Apa maksud penyajian tanpa kaku

Apa maksud penyajian tanpa kaku
Keluarga Anda sering membeli jajanan kaki lima? Entah itu siomay, sate padang, atau tahu gejrot. Kita tidak bisa memastikan apakah makanan dan perangkat saji makanan tersebut terjamin kebersihannya. Anda bisa membuat sendiri aneka sajian kaki lima tersebut. Supaya tampilannya menggugah selera, simak saran penyajiannya berikut ini!

1.    Sajikan makanan dengan cara yang ‘tidak biasa’, seperti memberi alas piring dengan selembar daun pisang untuk menyajikan satai padang, tahu gejrot, pecel ayam, atau ayam penyet. Cara ini cukup jitu untuk menggugah selera makan.

2.    Pisahkan bahan kering dengan kuahnya. Takar bahan kering dalam mangkuk/ piring, kemudian sajikan dengan kuahnya secara terpisah. Kuah yang disatukan akan terserap oleh bahan kering sehingga makanan jadi tidak menarik lagi.

3.    Pastikan kuah yang terpisah selalu hangat. Kuah yang disajikan dingin membuat orang enggan menyantap makanannya.

4.    Untuk masakan yang berbumbu kacang, pisahkan bumbu kacang. Siramkan bumbu kacang ketika hendak disantap. Bumbu kacang yang dicampur sayuran (mis.gado-gado) akan membuat makanan jadi berair.

5.    Sebaiknya panaskan kembali masakan ketika akan disajikan. Misalnya, siomay perlu dikukus terlebih dahulu selama 3 menit sebelum disajikan. Batagor perlu ‘dihangatkan’ dengan cara digoreng kembali sebentar, serta otak-otak perlu dipanaskan/dipanggang kembali supaya bisa disajikan dalam keadaan hangat.

F. Jenis Penyajian Yang Cenderung Bermasalah Dalam Presentasi Lisan

Berbagai penyajian lisan dalam bentuk diskusi kelompok, diskusi kelas, seminar, dan konferensi baik untuk tingkat nasional maupun internasional, terdapat paling tidak 10 sepuluh jenis penyajian yang biasanya menghadapi permasalahan dalam penyajian lisan. Jenis penyajian ini bermasalah karena penyaji tidak dapat menggunakan teknik penyajian dengan baik; isi dan bahan penyajian tidak sesuai kebutuhan dirinya. Permasalahan jenis penyajian ini banyak ditentukan oleh pengalaman dan kematangan berpresentasi sipenyaji baik dalam situasi formal maupun informal. Jenis-jenis yang sering menghadapi permasalahan meliputi jenis The Pitchman, The Apologizer, The Antimiker, The Nonwit, The Malvisualizer, The Dull Reader, The Platituder, The Loner, The Impresser, dan The funster.

1. THE PITCHMAN . Semua penyajian disesuaikan dengan

bisnis yang sedang digeluti sendiri oleh penyaji dan wadah penyajian digunakan sebagai bagian marketing bisnis pribadi.

2. THE APOLOGIZER . Gaya penyajian yang merendahkan

kemampuan presentasi sendiri, takut ditanya, biasanya penyaji tipe ini mewakili orang lain. Pendengar kesal dan bosan akan cara dan isi penyajian yang tak terarah.

3. THE ANTIMIKER . Gaya penyaji yang merasa macho, suara

lantang dan keras tanpa menghiraukan kehadiran tekhnologi micro phone. Pendengar bagian belakang biasanya kesal karena uraian penyajian kurang jelas atau volume suara yang terlalu keras.

4. THE NONWIT. Pada dasarnya tipe penyaji ini cenderung

formal, kaku dan memilih “lelucon” yang tidak tepat. “Lelucon” diupayakan untuk menghibur pendengar, tetapi kenyataannya sebaliknya menjadi bumerang kepada penyaji.

5. THE MALVISUALIZER . Suatu penyajian dengan berbagai

jenis alat bantu visual yang dipersiapkan namun tidak dapat menggunakan dengan baik karena tidak menguasai teknik sajian. Pendengar menjadi jengkel, dan isi sajian tidak jelas bagi pendengar.

6. THE DULL READER . Penyaji membaca teks tanpa

menghirau kan respon pendengar terhadap bahan sajian. Penyajian tipe ini terlihat monoton dan kaku.

