Jelaskan bagaimana agar tidak termasuk golongan orang-orang yang lalai terhadap shalatnya

Sholat adalah ibadah wajib yang harus dilakukan setiap umat muslim. Sholat menjadi ibadah penghubung antara Allah SWT dan umatnya, sebagaimana yang tertera dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 45 yang artinya: "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Dan (sholat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."

Seseorang yang sengaja meninggalkan dan meremehkan sholat disebut Munafik. Hukumnya dosa besar. Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 142 yang artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."

Menipu yang bagaimana? Ketika datang waktunya sholat, ia malas, berpura-pura baik tetapi memiliki niat yang buruk. Menjadikan ibadah sholat sebagai beban yang berat untuk dijalani. Seseorang yang memiliki sifat Riya, akan cenderung melalaikan perintah sholat. Mereka sombong dengan apa yang mereka miliki, sehingga membuat dirinya menjadi orang yang tinggi hati, sifat ini tentu sangat dibenci Allah SWT. Seperti yang tertera pada firman Allah SWT  dalam QS. Al-Ma'mun ayat 4-7 yang artinya: "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna, sedikit berzikir."

Terlebih lagi orang-orang munafik yang menipu, mengabaikan, meremehkan dan Riya kepada Allah SWT, neraka jahanam adalah tempatnya. Seperti yang telah tertera dalam QS. An-Nisa ayat 140 yang artinya : “Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam Kitab (Al-Qur'an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di neraka Jahanam”

Berkaitan dengan pengaruh dalam meremehkan sholat tersebut, Ust. Adi Hidayat, LC,MA menyampaikan kutipan tersebut dalam ceramah online pada kanal Youtube, Dayah SM, beliau mengatakan, dalam QS Al-Ma’un ayat 4-6 “Maka celakalah orang yang sholat, yaitu orang-orang yang lalai dalam sholatnya, yang berbuat Riya”. Sehingga orang munafik yang masih mengerjakan sholat saja bisa celaka, neraka Jahanam adalah tempatnya. Apalagi jika orang yang sengaja meninggalkan sholat. Maka tidak ada  ampunan baginya. Wallahu’alam.

Oase.id - Menurut terminologi ilmu fiqh, salat (الصلاة) diterjemahkan sebagai serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam (سلام). Salat merupakan perkara wajib yang tercantum dalam rukun Islam kedua, yang harus dikerjakan oleh seluruh umat Muslim. Allah SWT berfirman,

اُتۡلُ مَاۤ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ مِنَ الۡكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ ‌ؕ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنۡهٰى عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَالۡمُنۡكَرِ‌ؕ وَلَذِكۡرُ اللّٰهِ اَكۡبَرُ ‌ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا تَصۡنَعُوۡنَ

Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-'Ankabut:45)

Maka dari itu, celakalah orang-orang muslim yang meninggalkan salat padahal dirinya sehat dan lapang. Dalam firman-Nya,

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ ۙ

Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya. (QS. Al-Ma’un: 4-5)

Lalu, apa saja yang jadi ciri-ciri seseorang melalaikan ibadah salatnya. Al-Haafidz Ibnu Katsir menjelaskan 3 ciri orang-orang yang lalai dalam mengerjakan salat, yaitu:

1. Suka menunda salatnya.

Orang yang lalai dalam salat, biasanya akan menunda salatnya dari awal waktu hingga ia selalu mengerjakannya di akhir bahkan hingga waktu terakhir.

2. Tidak melaksanakan rukun dan syarat salat

Dalam salat, orang yang lalai tidak akan memperhatikan rukun dan syarat sah dalam salat sebagaimana yang telah diperintahkan Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ.

3. Tidak khusyu’

Orang yang lalai, tidak akan khusyu’ saat melaksanakan salatnya dan tidak merenungi juga tidak memperhatikan bacaan dalam salat.

Sesungguhnya Rasulullah ﷺ telah memperingatkan untuk tidak lalai dan meninggalkan salat. Nabi ﷺ bersabda,

الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ

“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah salat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah)

Memperhatikan ciri dari orang yang lalai dalam salat. Semoga sebagai umat Islam kita dapat terhindar dari sifat lalai dan selalu dalam lindungan dan rahmat Allah SWT.


