ibnu Abbas ra., Rasulullah saw. bersabda: (Kami diperintah sujud pada tujuh anggota badan) (Yaitu wajah โ€“dan beliau mengisyaratkan hidungnya-, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan ujung-ujung telapak kaki. Kami dilarang mendekap) (pakian atau rambut). Hr. Bukhari: 777, 779; Muslim: 490; Tirmidzi: 273; Nasai: 1093, 1097; Ibnu Majah: 884; Ahmad: 2658

Hadits Ibnu Abbas ra

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ: (ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูŽู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู) (ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ: ุฅูุฐูŽุง ุชูŽูˆูŽุถูŽู‘ุฃุชูŽ ููŽุฎูŽู„ูู‘ู„ู’ ุฃูŽุตูŽุงุจูุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ูƒูŽ) ูˆูŽูููŠ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู: (ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ุงู„ู’ู…ูŽุงุกูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุตูŽุงุจูุนู ูŠูŽุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ูƒูŽ) (ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽูƒูŽุนู’ุชูŽ ููŽุถูŽุนู’ ูƒูŽููŽู‘ูŠู’ูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑููƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ูƒูŽ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุทู’ู…ูŽุฆูู†ูŽู‘, ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏู’ุชูŽ ููŽุฃูŽู…ู’ูƒูู†ู’ ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุชูŽูƒูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู, ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุฌูุฏูŽ ุญูŽุฌู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู)

Ibnu Abbas ra. berkata: (Seorang bertanya Nabi dalam masalah shalat) (Lalu Nabi saw. bersabda: Jika anda wudhu, selah selahilah antar jari-jari tangan dan kakimu). Dalam riwayat lain: (Jadikan air pada jemari tangan dan kakimu) (Jika anda rukuโ€™, maka letakkan kedua telapak tanganmu pada lutut hingga tumakninah, dan jika anda sujud, maka letak-kan dahimu pada bumi dengan mantap, sehingga anda merasakan kadar bumi). Hr. Hakim: 648; Tirmidzi: 39; Ibnu Majah: 447; Ahmad: 2604.

Hadits Abbas bin Abdul Muthalib ra

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูุทูŽู‘ู„ูุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ: ุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุทู’ุฑูŽุงูู ูˆูŽูููŠ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู: (ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุขุฑูŽุงุจู) ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู, ูˆูŽูƒูŽููŽู‘ุงู‡ู, ูˆูŽุฑููƒู’ุจูŽุชูŽุงู‡ู, ูˆูŽู‚ูŽุฏูŽู…ูŽุงู‡ู

Dinarasikan Abbas bin Abdul Muthalib ra., Rasulullah saw. bersabda: Jika seorang sujud, maka sujudlah bersamanya tujuh ujung (anggota) tubuhnya. Yaitu wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kakinya). Hr. Muslim: 491; Abu Dawud: 891; Tirmidzi: 272; Nasai: 1099 dan Ibnu Majah: 885.

Atsar Ibnu Umar ra

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู ุชูŽุณู’ุฌูุฏูŽุงู†ู ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ู’ูˆูŽุฌู’ู‡ู, ููŽุฅูุฐูŽุง ูˆูŽุถูŽุนูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุถูŽุนู’ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู, ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽููŽุนูŽู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุฑู’ููŽุนู’ู‡ูู…ูŽุง

Ibnu Umar ra. berkata: Sesungghnya kedua telapak tangan harus sujud sebagai-mana wajah. Maka jika seorang kalian meletakkan wajahnya, hendaklah ia juga letakkan kedua telapak tangannya. Jika mengangkatnya, maka angkatlah pula kedua telapak tangannya. Hr. Abu Dawud: 892; Nasai: 1092; Ahmad: 4501.

Menurut salafi, dalam pencarian hadits tidak pernah ditemukan adanya contoh dari Rasulullah saw. atau petunjuk beliau seseorang sujud di atas sajadah. Padahal hukum asal beribadah adalah haram, kecuali jika ada perintah.

Shalat di Atas Hamparan

Memang tidak ditemukan redaksi sajadah atau hambal dalam literatur hadits, karena kedua nama itu serapan dari perkembangan teknologi. Namun ditemukan beberapa hadits yang menggambarkan sujud pada beberapa hamparan, seperti tikar, lantai, sajadah kecil, kain, sorban dan sebaginya.

