Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilik kendaraan perlu memiliki pengetahuan lebih terkait batas tegangan maksimal baterai atau aki sepeda motor. Bukan tanpa alasan, mengukur tegangan aki motor akan menjadi kunci utama menjaga sistem kelistrikan berjalan normal. Show
Aki dalam penggunaannya berfungsi sebagai penyimpan dan pelepas arus listrik. Fungsi utamanya menyalakan mesin dan menyumbang energi listrik ke komponen kelistrikan seperti lampu-lampu, spidometer, dan fitur lainnya. Mengecek berkala tegangan aki penting dilakukan buat menghindari kejadian menjengkelkan seperti tak dapat menyalakan mesin karena aki ternyata sudah soak tanpa disadari. Dalam kondisi itu menyalakan mesin bisa merepotkan, misalnya mesti didorong jika tipe manual atau perlu jumper bila tipe motor matic.
Besaran batas tegangan aki motorAki adalah komponen vital pada kendaraan yang butuh arus listrik tetap bersirkulasi atau tegangan yang dihasilkan bakalan menurun. Aki dapat melemah seiring pemakaian namun bisa disetrum atau dicas sampai batas tertentu hingga akhirnya harus diganti baru. Melansir dari Battery Stuff, voltase aki normal yakni antara 12,7 V - 13,2 V. Jika sudah di bawah 12,4 V artinya kondisi aki di antara 75-25 persen, sementara bila di bawah 12 V artinya sudah soak. Jika menurut voltmeter aki menunjukkan tegangan 0 V, ada kemungkinan mengalami korsleting. Bila aki tak mampu lebih tinggi dari 10,5 V saat dicas artinya ada sel baterai yang mati. Ketika aki terisi penuh (berdasarkan indikator) namun tegangan 12,4 V atau di bawahnya, baterai disebut sudah bereaksi dengan sulfat (tersulfasi). Reaksi ini alami jika baterai pernah habis, biasanya jika dicas kristal hasil sulfasi akan berubah menjadi elektrolit lagi dan siap menghasilkan energi listrik. Meski begitu jika aki terlalu lama diam, tidak dicas dalam waktu lama, sulfasi bakal meluas dan mengeras pada pelat. Timbal itu bakal menutupi pelat, menghilangkan bahan kimia yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi.
Cara memeriksa aki diduga soakUntuk memeriksa tegangan aki motor, pemilik dapat menggunakan alat seperti voltmeter atau multitester/multimeter. Kemudian, pastikan untuk mengenakan sepasang sarung tangan dan kacamata untuk melindungi diri sendiri. Jika sudah siap dan yakin, maka ikutilah langkah-langkah berikut ini:
Alternatif Cara Memeriksa Aki tanpa VoltmeterJika pemilik motor merupakan orang rumahan yang tidak memiliki alat periksa tegangan voltmeter aki, berikut alternatif lain yang dapat digunakan untuk memeriksa apakah aki motor telah soak atau masih dapat digunakan. 1. Mengamati spidometerPemilik perlu menjajal cara sederhana dan mudah yang satu ini, yakni menyalakan mesin untuk melihat spidometer aktif kemudian mengaktifkan lampu sein. Jika ditemukan lampu spidometer redup atau berkedip lemah mengikuti kedipan sein, itu bisa jadi indikasi aki mulai soak atau butuh dicas. 2. Mengamati melalui mampu motorLangkah ini hampir mirip dengan cara nomor satu, pemilik motor hanya perlu menyalakan motor dan mengetes apakah lampu depan, jauh dan dekat, meredup saat sein aktif. 3. Perhatikan permukaan terminal akiCoba meraba permukaan terminal aki dengan hati-hati, bila terasa ada benjolan atau menggelembung seperti baterai ponsel yang mulai rusak kemungkinan kondisinya sudah rusak dan melemah. Batas tegangan maksimal aki motor bisa dicermati sendiri oleh pemilik. Meski begitu motor bakal semakin terawat jika rutin mendapat pemeliharaan, misalnya patuh pada jadwal servis berkala yang direkomendasikan produsen. (khr/fef) [Gambas:Video CNN]
Gangguan elektrolit adalah kondisi ketika kadar elektrolit di dalam tubuh tidak seimbang, bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ketidakseimbangan kadar elektrolit ini dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari mual, diare, hingga kram otot. Di dalam tubuh manusia, terdapat beberapa jenis elektrolit, yaitu natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan fosfor. Elektrolit-elektrolit tersebut bisa didapatkan dari makanan, minuman, serta suplemen. Elektrolit dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga organ-organ di dalam tubuh agar berfungsi secara normal. Beberapa fungsi tubuh yang dipengaruhi elektrolit adalah irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak. Penyebab Gangguan ElektrolitPenyebab gangguan elektrolit berbeda-beda, tergantung dari jenis elektrolit di dalam tubuh yang mengalami ketidakseimbangan. Misalnya, penyebab kekurangan fosfat akan berbeda dengan penyebab kekurangan magnesium. Kendati demikian, gangguan elektrolit umumnya terjadi akibat hilangnya cairan tubuh secara berlebihan, seperti akibat memiliki luka bakar luas, berkeringat berlebih, diare, maupun muntah secara terus menerus. Efek samping beberapa obat juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan elektrolit. Berikut ini adalah berbagai jenis elektrolit serta faktor-faktor yang dapat menyebabkan kadarnya di dalam tubuh terganggu: 1. FosfatFosfat berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta membentuk lapisan sel. Jika kadar fosfat di dalam tubuh berlebihan (hiperfosfatemia), maka bisa menimbulkan masalah pada otot dan tulang, serta meningkatkan risiko terkena serangan jantung dan stroke. Hiperfosfatemia dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
