Apa saja yang ada di dalam Keraton Yogyakarta?

Apa saja yang ada di dalam Keraton Yogyakarta?

Pernik

Ketahui 5 Fakta Menarik Saat Berwisata Di Keraton Yogyakarta


Kota Yogyakarta adalah salah satu daerah yang cukup istimewa di Indonesia.  Dikarenakan di kota yang mendapatkan julukan kota pelajar ini, ditemukan Keraton Ngayogyakarto hadiningrat, yakni tempat Kesultanan Yogyakarta berada.  Dan sejak Yogyakarta bergabung dengan negara kesatuan republik Indonesia tepatnya pada tahun 1950.  Keraton Yogyakarta telah menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan.  Meski kota Yogyakarta ini baru bergabung kepada NKRI di tahun 1950. Akan tetapi Keraton Yogyakarta ini sudah dibangun oleh Sri sultan hamengku buwono sejak tahun 1755. Untuk tata ruang Keraton Yogyakarta ini terdiri dari komplek inti. Seperti siti hinggil ler (balairung utara), Sri manganti, Kamandungan ler (kamandhungan utara), siti hinggil kidul (balairung selatan), kamandhungan kidul (kamandhungan selatan).  Nah, dibeberapa bagiannya ini merupakan museum yang menyimpan berbagai peninggalan kuno. Baik itu dalam bentuk benda maupun bukan benda.

Fakta Menarik Saat Berwisata Di Keraton Yogyakarta


Memasuki komplek Keraton Yogyakarta, kita akan di sambut bangunan gladhag pangurakan. Yakni gerbang utama semacam benteng pertahanan untuk bisa masuk ke dalam Keraton.  Setelah melewati bangunan tersebut, kita akan memasuki bangunan utama bernama bangsal pagelaran atau bernama lain tragtat rambat.  Dahulu, tempat bertemunya abdi Keraton ketika ingin menghadap sultan.  Akan tetapi sekarang, tempat ini difungsikan untuk kegiatan – kegiatan atau event – event pariwisata yang berkaitan dengan Kesultanan Yogyakarta. Masih di bangunan yang sama, tepat di singgasana sultan, lurus menghadap kedepan terlihat tugu yogja. Bukan tanpa sengaja, namun terdapat filosofi di balik hal tersebut yaitu bahwa perhatian sultan selalu tertuju kepada rakyat Yogyakarta.  Berikut ini adalah beberapa fakta menarik dari Keraton Yogyakarta yang perlu anda tahu:


  Istana raja atau Keraton ini ternyata memiliki nama asli kraton NgaYogyakarta hadiningrat. Pada awalnya Keraton Yogyakarta adalah sebuah lembaga istana kerajaan dari Kesultanan Yogyakarta.  Memiliki tugas mengurus sultan dan kerabat kerajaan. Akan tetapi pada tahun 1950, Keraton ini mulai dipisahkan dari pemerintah daerah istimewa dan menjadi lembaga pemangku adat jawa.  Karena hal ini fungsi Keraton ini mulai berubah menjadi pelindung dan penjaga identitas budaya jawa khususnya gaya Yogyakarta.
  Keraton Yogyakarta berada di tengah dua kekuatan alam.  Seperti pantai selatan (pantai Parangkusumo) sisi selatan, dan gunung merapi di utara.  Dan dalam kepercayaan hindhu ini dikenal dengan adanya konsep pelemahan (hubungan harmonis antara umat manusia). Dan Parahyangan (hubungan harmonis antara manusia dengan penciptanya).  Untuk pantai selatan ini disimbolkan sebagai pelemahan kraton Yogyakarta di tengah – tengah sebagai pawongan. Dan sedangkan untuk gunung merapi dikenal sebagai parahiyangan.
  Anda jangan heran ketika masuk ke dalam Keraton Yogyakarta kita akan bertemu banyak orang yang sudah menggunakan pakaian adat.  Dan orang – orang ini dapat kita kenal sebagai abdi dalem yang memang mengabdikan diri untuk Keraton Yogyakarta.  Dan untuk abdi dalem ini sama sekali tidak pernah membuka lowongan kerja. Dengan begitu tidak ada paksaan untuk menjadi abdi dalem.
  Untuk bangungan Keraton Yogyakarta ini sebagian besar akan memiliki tiang – tiang penyangga. Dan Uniknya, tiang penopang atap pada bagian tengah punya nama tersendiri yakni soko guru.  Dan biasanya soko guru yang ada pada bangunan dalam Keraton Yogyakarta ini berjumlah 4 buah yang menopang atap Keraton Yogyakarta.
 

