Apa yang dimaksud dengan budidaya perikanan

You're Reading a Free Preview
Page 2 is not shown in this preview.

Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang biakan ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga sebagai budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain seperti kerang, udang maupun tumbuhan air.

Dilihat dari asal katanya, istilah akuakultur diambil dari istilah dalam Bahasa Inggris yaitu Aquaculture. Terdapat beberapa definisi akuakultur seperti dikemukakan dalam beberapa sumber, dan berikut ini adalah definisi akuakultur menurut beberapa ahli:

  • Akuakultur merupakan suatu proses pembiakan organisme perairan dari mulai proses produksi, penanganan hasil sampai pemasaran(Wheaton, 1977).
  • Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972).
  • Akuakultur merupakan proses pengaturan dan perbaikan organisme akuatik untuk kepentingan konsumsi manusia (Webster’s Dictionary, 1990).

Berdasarkan kata penyusunnya budidaya perikanan tentunya tersusun dari dua kata yakni budidaya dan perikanan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Budidaya adalah usaha yang bermanfaat dan memberikan hasil,  Sedangkan perikanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan  penangkapan, pemeliharaan dan pembudidayaan ikan. Jadi budidaya perikanan adalah usaha  pemeliharaan ikan guna mendapatkan manfaat atau hasil.

Seperti yang telah dikemukakan di atas, dalam bidang perikanan pada umumnya ikan didefinisikan secara luas tidak hanya merujuk pada binatang air yang bersisik dan bernafas dengan insang, akan tetapi juga menyangkut segala organisme yang hidup di air seperti udang , kerang, hingga tanaman air.

Manfaat atau hasil yang diharapkan dari kegiatan pemeliharaan ikan juga bisa berupa produksi ikan yang bisa dijual, atau bisa juga untuk keperluan konsumsi sendiri. Disamping itu kegiatan budidaya perikanan juga bisa memberikan manfaat secara psikologis sebagai penyaluran hobi atau untuk hiburan, misalnya pada budidaya ikan hias.

Lihat Peta situs/daftar isi perikanan budidaya untuk mengetahui tulisan lain yang ada di sini
Sumber:

Bardach, J.E., Ryther, J.H., and W.L.Mc. Larney. (1972). Aquaculture . Birmingham, Alabama: Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn University

Wheaton, F.W. (1977). Aquacultural Engineering. New York: John Willey& Sons.

Webster’s New World Dictionary. (1990). College ed. New York: The World Publ. Co.

     

Budidaya perairan merupakan kegiatan (aktivitas) untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit). Budidaya perairan berasal dari bahasa Inggris aquaculture (aqua= perairan dan culture = budidaya). Oleh karena itu, budidaya perairan dapat didefinisikan menjadi campur tangan (upaya-upaya) manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya.

Apa yang dimaksud dengan budidaya perikanan
Kegiatan budidaya ikan

Kegiatan budidaya yang dimaksud adalah kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak (reproduction), menumbuhkan (growth), serta meningkatkan mutu biota akuatik sehingga diperoleh keuntungan. Organisme akuatik mencakup kelompok ikan (finfish) , udang ( crustacea ), hewan bercangkang (molusca), echinodermata, dan alga.

Suatu perairan (laut, sungai, danau, atau waduk) memiliki produktivitas (bobot biomassa biota per satuan volume air) alamiah tertentu dan dapat ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali melalui kegiatan budidaya. Teknologi budidaya yang diaplikasikan mencakup konstruksi wadah produksi, pemilihan lokasi budidaya, penentuan pola tanam, penggunaan benih unggul dan padat penebaran yang tepat; pemberian pakan yang sesuai dengan jumlah, mutu, waktu, dan pengendalian hama dan penyakit, pengelolaan air, pemantauan serta pemanenan dan penanganan pasca panen.

Menurut Undang-Undang Perikanan No.45 tahun 2009, yang dimaksud dengan budidaya ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau mengembangbiakkan ikan dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkan ikan. Ikan adalah semua jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan yang meliputi binatang dan tumbuhan yang hidup dalam air tawar, asin ataupun air payau. Penyebutan budidaya bisa berdasarkan jenis ikan, tempat pemeliharaan, salinitas air dan tingkat teknologinya.

