Dalam kitab Kejadian apa yang menjadi tugas manusia terhadap ciptaan Tuhan yang lain

Manusia dan alam memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, dimana manusia membutuhkan alam sebagai tempat mereka hidup. Namun saat ini kondisi alam semakin memprihatinkan, banyak kerusakan yang terjadi karena ulah manusia yang memiliki kecenderungan untuk menguasai alam yang sifatnya eksploitatif. Terjadinya kekeringan, tanah-tanah tandus, erosi tanah, hilangnya pohon pelindung, banjir, tanah longsor, pencemaran atmosfir, air, tanah, dan merosotnya kesuburan serta struktur tanah, degradasi tanah (penurunan kualitas tanah), perubahan iklim, semua itu semestinya menyadarkan kita bahwa alam atau lingkungan hidup di mana kita tinggal ini terancam kelestariannya. Semua ulah manusia yang hanya mengeksploitasi alam demi keuntungan (ekonomis) semata, tanpa mempedulikan kesehatan alam ciptaan dan kelestarian serta keberlangsungannya untuk jangka panjang di masa depan, akan berakibat negatif bahkan bisa fatal, yaitu merusak tatanan ekosistem. Alam menjadi tidak ramah dan bersahabat dengan manusia. Alam tidak menjadi tempat yang memberikan kenyamanan dan ketentraman untuk manusia menyelenggarakan hidup.  Manusia lupa diri, bahwa mereka adalah mahluk yang diberi kepercayaan oleh Allah, untuk menjaga maupun merawat alam semesta ini. Artinya manusia seharusnya bertanggungjawab atas keberlangsungan yang ada di alam semesta ini. Kondisi alam yang baik tentunya akan mendukung segala aspek kehidupan manusia, sehingga menciptakan kedamaian, dan kenyamanan bagi seluruh mahluk hidup di muka bumi ini. 

Melihat dari keprihatinan inilah, tema yang diusung dalam memperingati hari perdamaian internasional adalah Climate Action For Peace. Dimana  pada kesempatan ini kita diajak untuk berefleksi dan melakukan sebuah aksi nyata, untuk melawan kerusakan dan menjaga bumi  sebagai bentuk tanggungjawab kita. Dalam kitab Mazmur pasal 104 kita diingatkan posisi kita sebagai manusia, dimana dalam pasal ini mengemukakan bahwa manusia sebagai bagian dari alam ciptaan Allah, manusia dan alam ditempatkan setara dan sama-sama berada di bawah kuasa Allah. Dalam nyanyian Mazmur ini kita dapat menyaksikan bagaimana Allah diagungkan sebagai pencipta yang sungguh besar, bahwa kehidupan dalam alam semesta adalah bersumber dari Dia saja, dengan kekuasaanNya segala sesuatunya hidup. 

Di Mazmur 104, manusia disebut dalam urutan yang sama dengan makhluk yang lain dan habitatnya. Manusia mempunyai kedudukan yang setara dengan makhluk hidup yang lain. Manusia memang merupakan penguasa alam, tetapi manusia itu juga ciptaan Allah, artinya ia rapuh dan bergantung kepada Allah.  Mungkin saat ini banyak orang berpendapat bahwa untuk dapat menjaga atau menata alam, maka saat ini manusia harus memiliki otoritas terlebih dahulu. Namun yang dibicarakan adalah mengenai menjaga alam dan bukan hanya sekedar manusia mengelola alam yang mengandalkan pada wewenang sebagai penguasa. Manusia yang ingin menata alam dalam rangka menyelamatkan alam, harus terlebih dahulu menyadari bahwa sebelum manusia yang menata alam, sudah ada Tuhan yang lebih dahulu menata. Tuhan menatanya dengan adil, sehingga penataan tersebut memperlihatkan irama yang teratur. Kita manusia yang ditata Allah, ternyata merupakan bagian dari alam, maka dari itu dalam Mazmur 104 digambarkan bahwa habitat itu menentukan. 

Dengan demikian, kita sebagai ciptaan yang diberi mandat Allah, untuk menjaga alam hendaknya berkomitmen untuk merawat alam ciptaan-Nya, untuk menciptakan kedamaian dan menjaga generasi masa mendatang. Kekuasaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah kuasa sebagai penatalayan yang bertanggungjawab, termasuk penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang ada. Suatu hal yang mustahil jika Allah menciptakan bumi dan menyerahkan kepada manusia hanya untuk dihancurkan atau dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan sekarang dengan mengorbankan kesejahteraan atau “mengkhianati anak cucu kita” di masa mendatang. Sebaliknya, kuasa tersebut merupakan pendelegasian atas alam ciptaan, yang di dalamnya memuat unsur pertanggungjawaban baik kepada Allah sebagai Sang Pemilik bumi dan kepada sesama (sebuah kesolidaritasan) serta rasa hormat terhadap lingkungan hidup kita. Selamat menjaga alam sebagai bentuk tanggungjawab kita kepada dan menciptakan kedamaian dimuka bumi ini. (PKK/Nanda)

