Apa yang menyebabkan harga tanah di bali semakin naik

Seharusnya, harga jual properti terus mengalami kenaikan harga. Dari sini, bisa dibahas penyebabnya. Tapi ada persoalan lain yakni masalah penyebab harga jual properti rumah turun semakin murah.

Apa yang menyebabkan harga tanah di bali semakin naik
Sumber:vk.com
 

Naik-turun harga jual properti bisa terjadi karena ada beberapa sebab yang menaikkan dan menurunkan.

Properti bukan bangunan yang tidak berpotensi rusak. Faktor kerusakan ini yang bisa menyebabkan turun. Faktor lain seperti lingkungan yang buruk. Ada banyak penyebab yang mempengaruhi harga jual properti semakin murah.

1. Menjual Rumah Tanpa Sertipikat Tanah

Menjual rumah tanpa sertipikat tanah di wilayah tertentu bisa menjadi murah. Hal ini karena faktor kekuatan hukum yang tidak ada.

Apalagi, tanah yang dimiliki adalah tanah hasil pecahan tanah warisan yang juga belum membuat sertipikat tanah warisan. Kalau hasil pecahannya tidak diurus dengan baik, penjual tidak memiliki kekuatan hukum untuk menjaga nilai jual tanah.

Alangkah baiknya, sebelum menjual rumah, penuhi terlebih dahulu dokumen legalitas rumah.

2. Kondisi Tembok Sudah Rusak

Tidak semua tembok yang rusak bisa menurunkan nilai jual properti. Tembok rusak dikarenakan adukan semen yang mengelupas masih bisa dinormalkan kembali. Hanya saja, pembiayaannya dibebankan oleh si pemilik.

Kerusakan pada tembok dikarenakan ada keretakan bisa saja menurunkan harga properti. Tembok retak yang cukup parah memang susah untuk diperbaiki. Keretakannya bisa karena faktor pondasi yang kurang kokoh atau ada pergeseran tanah. Karena susah diperbaiki, otomatis harga jual properti bisa semakin turun.

3. Atap Yang Sudah Keropos Karena Faktor Usia

Bagian atap kalau terjadi kerusakan memang masih bisa diperbaiki. Hanya saja, biaya perbaikan cukup besar. Karena membiarkan atap dalam kondisi rusak, otomatis harga jual properti itu menurun. Makin banyak yang rusak, otomatis harga jual properti semakin murah. Apalagi, kerusakannya bisa berpotensi bocor, otomatis sisi lain properti bisa rusak.

4. Lantai Bagian Teras Sudah Pada Rusak

Banyak rumah yang kondisi lantai bagian terasnya rusak. Padahal, lantai bagian dalam tidak ada masalah. Lantai rusak bisa karena terkena air hujan. Tentunya, karena pemasangannya tidak bagus sehingga semen adukan mudah rapuh.

Pada intinya, lantai rusak juga bisa menurunkan harga jual propeti. Tetapi, kerusakan pada lantai tidak membuat rusak properti secara keseluruhan

5. Properti Rumah Berada di Wilayah Konflik

Indonesia masih tergolong wilayah yang aman. Karena itu, harga jual properti atau rumah masih bisa naik tiap tahunnya.

Berbeda bila rumah berada di negara konflik di timur tengah, bisa jadi ada penurunan harga jual rumah.

Wilayah konflik tentunya mengganggu keamanan. Banyak orang yang menghindar dari wilayah konflik. Mereka menjual rumah dengan harga rumah demi bisa berpindah ke wilayah lain yang aman.

6. Harga Jual Rumah Menurun di Era Pandemi

Penurunan harga jual properti atau rumah di era pandemi memang baru tahun ini saja. Banyak yang menjual rumah khususnya rumah mewah sekarang ini lewat media situs periklanan properti. Beberapa alasannya tentu berfokus pada dampak dari era pandemi, terlepas karena faktor buruh uang atau lainnya.

Ketika banyak penawaran di saat permintaan sedikit, bisa mempengaruhi harga jual properti di wilayah tertentu. Kondisi ini memang sudah umum terjadi. Bila ingin mahal, kondisinya harus terbalik: perbanyak perminyaan, sedikit penawaran.

Melihat pembahasan di atas, bisa disimpulkan bahwa penurunan harga jual rumah bukan karena faktor era pandemi. Tetapi karena di era pandemi lah, banyak orang melakukan pernawaran rumah.

Karena itu, untuk menjaga harga jual, properti jangan dijual di saat banyak penawaran properti di daerah dimana properti terbangun.

Apa yang menyebabkan harga tanah di bali semakin naik

Properti merupakan salah satu instrumen investasi jangka panjang yang sangat menjanjikan.

Harga jualnya yang terus melambung pada setiap tahunnya, dianggap sebagai lahan basah bagi para investor. 

Pasalnya kenaikan harga properti per tahun bisa saja terjadi, meski kondisi ekonomi negara sedang labil atau penjualan sedang lesu. 

Persentase kenaikannya pun cukup tinggi, ditaksir mencapai 10 hingga 15 persen pada setiap tahunnya. 

Karena itu dari sudut pandang investasi, properti dianggap sebagai bisnis yang menjanjikan.

Hal ini berlaku pada semua jenis properti, termasuk residensial seperti rumah tapak, apartemen, hingga rumah susun.  

Akan tetapi dari sudut pandang konsumen, kenaikan harga properti per tahun menyebabkan sulitnya memenuhi kebutuhan akan hunian.

Saat ini, harga rumah minimalis tipe 21 hingga 45 saja umumnya dibanderol dengan harga ratusan juta rupiah. 

Dalam upaya mendapatkan hunian idaman, masyarakat memang bisa memanfaatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan lembaga perbankan. 

Akan tetapi, jalan untuk membeli rumah secara mencicil tentu saja tidak dapat dikatakan mudah. 

Setidaknya, mereka harus menyiapkan dana hingga puluhan juta untuk membayar uang muka rumah.

Belum lagi, memikirkan cicilan yang harus dibayar setiap bulannya. 

Lantas, apa yang membuat harga properti terus merangkak naik pada setiap tahunnya? Setidaknya ada beberapa aspek.

Berikut kami hadirkan ulasan ringkas mengenai sejumlah faktor pendorong kenaikan harga properti per tahun. 

Inflasi

Apa yang menyebabkan harga tanah di bali semakin naik

Salah satu faktor yang membuat harga properti melambung adalah inflasi. Sejatinya, inflasi terjadi setiap tahun serta berpengaruh pada kenaikan harga barang dan jasa secara umum. 

Dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan, ada empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya inflasi, seperti:

  • Permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa;
  • Peningkatan biaya produksi;
  • Bertambahnya uang yang beredar di masyarakat; dan
  • Kekacauan ekonomi dan politik. 

Dalam dunia properti, inflasi berpengaruh pada kenaikan harga material bangunan yang membuat biaya pembangunan membengkak. 

Inflasi juga berpengaruh pada kenaikan suku bunga KPR. Apalagi saat ini, ketika kondisi ekonomi global terpuruk akibat pandemi Covid-19.

Tingginya Permintaan

Apa yang menyebabkan harga tanah di bali semakin naik

Hukum ekonomi menyebut, semakin tinggi permintaan maka semakin tinggi pula harga dari suatu komoditas baik barang ataupun jasa. 

Hal ini juga berlaku dalam dunia properti. Laju pertumbuhan penduduk sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap hunian.

Merujuk pada bunyi hukum ekonomi di atas, tingginya permintaan masyarakat akan hunian berpengaruh pada nilai jual properti.

Semakin tinggi permintaan, maka semakin mahal pula harga jualnya.

Baca juga:

Panduan Rumah Tipe 45 | Luas, Denah dan Harga Terbaru

Menipisnya Ketersediaan Lahan 

Apa yang menyebabkan harga tanah di bali semakin naik

Sayangnya, tingginya kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal tidak dibarengi dengan ketersediaan hunian yang memadai.  

Hal tersebut disebabkan karena sejumlah faktor. Salah satunya, ketersediaan lahan yang terbatas, khususnya di kota besar. 

Karena itu harga rumah yang berada di kota besar, apalagi di pusat kota harganya sangat tinggi. 

Banyak developer yang mengalihkan fokus untuk membangun proyek properti di area pinggiran, yang lokasinya tidak jauh dari kota utama. 

Misalnya seperti daerah Bekasi, Depok, atau Bogor, yang merupakan kawasan penyangga dari Ibu Kota Jakarta. 

Kemudian Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung yang menjadi area penyangga Kota Bandung. 

Hal tersebut dilakukan guna menekan biaya pembelian tanah, sehingga bisa mengakomodir kebutuhan hunian masyarakat kelas menengah.