SEJARAH PERKEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DI INDONESIA

Secara historis budidaya perairan di Indonesia sudah lama dipraktekkan sebagai tradisi (seni) yang tidak diketahui sejak kapan dimulai. Namun budidaya ikan di tambak dan kolam telah tersirat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun menambah penghasilan keluarga sejak abad ke-14. Arsip tua berupa surat dari Residen Surabaya kepada Dewan Keuangan menunjukkan bahwa pada tahun 1821 di Surabaya dan Gresik telah terdapat usaha tambak yang harus membayar pajak (Schuster, 1950). Selain itu Schuster menyatakan bahwa, dalam buku “History of Java” yang ditulis Raffles mencantumkan empang pertama kali dibuat di Jawa Timur. Namun dalam kitab udang-undang yang lebih tua, “Kutara Manawa” yang dibuat tahun 1400 telah mencantumkan pelarangan mencuri ikan dan

telah dibedakan dengan jelas antara empang air tawar (siwakan) dan air payau (tambak).

Sejarah ringkas budidaya perairan seperti pada kegiatan budidaya tanaman (agriculture) dan ternak (animal husbandry ), kegiatan budidaya perairan tampaknya diawali dari kegiatan berburu (hunting) biota akuatik untuk keperluan makanan pada hari itu. Bagian ikan hasil buruan tersebut ditampung di suatu genangan air untuk keperluan sehari-hari sesungguhnya sudah dilakukan oleh manusia sejak zaman dahulu.

Organisme akuatik yang dibudidayakan mencakup kelompok ikan (finfish), udang (crustacea), kekerangan (molusca), echinodermata dan alga. Umumnya organisme akuatik ini sering disebut menjadi satu komoditas saja yakni ikan. Oleh karena itu, ikan dapat diartikan secara luas dan merupakan bagian dari kegiatan perikanan dengan berbagai komoditas organisme akuatik yang tercangkup didalamnya. Secara umum usaha budidaya perairan (akuakultur) mencakup :

1) Kegiatan Pembenihan ikan meliputi :

  • Pemilihan induk.
  • Pemijahan induk.
  • Penetasan telur.
  • Pemeliharaan larva.
  • Pendederan.

  • Efisiensi pakan.
  • Konversi pakan.

  • Penyusunan Formula pakan.
  • Penentuan Nilai gizi.

  • Pengukuran Parameter Fisika.
  • Pengukuran Parameter Kimia.
  • Pengukuran Parameter Biologi.

5) Sistem pengadaan sarana dan prasarana produksi meliputi :

  • Prasarana produksi terdiri dari pemilihan lokasi, pengadaan bahan dan pembangunan fasilitas produksi.
  • Sarana produksi terdiri dari pengadaan induk, pengadaan benih, pengadaan pakan, pengadaan pupuk, pengadaan obat-obatan, pengadaan peralatan akuakultur dan tenaga kerja.
  • Subsistem proses produksi, terdiri dari kegiatan persiapan wadah dan media budidaya, penebaran (stocking), pemberian pakan, pengelolaan lingkungan, pemantauan kesehatan ikan, pemantauan pertumbuhan ikan dan pemanenan.
  • Subsistem penanganan pasca panen dan pemasaran terdiri dari peningkatan mutu produk, distribusi produk dan pelayanan (servis) terhadap konsumen.
  • Subsistem pendukung terdiri dari aspek hukum (UU dan kebijakan ) dan aspek keuangan (pembiayaan/kredit, pembayaran).
  • Aspek kelembagaan dapat berupa organisasi perusahaan, asosiasi, koperasi, perbankan, lembaga birokrasi, lembaga riset, dan pengembangan.

Sumber : Buku Dasar - Dasar Budidaya Perairan

Budi daya ikan adalah salah satu bentuk budi daya perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruang tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan). Ikan yang paling banyak dibudidayakan adalah ikan mas, salmon, lele, dan tilapia (sejenis ikan nila).[1]

Apa yang dimaksud dengan budidaya perikanan

Aqua-Boy, kapal Norwegia yang digunakan untuk mengangkut ikan hidup

Melepaskan telur dari ikan Oncorhynchus mykiss betina

Apa yang dimaksud dengan budidaya perikanan

Kolam pemeliharaan ikan di Oaxaca, Meksiko

Apa yang dimaksud dengan budidaya perikanan

Kolam pemuliaan dan penetasan ikan di Pangasinan, Filipina

Terdapat permintaan yang tinggi untuk ikan di seluruh dunia sehingga menyebabkan overfishing di sektor perikanan tangkap. Budi daya ikan menyediakan sumber alternatif penyediaan ikan. Namun, budi daya ikan karnivora seperti salmon tidak selalu mengurangi usaha perikanan tangkap karena nutrisi yang dibutuhkan ikan salmon spesifik dan sering kali sulit dibudidayakan, seperti ikan kecil yang mengandung minyak ikan yang menjadi mangsa utama ikan salmon di alam liar. Namun ilmuwan kini telah mengembangkan pakan alternatif berbasis tumbuhan untuk budi daya ikan karnivora.[2]