7. THE PLATITUDER . Suatu gaya penyajian tanpa arah, tidak

terfokus, mengambang, sesuai dengan kesenangan dan pengalaman penyaji sendiri.

8. THE LONER . Penyajian yang tidak menghiraukan pendapat

latar belakang dan kemampuan pendengar. Pendapat penyaji sendiri yang dipaksakan kepada pendengar.

9. THE IMPRESSER . Penyaji puppet, peniru gaya orang lain

walau kelihatan kaku dan tidak sesuai dengan keadaan sendiri. Merasa telah berhasil kalau telah menyajikan semua isi sajian dengan gaya yang diingini sendiri.

10. THE FUNSTER. Penyajian dengan cerita bual, tidak tepat,

“boasting” cerita besar digabung namun tidak saling mendukung atau kurang relevan dengan tema sajian.

G. Kriteria Keberhasilan Presentasi

Sama seperti komunikasi, keberhasilan suatu presentasi lisan selalu dinilai dari ketercapaian tujuan presentasi. Artinya tingkat pemahaman dan penerimaan pendengar atas esensi presentasi merupakan kriteria dominan menetukan keberhasilan presentasi. Oleh karena itu penyaji perlu mengkaji dan menentukan tujuan presentasi yang sesuai dengan kondisi pendengar, dan seting presentasi. Untuk memaksimalkan keberhasilan suatu presentasi, para penyaji perlu memperhatikan saran berikut ini, teristimewa apabila penyajian lisan Anda dilaksanakan secara “direct” langsung kepada pendengar yaitu : usahakan menarik perhatian peserta dan sejak awal penyajian, sajikan isi presentasi secara sistematis dan jelas. Beri penjelasan Anda yang disesuaikan dengan tingkat nalar pendengar, sajikan bukti dan contoh yang memperkuat argumen Anda, dan tentukan tindak lanjut penyajian bagi Anda dan bagi peserta.

H. Latihan

Petunjuk berilah jawaban lengkap kepada setiap butir soal berikut: Jawaban Anda dapat ditulis di lembar terpisah. 1. Jelaskan perbedaan penyajian lisan dengan teknik MEMBACA, MENGHAFAL, SPONTANITAS, DAN DENGAN KARTU PENYAJIAN. 2. Mengapa teknik penyajian dengan menggunakan kartu disebutkan paling berhasil? 3. Uraiakan kelemahan umum yang mempengaruhi keberhasilan suatu presentasi lisan. 4. Ada berapa jenis penyaji yang bermasalah dalam penyajian lisan. Tuliskan tipe yang Anda ketahui dan mengapa mereka bermasalah? 5. Uraikan kriteria keberhasilan suatu presentasi.

I. Rangkuman

Pemahaman dasar-dasar presentasi selalu dimulai dari pengertian presentasi yang berarti komunikasi antara penyaji dengan pendengar dalam situasi teknis, saintifik atau profesional; dan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan teknik sajian dan ragam media presentasi. Dalam pelaksanaannya, presentasi dikategorikan ke dalam 2 dua bagian besar yaitu : presentasi pretemporaneous, segala jenis penyajian yang dipersiapkan sedemikian rupa tanpa menghiraukan kesesuaian isi sajian dengan kebutuhan pendengar, dan presentasi extemporaneous, segala jenis penyajian yang disesuaikan dengan tingkat penerimaan pendengar dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendengar. Presentasi pretemporaneous meliputi presentasi dengan membaca teks dan presentasi hafalan. Sedang presentasi extemporaneous meliputi presentasi spontan dan presentasi langsung dengan menggunakan kartu. Persiapan penyaji yang lengkap dan pengalaman berpresentasi memberi kontribusi kepada keberhasilan suatu presentasi. Namun kepada penyaji pemula perlu ditekankan untuk menghindari tipe penyaji berikut ini yang cenderung menghadapi permasalahan dalam penyajian. Penyajian ini adalah tipe The Pitchman, The Apologizer, The Antimiker, The Nonwit, The Malvisualizer, The Dull Reader, The Platituder, The Loner, The Impresser, dan The Funster. Akhirnya keberhasilan suatu presentasi dinilai dari ketercapaian tujuan presentasi. Tingkat pemahaman dan penerimaan pendengar atas esensi presentasi merupakan kriteria dominan menentukan keberhasilan suatu presentasi lisan yang efektif.