Apa yang menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan?

Asisten Deputi Sumber Daya Kesehatan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) Dr. Hanibal Hamidi menilai kualitas kesehatan nasional masih rendah. Hal tersebut perlu menjadi salah satu perhatian pemerintahan Jokowi-JK.

"Fakta saat ini, masih rendahnya status angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan gizi buruk. kualitas kesehatan atau angka harapan hidup saat ini rendah," jelas Hanibal di Depok, Jawa Barat, baru-baru ini.

Inisiator Pedesaan Sehat tersebut lantas mengatakan pemerintahan baru Jokowi-JK harus mampu membuat kebijakan yang meningkatkan kesehatan nasional. Apalagi menurutnya, posisi Indonesia di Asean urutan ke-3 pada tahun 2013 untuk Indeks Pembangunan Manusia, urutan ke-6 untuk Angka Harapan Hidup. Itu masih tertinggal dibanding negara Asean.

"Dari sisi kebijakan kesehatan harus ada rekonstruksi total kesehatan nasional. Rekruitmen tenaga kesehatan yang baik dengan menghindari transaksional kesehatan," terang dia.

"Kesadaran yang kurang di masyarakat bahwa dampak buruk terhadap kesehatan itu membuat masyarakat enggan membuat MCK yang sehat. Kondisi ini yang terjadi di masyarakat desa," imbuh dia. [aji]

sumber: http://gayahidup.inilah.com

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Indonesia merupakan negara dengan penduduk terpadat keempat di dunia setelah Cina , India , dan Amerika Serikat dengan jumlah penduduk sebanyak 255.461.686 jiwa yang terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk perempuan. Angka tersebut merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik. Jumlah penduduk yang banyak ini tidak dipungkiri akan menimbulkan masalah-masalah yang kompleks , salah satunya adalah masalah mengenai pelayanan kesehatan terhadap penduduk yang sedemikian banyaknya. Pemerintah dituntut untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik untuk penduduknya sendiri karena hal itu nantinya akan menjadi “bonus” tersendiri untuk suatu negara jika pelayanan kesehatannya sudah  baik dan hal tersebut nantinya menaikkan status negara menjadi negara dengan penduduk yang sehat.

Kesehatan merupakan investasi penting untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kependudukan lainnya seperti kemiskinan karena suatu negara tanpa penduduk yang sehat tidak akan mungkin dapat membangun negaranya sendiri. Pelayanan kesehatan merupakan faktor penting untuk meningkatkan “taraf sehat” dari penduduk itu sendiri. Namun nyatanya hingga saat ini Pelayanan Kesehatan di Indonesia belum bisa dikatakan cukup memadai untuk seluruh penduduk Indonesia terutama untuk penduduk yang tinggal di daerah timur Indonesia seperti Maluku, NTT, NTB dan Papua dengan tingkat gizi buruk diatas dari 40% . Memang hal tersebut tidak bisa langsung kita buat menjadi acuan dalam penentuan status pelayanan kesehatan di Indonesia namun hal itu dapat menjadi tamparan keras bagi bangsa kita karena betapa tidak meratanya pelayanan kesehatan di Indonesia.

Terdapat beberapa faktor yang membuat pelayanan kesehatan di Indonesia kurang terlaksana dengan baik. Faktor pertama adalah faktor tenaga kesehatan di Indonesia. Faktor tenaga kesehatan merupakan salah satu faktor besar yang mempengaruhi tingkat pelayanan kesehatan di Indonesia karena tenaga kesehatan itu sendirilah yang turun kedalam masyarakat untuk melakukan pelayanan kesehatan. Menurut data dari Kementrian Kesehatan RI , tenaga kesehatan yang dimiliki Indonesia saat ini berjumlah sebanyak 876.984 orang  yang terdiri atas dokter , perawat , bidan , dan tenaga kesehatan lainnya. Dari data didapat bahwa rasio dokter dengan penduduk Indonesia berbanding 1:2500 penduduk , hal ini menunjukkan bahwa pelayanan di Indonesia khususnya bidang pelayanan dokter dalam kondisi memprihatinkan karena perbandingan ideal antara dokter dan penduduk yang baik harusnya 1 berbanding 1000 penduduk kebawah. Ditambah lagi dengan masalah tidak tersebarnya tenaga kesehatan di Indonesia yang hanya terkonsentrasi di wilayah yang padat penduduknya saja dan kurang menjangkau daerah-daerah lainnya khusunya wilayah Indonesia bagian timur yang jumlah tenaga kesehatannya terpaut sangat jauh dari daerah lainnya di Indonesia .Hal ini tentu harus mendapat perhatian yang serius dari pemerintah Indonesia khususnya yang mempunyai tugas di bidang kesehatan untuk menyamaratakan tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

Faktor kedua adalah minimnya sarana kesehatan yang tersedia. Sarana kesehatan seperti Rumah Sakit , Rumah Sakit Bersalin , Posyandu , dan sarana kesehatan lainnya sangat berperan penting dalam peningkatan pelayanan kesehatan karena disanalah pusat dari pelayanan kesehatan itu sendiri. Menurut data dari Badan Pusat Statistik , Indonesia memilih total sarana kesehatan sebanyak 55.543 yang terdiri atas Rumah Sakit , Puskesmas , Posyandu , dan sarana kesehatan lainnya. Penyebaran sarana kesehatan yang ada di Indonesia sangat tidak merata dimana sebagian besar sarana kesehatan di Indonesia hanya terpusat pada beberapa wilayah tertentu saja seperti pulau Jawa dan Sumatera sementara wilayah Indonesia bagian timur hanya mendapat sedikit sarana kesehatan , contohnya Provinsi Maluku yang hanya punya rumah sakit sebanyak 43 unit dibanding dengan Provinsi lainnya yang memiliki Rumah Sakit diatas 100 unit. Hal ini tentunya harus mendapat perhatian serius dari kita terutama dari pemerintah untuk menanggulangi kesenjangan ini.