Berdasarkan data FAO, total ikan yang dibudidayakan secara global pada tahun 2008 mencapai 33,8 juta ton dengan nilai mencapai US$60 miliar.[3]

Spesies utama ikan yang dibudidayakan pada tahun 2010[4]
Budi daya air tawar Hasil (ton) Budi daya air laut Hasil (ton) Budi daya air payau Hasil (ton)
Ctenopharyngodon idella 4,337,114 Salmo salar 1,421,647 Epinephelus tauvina 3,677,691
Hypophthalmichthys molitrix 4,116,835 Larimichthys crocea 378,622 Mugil cephalus 333,322
Catla catla 3,869,984 Epinephelus tauvina 215,028 Oreochromis niloticus 107,489
Cyprinus carpio 3,444,203 Salmo trutta 143,751 Lates calcarifer 49,234
Hypophthalmichthys nobilis 2,585,962 Seriola quinqueradiata 139,077 Oxyeleotris marmorata 34,123
Carassius carassius 2,217,798 Sparus aurata 118,212 Dicentrarchus labrax 23,313
Oreochromis niloticus 1,990,275 Lateolabrax japonicus 107,903 Oreochromis mossambicus 17,103
Labeo rohita 1,167,315 Dicentrarchus labrax 102,538
Pagrus auratus 73,924

Pemeliharaan ikan dapat dilakukan dengan berbagai metode di berbagai tempat. Metode yang paling banyak digunakan adalah dengan menggunakan kolam ikan, tangki akuaponik, dan kandang.

Akuaponik

Akuaponik adalah sistem budi daya berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekskresi hewan diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Air kemudian bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur.

Karena sistem hidroponik dan akuakultur sangat beragam bentuknya maka sistem akuaponik pun menjadi sangat beragam dalam hal ukuran, kerumitan, tipe makhluk hidup yang ditumbuhkan, dan sebagainya.[5]

Kandang

Kandang ikan adalah kandang yang ditempatkan di danau, kolam, sungai, atau laut untuk melindungi ikan hingga ikan siap dipanen.[6][7] Kandang dapat didesain dari berbagai jenis bahan. Ikan yang dipelihara di dalam kandang dapat diberi pakan maupun dibiarkan memakan pakan yang datang dari lingkungan sekitarnya. Tipe pemeliharaan dengan kandang memiliki keuntungan yaitu dapat dipelihara sesuai dengan habitat ikan tersebut (air tawar, payau, atau laut) sehingga spesies ikan yang dipelihara sangat beragam. Kandang ikan juga dapat dipelihara bersamaan dengan pemanfaatan air lainnya seperti rekreasi dan irigasi.[6] Kekurangan sistem kandang adalah risiko lepasnya ikan ke lingkungan. Jika spesies ikan yang dipelihara bukan spesies endemik, dapat menjadi spesies invasif.[6] Pencemaran perairan setempat dapat menjadi risiko bagi ikan yang dipelihara dan begitu juga sebaliknya, pemeliharaan ikan dapat menyebabkan pencemaran lokal, terutama dari sisa pakan dan obat-obatan. Penyakit dan hama dapat berpindah lebih mudah dari lingkungan ke kandang dan sebaliknya.

Logam paduan tembaga banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat kandang karena memiliki sifat antimikroba dan algasida sehingga dapat mencegah menempelnya organisme di rangka kandang (biofouling)

Budi daya ikan komposit

Budi daya ikan secara komposit adalah teknologi yang dikembangkan di India pada tahun 1970-an dengan mendayagunakan ikan lokal dan ikan non-lokal yang dikombinasikan. Ikan-ikan tersebut dipilih karena memiliki jenis makanan dan cara makan yang berbeda-beda. Pada percobaan di India, ikan yang digunakan adalah Cirrhinus cirrhosus dan ikan mas sebagai konsumen dasar kolam, ikan Labeo rohita yang memakan di antara permukaan dan dasar kolam, dan ikan Catla catla dan Hypophthalmichthys molitrix sebagai konsumen permukaan. Ikan yang mampu memakan feses dari ikan lain juga bisa dipelihara sehingga meningkatkan efisiensi pakan. Metode ini mampu memproduksi hingga 6000 kg ikan per hektare per tahun.[8][9]