(ACF)

Muslim menjalankan ibadah salat. (Foto: Antara)

Kastolani Rabu, 10 Juni 2020 - 05:30:00 WIB

JAKARTA, iNews.id - Surat Al Maun merupakan surat ke-107 dalam Alquran. Al Maun artinya barang-barang yang berguna. Surat ini termasuk surah Makkiyah atau Madaniyyah, 6 atau 7 ayat, atau sebagiannya di Mekkah, sebagiannya lagi di Madinah Turun sesudah Surah At-Takatsur.

Berikut ini bacaan Surat Al Ma'un 1-7:

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?

{فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ}

Itulah orang yang menghardik anak yatim. (Al-Maun: 2)

Yakni dialah orang yang berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim, menganiaya haknya dan tidak memberinya makan serta tidak memperlakukannya dengan perlakuan yang baik.

{وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ}

dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. (Al-Maun: 3)

{فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ}

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari salatnya. (Al-Maun: 4-5)

{الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ}

orang-orang yang berbuat ria. (Al-Maun: 6)

{وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ}

"Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (Al-Maun: 7)

Dikutip dari Tafsir Kemenag, dalam ayat-ayat ini, Allah mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya, tidak sampai ke hatinya. Dia lalai dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakan oleh anggota tubuhnya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lalai, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya.

Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.

Perilaku tersebut ditujukan kepada orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang munafik. Ancaman itu tidak ditujukan kepada orang-orang muslim yang awam, tidak mengerti Bahasa Arab, dan tidak tahu tentang arti dari apa yang dibacanya. Jadi orang-orang awam yang tidak memahami makna dari apa yang dibacanya dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

Khusus pada ayat ke 4-5, Ibnu Abbas dan lain-lainnya sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir mengatakan, bahwa makna yang dimaksud ialah orang-orang munafik yang mengerjakan shalatnya terang-terangan, sedangkan dalam kesendiriannya mereka tidak shalat.

Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya: bagi orang-orang yang salat. (Al-Maun: 4) Yaitu mereka yang sudah berkewajiban mengerjakan salat dan menetapinya, kemudian mereka melalaikannya.

Hal ini adakalanya mengandung pengertian tidak mengerjakannya sama sekali, menurut pendapat Ibnu Abbas, atau mengerjakannya bukan pada waktu yang telah ditetapkan baginya menurut syara; bahkan mengerjakannya di luar waktunya, sebagaimana yang dikatakan oleh Masruq dan Abud Duha.

Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

«تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ، تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ، تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِ، يَجْلِسُ يَرْقُبُ الشَّمْسَ حَتَّى إِذَا كَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيِ الشَّيْطَانِ قَامَ فَنَقَرَ أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهُ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا»

Itu adalah salatnya orang munafik, itu adalah salatnya orang munafik, itu adalah salatnya orang munafik. Dia duduk menunggu matahari; dan manakala matahari telah berada di antara kedua tanduk setan (yakni akan tenggelam), maka bangkitlah ia (untuk salat) dan mematuk (salat dengan cepat) sebanyak empat kali, tanpa menyebut Allah di dalamnya melainkan hanya sedikit.

Ini merupakan gambaran shalat Asar di waktu yang terakhirnya, shalat Asar sebagaimana yang disebutkan dalam nas hadis lain disebut salat wusta, dan yang digambarkan oleh hadis adalah batas terakhir waktunya, yaitu waktu yang dimakruhkan.

Kemudian seseorang mengerjakan salatnya di waktu itu dan mematuk sebagaimana burung gagak mematuk, maksudnya ia mengerjakan salatnya tanpa tumaninah dan tanpa khusyuk. Karena itulah maka dikecam oleh Nabi Saw bahwa orang tersebut tidak menyebut Allah dalam salatnya, melainkan hanya sedikit (sebentar).

Barangkali hal yang mendorongnya melakukan shalat tiada lain pamer kepada orang lain, dan bukan karena mengharap rida Allah. Orang yang seperti itu sama kedudukannya dengan orang yang tidak mengerjakan salat sama sekali. Allah Swt. telah berfirman:

إِنَّ الْمُنافِقِينَ يُخادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خادِعُهُمْ وَإِذا قامُوا إِلَى الصَّلاةِ قامُوا كُسالى يُراؤُنَ النَّاسَ وَلا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di Hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. (An-Nisa: 142)

Wallahu A'lam.


Editor : Kastolani Marzuki

TAG : Sholat 5 waktu Surat Al Maun Tafsir Ibnu Katsir

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA