You're Reading a Free Preview
Pages 5 to 9 are not shown in this preview.
“… Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa.” Q.S Al-Anbiya[21]: 37
Sudah menjadi tabiat manusia memiliki sifat tergesa-gesa. Oleh karena itu, dalam menjalani ikhtiar tertentu, ada juga orang yang menyepelekan proses. Ia lebih mengutamakan hasil ketimbang proses yang sedang diajalani. Padahal, kewajiban manusia terletak pada prosesnya, yaitu bagaimana meluruskan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Karena memang pada ranah proses juga kita dapat mengoptimalkan amal.
Akibat sifat ketergesa-gesaannya itu, manusia seringkali mengabaikan nilai-nilai kebenaran dalam menjalani prosesnya. Sikap dan nilai “baik dan benar” sudah memudar hanya karena ingin cepat-cepat menuai hasil. Tidak ada hasil yang baik tanpa proses yang optimal. Setidaknya, sunatullah-nya seperti itu.
Memang, saya tidak menafikan bahwa kita semua mendambakan hasil. Apalagi hasil yang sesuai dengan keinginan kita. Maka, menurut saya berorientasi hasil juga menjadi suatu keharusan. Karena, tanpa berorientasi hasil kita tidak memiliki gambaran yang jelas mengenai tujuan yang ingin kita capai. Namun, cukuplah sekali saja kita mengorientasikan hasil. Tetapkan dan pancangkan hasil yang kita inginkan di awal. Selebihnya, hiasi dengan amal ikhtiar terbaik kita dalam prosesnya.
Orientasi Pada Hasil Bagian dari Kompetensi Manajerial – kolonginfo.com. Orientasi pada hasil adalah salah satu kompetensi manajerial yang harus dimiliki oleh seorang pegawai/tenaga kerja. Terdapat 8 jenis kompetensi yang dikelompokan pada kompetensi manajerial. Orientasi pada hasil adalah kemampuan mempertahankan komitmen pribadi yang tinggi untuk menyelesaikan tugas, dapat diandalkan, bertanggung jawab, mampu secara sistimatis mengidentifikasi risiko dan peluang dengan memperhatikan keterhubungan antara perencanaan dan hasil, untuk keberhasilan organisasi.
Pendahuluan
Kompetensi juga dinyatakan sebagai karakteristik individu untuk menghasilkan suatu pekerjaan. Kompetensi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dapat dibagi menjadi tiga yaitu teknis, manajerial, dan sosial kultural.
Saat ini kita akan fokus tentang kompetensi manajerial menurut Permenpan 38 Tahun 2017. Terdapat 8 jenis kompetensi manajerial yang telah admin ulas satu persatu. (dapat dibaca pada link ini) dan juga terkait kempetensi sosial kultural.
Kompetensi manajerial adalah pengetahuan keterampilan dan sikap atau perilaku yang dapat diamati diukur di kembangan untuk memimpin dan atau mengelola unit organisasi artinya sebagai pegawai kita harus memiliki kompetensi teknis untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, namun kita juga harus membuktikan secara nyata kompetensi manajerial untuk mengelola unit organisasi. Kompetensi teknis digabungkan dengan kompetensi manajerial menjadi modal penting untuk keberhasilan pelaksanaan tugas.
Definisi Kompetensi Orientasi Pada Hasil
Orientasi pada hasil adalah kemampuan mempertahankan komitmen pribadi yang tinggi untuk menyelesaikan tugas, dapat diandalkan, bertanggung jawab, mampu secara sistimatis mengidentifikasi risiko dan peluang dengan memperhatikan keterhubungan antara perencanaan dan hasil, untuk keberhasilan organisasi.
Baca Juga: Investor vs Trader, Apa Perbedaannya?
Indikator Perilaku Kompetensi Orientasi Pada Hasil
Berdasarkan kamus kompetensi manajerial yang dapat ditemukan pada lampiran peraturan Permempan 38 Tahun 2017 (dpt diunduh pada halaman ini bagian bawah)
Tingkat Kemahiran/ Level Profiensi
Level 1: Paham/dalam pengembangan.
Contoh:memiliki pemahaman dasar tentang prinsip, praktek, masih memerlukan bantuan pihak lain, mampu bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri.
