Kamu sebagai pebisnis pernah mendengar Harga Pokok Penjualan (HPP), atau belum pernah sama sekali? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, pernahkah kamu berbisnis, tapi keuntungannya terlalu minim atau melakukan promo yang berakhir dengan kerugian? Jika kamu pernah mengalaminya, kemungkinan kamu tidak menghitung HPP. Pada dasarnya, HPP merupakan dasar utama untuk menentukan harga jual yang paling tepat. Show Mulai Jualan Online dengan LummoSHOP! Dengan website toko online yang lengkap dan praktis, tidak ada lagi penghalang untuk optimalkan peluang pertumbuhan bisnismu. Jadi, simak yuk pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) dan 7 tips pentingnya yang dapat menjadi referensi bagi kamu sebagai pebisnis. Harga Pokok Penjualan adalah istilah dalam akuntansi, menunjukkan total pengeluaran biaya langsung oleh perusahaan ,dalam rangka memproduksi, membeli barang atau jasa, yang kemudian akan dijual kembali, dalam sebuah kegiatan bisnis dalam periode waktu tertentu. Secara umum, HPP ini ditampilkan pada laporan laba / rugi pada laporan keuangan. Sebuah contoh sederhana dari Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah, kamu membeli barang Rp50.000, kemudian menjualnya kembali dengan harga Rp75.000. Artinya, kamu sudah menentukan laba sebesar 50% dari HPP-nya yang Rp50.000. Nah, HPP ini perlu diperhatikan dengan baik agar terealisasi keuntungan yang kamu targetkan. 7 Tips Terkait HPPSetelah memahami pengertian dari HPP, untuk menguasainya kamu perlu mendalami 7 tips pentingnya, sehubungan dengan manfaat, jenis perusahaan, komponen HPP, menghitung HPP, serta menggunakan bantuan untuk memproses HPP. Simak tipsnya berikut ini.
Tips pertama untuk menghitung Harga Pokok Penjualan, yakni mengetahui manfaatnya yang lain. HPP, atau yang dalam bahasa Inggris memiliki istilah Cost of Goods Sold bermanfaat pula untuk :
Saat menghitung HPP, kamu akan memperoleh besaran laba, dengan rumus penjualan dikurangi HPP dan beban-beban (operasional dan non operasional). Setelah mengetahui laba, kamu bisa memutuskan besaran biaya operasional pada masa mendatang.
Bukan hanya menentukan biaya operasional, kamu pun bisa menghitung laba dengan menggunakan HPP, kemudian menentukan besarnya biaya riset dan pengembangan produk. Mengingat keinginan konsumen yang terus mengalami perubahan, penelitian atau riset merupakan bagian penting dalam bisnis masa kini. .
Harga Pokok Penjualan dihitung oleh setiap jenis perusahaan, yakni jasa, dagang, maupun manufaktur. Lembaga usaha, atau perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa, misalnya salon, ekspedisi, dokter dan sebagainya. Lembaga usaha dagang adalah perusahaan yang menjual-beli barang, contohnya toko retail, toko baju, dan sebagainya. Selanjutnya, manufaktur yang memproduksi barang, di antaranya konveksi, sepatu, dan sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut memiliki komponen dan penghitungan HPP-nya masing-masing. Setelah mengetahui penjelasan tersebut, tentu akan lebih mudah mengenali jenis bisnismu. Sudahkah kamu menentukan jenis bisnismu? Umpamanya sudah, saatnya bagi kamu mengetahui komponen HPP untuk mulai menghitungnya.
Untuk memulai perhitungan HPP, kamu harus mengetahui komponen-komponennya. Akan tetapi, kamu perlu memerhatikan, bahwa komponen perhitungan HPP berbeda-beda bergantung perusahaan masing-masing. Hal itu lantaran model bisnis yang juga berbeda-beda. Berikut adalah komponen Harga Pokok Penjualan pada tiap-tiap jenis perusahaan yang perlu kamu ketahui untuk mulai menghitung HPP:
Service Company, atau perusahaan jasa menyebut HPP sebagai Cost of Revenue, yang terdiri dari komponen biaya-biaya yang langsung berhubungan dengan operasional bisnis, sepert biaya tenaga kerja langsung, biaya transportasi, dan biaya pemasaran.
Sementara itu, untuk perusahaan dagang komponen HPP-nya terdiri atas:
Perusahaan manufaktur memiliki proses yang lebih panjang dalam menentukan HPP lantaran ada proses untuk memproduksi barang, kemudian menjualnya. Komponennya adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui data dari tiap-tiap komponen Harga Pokok Penjualan, kamu bisa menggunakan data dari Buku Besar, Neraca Saldo, penyesuaian pada akhir periode, dan penghitungan persediaan secara fisik (stock opname). Di antara beberapa sumber data tersebut, buku besar memiliki peranan yang vital, karena memerinci keseluruhan aktivitas komponen Harga Pokok Penjualan (HPP). Oleh karena itu, kamu perlu menyediakan buku besar untuk tiap-tiap komponen penghitungan HPP. Keberadaan buku ini akan sangat membantu saat melakukan penghitungan HPP, juga pelaporannya. Kini, kamu juga bisa memanfaatkan bantuan software akuntansi untuk memerinci tiap-tiap komponen penghitungan Harga Pokok Penjualan (HPP). Kendati demikian, buku besar manual dengan fungsinya masih tetap penting, di antaranya untuk pengendalian.
