JAKARTA - Beberapa model sepeda motor yang dijual di Indonesia saat ini sudah dilengkapi dengan start-stop system. Fitur ini berfungsi untuk menghemat konsumsi bahan bakar karena mesin akan mati secara otomatis ketika motor tidak digas. Biasanya kondisi ini terjadi di lampu lalu lintas atau saat jalan macet. Adanya fitur tersebut, menurut Product Manager Bosch Automotive Aftermarket Indonesia Dedy Ismanto, bisa saja memengaruhi usia pakai aki. "Semakin (sering) start-stop mesin motor maka semakin sering juga arus listrik yang keluar. Ini artinya, semakin sering juga waktu pengisian (arus listrik). Kalau aki tidak kuat, maka tidak bisa tahan lama," jelas Dedy beberapa waktu lalu. Namun ia menambahkan, biker tak perlu khawatir sepeda motor akan boros pemakaian aki. Biasanya pabrikan sudah memperhitungkan dan menyesuaikan kebutuhan penggunaan aki. Selama penggunaan sepeda motor masih sesuai dengan rekomendasi pabrikan, ia yakin tidak akan terjadi masalah. "Itu (fitur) kan untuk mempermudah, memang kadang merepotkan juga. Tapi begini, setiap teknologi diciptakan untuk kemudahan dan efisiensi, bergantung bagaimana mengaplikasikannya," pungkas Dedy. Fitur start-stop saat ini dipasang pada sepeda motor jenis skuter matik (skutik). Sistem akan mematikan mesin secara otomatis pada saat berhenti sekira tiga detik. Ketika grip gas diputar maka sensor throttle position akan memberi sinyal kepada engine control module (ECM) yang kemudian memberi perintah kepada altenator untuk menghidupkan mesin tanpa pengendara perlu menekan tombol starter. Fitur ini akan terus bekerja jika tombol start-stop diaktifkan. Namun ketika tombol tak diaktifkan maka fitur tidak bekerja.(mli) (ton) Test ride Yamaha R25 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTOPemilik motor sport pasti sudah tak asing lagi dengan fitur engine cut off atau engine stop. Peranti ini diletakkan pada bagian saklar kanan, dan punya fungsi mematikan mesin motor. Nah, pertanyaan yang kerap muncul adalah, lebih bagus mana mematikan mesin menggunakan engine cut off atau anak kunci? Senior Technical Advisor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Slamet Kasianom mengatakan mematikan mesin motor lebih disarankan menggunakan engine cut off. Tampilan kokpit pada Yamaha R25 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO"Bagusnya lewat engine cut off, karena kenapa, Dia hanya mematikan mesin saja bukan listrik. Jadi ketika mesin panas kipas radiator akan berputar untuk mendinginkan," katanya kepada kumparan belum lama ini. Sementara itu, dia menjelaskan, ketika pengguna motor mematikan mesin menggunakan anak kunci otomatis semua sistem kelistrikan akan terputus. Nah ini akan membuat suhu mesin yang panas tak akan terurai. "Tetapi jangan lupa juga untuk memutar kunci kontak ke posisi off setelah menggunakan engine cut off. Kalau kipasnya berputar, tunggu saja sampai berhenti," tambah dia. Ilustrasi engine cut off pada sepeda motor sport. Foto: motorcycleviews.comDalam situasi darurat seperti kabel kopling atau rantai putus engine cut berguna sebagai langkah antisipasi. "Dalam keadaan panik misalkan kabel kopling putus, mesin bisa kita matikan lebih cepat," paparnya," Namun, Slamet mengingatkan ketika mematikan mesin dengan engine cut pastikan posisi motor dalam keadaan berhenti sempurna. Jika mematikan mesin dalam keadaan motor berjalan bisa berujung pada kerusakan komponen dalam mesin. "Mematikan mesin harus dalam kondisi motor berhenti, mesin masih hidup ya dan biarkan langsam dalam beberapa detik supaya suplai oli turun dengan sempurna, baru kunci kontak off," katanya. Ketika motor dalam posisi mesin bekerja oli pelumas akan menyebar ke seluruh bagian dalam mesin. Ketika mesin dimatikan secara mendadak, pergerakan kruk as juga akan berhenti, dan sangat riskan untuk proses suplai oli. Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona Yuk! bantu donasi atasi dampak corona. Date : Rabu, 11 Oktober 2017 18:00 , Post Via : tigor, Views : 55187 |