Hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi adalah faktor penting agar tidak terkesan membosankan dan bisa menggugah suasana hati bagi yang mendengarnya. Show
Puisi memang salah satu karya sastra nan indah serta bisa menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati yang begitu rumit untuk dijelaskan. Beberapa orang yang menciptakan puisi biasanya menunggu momen/suasana yang pas untuk menuangkannya kedalam sebait kata yang kemudian dirangkai menjadi sebuah puisi yang utuh. Dari hal tersebut, kita bisa belajar, bahwa suasana yang pas akan memberikan nilai positif bagi sang pencipta itu sendiri maupun bagi siapa saja yang mendengarnya. Maka dari itu, sebagai pembaca puisi yang baik hendaknya kita bisa menciptakan suasana yang mengalir serta tidak membosankan bagi para pendengar. Hal tersebut tentu akan mudah tercapai jika kita menerapkan teknik-teknik yang ada. Sebaliknya, jika tidak menerapkan teknik-teknik tersebut, tentunya puisi akan terdengar kacau dan salah kaprah.
Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Membaca Puisi AdalahNah berikut 15 hal yang harus diperhatikan dalam membaca puisi. 1. Ekspresi/MimikEkspresi merupakan pernyataan perasaan dari hasil penjiwaan puisi, sedangkan Mimik yaitu gerak air muka. Dengan kata lain, ekspresi merupakan pengungkapan perasaan yang bisa diterapkan melalui gerakan tubuh, ucapan, maupun wajah. Sedangkan mimik yaitu bentuk wajah/gaya yang mengungkapkan perasaan, misalnya sedih, menangis dan senang/gembira. 2. Kinesik (Gerak Anggota Tubuh)Kinesik merupakan gerak anggota tubuh atau pola pergerakan yang dimainkan 3. Kejelasan ArtikulasiArtikulasi merupakan ketepatan pada saat melafalkan kata-kata ketika membaca puisi. 4. Timbre (Warna Suara)Timbre dalam seni musik juga sering disebut dengan warna suara, sama halnya pada bab ini yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang di milikinya 5. Irama PuisiIrama Puisi merupakan panjang atau pendek, keras atau lembut dan tinggi atau rendahnya suara yang dihasilkan. 6. Intonasi Atau Lagu SuaraIntonasi adalah tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan penekanan di sebuah kata-kata tertentu pada sebuah kalimat/puisi. Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi/tekanan, diantaranya adalah : ⇒ Tekanan Dinamik : Tekanan pada kata- kata yang dianggap penting ⇒ Tekanan Nada : Tekanan tinggi rendahnya suara. Contoh : Suara tinggi menjelaskan suasana marah, riang, takjub atau yang lainnya. Sedangkan suara rendah menggambarkan suasasna ragu, sedih, putus asa, pasrah dan lain-lain. ⇒ Tekanan Tempo : Cepat lambat pengucapan suku kata maupun kata. 7. TempoTempo merupakan cepat atau lambatnya pengucapan (suara). Sebagai pembaca puisi yang baik, kita harus bisa mengatur serta menyelaraskan suara dengan kekuatan nafas. Kapan waktu yang tepat untuk memberi jeda dan kapan kita harus menyambung dan juga mencuri nafas. 8. DiksiDiksi yaitu pengucapan kata demi kata dengan tekanan yang bervariasi dan juga rasa. 9. DinamikaDinamika merupakan lemah kerasnya suara. Yang mana suara tersebut setidaknya harus terdengar oleh para penonton, terutama pada saat mengikuti lomba membaca puisi. Kita harus menciptakan suatu dinamika yang prima, yakni dengan mengatur irama, naik turunnya volume atau keras lembutnya diksi. Dan yang terpenting, kita harus bisa menjaga harmoni pada saat naik turunnya nada suara. 