Salah satu hal yang menarik mengenai Keraton Yogyakarta ini adalah tempat yang tidak akan terkena banjir.  Karena permukaan tanah tempat berdirinya Keraton Yogyakarta ini merupakan gundukan yang lebih tinggi dibanding permukaan tanah sekitarnya.  Dan orang jawa akan menyebut posisi ini sebagai bathok bulus. Karena letak Keraton Yogyakarta terhindar dari banjir meski hujan deras mengguyur.

Nah, itulah 5 fakta menarik tentang Keraton Yogyakarta yang perlu anda tahu. Jadi, ketika berkunjung di kota Jogja, jangan lupa belajar mengenai budaya yang ada di Keraton Yogyakarta.



Anda mempunyai konten untuk ditayangkan di myJogja dan jaringannya seperti berita, opini, kolom, artikel, berita foto, video, release Perusahaan atau informasi tempat bisnis di Jogja. Kirimkan tulisan anda melalui Kontribusi dari Anda

Berikan Komentar Via Facebook


Pernik Lainnya

Apa saja yang ada di dalam Keraton Yogyakarta?

Selasa Wage di Malioboro
Minggu, 15 Maret 2020 12:18 WIB
Selasa Wage di Malioboro, Asyiknya Nikmati Pentas Seni dan Budaya Seharian

Kompleks Kraton Yogyakarta INDONESIA 55133

Apa saja yang ada di dalam Keraton Yogyakarta?

Ulasan

Tentang Kraton Yogyakarta

Bangunan Kraton dengan arsitektur Jawa yang agung dan elegan ini terletak di pusat Kota Yogyakarta. Bangunan ini didirikan oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1775. Beliau yang memilih tempat tersebut sebagai tempat untuk membangun bangunan tersebut, tepat di antara sungai Winongo dan sungai Code, sebuah daerah berawa yang dikeringkan. Bangunan Kraton membentang dari utara ke selatan. Halaman depan dari Kraton disebut alun-alun utara dan halaman belakang disebut alun-alun selatan. Desain bangunan ini menunjukkan bahwa Kraton, Tugu dan Gunung Merapi berada dalam satu garis/poros yang dipercaya sebagai hal yang keramat. Pada waktu lampau Sri Sultan biasa bermeditasi di suatu tempat pada poros tersebut sebelum memimpin suatu pertemuan atau memberi perintah pada bawahannya.

Yang disebut Kraton adalah tempat bersemayam ratu-ratu, berasal dari kata : ka + ratu + an = kraton. Juga disebut kadaton, yaitu ke + datu + an = kedaton, tempat datu-datu atau ratu-ratu. Bahasa Indonesianya adalah istana, jadi kraton adalah sebuah istana, tetapi istana bukanlah kraton. Kraton ialah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat dan arti kulturil (kebudayaan).

Dan sesungguhnya Kraton Yogyakarta penuh dengan arti-arti tersebut diatas. Arsitektur bangunan-bangunannya, letak bangsal-bangsalnya, ukiran-ukirannya, hiasannya, sampai pada warna gedung-gedungnyapun mempunyai arti. Pohon-pohon yang ditanam di dalamnya bukan sembarangan pohon. Semua yang terdapat disini seakan-akan memberi nasehat kepada kita untuk cinta dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan yang Maha Esa, berlaku sederhana dan tekun, berhati-hati dalam tingkah laku kita sehari-hari dan lain-lain.

