Apa yang dimaksud keanekaragaman ekosistem

Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki kenekaragaman hayati. Sayangnya beberapa populasi spesies endemik terancam punah. Menurut data yang dimiliki Badan Pusat Statistika tahun 2017, jenis satwa yang terancam punah yaitu harimau sumatera, gajah sumatera, badak, banteng, owa, orang utan, bekantan, komodo, jalak bali, maleo, babi rusa, anoa, elang, tersius, dan monyet hitam sulawesi.

Rata-rata jumlah dari masing-masing spesies tersebut di bawah 2000 ribu ekor. Hanya komodo yang tercatat masih ada 5.954 ekor pada tahun 2017. Apabila tidak di lindungi, maka satwa tersebut bisa terancam punah sepenuhnya pada tahun yang akan datang.

Akibatnya anak cucu kita tidak bisa menikmati ragam flora dan fauna yang ada di negeri ini. Secara umum sebenarnya, keanekaragaman hayati atau biodiversity Indonesia terbagi atas tiga jenis. Apa saja biodiversity itu? Berikut penjelasan lengkapnya.

Ruang Lingkup Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup dengan adanya variasi dari gen, spesies, dan ekosistem pada suatu tempat. Sementara itu penjelasan di jurnal Buana Sains 10(2), biodiversity diartikan sebagai segala sesuatu yang mencakup seluruh bentuk kehidupan mulai dari gen, spesies, mikroogranisme, ekosistem dan proses ekologi.

Tak berbeda jauh, penjelasan di Jurnal Ilmiah Simantek 3(1), juga menyebutkan bahwa biodiversitas merupakan sebuah istilah untuk memberikan gambaran kekayaan berbagai bentuk kehidupan yang ada di bumi. Bentuk kehidupan tersebut mulai dari organisme sel tunggal sampai organisme tingkat atas.

Sudah disinggung sebelumnya bahwa biodiversity yang dimiliki negara kita terbagi atas tiga kelompok utama. Menurut penjelasan pada buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, keragaman tersebut antara lain;

Advertising

Advertising

Baca Juga

Keanekaragaman gen merupakan ragam individu pada satu jenis makhluk hidup. Keanekaragaman gen juga bisa diartikan sebagai variasi pada spesies yang sama. Contoh keanekagraman hayati ini bisa terlihat pada manusia yang memiliki warna kulit berbeda. Contoh lainnya yaitu pada bunga mawar yang memiliki warna berbeda.

Variasi tersebut dipengaruhi oleh gen yang membawa sifat genetik. Komponen dalam gen yang akan membawa sifat yang bisa diamati dari luar dan sifat yang tidak bisa dilihat dari luar. Keanekaragaman ini terjadi saat ada pekawinan yang menyebabkan kombinasi susunan gen dari kedua induk.

2. Keanekaragaman jenis

Keanekaragaman jenis yaitu perbedaan yang terjadi antar jenis pada satu marga. Perbedaan tersebut lebih mudah diamati dibandingkan dengan keragaman gen. Contohnya yaitu singa, harimau, dan macan yang masih satu genus yaitu Panthera namun memiliki bentuk fisik berbeda.

3. Keanekaragaman ekosistem

Keanekaragaman ekosistem diartikan sebagai perbedaan komponen biotik dan abiotik yang terdapat pada tempat tersebut. Contoh keanekaragaman hayati ini bisa dilihat pada ekosistem hutan dengan ekosistem gurun memiliki komponen biotik dan abiotik yang tak sama.

Keanekaragaman Hayati Indonesia

Sebagai negara kepulauan Indonesia, memiliki keragamanan hayati yang menakjubkan dibandingkan negara lain. Berdasarkan penjelasan di jurnal Buana Sains 10(2), Indonesia memiliki 10% dari spesies bunga di dunia, 12% dari spesies mamalia di bumi, 16%  dari seluruh spesies reptul dan amfibi, 17% dari sleuruh spesies burung, dan 25% dari seluruh spesies ikan.