BAB 17

HIDUP SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

Bacaan Kitab Suci : Kejadian 2:20-25; 2:15-18

MATERI

Pengertian Manusia Diciptakan sebagai Makhluk Sosial

Cahaya mentari pagi itu bersinar lembut mengusik embun yang enggan beranjak dari rerumputan. Kicau burung yang bercanda di atas dahan pohon di sekelilingku bagaikan nyanyian merdu menyambut hari baru. Bunga-bunga mekar mewangi mengundang kupu-kupu dan kumbang hinggap di kelopaknya. Aku mengenal semua ini. Si totol-totol hitam dengan tanduk indahnya itu, rusa. Tiap pagi aku terbangun oleh kokok ayam jago. Kelinci , si telinga panjang melompat riang dengan kaki pendeknya. Si badan besar dengan hidung panjangnya kuberi nama gajah. Tetapi ... dengan siapakah aku bisa berteman dan berbagi? Manakah di antara mereka yang bisa ikut merasakan jika aku sedih atau bahagia? Siapakah yang dapat memahami diriku dan mendengarkan kalbuku? Aku mendapati diriku bercakap dengan nurani, menikmati semua karunia ilahi dalam kebisuan. Indah dalam kekosongan, agung dalam kesunyian, tak dapat mengisi relung hatiku.

Adam tidak menemukan penolong yang sepadan dengan dirinya. Tuhan tahu kebutuhan itu, maka Ia membuat Adam tidur nyenyak, mengambil salah satu tulang rusuknya lalu menciptakan seorang perempuan untuk menjadi penolong, sepadan dengannya (Kej. 2:20-25).

Mungkin sebagian orang menafsirkan ayat-ayat itu hanya sebatas pasangan yang sepadan atau kisah penciptaan manusia pertama. Tetapi ayat itu juga hendak mengatakan bahwa sejak mulanya Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan, saling melengkapi, dan memberi arti bagi hidup sesamanya.

Memaknai penyataan Allah tersebut, maka orang percaya yang tidak dapat hidup tanpa sesamanya ini, harus mengupayakan dan memelihara kelangsungan kehidupan bersama dengan orang lain. Menerima kenyataan ini berarti menerima tanggung jawab untuk mengutamakan orang lain, bahkan bersedia mengorbankan dirinya untuk membangun kehidupan orang lain di sekitarnya.

KEGIATAN ELABORASI

  1. Daftarlah pertolongan yang biasanya kamu terima dari orang lain dalam satu hari. Sejak bangun pagi hingga tidur pada malam hari dan sebutkan nama atau identitas mereka.
  2. Untuk setiap tindakan atau pertolongan orang lain yang dapat kamu kerjakan sendiri, berilah tanda centang, sedangkan untuk setiap tindakan yang tidak dapat kamu kerjakan sendiri, berilah tanda silang.
  3. Bandingkan, tindakan manakah yang paling banyak?
  4. Hitunglah berapa banyak orang yang terlibat dalam hidupmu setiap hari? Berapa banyak orang yang terlibat dalam satu minggu, satu tahun, atau selama hidupmu sampai saat ini?
  5. Berilah tanggapanmu tentang hal ini.
SOAL LATIHAN
Jawaban yang paling tepat!
1. Tuhan menciptakan seorang perempuan dari tulang rusuk Adam karena ... a. Adam tidak mengenal makhluk yang lain b. Allah membiarkan Adam seorang diri c. Adam menginginkan perempuan di sisinya d. Adam telah memberi nama kepada semua hewan

e. Adam tidak menemukan pasangan yang sepadan dengannya

2. Manusia selalu membutuhkan orang lain meskipun dalam kehidupan bersama ada perselisihan yang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa manusia diciptakan sebagai ... a. Makhluk mulia b. Makhluk sosial c. Makhluk pribadi d. Makhluk sempurna

e. Makhluk yang unik

3. Untuk menciptakan perempuan dari tulang rusuk Adam, ia membuat Adam ... a. Tertidur b. Tertawa c. Bahagia d. Menerima perempuan

e. Berterima kasih

4. Karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang saling membutuhkan untuk hidup bersama, yang perlu dilakukan manusia adalah ... a. Mengusahakan kesejahteraan hidup keluarga b. Mengupayakan pendidikan bagi anak-anaknya c. Melakuakan pembinaan kerohanian bagi keluarganya d. Mengupayakan kelangsungan hidup bersama dengan orang lain

e. Mengupayakan kesejahteraan bersama jika orang lain menyetujui

5. Ketika Allah telah memberikan perempuan kepada Adam, Allah menempatkan mereka di taman Eden dengan maksud agar mereka ... a. Berjerih payah mengusahakan tanah b. Mengubah taman menjadi lebih indah c. Mengusahakan dan memelihara taman itu d. Menikmati semua tumbuhan dan binatang

e. Dengan berpeluh mereka bekerja untuk mendapatkan makanan

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar. 1.Apakah yang dialami oleh Adam ketika ia memberi nama pada semua binatang ciptaan Allah?

2. Mengapa Allah menciptakan perempuan dari tulang rusuk laki-laki?

Tugas di kirim ke : 

Jangan lupa sertakan Nama Lengkap dan Kelas