10. JedaJeda merupakan pemenggalan sebuah kalimat, dalam hal ini yakni puisi. 11. PenampilanSalah satu faktor keberhasilan seseorang dalam membawakan sebuah puisi yakni adalah kepribadian atau performanya pada pentas seni. Usahakan agar tetap tenang, tidak terlihat gugup ataupun gelisah, mempunyai wibawa dan juga terlihat meyakinkan. 12. Modulasi (Perubahan)Modulasi berarti proses mengubah suara dalam membaca puisi. 13. KonsentrasiKonsentrasi berarti pemusatan pikiran terhadap isi puisi yang akan dibaca. Jangan sampai kita lupa sampai dimana terakhir membaca akibat memikirkan hal yang lain. 14. KomunikasiSalah satu kunci keberhasilan yang lain pada saat membaca sebuah puisi yaitu kita bisa berkomunikasi terhadap penonton yang hadir. Artinya, pada saat membawakan sebuah puisi, kita bisa memberikan suasana yang benar-benar nyata (seperti masuk ke dalam puisi tersebut), dan juga bisa memikat hati para penonton. 15. PernafasanAda beberapa teknik pernafasan yang biasa digunakan. Namun pada umumnya dalam membaca sebuah puisi, yang digunakan adalah pernafasan perut. Sikap Dalam Membaca PuisiSikap juga merupakan sebuah hal yang harus diperhatikan juga, berikut sikap yang baik saat membacakan sebuah puisi : 1. Sikap Wajar Dan TenangBersikaplah yang wajar dan tenang dalam membacakan sebuah puisi, tetapi harus penuh dengan rasa percaya diri dan jangan sampai berlebihan (over acting). 2. Gerakan Mimik Dan Anggota Badan Yang MendukungGunakanlah gerakan mimik, tangan dan juga anggota badan lain yang mendukung. Tujuannya yaitu agar puisi yang dibacakan tidak kaku serta bisa mewakili ekpresi jiwa si pengarang. 3. Volume Suara Yang TepatAturlah suara secara teratur dan pahami tanda-tanda yang ditulis dalam puisi tersebut. 4. Kelancaran Dan KecepatanKetika membaca sebuah puisi, tentu berbeda saat kita membaca teks berita. Membaca puisi membutuhkan latihan dan teknik tertentu. Terapkanlah 15 hal dan teknik membaca puisi yang telah dijelaskan diatas sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Bacalah puisi dengan menghayati isinya, jangan terlalu cepat. Bacalah dengan perlahan namun pasti dan tentunya sesuai dengan kaidah yang berlaku. Contoh PuisiTuhanmu dan Diriku Ku terlahir untuk dirimu// Jangan pernah merasa sendiri// Biarlah dia berlalu pergi// Sebab itu / jangan kau ingat// Hingga matamu terpejam// Di depanmu / masih ada yang mencintai// Keterangan :
Rasa Syukurku Aku bersyukur atas karuniamu tuhanDua bola mata ini dapat melihat keindahanKeindahan yang Engkau ciptakan Mampu memberikanku kenyamanan
Membaca puisi umumnya dilakukan dengan membaca nyaring atau dengan
mendeklamasikannya. Deklamasi adalah pembacaan puisi yang disertai gerak dan
mimik yang sesuai. Dalam berpuisi, berdeklamasi, pembaca tidak sekedar
membunyikan kata-kata, lebih dari itu ia pun bertugas mengekspresikan perasaan
dan pesan penyair dalam puisinya. Untuk itu pembaca hendaknya: (1) memaknai
puisi secara utuh, (2) memerhatikan lafal, tekanan, dan intonasi dalam
menyampaikannya, sesuai dengan struktur fisik dan struktur batin puisi itu.