Setelah mengetahui komponen Harga Pokok Penjualan, berikutnya adalah mengetahui dan menguasai cara menghitungnya yang juga merupakan poin penting. Tanpa itu, kamu tidak bisa mengetahui jumlah HPP. Berikut contoh dan cara penghitungan HPP pada perusahaan jasa, dagang (trading company), dan manufaktur:
Untuk menghitung HPP perusahaan jasa atau Cost of Revenue (CoR) dilakukan satu tahap, dengan rumus Harga Pokok Penjualan berikut: HPP / Cost of Revenue = Total biaya yang terlibat dalam operasional langsung perusahaan Contoh: Perusahaan ekspedisi dalam operasional harian dengan bantuan 4 karyawan bergaji Rp80.000 masing-masing, dan 2 orang kurir yang memerlukan biaya transportasi Rp20.000 per hari. Selain itu, ada 2 orang marketing dengan gaji Rp125.000 per hari untuk memperkenalkan bisnis tersebut. Maka penghitungan HPP/CoR per hari, adalah sebagai berikut:
Untuk menghitung HPP perusahaan dagang, dilakukan dua tahap, yaitu menghitung pembelian bersih, kemudian HPP. Rumusnya adalah sebagai berikut: Pembelian bersih = (Pembelian + Beban angkut pembelian) – (Retur pembelian + Potongan pembelian) HPP = Persediaan awal + Pembelian bersih – Persediaan akhir Contoh: Suatu perusahaan dagang dalam satu periode tertentu -yang dalam neraca saldonya- tercatat memiliki persediaan barang dagang awal senilai Rp20.000.000, pembelian barang dagang senilai Rp50.000.000, beban angkut pembelian Rp2.500.000, retur pembelian Rp1.000.000, serta potongan pembelian Rp3.000.000. Kemudian, untuk persediaan barang dagang akhir adalah Rp12.000.000. Maka penghitungan HPP-nya adalah sebagai berikut:
Menghitung HPP perusahaan manufaktur melewati 4 tahap, yakni biaya bahan baku, biaya produksi, menentukan biaya pokok produksi, dan menghitung HPP. Rumus HPP-nya adalah sebagai berikut: Biaya bahan baku = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo Akhir Bahan Baku Biaya produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Produksi Harga pokok produksi = Total Biaya Produksi + Saldo Awal Persediaan – Saldo Akhir Persediaan HPP = Persediaan Barang Awal + Harga Pokok Produksi – Persediaan Barang Akhir Contoh: Perusahaan konveksi pada suatu periode tertentu, memiliki catatan untuk penghitungan HPP sebagai berikut: Persediaan Awal Bahan Baku = Rp600.000.000 Initial inventory, atau Persediaan Awal Barang dalam Proses Produksi = Rp200.000.000 Persediaan Awal Barang Jadi = Rp600.000.000 Pembelian Bahan Baku = Rp900.000.000 Biaya overhead produksi = Rp70.000.000 Biaya Tenaga Kerja dan Perawatan Mesin = Rp120.000.000 Persediaan Akhir Bahan Baku = Rp300.000.000 Ending inventory, atau Persediaan Akhir Barang dalam Proses Produksi = Rp150.000.000 Persediaan Akhir Barang Jadi = Rp250.000.000 Maka penghitungan HPP-nya adalah sebagai berikut.
Perhitungan Harga Pokok Penjualan memang bukan hal yang mudah. Namun, kini kamu dapat memperoleh bantuan software akuntansi atau keuangan untuk melakukannya. Kamu dapat mengunduh ragam software akuntansi, baik berbayar maupun yang gratis di website. Beberapa software yang akan membantumu menghitung HPP adalah Bukukas, Accurate, Zahir, serta masih banyak lainnya.
Sebagaimana pembahasan di atas, manfaat Harga Pokok Penjualan (HPP) tidak hanya untuk menentukan laba. Bagi kamu yang masih bingung untuk menggunakannya, dapat meminta bantuan profesional untuk mengelola HPP-mu, terutama sehubungan dengan pengembangan bisnis. Saat ini, kamu bisa dengan mudah memperoleh bantuan profesional di bidang keuangan. Perihal itu, kamu dapat mencarinya melalui berbagai layanan penyedia, misalnya pada website, media sosial, atau grup-grup bisnis. Mulai Jualan Online dengan LummoSHOP! Dengan website toko online yang lengkap dan praktis, tidak ada lagi penghalang untuk optimalkan peluang pertumbuhan bisnismu. Jadi apakah kamu sudah menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) bisnismu hari ini? Jika belum, segera laksanakan 7 tips sederhana yang telah dibagikan. Alhasil, kamu bisa segera mengetahui laba pasti dari bisnismu. Baca juga artikel terkait lainnya :
Apakah yg dimaksud dengan harga pokok penjualan?Pengertian harga pokok penjualan sendiri, menurutprinsip akuntansi indonesia dapat dijelaskan sebagai jumlah pengeluaran danbeban yang diperkenankan, baik secara langsung maupun tidak langsung untukmenghasilkan barang atau jasa di dalam kondisi dan tempat di mana barang itudapat dijual atau digunakan.
Apa yang dimaksud dengan harga pokok penjualan brainly?Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah pengeluaran dan beban yang dikeluarkan oleh perusahaan secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang ataupun jasa.
Apa saja yang termasuk dalam harga pokok penjualan?Apa itu Harga Pokok Penjualan (HPP)?. Bahan baku.. Barang yang dibeli untuk dijual kembali.. Biaya pengiriman barang.. Retur dan potongan pembelian.. Diskon perdagangan atau tunai.. Buruh pabrik.. Bagian yang digunakan dalam produksi.. Biaya penyimpanan.. Apa perbedaan harga pokok penjualan dengan harga jual?Kesimpulannya, HPP Tidak Sama Dengan Harga Jual
Harga pokok penjualan dan harga jual adalah hal yang berbeda. Namun, dengan menggunakan HPP, Anda dapat menentukan yang paling sesuai untuk dibebankan kepada konsumen.
|