Yang dipersyaratkan adalah sucinya tempat shalat, bahkan diperbolehkan shalat di tempat kandang kambing, walaupun tidak diperkenankan melakukan shalat di tempat kandang unta. Karena semua bumi Allah layak dijadikan tempat shalat dan dijadikan alat kesucian, kecuali tempat-tempat yang telah dikhususkan oleh Rasulullah saw. Berikut ini hadits haditsnya:

Hadits Anas ra

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: (ุฏูŽุนูŽุชู’ ุฌูŽุฏูŽู‘ุชููŠ ู…ูู„ูŽูŠู’ูƒูŽุฉู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู„ูุทูŽุนูŽุงู…ู ุตูŽู†ูŽุนูŽุชู’ู‡ู ู„ูŽู‡ูุŒ ููŽุฃูŽูƒูŽู„ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ู‚ููˆู…ููˆุง) (ููŽู„ุฃูุตูŽู„ูู‘ ุจููƒูู…ู’) (ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู†ูŽุณูŒ: ููŽู‚ูู…ู’ุชู ุฅูู„ูŽู‰ ุญูŽุตููŠุฑู ู„ูŽู†ูŽุง ู‚ูŽุฏู ุงุณู’ูˆูŽุฏูŽู‘ ู…ูู†ู’ ุทููˆู„ู) (ู…ูŽุง ู„ูŽุจูุซูŽ ููŽู†ูŽุถูŽุญู’ุชูู‡ู ุจูู…ูŽุงุกู) (ููŽู‚ูŽุงู…ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ, ูˆูŽุตูŽููŽูู’ุชู ุฃูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุชููŠู…ู ูˆูŽุฑูŽุงุกูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุฌููˆุฒู ู…ูู†ู’ ูˆูŽุฑูŽุงุฆูู†ูŽุงุŒ ููŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ู„ูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุซูู…ูŽู‘ ุงู†ู’ุตูŽุฑูŽููŽ)

Anas bin Malik ra. berkata: (Nenekku Mulaikah mengundang Nabi saw dalam suatu jamuan makan bagi beliau. Lalu Nabi saw. datang menikmatinya lalu bersabda: Berdirilah) (aku akan shalat bersama kalian) (Anas berkata: Akupun shalat di atas tikar kami yang sudah menghitam karena usangnya) (lalu aku menyiramnya) (Lalu Rasulullah saw. berdiri mengimami kami sedangkan kami bersama anak yatim di belakangnya, sementara nenekku berada di shaf belakang kami. Lalu Nabi saw. shalat dua rakaat lalu pergi). HR Bukhari: 373, 822; Muslim: 658; Abu Dawud: 612; Tirmidzi: 234; Nasai: 801; Ahmad: 12362.

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุตูŽู†ูŽุนูŽ ุจูŽุนู’ุถู ุนูู…ููˆู…ูŽุชููŠ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุทูŽุนูŽุงู…ู‹ุงุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ: ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูุญูุจูู‘ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฃูƒูู„ูŽ ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชููŠ ูˆูŽุชูุตูŽู„ูู‘ูŠูŽ ูููŠู‡ูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ููŽุฃูŽุชูŽุงู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูˆูŽูููŠ ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุชู ููŽุญู’ู„ูŒ ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ู’ููุญููˆู„ู ููŽุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุจูู†ูŽุงุญููŠูŽุฉู ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽูƒูู†ูุณูŽ ูˆูŽุฑูุดูŽู‘ุŒ ููŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ูˆูŽุตูŽู„ูŽู‘ูŠู’ู†ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ู

Hadits Anas ra

Anas bin Malik ra. berkata: Sebagian nenekku membuatkan hidangan makan untuk Rasulullah saw Lalu ia berkAta kepada Nabi: Sesungguhnya aku suka jika tuan makan di rumahku dan shalat padanya. Lalu Nabi saw mendatanginya di rumah yang bertikar lusuh. Lalu Nabi saw. menyuruh agar salah satu sudut tikarnya itu dibersihkan, lalu beliau dan kami shalat berjamaah di tempat itu. HR Ibnu Hibban: 5295; Ibnu Majah: 756; Ahmad: 12325; Ibnu Abi Syaibah: 4025.

Hadits Anas ra

ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูŽุฒููˆุฑู ุฃูู…ูŽู‘ ุณูู„ูŽูŠู’ู…ูุŒ ููŽุชูุฏู’ุฑููƒูู‡ู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงู†ู‹ุงุŒ ููŽูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุจูุณูŽุงุทู ู„ูŽู†ูŽุงุŒ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุญูŽุตููŠุฑูŒ ู†ูŽู†ู’ุถูŽุญูู‡ู ุจูุงู„ู’ู…ูŽุงุกู

Anas bin Malik ra berkata: Rasulullah saw mendatangi rumah Umu Sulaim, yang kadang bersamaan waktu shalat. Lalu beliau shalat pada lantai, berupa tikar yang telah kami sucikan. Hr. Abu Dawud: 658.

