Apa perbedaan yg paling mendasar pada nabi dan rasul?

  • Tentang Kami
  • Tim Kami
  • Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat dan Ketentuan

Mengenalkan nabi dan rasul bisa dilakukan sejak dini kepada Si Kecil. Hal ini dilakukan agar Si Kecil mengenal dan terbiasa dengan hal-hal yang berkaitan dengan agamanya. Mengenalkan kepada nabi dan rasul salah satunya, dimaksudkan agar anak bisa mengetahui sejarah dan mengambil pelajaran dari hal itu. Akah perbedaan nabi dan rasul? Berikut ulasannya.

Menceritakan kembali kisah para nabi dan rasul juga adalah bagian dari pembiasaan yang baik untuk Si Kecil. Salah satu manfaat membacakan cerita kepada anak menurut All4Kids adalah dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan membantu dalam proses perkembangan kognitifnya.

Sebelum mengenalkannya, ternyata ada perbedaan nabi dan rasul yang harus diketahui lho Moms. Sebab tak jarang buakn hanya anak kecil, bahkan orang dewasa pun tidak mengetahuinya. Jika telah dikenalkan dan diketahui sejak kecil, anak akan lebih memahami cerita dibaliknya dan tentunya menjadi ilmu yang berpahala.

Baca Juga: 5 Manfaat Membacakan Buku Cerita untuk Anak

Perbedaan Nabi dan Rasul

Apa perbedaan yg paling mendasar pada nabi dan rasul?

Foto: Orami Photo Stock

Secara umum, ulama mengatakan perbedaan nabi dan rasul adalah: Nabi merupakan seorang yang diberi wahyu oleh Allah SWT dengan suatu syari’at namun tidak diperintah untuk menyampaikannya, akan tetapi mengamalkannya sendiri tanpa ada keharusan untuk menyampaikannya.

Sedangkan rasul adalah seorang yang mendapat wahyu dari Allah SWT dengan suatu syari’at dan ia diperintahkan untuk menyampaikannya dan mengamalkannya. Perbedaan antara nabi dan rasul sebenarnya dapat diketahui dari berbagai macam aspek, di antaranya:

ADVERTISEMENT

Apa perbedaan yg paling mendasar pada nabi dan rasul?

1. Perbedaan Nabi dan Rasul: Pengertian

Nabi dalam bahasa Arab berasal dari kata ‘naba’’ yang berarti ‘berita’. Ini berarti nabi adalah seseorang yang menerima dan memberi kabar atau berita. Nabi diberi kabar atau wahyu dari Allah SWT. Mengenai hal itu, Allah SWT berfirman: “Ia bertanya, ‘Siapakah yang memberitahukan hal ini kepadamu?’ Nabi menjawab, ‘Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal’.” (QS Al-An-aam: 3).

Nabi juga memberi kabar dari Allah SAW, perintah-Nya, dan wahyu-Nya kepada kaum tertentu atau seluruh umat manusia. Allah SWT berfirman: “Kabarkanlah kepada hamba-hambaku, bahwa sesungguhnya Aku-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hijr: 49).

Adapun Rasul berasal dari kata ‘irsal’ yang berarti ‘mengarahkan’. Maksudnya. Para rasul diarahkan oleh Allah SWT untuk melakukan tugas tertentu. Allah SWT berfirman:

“Kemudian, Kami utus rasul-rasul Kami berturut-turut. Setiap kali seorang rasul datang kepada suatu umat, mereka mendustakannya, maka Kami silihgantikan sebagian mereka dengan sebagian yang lain (dalam kebinasaan). Dan Kami jadikan mereka bahan cerita (bagi manusia). Maka kebinasaanlah bagi kaum yang tidak beriman.” (QS Al-Mu’minun: 44).

Baca Juga: 5 Aplikasi Belajar Mengaji dan Kisah Nabi untuk Anak

2. Perbedaan Nabi dan Rasul: Jumlah

Dari beberapa hadits disebutkan bahwa jumlah nabi jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah rasul. Jumlah nabi adalah sebanyak 124.000 orang sedangkan jumlah rasul sebanyak 315 orang. Salah satunya keterangan dari Abi Dzar RA.

“Abi Dzar bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapa nabi pertama?’ Rasulullah menjawab: ‘Adam’. Aku bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah beliau (Adam) seorang Nabi?’ Rasulullah menjawab: ‘Benar, ia seorang Nabi yang diajak bicara oleh Allah’. Aku bertanya: ‘Wahai Rasulullah, ada berapa jumlah para Rasul?’ Rasulullah menjawab: ‘300 sekian belas, mereka sangat banyak’.” (HR Ahmad no 21586, Al Hakim [2/652], Al Baihaqi no.18166).