Perkembangan Infrastruktur

Apa yang menyebabkan harga tanah di bali semakin naik

Lokasi dan aksesibilitas menjadi faktor yang menyebabkan kenaikan harga properti per tahun selanjutnya. 

Rumah yang berada di lokasi strategis dan memiliki kemudahan aksesibilitas dalam menjangkau sejumlah fasilitas publik, pasti dijual dengan harga tinggi. 

Maka jangan heran, kalau harga rumah atau properti yang berada di pusat kota dibanderol dengan nilai selangit. 

Hanya saja, saat ini tidak cuma rumah di pusat kota yang dijual dengan harga tinggi. Properti di daerah pinggiran pun mulai merangkak naik. 

Hal tersebut disebabkan karena masifnya pembangunan infrastruktur di sejumlah daerah pinggiran.

Sehingga, beberapa properti di daerah tersebut bisa dikategorikan memiliki akses yang mudah. 

Ciri properti strategis adalah berada di area tumbuh dan berkembang. 

Selain itu, ia  juga memiliki kemudahan akses menuju fasilitas publik seperti pusat perbelanjaan, pusat pendidikan, rumah sakit dan lain-lain.

Kenaikan Harga Bahan Bangunan di Pasar Global

Apa yang menyebabkan harga tanah di bali semakin naik

Penyebab lainnya adalah kenaikan harga material bangunan di pasar global. Tidak cuma satu faktor, hal ini disebabkan oleh berbagai hal. 

Selain inflasi, kondisi politik dunia juga turut memengaruhi kondisi tersebut, contohnya saja seperti invasi Rusia ke Ukraina. 

Konflik itu membuat harga minyak sawit dunia melambung, sehingga berpengaruh pada kenaikan harga sejumlah komoditas.

Kenaikan harga material tentu berdampak pada melambungnya ongkos pembangunan properti, baik tapak maupun vertikal. 

Seperti saat ini, harga besi yang merupakan bagian dari material utama pembangunan saja sudah naik hingga 30 persen. 

Hal tersebut tentu berpengaruh pada kenaikan harga properti secara keseluruhan, sebab ongkos pembangunannya sudah membengkak.

Baca juga:

4 Cara Mengetahui Harga Tanah di Suatu Daerah bagi Pemula

Demikian ulasan yang patut Anda ketahui terkait faktor-faktor kenaikan harga properti per tahunnya.

Jangan lupa untuk terus memperbarui informasi Anda dalam bidang properti melalui laman rumah223.com

Di sini, kamu bisa mendapatkan banyak rekomendasi perumahan nyaman dengan harga kompetitif seperti Alexandria Premier Cimanggis, Golden Hills, hingga Grand Asritama Cihanjuang

Semoga informasi ini bermanfaat. 

Author:

Septian Nugraha

Faktor apa yang menyebabkan harga tanah meningkat pesat?

6 Faktor Penting Penentu Meningkatnya Harga Tanah.
Lokasi tanah strategis. ... .
Penguasaan tanah oleh beberapa pihak. ... .
Meningkatnya permintaan properti. ... .
Terletak di kawasan padat penduduk. ... .
Keberadaan benda-benda di atas tanah. ... .
Tingginya biaya pematangan lahan..

Mengapa tanah di bali sangat mahal?

Penyebabnya, karena sedikitnya lahan yang tersedia dan Bali masih populer bagi para spekulan-spekulan properti yang gencar mencari lahan untuk investasi dan bisnis,"paparnya. Selain harga tanah yang melonjak tajam, harga property di Bali juga ikut meroket seiring melonjaknya harga tanah.

Kenapa harga tanah setiap tahun naik?

Harga tanah terus melambung tinggi dikarenakan: Tanah dikuasai oleh pihak tertentu. Tanah yang sudah diolah akan semakin mahal harganya terlebih banyak investor atau pengembang yang ada membuat harga tanah akan melambung tinggi. Permintaan properti meningkat yang didukung dengan daya beli masyarakat yang kuat.

Mengapa harga tanah di kota lebih mahal dari pada di desa?

Harga tanah di wilayah perkotaan lebih mahal dibandingkan dengan harga tanah di perdesaan. Hal ini disebabkan karena intensitas dan kondisi jaringan jalan dan penggunaan lahan di perkotaan yang lebih tinggi daripada wilayah desa.