Pada buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, biodiversity yang ada di Indonesia juga berbagi atas keragaman flora dan fauna.

Keanekaragaman flora

Hutan di Indonesia masuk dalam jenis hutan hujan tropis. Karakteristik hutan ini yaitu memiliki vegetasi yang lebat. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman floranya.

Meskipun beragam, namun persebaran flora Indonesia tidak merata. Misalnya saja pada daerah Kalimantan yang kawasan hutannya luas memiliki keanekaragaman flora yang tinggi. Sedangkan di daerah Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Kelupauan Sunda keanekaragaman floranya rendah.

Baca Juga

Flora di Indonesia masuk dalam kawasan flora Malesiana. Hutan di daerah Malesiana ini memiliki ciri pohon tumbuh tinggi dan batang besar sehingga membentuk kanopi hutan. Tanaman tersebut masuk dalam famili Dipterocarpaceae seperti tumbuhan keruing, meranti, ramin, dan pohon kapur.

Sementara itu hutan hujan tropis di Indonesia umumnya ditumbuhi tanaman dengan ciri pohon berkanopi rapat dan banyak tumbuhan yang tumbuh memanjat. Beberapa jenis tumbuhan tersebut yaitu durian, mangga, sukun, dan rotan.

Ada juga beberapa tumbuhan endemik atau yang hanya tumbuh pada daerah tertentu. Contohnya Rafflesia arnoldii yang hanya tumbuh di Sumatera Barat, Bengkulu, dan Aceh.

Keanekaragaman fauna

Sama halnya dengan flora, fauna yang ada di Indonesia juga tidak menyebar secara rata. Persebaran tersebut dipisahkan oleh garis Wallace dan Weber. Kedua garis tersebut yang membagi fauna menjadi tiga wilayah yaitu Oriental, Australian, dan peralihan.

1. Fauna Oriental

Jenis fauna ini yaitu hewan yang tinggal di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Kalimantan. Fauna Oriental bisa dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Jenis mamalia berukuran besar sangat banyak. Misalnya, harimau, banteng, gajah, dan badak sumatera.
  • Jenis kera juga sangat banyak, seperti bekantan dan orang utan.
  • Banyak burung dengan warna menarik. Misalnya; jalak bali, elang jawa, elang putih, dan mulai mengilap.

2. Fauna Australian

Keanekaragaman hayati ini tersebar di Pulau Papua dan pulau kecil disekitarnya. Ciri-ciri fauna ini antara lain;

  • Mamalia berukuran kecil.
  • Banyak hewan yang memiliki kantong seperti kanguru pohon dan kuskus.
  • Tidak ada spesies kera.
  • Banyak burung dengan warna indah. Contohnya; burung cenderawasih merah.

3. Fauna daerah peralihan

Fauna ini hidup di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian tengah. Beberapa contoh fauna dari daerah ini yaitu anoa, maleo, rangkong sulawesi, musang cokelat sulawesi, dan singapuar.

Manfaat Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati yang ada di muka bumi tentu akan memberikan banyak manfaat. Mengutip dari buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, manfaat biodiversity antara lain:

Baca Juga

Flora dan fauna bisa memiliki nilai ekonomi. Seperti yang kita ketahui, beberapa tumbuhan berkayu seperti jati biasanya digunakan untuk bahan bangunan dan furniture. Bahkan bisa menjadi komoditi ekspor yang akan menambah devisa negara.

Beberapa tumbuhan juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan bahan pembuatan obat. Hewan seperti ikan, unggas, dan rumensia (sapi, kambing, dan sejenisnya) bisa dimanfaatkan sebagai sumber makanan.

Beberapa industri makanan atau industri lain membutuhkan flora dan fauna sebagai bahan baku produksi. Dengan demikian, semakin beragaman flora dan fauna yang dimiliki, semakin tinggi pendapatan yang akan diperoleh.