Dalam riwayat lain dari Abu Umamah RA: “Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, ada berapa jumlah Nabi?’ Rasulullah menjawab: ‘Nabi ada 124.000 orang dan di antara mereka ada para Rasul sebanyak 315 orang, mereka sangat banyak’.” (HR Ahmad no 22342, didhaifkan Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wan Nihayah [2/140]).

Namun, menurut sebagian ulama, tidak ada hadits shahih sama sekali mengenai jumlah para Nabi dan Rasul. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan: “Ini pendapat yang disebutkan Imam Ahmad, Muhammad bin Nashr dan ulama lainnya. Mereka menjelaskan bahwa tidak diketahui berapa berapa jumlah kitab dan berapa jumlah Rasul. Dan hadits Abu Dzar dalam hal ini tidak shahih menurut mereka.” (Majmu’ Al Fatawa, 7/409).

Sedangkan jumlah 25 nabi yang diketahui oleh kebanyakan orang awam saat ini, itu adalah nama-nama nabi yang disebutkan di dalam Alquran dan ukan jumlah seluruh nabi. Karena tidak semua nama nabi disebutkan dalam Alquran.

Dan yang lebih luar biasanya adalah bahwa seluruh nabi dan rasul yang banyak tersebut, semuanya mendakwahkan tauhid, dan tauhid adalah inti dari dakwah yang dilakukan oleh nabi dan rasul ini. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman:

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Ilah (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian.” (QS Al-Anbiya: 25).

Allah SWT juga berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut.” (QS An-Nahl: 36).

3. Perbedaan Nabi dan Rasul: Tujuan

Perbedaan nabi dan rasul lainnya adalah tujuan diutusnya. Nabi adalah seseorang yang diutus Allah SWT untuk mengokohkan syari’at yang telah ada sebelumnya kepada kaum tertentu. Dan rasul adalah seseorang yang diutus Allah SWT untuk mengajarkan syariat yang baru.

Baca Juga: 8 Inspirasi Nama Bayi Laki-laki dari Nama Nabi dan Rasul

ADVERTISEMENT

Apa perbedaan yg paling mendasar pada nabi dan rasul?

4. Perbedaan Nabi dan Rasul: Kitab

Terkait dengan tujuan diutusnya masing-masing nabi dan rasul, adalah adanya kitab yang berisi ajaran pokok yang harus disampaikan kepada umat tertentu atau seluruh umat manusia. Mengacu pada hal tujuan diutusnya nabi yang hanya mengokohkan syari’at yang dibawa oleh pendahulunya, maka seorang nabi tidak memiliki kitab tertentu.

Berbeda dengan rasul yang diutus oleh Allah untuk mengajarkan syariat baru kepada suatu kaum atau seluruh umat manusia, maka seorang rasul dibekali dengan sebuah kitab sebagai pegangannya. Sehubungan dengan hal ini, Allah berfirman:

“Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya.

Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.” (QS Al-Maidah: 44).

5. Perbedaan Nabi dan Rasul: Status

Perbedaan nabi dan rasul selanjutnya adalah dilihat dari statusnya. Jadi, setiap rasul adalah nabi namun tidak semua nabi adalah rasul. Hal ini ditegaskan oleh Syaikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang mengatakan: “Semua rasul adalah nabi, namun tidak semua nabi adalah rasul.” (Majmu’ Fatwa 10/209).

Di antara para rasul ini ada yang bergelar Ulul ‘Azmi, yakni gelar bagi para rasul yang memiliki ketabahan yang luar biasa. Nabi dan rasul yang masuk dalam kategori ini adalah: Nabi Nuh A.S, Nabi Ibrahim A.S, Nabi Musa A.S, Nabi Isa A.S, dan Nabi Muhammad SAW.

Nah, Moms bisa juga mengenalkan perbedaan nabi dan rasul ini dalam setip cerita yang akan dibacakan kepada Si Kecil agar menambah pengetahuannya.

Kisah Nabi Nuh AS

Nuh adalah putra Lamik bin Matta Syalih bin Idris. Menurut Al-Quran, usia Nabi Nuh ialah 950 tahun (QS. Al-'Ankabuut:14). Setelah Nabi Idris meninggal dunia, perilaku masyarakat semakin menyimpang. Begitu juga kaum Nuh, yang ketika itu menyembah berhala. Selain itu, kaum Nuh terkenal zalim dan sewenang-wenang.

Kisah Nabi Nuh AS terkenal dengan pembuatan Kapal yang besar yang digunakan untuk menyelamatkan kaumnya yang beriman serta hewan-hewan dari banjir air bah yang dahsyat. Bencana tersebut kemudian membinasakan orang-orang kafir, termasuk puteranya yang durhaka.

