Apa yang menyebabkan penggunaan energi lebih besar pada masyarakat

AbstractEnergi sangat penting peranannya dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai bahan bakar untuk proses industrialisasi, sebagai bahan baku untuk proses produksi, dan sebagai komoditas ekspor. Sumber energi yang digunakan untuk keperluan domestik meliputi energi fosil (minyak bumi, gas bumi, dan batubara) serta energi terbarukan (tenaga air dan tenaga panas bumi). Secara umum peningkatan kebutuhan energi memiliki keterkaitan yang erat dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang begitu dinamis, yang ditandai dengan meningkatnya output produksi dan beragam aktivitas ekonomi lain, menyebabkan peningkatan kebutuhan energi yang cukup besar dan tidak dapat dihindari. Menurut Pusat Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral penggunaan energi dari tahun ke tahun memiliki tren yang selalu naik di Indonesia. Sektor industri merupakan sektor yang mengkonsumsi energi akhir paling besar setiap tahunnya bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Peningkatan penggunaan energi di sektor industri dalam 15 tahun terakhir bukan hanya terjadi karena proses transformasi struktural yang cepat dari sektor pertanian ke sektor industri. Namun hal ini terjadi juga karena ada dugaan pemborosan penggunaan energi di sektor industri. Intensitas energi merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan untuk melihat tingkat efisiensi energi dalam suatu sektor. Semakin kecil nilai intensitas energi maka akan semakin efisien energi yang digunakan oleh suatu sektor. Berbicara mengenai intensitas energi, intensitas energi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya berdasarkan data yang diperoleh dari KLBI 2005. Ternyata banyak hal yang perlu ditelusuri guna melihat dan meyakini angka-angka yang muncul dalam datadata terkait intensitas energi. Ada kemungkinan angka-angka yang menggambarkan intensitas energi yang memiliki hubungan terbalik dengan efisiensi energi bukanlah data yang nyata menggambarkan masalah efisiensi. Ukuran perusahaan, lamanya sebuah perusahaan telah berdiri, total upah, dan banyak hal lain yang perlu dirumuskan lebih lanjut guna mengidentifikasi masalah ketidakefisienan sebuah perusahaan dalam menghasilkan outputnya. (Kumar, 2003) Hubungan antar faktor perlu mendapat sorotan yang lebih mendalam mengingat kesalahan menginterpretasikan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam pengambilan keputusan perusahaan. Ketidakefisienan pemakaian energi jelas sangat merugikan terutama pada sektor industri karena akan terkait dengan jumlah output yang dihasilkan serta keuntungan agregat industri tersebut. Indikator yang paling umum digunakan adalah dengan melihat nilai elastisitas energi pada setiap perusahaan terkait. Semakin elastis maka semakin efisien perusahaan tersebut menggunakan energi. (Direktorat Migas Indonesia) Begitu juga sebaliknya semakin inelastis maka semakin tidak efisien pula perusahaan tersebut dalam operasionalnya. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi intensitas energi, nilai elastisitas energi serta tingkat efisiensi energi merupakan suatu hal yang perlu dianalisis lebih lanjut. Terkait dengan upaya efisiensi energi nasional serta pengambilan keputusan yang tepat bagi perusahaan dan sektor terkait. Karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kebutuhan akan energi akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan meningkatnya sektor industri dalam negeri. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai intensitas energi pada industri menengah-besar di Indonesia serta menganalisis sektor-sektor yang mengkonsumsi energi dengan efisien dan sektor yang mengkonsumsi energi secara tidak efisien. Data yang digunakan data merupakan data sekunder yang merupakan data cross section yang diambil dari statistik industri menengah-besar di Indonesia pada periode 2000-2005. Selanjutnya dibangun panel data pada level sektor industri (ISIC dua digit) yang terdiri dari 23 sektor industri menengah-besar pada periode 2000-2005. Hasil penelitian ini menemukan pada periode 2000-2005 beberapa industri memiliki lonjakan yang tidak normal. Industri batu bara, pengilangan minyak bumi dan pengolahan gas bumi barang-barang dari hasil pengilangan minyak bumi, dan bahan bakar nuklir memiliki nilai intensitas energi yang sangat besar pada tahun 2004. Industri logam dasar memiliki tren yang selalu naik setiap tahunnya dengan kenaikan diatas rata-rata industri lain. Sedangkan pada industri kendaraan bermotor memiliki nilai intensitas yang melonjak naik pada tahun 2002. Selanjutnya analisis yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode Two Way Error Components Fixed Effect Model untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas energi dengan menggunakan dummy waktu dan dummy sektor industri. Hal ini dikarenakan penelitian ini ingin menemukan adanya keberagaman antar sektor dan antar waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang negatif antara intensitas energi dengan total penjualan suatu sektor, intensitas biaya perbaikan dan integrasi vertikalnya. Selain itu adanya hubungan positif antara intensitas energi dengan total upah dan intensitas biaya perbaikan. Terakhir, hasil analisis dijadikan patokan bagi peneliti untuk merumuskan beberapa masukan kebijakan mengenai penggunaan energi nasional yaitu pemberian insentif kepada perusahaan-perusahaan yang kecil untuk meningkatkan skala perusahaannya. Menjadikan efisiensi pemakaian energi sebagai tolak ukur dari produktivitas industri. Penetapan standar efisiensi energi maksimum diberikan agar dapat mengatur penggunaan energi agar tetap efisien, dan pemberian sanksi juga perlu diberlakukan untuk sektor dengan penggunaan energi yang boros dan insentif kepada sektor yang efisien.

Apa yang menjadi faktor utama dalam pemborosan energi?

1.Pemakaian yang berlebihan. 2. Menggunakan alat2 elektronik yang membutuhkan tenanga listrik yang super duper besar.

Apa yang perlu dilakukan masyarakat untuk mengurangi pemborosan energi?

Demi Mengurangi Pemborosan Energi, Mahasiswa UNDIP Melakukan Sosialisasi Hemat Energi.
Atur penggunaan lampu..
Beralih ke lampu LED..
Gunakan alat elektronik hemat energi..
Cabut colokan jika tidak dipakai..

Apa saja dampak dari pemborosan energi?

Dampak dari pemborosan energi sebenarnya sudah kita rasakan. Hal ini terasa dari peningkatan suhu global. Meningkatnya suhu global menyebabkan naiknya permukaan air laut, meningktanya intensitas fenomena cuaca ekstrim, lebih lamanya cuaca panas daripada cuaca dingin, dan hilangnya gletser, serta akibat-akibat lainnya.

Apa akibat yang ditimbulkan dari penggunaan sumber energi secara berlebihan?

Contoh dampak yang akan terjadi akibat penggunaan energi listrik yang berlebihan yaitu cadangan sumber daya energi khususnya bahan bakar fosil lama kelamaan akan habis di masa yang akan datang karena penggunaan batu-bara sebagai sumber daya energi untuk menjalankan pembangkit listrik, terjadinya pemanasan global yang ...