Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir

Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran yang memuat teori, fakta, observasi, pustaka, yang akan menjadi landasan penelitian. Kerangka ini memudahkan penulis dalam mengerjakan karya tulis, skripsi, tesis, buku, novel, atau artikel.

Dalam penyajiannya, kerangka berpikir dibuat menjadi sebuah bagan yang menjadi alur pikir peneliti dalam karya ilmiah tersebut. Bagan ini disebut juga dengan model penelitian. Untuk kamu yang ingin mengenal dan membuat kerangka berpikir, berikut penjelasannya.

Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir
Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir
ilustrasi kerja kelompok (pexels.com/Fauxels)

Kerangka berpikir dibuat sesuai dengan masalah penelitian yang dijabarkan melalui keterkaitan antarvariabelnya. Berikut ini cara membuat kerangka berpikir:

  • Identifikasi variabel penelitian terlebih dahulu
  • Setelah itu, uraikan hubungan satu variabel dengan variabel lainnya
  • Tentukan hubungan variabel sesuai dengan karakteristik, arah, atau hubungan variabel tersebut
  • Berikan argumen teoretis mengenai hubungan antarvariabel
  • Gambarkan kerangka berpikir dalam bentuk diagram agar pembaca dapat melihat hubungan antarvariabel dengan jelas.

Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir
Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir
ilustrasi belajar (unsplash.com/Avel)

Selain dapat memudahkan dalam memahami suatu penelitian, manfaat dari kerangka berpikir adalah untuk mempermudah pemeriksaan karya ilmiah, memberikan batasan terhadap penelitian, dan memberikan gambaran terkait metode-metode kepada pembaca.

Kerangka berpikir juga membantu peneliti menemukan konsep yang digunakan dalam penelitian, membuat penelitian dengan konteks yang lebih luas, membantu peneliti menjabarkan rumusan masalah, dan menghubungkan setiap bagian penelitian.

Baca Juga: 7 Ciri-Ciri Kalimat Efektif: Pengertian, Syarat, dan Contoh

Baca Artikel Selengkapnya

-

Kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disusun dari dasar fakta-fakta, observasi, dan kajian kepustakaan. Itulah sebabnya, saat menulis dan membuat penelitian, seseorang harus menyiapkan kerangka pemikiran.

Kerangka pemikiran membantu peneliti menentukan teori, konsep-konsep, hingga dalil yang nantinya dijadikan dasar penelitian. Dalam kerangka pemikiran terdapat variabel-variabel yang menjelaskan permasalahan yang sedang diteliti sehingga berguna untuk menjawab permasalahan yang sedang dibahas.

Pengertian Kerangka Pemikiran Menurut Ahli

Mengutip website resmi penerbit buku Deepublish, kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran yang mengandung perpaduan antara teori dengan fakta, kajian kepustakaan, dan menjadi dasar kegiatan penelitian. Berdasarkan pemahaman tersebut, kerangka pemikiran selalu identik dengan karya tulis ilmiah. Supaya lebih jelas, berikut adalah pengertian kerangka pemikiran menurut para ahli:

Kerangka pemikiran adalah model konseptual mengenai teori yang berkaitan dengan berbagai faktor-faktor masalah penting. Kerangka pemikiran juga menjadi penjelasan sementara tentang berbagai gejala yang menjadi objek penelitian. Selain itu, alur berpikir yang dipakai juga berdasarkan penelitian terdahulu, baik dari pengalaman-pengalaman empiris yang berguna untuk menyusun hipotesis.

2. Purnomo, dkk (1998)

Purnomo, dkk turut mengemukakan bahwa melalui kerangka pemikiran, seseorang dapat memaparkan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala permasalahan yang sedang diteliti. Penyusunan kerangka pemikiran dibuat berdasarkan hasil penelitian dan tinjauan pustaka yang relevan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran adalah proses berhasilnya pembelajaran. Selain itu, kerangka pemikiran juga melampirkan berbagai permasalahan yang penulis hadapi serta permasalahan objek yang nantinya akan diteliti.

Manfaat Kerangka Pemikiran

Setelah mengetahui definisi dan tiga unsur kerangka pemikiran, berikut ini adalah uraian tentang manfaat yang bisa Anda dapatkan dari kerangka pemikiran. Menurut buku Metodologi Penelitian Pegangan untuk Menulis Karya Ilmiah, manfaat tersebut meliputi:

Peneliti dapat menyatakan secara jelas variabel-variabel apa saja yang akan diteliti dari teori yang diturunkan, serta alasan mengapa hanya variabel-variabel itu saja yang diteliti.

Melalui kerangka pemikiran, peneliti dapat menyampaikan secara jelas asal-usul variabel. Kerangka pemikiran bermanfaat untuk menciptakan persepsi yang sama antara peneliti dan pembaca terhadap alur-alur pemikiran dengan tujuan membentuk hipotesis riset secara logis.