Kisah Nabi Ibrahim AS

Nabi Ibrahim AS adalah nabi ke-6 dalam sejarah rasul Allah yang wajib diketahui umat Islam. Ayah dari Nabi Ibrahim AS adalah pembuat patung berhala. Ditambah lagi, ada seorang raja kafir bernama Raja Namrud yang dengan sombongnya mengaku bahwa dirinya adalah Tuhan Semesta Alam.

Paham bahwa berhala bukanlah Tuhan, Nabi Ibrahim menghancurkan semua berhala yang ada di wilayah Namrud. Karena geram dan kesal, Raja Namrud akhirnya memerintahkan para tentaranya untuk menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar hidup-hidup. Mereka mengira, Nabi Ibrahim telah hancur menjadi abu bersama api itu. Namun, begitu terkejutnya mereka setelah api yang menyala dahsyat itu padam. Nabi Ibrahim tiba-tiba berjalan keluar dari puing-puing pembakaran dengan selamat tanpa luka sedikit pun.

Kisah Musa AS

Nabi Musa dilahirkan di Negeri Mesir pada masa pemerintahan Raja Firaun. Ibunya bernama Yukabad dan ayahnya bernama Imran bin Yashar. Raja Firaun adalah seorang Raja yang kejam. Waktu itu dikeluarkan undang-undang apabila ada bayi lahir laki-laki, harus dibunuh.

Ketika Musa lahir, ibunya khawatir Musa akan dibunuh tetapi Allah SWT memberikan ilham agar bayi itu ditaruh di dalam peti kemudian dihanyutkan ke sungai Nil. Akhirnya, peti yang berisi bayi itu ditemukan oleh Asyiyah istri Firaun.

Asyiyah memohon kepada suaminya agar bayi itu tidak dibunuh, tetapi dijadikan anak angkat saja.

Setelah Musa dewasa, ia tidak senang melihat kekuasaan Firaun yang sewenang-wenang. Untuk memberantas kekejaman Firaun, Allah SWT mengangkat Musa menjadi Nabi dan Rasul. Nabi Musa menerima wahyu dan kitab suci Taurat.

Sebagai seorang utusan Allah, beliau diberi Mukjizat. Pengikut Nabi Musa semakin banyak sehingga Raja Firaun tambah khawatir. Nabi Musa dan pengikutnya dikejar-kejar sampai ke tepi laut merah.

Setelah Nabi Musa sampai di tepi Laut Merah, dipukulkan tongkatnya ke laut, seketika laut menjadi kering sehingga dapat dilewati. Para pengikut Raja Firaun telah berada di belakangnya. Musa lalu memukulkan kembali tongkatnya ke laut, maka tanah tersebut menjadi lautan lagi. Pasukan Firaun tergulung air laut dan mati semuanya.

Kisah Isa AS

Nabi Isa adalah anak Maryam, yang merupakan keponakan dari Nabi Zakaria. Saat mengandung Nabi Isa, Maryam di fitnah oleh penduduk sekitar karena dia mengandung tanpa di sentuh lelaki manapun. Tanda-tanda kenabian Isa sudah nampak sejak kecil.

Allah SWT memberikan wahyu kepada Nabi Isa melalui malaikat Jibril, dan diangkat menjadi nabi serta menerima kitab Injil. Isi dari kitab tersebut untuk membenarkan dan melengkapi kitab sebelumnya, yaitu kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa.

Nabi Isa AS terkenal dengan kisahnya yang bisa menghidupkan burung yang ia bentuk dari tanah liat. Tak hanya itu, Nabi Isa AS juga bisa menyembuhkan penyakit parah sekalipun. Atas izin Allah SWT, Nabi Isa AS dapat mengembalikan indera penglihatan orang buta yang sudah menderita sejak lahir.

Kisah Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 20 April 571 Masehi/12 Rabiul Awwal tahun Gajah atau Amul Fiil. Sejak kecil hingga dewasa Nabi Muhammad SAW telah dikenal sebagai orang yang jujur, tidak pernah berkata kotor, tidak pernah berbohong, dan tidak pernah melakukan maksiat.

Karena kejujurannya dalam berkata dan bersikap itulah kemudian beliau diberi gelar al-Amin oleh kaumnya yang berarti “orang yang terpercaya”.

Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki Nabi Muhammad untuk membuktikan kenabiannya. Dalam Islam, mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Al-Quran. Selain itu, Muhammad juga diyakini pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah.

Nabi Muhammad juga mengerti bahasa binatang seperti Nabi Sulaiman, memerintah bumi dan pohon seperti Nabi Musa, serta banyak mukjizat lainnya.

Reporter: Yunisda Dwi Saputri