Faktor terakhir adalah faktor birokrasi yang cukup buruk dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Indonesia. Bidang kesehatan sendiri mengalami kerugian hingga mencapai ratusan milyar rupiah dengan kasus seperti korupsi pengadaan alat bantu belajar pada dokter dan korupsi dalam pemenangan tender untuk pembuatan atau penelitian jenis obat tertentu. Sangat disayangkan , bidang yang seharusnya bersih dari korupsi karena menyangkut kesehatan banyak jiwa menjadi lumbung bagi para pencuri uang negara untuk menambah hartanya. Hal ini sangat jelas menambah makin buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia dan sekali lagi kita keteteran dalam hal ini.

Sebenarnya masih banyak faktor faktor yang membuat pelayanan kesehatan di Indonesia semakin memburuk , namun tiga faktor diatas adalah faktor utama penyebab masalah buruknya pelayanan tersebut. Masalah ini harus diselesaikan dengan serius karena jika terus dibiarkan akan menimbulkan dampak yang sangat negatif terhadap perkembangan bangsa seperti terhambatnya pembangunan , memperlebar ketimpangan dalam penerimaan pelayanan kesehatan bagi penduduk Indonesia , meningkatkan jumlah kematian (mortalitas) ,dan pasti akan meningkatkan jumlah kemiskinan di Indonesia dengan status kemiskinan yang lebih parah lagi dari sekarang.

Tentu pemerintah harus bekerja lebih keras lagi dalam menanggapi masalah ini , terutama terhadap tingkat pemerataan pelayanan kesehatan yang diterima oleh penduduk harus dipastikan benar-benar memenuhi standar yang baik. Penambahan tenaga kesehatan disertai peningkatan kemampuan  dari tenaga kesehatan yang ada harus benar-benar dijalankan dengan serius karena kita tidak mau dokter yang hanya pintar teori saja tetapi juga harus mampu dalam mempraktikkan teori-teori yang dia punya tersebut untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan pemerintah juga harus mampu menyebarkan dokter-dokter yang tersedia di Indonesia agar bekerja di wilayah Indonesia yang terpencil khususnya di wilayah Indonesia timur yang sangat minim akan adanya dokter dan tenaga kesehatan lainnya . Pembangunan dari sarana kesehatan yang layak harus terus digalakkan merata di seluruh wilayah Indonesia terutama di daerah-daerah yang terpencil agar pelayanan kesehatan yang baik dapat diterima oleh seluruh rakyat Indonesia dan yang terakhir adalah perbaikan sistem dalam bidang kesehatan itu sendiri supaya sistem tersebut berjalan dengan baik tanpa adanya gangguan seperti korupsi dan tindakan-tindakan yang akan merusak sistem pelayanan kesehatan kita nantinya. Masyarakat juga diharapkan berperan dalam mengawasi pelayanan kesehatan di Indonesia dan melaporkan kepada pihak pemerintah jika menemukan tindakan-tindakan yang dianggap sudah melanggar hukum. Pada akhirnya , kita berharap dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar sitem pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik lagi dan akan semakin bertambah baik untuk masa-masa kedepannya dalam perjalanan bangsa ini.

Apa yang menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan?

Apa yang menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan?
Lihat Foto

KOMPAS.com/Gischa Prameswari

Ilustrasi faktor penentu kualitas penduduk

KOMPAS.com – Tingkat kemajuan sebuah negara salah satunya dapat dilihat dari kualitas penduduk negara tersebut.

Kualitas penduduk berhubungan dengan kemampuan penduduk mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Terdapat tiga faktor pembentuk kualitas penduduk yang baik, berikut penjelasannya:

  • Tingkat pendapatan penduduk

Tingkat pendapatan penduduk dapat diukur dari besarnya pendapatan per kapita. Dilansir dari buku Dinamika Kependudukan (2015) karya Eka Susi Sulistyowati, pendapatan per kapita merupakan jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara.

Baca juga: Pendapatan Per Kapita, Pendapatan Nasional yang Dibagi Jumlah Penduduk

Pendapatan per kapita diperoleh dari besarnya pendapatan nasional secara keseluruhan dibagi dengan jumlah penduduk. Semakin tinggi pendapatan per kapita, maka akan semakin tinggi tingkat kesejahteraan penduduknya.

Pendapatan per kapita Indonesia masih tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pendidikan masyarakat yang masih rendah, jumlah penduduk terlalu banyak, minimnya lapangan pekerjan, kurangnya tenaga ahli, dan sebagainya.

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi manusia. Kesehatan berpengaruh langsung terhadap kinerja dan produktivitas penduduk.

Tingkat kesehatan biasanya diukur dari angka kematian bayi dan angka harapan hidup. Tingginya angka kematian bayi merupakan indikator rendahnya kesehatan lingkungan dan masyarakat.

Sementara itu, angka harapan hidup berhubungan dengan sarana prasarana kesehatan di sebuah daerah.

Baca juga: Dampak Migrasi Penduduk

Apabila angka harapan hidup di suatu negara tinggi, maka bisa dipastikan bahwa kualitas layanan kesehatan di negara tersebut juga tinggi.