Deklamasi juga menekankan kepada ketepatan pemahaman, keindahan vokal dan ekspresi
wajah. Akan tetapi, deklamasi acapkali disertai dengan gerak-gerik tubuh yang
lebih bebas dan ekspresi wajah yang lebih kuat dibandingkan membaca indah
(Kosasih, 2012: 119)
Apa saja Teknik Membaca Puisi yang baik ? Ada 3 Teknik Membaca Puisi yaitu 1) Ketepatan ekspresi/mimik; 2) Kinesik
yaitu gerak anggota tubuh, dan 3) Kejelasan artikulasi Berikut ini penjelasan 3 Teknik Membaca Puisi yang baik dan benar. Simak penjelasan berikut agar kamu bisa membaca puisi dengan benar. 1. Ketepatan ekspresi/mimik Ekspresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi. Mimik adalah gerak air muka. Keduanya menjadi penting saat membawakan sebuah karya puisi. Seorang pembaca puisi tentu saja harus dapat menyesuaikan ekspresi dan mimik wajah sesuai dengan isi yang terkandung dalam puisi tersebut. Ketika puisi yang dibawakan bernada sedih, maka ekspresi si pembaca juga harus memperlihatkan ekspresi dan mimik kesedihan. Atau jika puisi yang dibawakan bernada marah, gembira atau senang. maka sesuaikanlah ekspresinya. Ketepatan ekspresi dan mimik dalam membaca puisi saat tampil merupakan satu keharusan yang berguna untuk menggambarkan serta menyampaikan isi (pesan) dari cerita di dalam puisi tersebut terhadap pemirsa atau penonton. 2. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gestur adalah gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerak anggota tubuh saat membawakan puisi juga tidak kalah penting selain ekspresi dan mimik yang harus anda perhatikan. Gerak gerik dan mimik yaitu faktor yang penting dalam membaca puisi didepan orang banyak. Penggunaan gerak-gerik dalam pembacaan puisi sanggup membangkitkan gairah pendengar untuk mendengarkan puisi yang anda bawakan. Selain itu penggunaan mimik yang tepat sesuai dengan tema puisi juga haruslah dilakukan dengan baik biar seperti pembaca ikut mengalami dan mencicipi apa yang terdapat di dalam puisi yang dibacakan. Oleh alasannya yaitu itu, pembaca dituntut untuk memahami bahan puisi dan mendalaminya dengan sungguh-sungguh biar mimik yang didapatkan sanggup sempurna Bayangkan, ketika anda harus membawakan sebuah puisi sukacita, namun gerakan anda tidak memperlihatkan kebahagiaan. Makna puisi tersebut tidak akan tersampaikan. Yang ada malah jadi terlihat aneh. Itulah sebabnya sangat dianjurkan sebelum mulai membaca puisi, pelajari dulu tema puisi tersebut. Menggambarkan kebahagiaan, kesedihan atau mungkin kemarahankah? Kalau kamu sudah mengenali isi dari puisi tersebut, akan lebih mudah bagi anda untuk mengekspresikan dalam gerakannya nanti. Pesan puisi bisa tersampaikan hanya melihat dari kinesik atau gerakan anggota tubuh kamu. Karenanya, perhatikan dan sesuaikan gerakan tubuh anda dengan kandungan puisi yang anda baca. Selain gerak gerik dan mimik, sikap merupakan kunci kesuksesan membaca puisi dihadapan orang, maka dari itu diharapkan penguasaan perilaku yang tepat oleh pembaca. Selama membaca puisi, sebaiknya pembaca berusaha mendapat perhatian yang positif dari pendengar atau penonton. Hal yang harus dilakukan yaitu perilaku yang masuk akal dan ketenangan menghadapi orang lain. Untuk sanggup menguasai dua hal tersebut, pembaca dituntut untuk latihan dan menguasai puisi yang akan dibacakan secara matang biar kadab tampil tak akan gugup dan perilaku yang ditunjukan sanggup sempurna. 3) Kejelasan artikulasi atau ketepatan dalam melafalkan kata- kata. Pelafalan yaitu suatu proses atau perjuangan untuk mengucapkan bunyi bahasa, baik itu suku kata, kata, frasa, ataupun kalimat sesuai dengan jiwa dan tema puisi. Intonasi yaitu penyajian tinggi rendah irama puisi dengan memerhatikan jenis-jenis tekanan, menyerupai tekanan dinamik, tekanan nada, dan tekanan tempo. Simak penjelasannya di bawah ini. Tekanan dinamik, yaitu tekanan pada kata yang terpenting menjadi sari kalimat atau bait puisi. Tekanan nada, yaitu tekanan tinggi rendah, perasaan girang, gembira, marah, sedih, gundah, galau, dan suasana hati lainnya. Tekanan tempo, yaitu lambat atau cepatnya pengucapan suku kata atau kalimat. Volume bunyi yang dipakai sebaiknya menyesuaikan kawasan dan jumlah estimasi jumlah pendengar. Jika pembacaan puisi dilakukan di kawasan yang terbuka maka sebaiknya volume bunyi ludang keringh lantang dan jikalau pembacaan puisi di dalam ruangan volume bunyi harus menyesuaikan luas kawasan biar pendengar sanggup nyaman mendengarkan puisi yang anda bacakan. Untuk pementasan puisi dikala ini sangat banyak memakai pengeras bunyi atau mic. Maka dari itu pembaca puisi juga harus menguasai teknik penggunaan mic biar bunyi yang dihasilkan tidak sumbang, tidak terlalu pelan ataupun tidak terlalu keras. Kelancaran dan kecepatan sangat mempengaruhi pendengar dalam menikmati puisi yang dibawakan. Kedua hal tersebut harus benar-benar dicermati biar pendengar sanggup menikmati puisi yang dibacakan dengan baik serta pesan yang ada di dalam puisi juga sanggup tersampaikan. Kelancaran membaca puisi dekat kaitannya dengan latihan, alasannya yaitu hanya dengan latihan maka akan didapatkan kelancaran membaca yang baik. Selain itu kecepatan membaca juga harus diperhatikan, apabila kecepatan membaca puisi terlalu cepat maka pendengar akan susah memahami isi puisi dan jikalau terlalu lambat juga akan menciptakan pendengar jenuh. Contoh Puisi Bertema Keluarga selalu menemaniku setiap waktu ya Tuhan lindungilah mereka sehingga kami menjadi bahagia Contoh Puisi Bertema Keluarga Senyum manis mereka selalu membuat ku semangat Canda tawa tangis menghiasi setiap waktu kita Kehidupan kita seperti roda yang berputar Kadang kita diatas dan dibawah Kebersamaan kita ibarat kata seperti jalan bergelombang Terkadang bahagia dan terkadang ada perselihan Tetapi semua itu menguatkan kita agar senantiasa bersama Untuk menghadapi gonjang ganjing kehidupan Pelukan dan cintanya mereka tak lepas dari kehidupanku Kasih sayang yang mereka berikan kepada ku Sejak kecil hingga aku beranjak dewasa Semua itu tidak bisa terukir oleh kata-kata Ibu yang selalu merawatku Semua jasa yang diberikan tidak bisa ku balas kepada ibuku Ayah yang selalu mencari nafkah Untuk mencukupi kehidupan keluarga Walaupun panas mentari menerjang Semangat dan tekadnya menguatkannya Kakak yang selalu mendengarkan curhatku di setiap hari Saat aku kecil kau yang mengenalkanku akan kehidupan ini Senantiasa menguatkan ku untuk meraih impian Memotivasiku agar tidak mudah menyerah Rasanya kehidupan ini hampa Tetapi hati dan jiwalah yang selalu mendekatkan kita walaupun jauh atau dekat Alunan melodi selalu mengiringi kebersamaan kita Maafkan ku bila pernah melukai hatimu Baik perkataan dan perbuatanku Ku bergitu sempurna ketika dekat dengan kerluarga kecilku (sumber kompasiana.com) |