Hadits Anas ra

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูู†ูŽู‘ุง ู†ูุตูŽู„ูู‘ูŠ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูููŠ ุดูุฏูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฑูู‘ุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽุทูุนู’ ุฃูŽุญูŽุฏูู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูู…ูŽูƒูู‘ู†ูŽ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูุŒ ุจูŽุณูŽุทูŽ ุซูŽูˆู’ุจูŽู‡ู ููŽุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู

Anas bin Malikr ra. berkata: Kami shalat berjamaah bersama Rasulullah saw. pada saat panas yang sangat terik. Jika seorang di antara kami tidak mampu meletakkan wajahnya ke bumi โ€“lantaran panas-, maka ia membeberkan kain pakaiannya lalu sujud padanya. HR Bukhari: 1150; Muslim: 620; Abu Dawud: 660; Ibnu Majah: 1033.

Hadits Anas ra

ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุฎูู„ูู‚ู‹ุงุŒ ููŽุฑูุจูŽู‘ู…ูŽุง ุชูŽุญู’ุถูุฑู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชูู†ูŽุงุŒ ููŽูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุจูุณูŽุงุทู ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ุชูŽุญู’ุชูŽู‡ู ููŽูŠููƒู’ู†ูŽุณูุŒ ุซูู…ูŽู‘ ูŠูู†ู’ุถูŽุญูุŒ ุซูู…ูŽู‘ ูŠูŽุคูู…ูู‘ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽุŒ ูˆูŽู†ูŽู‚ููˆู…ู ุฎูŽู„ู’ููŽู‡ู ููŽูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุจูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุจูุณูŽุงุทูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฌูŽุฑููŠุฏู ุงู„ู†ูŽู‘ุฎู’ู„ู

Anas bin Malik ra. berkata: Rasulullah saw. adalah suri teladan yang baik dalam moral-nya. Kadang masuk waktu shalat di rumah kami, beliau memerintah membeberkan hamparan lalu dibersihkan dan diperciki, dan beliau mengimami kami. Hamparan itu terbuat dari pelepah daun kurma. HR Muslim: 659.

Hadits Maimunah ra

ุนูŽู†ู’ ู…ูŽูŠู’ู…ููˆู†ูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุฒูŽูˆู’ุฌู ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’: ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฎูู…ู’ุฑูŽุฉู

Maimunah โ€“istri Nabi saw.- berkata: Rasulullah saw. shalat pada sajadah kecil. HR Bukhari: 374; Muslim: 513; Tirmidzi: 331; Nasai: 738.

Hadits Abu Saโ€™id al-Khudri ra

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏู ุงู„ู’ุฎูุฏู’ุฑููŠูู‘ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฏูŽุฎูŽู„ู’ุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ, ููŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู‡ู ูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุตููŠุฑู ูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู

Abu Saโ€™id al-Khudri ra. berkata: Aku men-jumpai Rasulullah saw. dan aku menyaksikan beliau shalat di atas tikar dan sujud padanya. HR Muslim: 519; Tirmidzi: 332; Ibnu Majah: 1029; Ahmad: 11507.

Hadits Jabir bin Abdullah ra

ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ: (ูƒูู†ูŽู‘ุง ู†ูุตูŽู„ูู‘ูŠ ู…ูŽุนูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุงู„ุธูู‘ู‡ู’ุฑูŽ, ููŽุขุฎูุฐู ู‚ูŽุจู’ุถูŽุฉู‹ ู…ูู†ู’ ุญูŽุตู‹ู‰ ูููŠ ูƒูŽููู‘ูŠ ุฃูุจูŽุฑูู‘ุฏูู‡ู, ุซูู…ูŽู‘ ุฃูุญูŽูˆูู‘ู„ูู‡ูŽุง ูููŠ ูƒูŽููู‘ูŠ ุงู„ู’ุขุฎูŽุฑู, ููŽุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏู’ุชู ูˆูŽุถูŽุนู’ุชูู‡ู ู„ูุฌูŽุจู’ู‡ูŽุชููŠ) (ู…ูู†ู’ ุดูุฏูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฑูู‘)

Jabir bin Abdullah ra. berkata: (Kami shalat Dzuhur berjamaah bersama Rasulullah saw. Lalu aku mengambil segenggam kerikil pada telapak tanganku untuk mendinginkan, lalu aku pindahkan ke telapak tangan lainnya. Jika sujud aku meletakkannya pada dahiku) (lantaran teriknya panas). HR Abu Dawud: 399; Nasai: 1081; Ahmad: 14546. Arnauth menilai sanadnya hasan.