2. Manfaat bidang ekologi

Hutan hujan tropis yang merupakan bagian dari biodiversity memiliki nilai ekologis yang beperan dalam kelestarian bumi. Hutan menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida sehingga udara menjadi lebih segar dan bersih.

Kemampuan tersebut jugalah yang bisa mencegah terjadinya efek rumah kaca. Sehingga kestabilan iklim global tetap terjaga.

3. Manfaat bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

Keanekeragaman hayati dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak kajian ilmiah mengenai flora dan fauna yang ada di bumi. Semakin banyak jumlah flora dan fauna maka semakin berkembang juga ilmu pengetahuan.

Misalnya saja, saat ini masih banyak penelitian tentang potensi berbagai tumbuhan untuk obat herbal. Atau penelitian tentang persilangan tanaman untuk menghasilkan varietas baru yang lebih unggul.

4. Manfaat bidang sosial dan budaya

Ragam flora dan fauna yang ada di Indonesia juga berpengaruh terhadap sosial budaya masyarakat. Ada beberapa agama di Indonesia yang menggunakan hewan atau tumbuhan tertentu dalam upacara keagamaan atau adat.

Klasifikasi Kenakeragaman Hayati

Melihat banyaknya manfaat keanekaragaman hayati, maka mempelajari tentang hal tersebut menjadi sangat penting. Mengutip buku “Biologi untuk SMA/MA Kelas X”, pembagian biodiversity ini bisa berdasarkan persamaan dalam keanekaragaman tersebut.

Baca Juga

Dalam buku tersebut juga dijelaskan mengenai sistem klasifikasi. Setidaknya ada tiga jenis sistem klasifikasi yaitu  buatan, alami, dan filogenetik.

1. Klasifikasi sistem buatan

Klasifikasi keranekaragaman hayati ini yaitu sistem klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri dari makhluk hidup tersebut. Sistem ini umumnya tersusun berdasarkan ciri atau sifat sesuai keinginan manusia atau sifat lain. Contohnya, Aristoteles yang membagi makhluk hidup dalam dua kelompok berdasarkan klorofil dan kemampuan berpindah.

2. Klasifikasi sistem alami

Sistem ini dibuat berdasarkan persamaan dan perbedaan morfologi. Contoh klasifikasi ini yaitu:

  • Hewan berkaki, bersayap, dan bersirip, terbagi berdasarkan cara gerak.
  • Hewan berbulu, berambut, dan bercangkang, terbagi berdasarkan penutup tubuhnya.
  • Biji berkeping dua dan berkeping satu, terbagi berdasarkan tumbuhan yang memiliki biji.

3. Klasifikasi sistem filogenetik

Klasifikasi keanekaragaman hayati ini berdasarkan pada jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dengan lainnya. Dengan kata lain, sistem ini disusun berdasarkan pada persamaan fenotipe atau sifat yang bisa diamati.

Sistem filogenetik ini pernah dilakukan oleh ekolog bernama, R. H. Whittaker. Sistem klasifikasi ini membagi makhluk hidup dalam lima kingdom.

Kingdom ini memiliki anggota dari organisme prokariotik atau organisme yang tidak memiliki membran inti. Diantaranya bakteri dan Cyanophyta.

Protista terdiri dari organisme tingkat rendah bersel satu misalnya saja organisme eukariotik seperti jamur, protozoa, dan alga.

Kingdom fungi merupakan kelompok makhluk hidup eukariotik yang mirip dengan tumbuhan. Beberapa anggota kingdom ini yaitu Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan Deuteromycotina. Pengelompokan tersebut berdasarkan pada struktur hifa dan spora yang dihasilkan.

Baca Juga

Kingdom ini beranggotakan tumbuhan multiseluler dan berklorofil. Kelompok plantae ini dikenal juga sebagai organisme autrotof atau yang bisa menghasilkan makanan sendiri.

Kingdom ini dikenal juga dengan dunia hewan. Anggota kingdom ini yaitu makhluk eukariotik dan multiseluler. Animalia tidak memiliki klorofil sehingga disebut sebagai makhluk hidup heterotrof.