Apa saja yang perlu diperhatikan guru dalam menerapkan keterampilan bertanya?

Pembelajaran merupakan hasil dari memori, kognisi dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman (Muftahul Huda, 2013). Pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai proses transfer informasi dari pengajar kepada peserta didik. Pengajar harus dapat memodifikasi suatu informasi sehingga dapat diterima oleh siswa secara tepat dan meyeluruh. Kemampuan guru dalam menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran ini merupakan hal yang tidak mudah. Guru perlu memiliki keterampilan mengajar yang mempuni sehingga siswa dapat belajar dan terlibat (engage) dan tujuan pembelajaran tercapai.

Keterampilan dasar mengajara (teaching skills) merupakan keterampilan khusus (most specific instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional (As. Gilcman, 1991). Menurut Turney (1973) ada 8 keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasi seorang guru. Adapun 8 keterampilan dasar mengajar itu adalah sebagai berikut.

Dengan bertanya, seorang guru minta penjelasan dan untuk mengetahui sesuatu. Dalam proses pembelajaran bertanya berperan penting karena pertanyaan guru dapat menstimulus dan mendorong siswa untuk berpikir. Pertanyaan yang diajukan guru juga dapat meningkatkan partisipasi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu guru wajib dan melatih keterampilan bertanya pada pembelajaran. Untuk meningkatkan HOTS (Higher Order Thinking Skills) Siswa pertanyaan yang diberikan harus mendalam, mendorong siswa menemukan alasan dan melahirkan gagasan-gagasan kreatif dan alternatif lewat imajinasi siswa.

Guru perlu menghindari kebiasaan seperti: menajawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan yang sama, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda. Guru perlu memahami tujuan pertanyaan, seperti: menimbukan rasa ingin tahu, menstimulan fungsi berpikir, mengembangkan keterampilan berpikir, memfokuskan perhatian siswa, mendiagnosis kesulitan belajar siswa dan mengkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswa.

  1. Keterampilan Memberikan Penguatan

Pada jenjang pendidikan dasar, memberikan penguatan harus dilakukan sesering mungkin. Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, baik bersifat verbal maupun nonverbal. Penguatan bertujuan untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa atas perbuatanya sebagai dorongan atau koreksi. Penguatan terbagi atas penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan positif bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara perilaku positif siswa sedangkan penguatan negatif penguatan untuk menghentikan atau menurunkan perilaku siswa yang tidak menyenangkan.

Penguatan positif untuk siswa SD seperti memberikan pujian, penghargaan dan persetujuan atas perilakunya. Seringkali penguatan juga dapat ditunjukkan dari ekspresi guru, mengajungkan jempol, tersenyum, penguatan dengan sentuhan (mengusap kepala, menepuk pundak atau melakukan tos). Penguatan yang diberikan secara konsisten dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar.

  1. Keterampilan Membuat Variasi Stimulus

Variasi dalam konteks belajar mengajar merujuk pada Tindakan guru yang disengaja atau secara spontan dengan tujuan untuk mengikat perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Variasi stimulus dapat mengurangi kebosanan siswa dan kembali menarik perhatiannya pada pembelajaran. Bentuk variasi stimulus dalam pembelajaran seperti: Variasi suara (teacher voice), pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan/kebisuan guru (teacher silence), kontak pandang dan gerak (eyes contact and movement), gusture/gerak tubuh, ekspresi wajah guru, perpindahan posisi guru dalam kelas dan juga variasi penggunaan media dan alat pengajaran. Beberapa kelas di SD, guru menggunakan yel-yel, misalnya: guru berkata “eyes on me” murid menjawab “eyes on you” atau dengan bertepuk tangan dan sebagainya sehingga siswa tetap dapat terlibat dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik

Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan informasi yang terorganisir secara sistematis sebagai kesatuan yang berarti sehingga peserta didik dapat memahami dengan mudah. Guru perlu memahami prinsip-prinsip menjelaskan seperti: a) penjelasan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik; b) penjelasan harus diselingi dengan tanya jawab dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran; dan c) penjelasan harus disertai dengan contoh yang konkrit, dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan bermakna.

Aspek-aspek dalam menjelaskan materi pembelajaran seperti bahasa yang dipilih haru sederhana, terang dan jelas, bahan yang disajikan harus dipahami dan dikuasai dengan baik dan pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan diakhir pembelajaran.

  1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Ada banyak Ahli Public Speking berpendapat bahwa membuka dan menutup kelas merupakan hal yang penting untuk audience karena ini menentukan keberhasilan seorang pembicara/guru/pemakalah. Membuka kelas ibarat pesawat yang akan lepas landas sedangkan menutup kelas ibarat pesawat yang akan mendarat. Oleh karena itu guru perlu mempersiapkan bagian membukan dan menutup kelas dengan sangat baik. Peranan guru dalam pembukaan kelas dan penutupan berpengaruh pada ingatan materi siswa.

Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan prokondusi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajari. Komponen membukan kelas meliputi: menarik perhatian, membangkitkan motivasi, dan apersepsi. Sebagai contoh guru membuka kelas dengan membawa box tertutup yang isinya dirahasiakan, dengan menggerakkan dan sambil bertaya “Siapa yang tahu isi box ini?”. Kondisi ini akan sangat menarik perhatian peserta didik sehingga guru dapat dengan mudah melanjutkan pada bagian inti pembelajaran.

Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri proes KBM. Ibarat mendaratkan pesawat, bagian penutup juga perlu dipersiapkan dengan baik, tidak tergesa-gesa atau mendadak ditutup. Komponen-komponen dalam menutup kelas seperti: merangkum kelas, menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, berikan pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu untuk mempelajari materi berikutnya, dan diakhri dengan doa. Guru harus menutup pembelajaran dengan semangat dan dapat memberikan pematik sebagai sesuatu yang dinanti-nantikan siswa untuk dipelajari.

Sebagai contoh menutup pelajaran: guru memberikan pertanyaan “apa yang telah kalian pelajari hari ini”? lagu guru mempersilakan beberapa murid untuk menjawab. Guru dapat memberikan kesimpulan di akhir. Lalu guru dapat bertanya “adakah yang pernah melihat hasil kerajinan tangan dari barang bekas?” tahukah kalian bahwa Indonesia masih menjadi negeri diurutan atas yang memproduksi sampah plastik? Apakah hal ini benar?..” minggu depan kita akan belajar bagaimana mengelola barang bekas menjadi barang berkelas!”. Berdoa dan kelas berakhir.

  1. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok merupakan salah satu variasi kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses KBM. Diskusi yang berjalan baik dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan berpikir HOTS. Diskusi merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan masalah melalui proses yang memberi kesempatan berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif pada perbedaan pendapat dan membangun kerja sama kelompok.

Guru dapat mempersiapkan kelompok kecil diskusi yang terdiri atas 2-4 orang. Pembagian anggota kelompok terdiri atas siswa dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah atau mengelompokkan siswa berkemampuan tinggi dengan tinggi, rendah dengan rendah dan sedang dengan sendang. Hal ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Guru perlu mempersiapkan materi pelajaran dengan sebaik-baiknya sehingga diskusi memberi manfaat bagi peserta didik.

  1. Keterampilan Mengelola Kelas

Proses pembelajaran di kelas merupakan suatu hal yang komplek. Dikatakan kompleks karena jika ada 25 siswa dalam suatu kelas, maka guru memiliki 25 keunikan dan karakter yang berbeda. Terlebih lagi pembelajaran di sekolah dasar, Guru harus dapat memperhatikan siswa, menyampaikan materi dan mengatasi kegaduhan yang mungkin terjadi saat proses pembelajaran berlangsung.

Keterampilan mengelola kelas menjadi hal yang penting dimiliki guru agar suasana belajar mengajar dapat menunjang efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam melaksanakan keterampilan mengelola kelas, guru perlu memperhatikan komponen keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentip seperti: kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran) dan keterampilan yang bersifat represif, yaitu keterampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.

Keterampilan guru dalam mengelola kelas sangat ditentukan oleh jam terbangnya sebagai guru. Semakin sering guru mengajar di kelas maka semakin meningkatnya keterampilannya dalam mengelola kelasnya, tentu dengan kemauan untuk belajar dan menjadi lebih baik.

  1. Keterampulan Mengajar Kelompok Kecil dan Peroseorangan

Keterampilan mengajar dalam kelompok kecil di sekolah dasar sering kali dilakukan karena kebutuhan scaffolding dan pendampingan belajar. Hal ini biasanya dialami siswa dengan kebutuhan khusus atau karena kesulitan dalam pelajaran. Kelompok kecil biasanya berkisar 3 sampai 8 orang dan 1 orang untk perorangan. Hal yang penting dalam pembelajaran kelompok kecil ini, guru harus meningkatkan kompetensi sosial dan kompentensi kepribadian. Karena dalam situasi pembelajaran kelompok ini dibutuhkan komunikasi dan hubugan yang akrab sehingga siswa nyaman belajar.

Setelah memahami 8 keterampilan dasar mengajar di atas, guru perlu melatih keterampilan tersebut secara konsisten dan terbuka untuk mendapatkan saran dan kritik dari sesama guru. Kepala sekolah juga dapat berperan untuk membantu guru mengembangkan 8 keterampilan mengajar di atas dengan melakukan supervisi secara bertahap untuk melihat peningkatan keterampilan mengajar masing-masing guru. Selain 8 keterampilan dasar yang harus terus dilatih, guru juga perlu mengembangkan karakter baik karena sejatinya guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik melalui ketaladanan dan karakter yang baik.