Siapakah gerangan arsitek dari kraton ini? Beliau adalah Sri Sultan Hamengkubuwono I sendiri. Waktu masih muda, baginda bergelar pangeran Mangkubumi Sukowati dan dapat julukan, menurut Dr.F.Pigeund dan Dr.L.Adam dimajalah Jawa tahun 1940:"de bouwmeester van zijn broer Sunan P.B II" ("arsitek dari kakanda Sri Sunan Paku Buwono II").

Komplek kraton terletak di tengah-tengah, tetapi daerah kraton membentang antara Sungai Code dan Sungai Winanga, dari utara ke selatan adalah dari Tugu sampai Krapyak. Namun kampung-kampung jelas memberi bukti kepada kita bahwa ada hubungannya antara penduduk kampung itu dengan tugasnya di kraton pada waktu dahulu, misalnya Gandekan = tempat tinggal gandek-gandek (kurir) dari Sri Sultan, Wirobrajan tempat tinggal prajurit kraton wirobrojo, Pasindenan tempat tinggal pasinden-pasinden (penyanyi-penyanyi) kraton. Luas Kraton Yogyakarta adalah 14.000 meter persegi. Didalamnya terdapat banyak bangunan-bangunan, halaman-halaman dan lapangan-lapangan. Kita mulai dari halaman kraton ke utara: 1. Kedaton/Prabayeksa 2. Bangsal Kencana 3. Regol Danapratapa (pintu gerbang) 4. Sri Manganti 5. Regol Srimanganti (pintu gerbang) 6. Bangsal Ponconiti (dengan halaman Kemandungan) 7. Regol Brajanala (pintu gerbang) 8. Siti Inggil 9. Tarub Agung 10. Pagelaran (tiangnya berjumlah 64) 11. Alun-alun Utara dihias dengan 12. Pasar (Beringharjo) 13. Kepatihan

14. Tugu

Angka 64 itu menggambarkan usia Nabi Muhammad 64 tahun Jawa, atau usia 62 tahun Masehi. Kalau dari halaman kraton pergi ke selatan maka akan kita lihat: 15. Regol Kemagangan (pintu gerbang) 16. Bangsal Kemagangan 17. Regol Gadungmlati (pintu gerbang) 18. Bangsal Kemandungan 19. Regol Kemandungan (pintu gerbang) 20. Siti Inggil 21. Alun-alun Selatan

22. Krapyak

Catatan: 1. Regol =pintu gerbang 2. Bangsal =bangunan terbuka 3. Gedong =bangunan tertutup (berdinding) 4. Plengkung =pintu gerbang beteng 5. Selogilang =lantai tinggi dalam sebuah bangsal semacam podium rendah, tempat duduk Sri Sultan atau tempat singgasana Sri Sultan

6. Tratag =bangunan, biasanya tempat berteduh, beratap anyam-anyaman bamboo dengan tiang-tiang tinggi, tanpa dinding.

Komplek kraton itu dikelilingi oleh sebuah tembok lebar, beteng namanya. Panjangnya 1 km berbentuk empat persegi, tingginya 3,5 m, lebarnya 3 sampai 4 m. di beberapa tempat di beteng itu ada gang atau jalan untuk menyimpan senjata dan amunisi, di ke-empat sudutnya terdapat bastion-bastion dengan lobang-lobang kecil di dindingnya untuk mengintai musuh. Tiga dari bastion-bastion itu sekarang masih dapat dilihat. Beteng itu di sebelah luar di kelilingi oleh parit lebar dan dalam.

Lima buah plengkung atau pintu gerbang dalam beteng menghubungkan komplek kraton dengan dunia luar. Plengkung-plengkung itu adalah: 1. Plengkung Tarunasura atau plengkung Wijilan di sebelah timur laut. 2. Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem di sebelah Barat daya. 3. Plengkung Jogoboyo atau Plengkung Tamansari di sebelah barat. 4. Plengkung Nirboyo atau Plengkung Gading di sebelah selatan.

5. Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan di sebelah timur.