Cara Membuat Kerangka Pemikiran

Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir
Ilustrasi kerangka pemikiran. Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

Setiap peneliti harus melalui tahapan riset untuk menentukan hipotesis riset. Tahapan tersebut meliputi penyusunan kerangka pemikiran yang terdiri dari:

Peneliti menguraikan secara jelas variabel-variabel apa saja yang digunakan sekaligus alasan mengapa hanya variabel tersebut yang diteliti.

Langkah selanjutnya adalah menegaskan asumsi teoritis tentang apa yang akan dikutip dari teori tersebut. Sehingga konsep dan variabel yang diteliti semakin jelas.

Adanya penjelasan tentang cara mengelola konsep atau variabel tersebut sehingga dapat terukur.

Sintesis juga disebut dengan kesimpulan memuat sementara yang nantinya dibutuhkan saat pengujian.

Pada tahap ini peneliti diarahkan untuk membuat skema, setidaknya ada dua skema yang digunakan, yaitu skema komparatif dan asosiatif.

Hipotesis riset atau juga disebut dengan hipotesis penelitian adalah rumusan yang menjawab permasalahan dengan cara menggunakan teori yang relevan. Tentu saja teori tersebut berhubungan masalah penelitian yang sedang dibahas, didukung dengan data dan fakta di lapangan.

Macam-macam Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran terdapat tiga hal yang harus dijelaskan, beberapa di antaranya adalah:

Kerangka teoritis adalah penjelasan mengenai teori yang akan digunakan dan dijadikan landasan dan asumsi-asumsi teoritis untuk menjelaskan fenomena yang diteliti.

Kerangka konseptual adalah rincian konsep-konsep apa saja yang terkandung dalam asumsi teoritis tersebut. Konsep tersebut berguna untuk mengistilahkan unsur-unsur pada fenomena yang akan diteliti dan apa kaitannya dengan konsep tersebut.

Sedangkan kerangka pemikiran ketiga adalah kerangka operasional yang menjelaskan variabel-variabel hasil turunan dari konsep-konsep terpilih dan apa hubungannya di antara variabel tersebut. Selain itu, kerangka ini juga menjadi indikator atau tolak ukur variabel-variabel yang berkaitan.

Contoh Kerangka Pemikiran

Di bawah ini adalah contoh kerangka pemikiran yang terdiri dari beberapa hal berikut:

Berdasarkan gambar di atas, maka Anda memiliki bayangan tentang hal-hal apa saja yang harus disiapkan untuk membuat kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran sangat erat kaitannya dengan penelitian ilmiah dan penting untuk diketahui supaya kelak jika dihadapkan dengan proses tersebut, Anda dapat membuat kerangka pemikiran dengan baik dan tepat.

Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir
Foto: Rosmha Widiyani/detikcom

Simak Video "Ada Terduga Teroris, Standar Masuk MUI Dipertanyakan"



(des/fds)

Kerangka Berpikir merupakan sebuah model atau juga gambaran yang berupa konsep yang didalamnya itu menjelaskan mengenai suatu hubungan antara variabel yang satu dengan varibel yang lainnya.

Oleh karna itu, sebaiknya kerangka berpikir tersebut dibuat di dalam bentuk diagram atau juga skema, dengan tujuan untuk dapat mempermudah memahami beberapa variabel data yang kemudian akan dipelajari ditahap selanjutnya.

Kerangka berpikir ini pun juga bisa atau dapat dikatakan yakni sebagai rumusan masalah yang telah dibuat dengan berdasarkan adanya suatu proses deduktif di dalam rangka menghasilkan beberapa dari konsep serta juga proposisi yang digunakan untuk dapat atau bisa memudahkan seorang peneliti itu didalam merumuskan hipotesis penelitiannya.

Untuk dapat mengerti lebih dalam lagi mengenai kerangka berpikir ini, maka kita dapat merujuk pada pendapat dari beberapa para ahli mengenai kerangka berpikir, diantaranya :

Uma Sekara, Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)

di dalam bukunya menyatakan bahwa, kerangka berfikir ini adalah suatu model konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan itu dengan segala macam faktor yang telah atau sudah diidentifikasi yakni sebagai masalah yang penting.

Suriasumantri 1986, dalam (Sugiyono, 2010)

menyatakan bahwa seorang peneliti itu harus menguasai teori-teori ilmiah yakni sebagai dasar bagi argumentasi di dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran tersebut adalah suatu penjelasan sementara terhadap adanya gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan.

Tahapan Penyusunan Kerangka Berpikir

Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir

Adapun langkah-langkah atau tahapan dalam menyusun kerangka berpikir, diantaranya :

1. Menentukan variabel yang lebih detail

Pertama seorang peneliti itu harus menetapkan sebuah variabel data yang lebih rinci. Apabila seorang peneliti tersebut ingin mendapatkan segala macam teori yang nantinya akan dicari untuk bisa mendukung terbentuknya kerangka berpikir yang lebih jelas.