Atsar Hasan Basri

ูˆุนูŽู†ู ุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ู ุงู„ุจูŽุตู’ุฑููŠ ู‚ูŽุงู„ูŽ: ุฅูู†ูŽู‘ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูŽุณู’ุฌูุฏููˆู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽูŠู’ุฏููŠู‡ูู…ู’ ูููŠ ุซููŠูŽุงุจูู‡ูู…ู’ุŒ ูˆูŽูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูู…ูŽุงู…ูŽุชูู‡ู

Hasan Basri berkata: Para sahabat Rasulullah saw. sujud dan tangan mereka pada kainnya, dan ada orang yang sujud pada sorbannya. HR Bukhari secara mualaq pada hadits: 4813; Baihaqi: 2498; Ibnu Abi Syaibah: 2754. Abdurrazaq: 1566.

Analisis

Dari paparan hadits-hadits di atas ditemu-kan ternyata Rasulullah saw. dan salafu saleh shalat menggunakan berbagai macam hamparan. Seperti tikar, ketika tampak kotor maka disapu dan diperciki air terlebih dahulu. Ada kalanya mereka sujud pada sorban atau kain yang dimungkinkan karena cuaca terlalu panas sehingga para sahabat tidak dapat menahan panasnya.

Bahkan Rasulullah SAW sendiri juga memberi contoh bolehnya shalat di atas hamparan. Dalam riwayat Maimunah (istri Nabi SAW) bahwa Rasulullah SAW shalat pada humrah, yang biasanya diterjemahkan sajadah kecil. Demikian pula pada riwayat Aisyah yang diperintah Nabi saw. untuk mempersiapkannya sebagai tempat shalat.

Adapun munculnya larangan tidur di masjid, atau shalat menggunakan alas kaki atau meludah dan sebagainya, hal ini dikarenakan kondisi masjid bukan lagi seperti tempo dulu, maka sebuah hukum bisa berubah saat adanya perubahan kondisi.

Dan walaupun masjid telah dihampari sajadah atau karpet atau hambal, maka sesungguh-nya seorang yang sedang shalat masih bisa meludah sewaktu shalat dengan cara yang sedemikian rupa, misalnya meludah pada tisu atau kain lalu menyimpannya dan membuangnya setalah shalat.

Catatan Akhir

Jika yang dimaksud anggota sujud harus menempel pada bumi tidak boleh ada sajadah yang menghalanginya, tentunya kedua lutut juga tidak boleh ada yang menghalanginya dengan kain sarung atau celana atau lainnya. Semestinya pada kedua lutut itu diberi lobang sedemikian rupa sehingga dapat menempel langsung pada bumi.

Mungkinkah hal seperti ini dilakukan? Sebab cara seperti itu harus dilaksanakan baik oleh laki-laki maupun perempuan? Bahkan seorang boleh shalat dengan menggunakan kaos kaki atau sepatu stewel. Apakah mereka harus melepasnya ketika sujud agar kedua telapak kakinya dapat menempel langsung pada bumi? (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Artikel ini kali pertama dimuat oleh majalah Matan, dengan judul asli Shalat Bersajadah, Bidโ€™ahkah?

Apakah boleh sholat diatas karpet?

Syekh ad-Dardir dalam asy-Syarh al-Kabรฎr mengatakan, "Hukumnya makruh bersujud di atas pakaian atau karpet yang tidak digunakan untuk menutupi lantai masjid.

Bolehkah shalat di atas kasur lantai?

Apakah diperbolehkan? Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam laman resmi Nahdlatul Ulama, shalat di atas kasur yang empuk seperti jenis spring bed adalah hal yang diperbolehkan dan tidak berpengaruh dalam keabsahan shalat.

Apakah boleh shalat di tempat tidur?

Beliau hafizhahullah menjawab, โ€œTidak masalah melakukan shalat di tempat yang tinggi seperti di atas ranjang atau semisal itu dengan syarat tempat tersebut suci, selama mapan di tempat tersebut, maksudnya tidak seperti berayun di atas kasur sehingga mengganggu dan memberikan was-was bagi orang yang shalat.โ€ Disebutkan ...

Apakah boleh shalat tidak pakai sajadah?

Jadi, intinya penggunaan sajadah sebagai alas dalam shalat itu bergantung pada kondisi tempat. Jika tempat yang digunakan suntuk shalat itu bersih dan layak, maka boleh saja shalat tanpa sajadah.