Sedangkan, kekurangan fosfat atau hipofosfatemia dapat terjadi karena beberapa faktor berikut ini:
Hipofosfatemia juga dapat terjadi karena konsumsi obat tertentu, seperti zat besi, niacin (vitamin B3), obat maag jenis antasida, diuretik, kortikosteroid, bisfosfonat, acyclovir, paracetamol, atau obat asma. 2. KloridaKlorida adalah jenis elektrolit yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH dalam darah dan meneruskan impuls saraf. Kadar klorida diatur oleh ginjal, sehingga jika terdapat ketidakseimbangan klorida, hal tersebut mungkin terjadi karena adanya kerusakan pada ginjal. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kelebihan klorida (hiperkloremia) di dalam tubuh: Sedangkan, kekurangan klorida (hipokloremia) dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:
3. Sodium/NatriumNatrium berfungsi untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh serta mengatur fungsi saraf dan kontraksi otot. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kelebihan natrium (hipernatremia):
Sementara itu, seseorang dapat mengalami kekurangan sodium/natrium (hiponatremia) akibat beberapa faktor berikut ini:
4. KalsiumKalsium adalah mineral yang penting untuk fungsi organ, saraf, otot, dan sel tubuh. Kalsium juga berguna untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang. Namun demikian, kelebihan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia) bisa menimbulkan berbagai gejala, di antaranya sakit kepala, tubuh lemas, mual, muntah, dan nyeri tulang. Seseorang berisiko mengalami hiperkalsemia jika memiliki kondisi di bawah ini:
Kekurangan kadar kalsium dalam darah (hipokalsemia) juga tidak baik bagi kesehatan, karena dapat meningkatkan risiko terserang osteoporosis. Kondisi ini dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu: 5. Kalium/PotasiumKalium berperan penting dalam mengatur fungsi jantung, serta menjaga fungsi saraf dan otot. Kadar kalium di dalam tubuh dapat melebihi normalnya (hiperkalemia) jika seseorang memiliki faktor seperti di bawah ini:
Sedangkan, beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kekurangan kadar kalium (hipokalemia) adalah:
6. MagnesiumMagnesium adalah mineral penting yang berfungsi untuk mengatur fungsi saraf, tekanan darah, dan kadar gula darah. Magnesium juga berperan dalam menjaga kesehatan jantung, menghasilkan energi bagi tubuh, serta menjaga kesehatan tulang. Kelebihan kadar magnesium (hipermagnesemia) dapat menyebabkan otot menjadi lemah, refleks lambat, mudah mengantuk, pusing, sakit kepala, mual, muntah, denyut jantung lambat atau tidak teratur, napas lebih lambat dari biasanya, bahkan pingsan. Seseorang berisiko mengalami hipermagnesemia jika memiliki faktor seperti berikut:
Tak hanya kelebihan, kekurangan magnesium (hipomagnesemia) juga dapat menimbulkan beragam gangguan kesehatan, di antaranya tremor, kedutan otot, insomnia, kesemutan, mati rasa, jantung berdebar (takikardia), bingung, dan kejang. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipomagnesemia:
Faktor Risiko Gangguan ElektrolitGangguan elektrolit bisa terjadi pada siapa saja, tetapi orang dengan kondisi di bawah ini lebih rentan untuk mengalaminya:
Gejala Gangguan ElektrolitGangguan elektrolit ringan umumnya tidak menunjukkan gejala. Gejala biasanya mulai muncul ketika kondisi sudah semakin berat. Berikut ini adalah gejala-gejala yang dapat timbul akibat ketidakseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh:
Kapan harus ke dokterSegera ke dokter jika Anda merasakan gejala gangguan elektrolit. Pasalnya, jika tidak secepatnya ditangani, gangguan elektrolit dapat menimbulkan masalah kesehatan serius yang bahkan dapat menyebabkan kematian. Diagnosis Gangguan ElektrolitUntuk mendiagnosis gangguan elektrolit, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan obat yang sedang dikonsumsi pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, terutama pemeriksaan untuk mengetahui refleks tubuh pasien. Agar hasil diagnosis lebih akurat, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
Pemeriksaan penunjang lain mungkin juga dilakukan, tergantung pada kondisi kesehatan pasien. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mencari tahu penyebab yang mendasari terjadinya gangguan elektrolit. Pengobatan Gangguan ElektrolitPengobatan pada pasien gangguan elektrolit tergantung pada jenis elektrolit di dalam tubuh yang mengalami ketidakseimbangan dan penyebab yang mendasarinya. Namun, pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit di dalam tubuh adalah:
Jika kondisi pasien tidak juga membaik dengan penanganan di atas, beberapa kondisi gangguan elektrolit membutuhkan tindakan khusus, seperti hemodialisis (cuci darah) untuk mengatasi kelebihan kalium dalam darah. Komplikasi Gangguan ElektrolitGangguan elektrolit dapat menimbulkan beberapa komplikasi yang serius jika tidak segera ditangani. Beberapa komplikasi tersebut adalah:
Pencegahan Gangguan ElektrolitGangguan elektrolit tidak selalu dapat dicegah. Namun, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan elektrolit dengan cara:
Terakhir diperbarui: 17 Maret 2021 |