Level 2: Dasar
Contoh:paham prinsip dan praktek pelaksanaan tugas tanpa bantuan/ pengawasan langsung; penguasaan pengetahuan dengan pelatihan dasar
Level 3: Menengah
Contoh: paham prinsip, praktik kerja dengan kecepatan & ketepatan; kepercayaan diri untuk menunjukkan kelancaran & ketangkatasan; bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri & kelompok
Level 4: Mumpuni
Contoh: menghasilkan perbaikan & pembaruan teknis, metode kerja; beradaptasi dengan berbagai situasi, kompleks, dengan resiko
Level 5: Ahli
Contoh: memimpin, mengembangkan & menerapkan pendekatan inter, multidisipliner; rujukan di tingkat nasional atau internasional
Tabel Indikator Perilaku – Kompetensi Orientasi Pada Hasil
Level | Deskripsi | Indikator Perilaku |
1 | Bertanggung jawab untuk memenuhi standar kerja | Menyelesaikan tugas dengan tuntas; dapat diandalkan; Memenuhi standar kerja; Bersedia menerima masukan, mengikuti contoh cara bekerja yang lebih efektif, efisien di lingkungan kerjanya. |
2 | Berupaya meningkatkan hasil kerja pribadi yang lebih tinggi dari standar yang ditetapkan, mencari, mencoba metode alternatif untuk peningkatan kinerja | Menetapkan dan berupaya mencapai standar kerja pribadi yang lebih tinggi dari standar kerja yang ditetapkan organisasi; Mencari, mencoba metode kerja alternatif untuk meningkatkan hasil kerjanya; Memberi contoh kepada orang-orang di unit kerjanya untuk mencoba menerapkan metode kerja yang lebih efektif yang sudah dilakukannya. |
3 | Menetapkan target kerja yang menantang bagi unit kerja, memberi apresiasi dan teguran untuk mendorong kinerja | Menetapkan target kinerja unit yang lebih tinggi dari target yang ditetapkan organisasi; Memberikan apresiasi dan teguran untuk mendorong pencapaian hasil unit kerjanya; Mengembangkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai target kerja unitnya. |
4 | Mendorong unit kerja mencapai target yang ditetapkan atau melebihi hasil kerja sebelumnya | Mendorong unit kerja di tingkat instansi untuk mencapai kinerja yang melebihi target yang ditetapkan; Memantau dan mengevaluasi hasil kerja unitnya agar selaras dengan sasaran strategis instansi; Mendorong pemanfaatan sumber daya bersama antar unit kerja dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencaian target organisasi. |
5 | Meningkatkan mutu pencapaian kerja organisasi | Memastikan kualitas sesuai standar dan keberlanjutan hasil kerja organisasi yang memberi kontribusi pada pencapaian target prioritas nasional; Memastikan tersedianya sumber daya organisasi untuk menjamin tercapainya target prioritas instansi/nasional; Membuat kebijakan untuk menerapkan metode kerja yang lebih efektif-efisien dalam mencapai tujuan prioritas nasional. |
Kesimpulan
Semoga artikel dapat memberikan manfaat bagi teman-teman, bahwa kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural sangat diperlukan dalam dunia kerja dan wajib dikuasai oleh seorang pegawai jika ingin mendapatkan kenaikan jabatan.
Baca Juga: Modus Kejahatan Crypto, Waspadai!
Demikian yang dapat kolonginfo bagikan, salam sukses bagi pegawai ASN, maupun non ASN.
Unduh peraturan Permenpan 38 tahun 2017.
- kompetensi
- manajerial
- Orientsai pada hasil
- sosial kultural
Anda pasti sudah pernah minum kopi, enak kan? Namun untuk mendapatkan secangkir kopi bukan hal yang mudah. Input (biji kopi) harus pilihan, proses pengolahan harus bagus dan konsisten, maka nanti akan memperoleh secangkir kopi yang lezat (output) . Jadi agar kita mendapatkan hasil yang berkualitas, mulailah dari yang akhir, yaitu yaitu mulai dari keinginan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Stephen R. Covey dalam bukunya 7 highly effective people menjelaskan pemikiran begin with the en . Bagaiman kita bisa menerapkan orientasi pada hasil dalam kehidupan sebagai ASN? Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat PSDM, Moch. Arief Risman menjelaskan dengan memberikan kisah bagaimana nelayan Jepang meningkatkan kualitas ikan tangkapannya dengan mengubah cara penyimpanan dari yang biasa hanya ditaruh cold storage diubah menjadi dibawa dalam keadaan hidup sehingga dagingnya segar dan lezat. Untuk itu sebagai ASN, kerjakan semua tugas dengan tujuan memberikan pelayanan yang berkualitas sehingga akan selalu berinovasi dan mencari cara terbaik untuk mendapatkan tujuan di awal.
Views : 0