SEJARAH
Pada tahun 1955, perjanjian Giyanti membagi dua kerajaan Mataram menjadi Ksunanan Surakarta dibawah pemerintah Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta dibawah pemerintah Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengkubuwono I. Pesanggrahan Ayodya selanjutnya dibangun menjadi Kraton Kasultanan Yogyakarta .

Lebih dari 200 tahun yang lalu, tempat dimana Kraton Yogyakarta sekarang berada merupakan daerah rawa yang dikenal dengan nama Umbul Pachetokan, yang kemudian dibangun menjadi pesanggrahan yang bernama Ayodya. Kraton Yogyakarta menghadap ke arah utara, pada arah poros Utara selatan, antara gunung merapi dan laut selatan. Di dalam balairung kraton, dapat disaksikan adegan pisowanan (persidangan agung) dimana Sri Sultan duduk di singgasana dihadap para pemangku jabatan istana.

Regol Donopratomo yang menghubungkan halaman Sri Manganti dengan halaman inti kraton, dijaga oleh 2 (dua) patung dwarapala yang diberi nama Cingkarabala dan Balaupata, yang melambangkan kepribadian baik manusia, yang selalu menggunakan suara hatinya agar selalu berbuat baik dan melarang perbuatan yang jahat. Di dalam halaman inti kraton, dapat dilihat tempat tinggal Sri Sultan yang biasa digunakan untuk menerima tamu kehormatan dan menyelenggarakan pesta. Di tempat ini juga terdapat keputren atau tempat tinggal putri-putri Sultan yang belum menikah.

Kraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1256 atau tahun Jawa 1682, diperingati dengan sebuah condrosengkolo memet di pintu gerbang Kemagangan dan di pintu Gading Mlati, berupa dua ekor naga berlilitan satu sama lainnya. Dalam bahasa jawa : "Dwi naga rasa tunggal" Artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6, tunggal=I, Dibaca dari arah belakang 1682. warna naga hijau, Hijau ialah symbol dari pengharapan.

Disebelah luar dari pintu gerbang itu, di atas tebing tembok kanan-kiri ada hiasan juga terdiri dari dua (2) ekor naga bersiap-siap untuk mempertahankan diri. Dalam bahasa Jawa: "Dwi naga rasa wani", artinya: Dwi=2, naga=8, rasa=6, wani=1 jadi 1682.

Tahunnya sama, tetapi dekorasinya tak sama. Ini tergantung dari arsitektur, tujuan dan sudut yang dihiasinya. Warna naga merah. Merah ialah simbol keberanian. Di halaman Kemegangan ini dahulu diadakan ujian-ujian beladiri memakai tombak antar calon prajurit-prajurit kraton. Mestinya mereka pada waktu itu sedang marah dan berani.

Jam Buka

  • Setiap hari mulai pukul 09.00 -14.00 WIB
  • Kecuali hari Jum�at Kraton hanya buka sampai dengan pukul; 11.00 WIB

Harga Tiket Masuk

  • Turis lokal: Rp 7.000,00
  • Turis mancanegara: Rp. 12.500,-

Fasilitas

  • Pemandu Wisata (dikenakan biaya tambahan)
  • Toilet
  • Toko cinderamata

Kegiatan

  • Pertunjukan Gamelan pada hari senin dan selasa pukul 10.00-12.00 WIB
  • Pertunjukan Wayang Kulit pada hari sabtu pukul 09.00-13.00 WIB
  • Pertunjukan Tarian pada hari minggu dan kamis pukul 19.00-12.00 WIB
  • Pembacaan Puisi pada hari jum�at pukul 10.00-11.30 WIB
  • Pertunjukan Wayang Golek pada hari rabu pukul 09.00-12.00 WIB

Tips dan Trik

  • Jangan melakukan sesuatu yang tidak lazim ketika berada dalam area Kraton.
  • Jangan buang sampah sembarangan.
  • Dari Kraton Yogyakarta anda dapat meneruskan perjalanan wisata anda menuju Museum kereta, Taman Sari, Pasar burung Ngasem dll yang hanya berjarak sekitar satu kilometer (10 menit) dari Kraton.
  • Jika anda kecapekan, pergunakan jasa angkutan becak.