Permasalahan pada budi daya ikan pada dasarnya sama dengan permasalahan pada budi daya perairan. Yang paling menonjol adalah efisiensi pada budi daya ikan karnivora, seperti budi daya salmon, yang membutuhkan nutrisi lebih banyak dari yang dihasilkannya. Namun kebutuhan pasar terhadap ikan salmon masih tinggi sehingga pembudidayaan masih berkembang. Para pembudi daya sudah mampu mensubstitusi protein menggunakan sumber dari tumbuhan, tetapi kebutuhan lemak, terutama Omega 3, masih sulit untuk dipenuhi dari sumber tumbuhan sehingga masih membutuhkan suplai dari hewani.

Permasalahan berikutnya adalah kepadatan ikan yang dipelihara jauh melebihi kepadatan di habitat alaminya, hingga mencapai 6 ekor per meter persegi.[10] Kepadatan yang tinggi dapat menyebabkan luka pada ikan karena tingginya kontak dan gesekan antar ikan dan dengan komponen kandang. Konsentrasi amonia dari urin dan feses ikan yang tinggi juga dapat berdampak pada kesehatan ikan.

Meski demikian, beberapa jenis ikan juga cenderung membentuk populasi dengan kepadatan tinggi di alam liar (fish school) seperti ikan herring, untuk memudahkan mencari mangsa dan menghindari predator. Para pembudidaya mencoba untuk mengoperasikan sistem pemeliharaan yang sesuai supaya tidak mengurangi rasio konversi pakan (kg pakan kering/kg hasil daging ikan). Pengukuran tingkat kesejahteraan hewan menjadi salah satu metode ilmiah dalam menentukan kesuksesan budi daya ikan.[11]

Pembudidayaan dengan kepadatan tinggi dapat menyebabkan kerusakan habitan di sekitar area pemelihataan. Tingginya feses yang diproduksi dengan campuran sisa pakan dan obat-obatan dapat mencemari perairan setempat.[12] Dekomposisi sisa pakan dan feses dapat meningkatkan populasi bakteri yang mampu menguras kandungan oksigen terlarut sehingga mampu membunuh kehidupan di perairan. Berbagai usaha budi daya sering kali berpindah setelah tempat awal sudah tidak sehat sehingga nelayan yang mengusahakan perikanan tangkap menjadi terganggu oleh kerusakan lingkungan yang diakibatkan para pembudidaya berpindah ini.[13]

Kekhawatiran terhadap keberadaan penyakit dan parasit ikan membuat para pembudidaya menggunakan obat-obatan dan antibiotik untuk menjaga agar tingkat kematian ikan tidak tinggi (meski tidak 100 persen sembuh[14]). Dalam banyak kasus, terutama pemeliharaan di alam terbuka menggunakan sistem kandang, obat-obatan dan antibiotik ini mampu mengalir ke lingkungan di luar area pemeliharaan sehingga mempengaruhi ekosistem sekitar.[15] Penggunaan antibiotik juga dapat menyebabkan hama dan penyakit lebih tahan sehingga menciptakan resistensi antibiotik. Antibiotik juga bersifat persisten dan dapat terkonsumsi oleh manusia.[16] Pemanfaatan vaksin kini lebih ditekankan untuk mengurangi penggunaan obat-obatan dan antibiotik.[17]

  Portal Pertanian

  • Akuaponik
  • Budi daya perairan
  • Budi daya perairan ikan lele
  • Keramba
  • Kolam ikan
  • Penyembelihan hewan