Oleh karena itu, seorang peneliti tersebut tentu harus menentukan variabel data terlebih dahulu. Dibawah ini merupakan beberapa cara untuk bisa menentukan variabel data yang lebih detail, diantaranya :

  1. Perhatikan terlebih dahulu judul yang kalian buat.
  2. Setelah, tentukanlah variabel-variabel data dari dari judul tersebut.
  3. Kemudian tuliskan seluruh variabel data yang sudah ditentukan.

2. Membaca buku-buku hasil penelitian

Langkah selanjutnya setelah menentukan variabel, maka yang kemudian dilakukan adalah kalian harus membaca buku-buku dari hasil penelitian yang lebih relevan.

Buku yang dimaksud disini itu bisa atau dapat berupa ensiklopedia, kamus, atau pun jugabuku teks yang lainnya. Sedangkan untuk mempelajari mengenai hasil dari penelitian yang dibaca bisa atau dapat meliputi tesis, skripsi, laporan penelitian, jurnal ilmiah, maupun juga disertasi.

3. Deskripsikan teori serta hasil penelitian

Apabila membaca buku-buku dari hasil penelitian itu sudah dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah kalian dapat atau bisa mengungkapkan teori-teori yang berhubungan itu dengan variabel data yang akan diteliti.

4. Menganalisis teori dan juga hasil penelitian secara kritis

Nah, pada tahap ini yang harus kalian lakukan ialah menganalisis teori serta juga hasil penelitian secara kritis. Namun, didalam proses menganalisis, seorang peneliti tersebut bisa atau dapat mengkaji teori yang sudah ditetapkan sesuai dengan objek penelitian itu ataupun tidak.

Sebab, sering terdapat teori yang berasal dari luar negeri yang kemudian tidak sesuai dengan penelitian yang terdapat didalam negeri.

5. Menganalisis komparatif tentang teori dan hasil penelitian

Pada tahap ini, kalian kemudian harus melakukan sebuah analisis serta juga komparasi dengan cara membandingkan teori yang satu dengan yang lainnya.

Nah, dari hasil itu kemudian, seorang peneliti tersebut bisa atau dapat menggabungkan teori yang satu dengan teori yang lainnya ataupun juga dengan cara mereduksi apabila hasil analisis itu dipandang terlalu luas.

6. Sintesa Kesimpulan

Setelah selesai tahap diatas, selanjutnya yang harus kalian lakukan oleh seorang peneliti itu bisa dapat atau bisa melakukan sebuah sintesa atau juga kesimpulan sementara.

Perpaduan sintesa yang terjadi antar variabel tersebut akan menghasilkan beberapa kerangka berpikir yang kemudia bisa atau dapat digunakan untuk kemudian merumuskan sebuah hipotesis.

7. Kerangka Berpikir

Apabila sintesa kesimpulan itu juga sudah dilakukan, maka tahap yang terakhir ialah kalian sudah dapat atau bisa menyusun skema dari kerangka berpikir, terdapat 2 macam kerangka berpikir diantaranya kerangka asosiatif dan juga komparatif.

Jenis Kerangka Berpikir

Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir

Pada saat kalian ingin menuliskan Kerangka Berpikir, terdapat 3 jenis dari kerangka ini yang perlu untuk kalian ketahui, dianataranya sebagai berikut :

1. Kerangka Teoritis

Kerangka Teoritis ini merupakan salah satu jenis kerangka yang didalamnya itu menegaskan mengenai teori yang dijadikan yakni sebagai landasan serta juga digunakan untuk dapat menjelaskan fenomena yang sedang diteliti.

2. Kerangka Operasional

Kerangka operasional ini merupakan sebuah kerangka yang didalamnya itu menjelaskan mengenai variabel yang diperoleh dari konsep-konsep yang sudah dipilih serta juga menunjukkan adanya suatu hubungan antara variabel data tersebut.

Dan juga, menjelaskan mengenai hal apa saja yang bisa dijadikan yakni sebagai indikator yang digunakan untuk bisa mengukur variabel yang berhubungan.

3. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini merupakan sebuah kerangka yang didalamnya itu menjelaskan mengenai konsep yang terdapat di dalam asumsi teoritis, yang setelah itu digunakan untuk bisa mengistilahkan unsur yang terdapat di dalam objek yang akan diteliti serta juga menunjukkan adanya hubungan antara konsep tersebut.

Ciri Kerangka Berpikir

Apa yang dimaksud dengan kerangka berpikir

Dibawah ini merupakan ciri-ciri kerangka berpikir diantaranya sebagai berikut :

1. Bisa dikatakan sebagai suatu pemikiran dari susunan intruksi logika yang telah diatur di dalam rangka menjelaskan mengenai variabel yang diteliti. 2. Kerangka tersebut dibuat untuk bisa menjelaskan intruksi dari aliran logika itu dengan secara sistematis. 3. Ditujukan untuk dapat memperjelas variabel data yang sedang diteliti sehingga pengukurannya itu bisa atau dapat dirinci secara relevan.

4. Didalam kerangka berpikir tersebut juga harus menerangkan mengenai  :