  1. ^ FAO FishStat database
  2. ^ "Budidaya Ikan Tanpa Minyak Ikan". Deutsche Welle. 6 Desember 2013. 
  3. ^ Fishery and Aquaculture Statistics: Aquaculture Production 2008 FAO Yearbook, Rome.
  4. ^ FAO FishStat Plus (2012)
  5. ^ Rakocy, James E.; Bailey, Donald S.; Shultz, R. Charlie; Thoman, Eric S. "Update on Tilapia and Vegetable Production in the UVI Aquaponic System" (PDF). University of the Virgin Islands Agricultural Experiment Station. Diakses tanggal 11 March 2013. 
  6. ^ a b c http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S1679-62252011000400024
  7. ^ "Off-shore fish farming term". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-04. Diakses tanggal 2014-02-03. 
  8. ^ http://www.fao.org/docrep/field/003/AC229E/AC229E07.htm
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-09. Diakses tanggal 2014-02-04. 
  10. ^ ""Fuss Over Farming Fish", Alaska Science Forum, June 27, 1990". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-19. Diakses tanggal 2014-02-04. 
  11. ^ Journal of Fish Biology 68 (2): 332-372 February 2006
  12. ^ Naylor RL, RJ Goldburg, H Mooney, et al (1998) "Nature's Subsidies to Shrimp and Salmon Farming" Science, 282 (5390): 883–884. DOI:10.1126/science.282.5390.883
  13. ^ Salmon Farming Tactics Produce Unhealthy Fish
  14. ^ Lymbery, P. CIWF Trust report, "In Too Deep - The Welfare of Intensively Farmed Fish" (2002)
  15. ^ Barrionuevo, Alexei (July 26, 2009). "Chile's Antibiotics Use on Salmon Farms Dwarfs That of a Top Rival's". The New York Times. Diakses tanggal 2009-08-28. 
  16. ^ Facts About Antibiotic Resistance
  17. ^ "UNH Aquaculture website". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-10. Diakses tanggal 2014-02-04. 

  • Freshwater Aquaculture: A Handbook for Small Scale Fish Culture in North America.  Parameter |authr= yang tidak diketahui mengabaikan (|penulis= yang disarankan) (bantuan)
  • Benson, Tess. "Advancing Aquaculture: Fish Welfare at Slaughter" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2006-05-06. Diakses tanggal 2011-06-12. 
  • Yue, Stephanie. "An HSUS Report: The Welfare of Farmed Fish at Slaughter" (PDF). Humane Society of the United States. Diakses tanggal 2011-06-12. 
  • "Opinion of the Scientific Panel on Animal Health and Welfare on a request from the Commission related to welfare aspects of the main systems of stunning and killing the main commercial species of animals" (PDF). The EFSA Journal. 2004. Diakses tanggal 2011-06-12.  Parameter |first1= tanpa |last1= di Authors list (bantuan)[pranala nonaktif permanen]
  • Håstein, T (2004), "Animal welfare issues relating to aquaculture", Proceedings of the Global Conference on Animal Welfare: an OIE Initiative (PDF), hlm. 219–31, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-03-25, diakses tanggal 2011-06-12 
  • Jhingran VG (1987) Introduction to Aquaculture Nigerian Institute for Oceanography and Marine Research, FAO, Rome.
  • Swift DR (1993) Aquaculture Training Manual Edition 2, John Wiley & Sons. ISBN 978-0-85238-194-6.
  • NOAA Aquaculture Website Diarsipkan 2011-10-15 di Wayback Machine.
  • FAO Fisheries Department and its SOFIA report on fisheries and aquaculture
  • Brown, Lester R (2001) Fish Farming May Soon Overtake Cattle Ranching As a Food Source Earth Policy Institute.
  • Watershed Watch Salmon Society A British Columbia advocacy group for wild salmon
  • Wild Salmon in Trouble: The Link Between Farmed Salmon, Sea Lice and Wild Salmon - Watershed Watch Salmon Society. Animated short video based on peer-reviewed scientific research, with subject background article Watching out for Wild Salmon.
  • Aquacultural Revolution: The scientific case for changing salmon farming - Watershed Watch Salmon Society. Short video documentary. Prominent scientists and First Nation representatives speak their minds about the salmon farming industry and the effects of sea lice infestations on wild salmon populations.
  • "The Case for Fish and Oyster Farming," Diarsipkan 2009-05-12 di Wayback Machine. Carl Marziali, University of Southern California Trojan Family Magazine, May 17, 2009.
  • Norwegian fishfarming
  • Coastal Alliance for Aquaculture Reform Coalition of environmental groups, scientists and First Nations opposed to current salmon farming practices
  • German Specialist in Fancy Goldfish and Fishhealth, with Forum and large Picture-Gallery[pranala nonaktif permanen]
  • Fish farming facts from Greenpeace
  • Ethical concerns about the conditions on fish farms Diarsipkan 2005-01-12 di Wayback Machine.
  • Safety for Fish Farm Workers, from the U.S. National Agricultural Safety Database
  • The Pure Salmon Campaign website Diarsipkan 2010-05-27 di Wayback Machine.
  • Tropical Fish Farming in Florida
  • Nature's Subsidies to Shrimp and Salmon Farming
  • Fish Farming Business.com Diarsipkan 2013-07-22 di Wayback Machine. Start Up & Success Tips For Fish Farm Business Owners

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Budi_daya_ikan&oldid=19645765"