Apa kabar gembira yang dibawa rasul allah subhanahu wa taala

saudigazette.com

Dua juta jamaah padati shalat jumaat pertama pascahaji 2017/1438 H.

Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: SupriyadiAgama Islam adalah agama yang meluruskan ajaran-ajaran terdahulu yang telah disimpangkan. Sekaligus juga, Islam melengkapi ajaran-ajaran terdahulu yang belum sempurna.Oleh karena itu, Islam adalah ajaran yang sudah paripurna. Ia sudah lengkap dan matang untuk dijadikan sebagai jalan kehidupan dan jalan kematian serta jalan datang dan jalan pulang.Selain itu, Islam juga menggabungkan ajaran-ajaran dari para nabi terdahulu sebagai sebuah ajaran yang indah. Di antara yang digabungkan (dan tentu saja mengalami revisi) adalah ajaran Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS.Nabi Musa dan Nabi Isa adalah dua di antara sekian nabi dari Bani Israil. Mereka berdua diutus kepada umat Bani Israil untuk menyeru ketauhidan kepada mereka.Nabi Musa membawa sebuah kitab suci bernama Taurat dan Nabi Isa membawa Injil. Taurat secara etimologi berarti memberi pengajaran. Bisa juga diartikan sebagai ajaran. Oleh karena itu, Taurat merupakan kitab yang di dalamnya terkait hukum Tuhan yang merupakan ajaran.Ia merupakan sumber ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Musa. Termasuk di dalamnya adalah 10 perintah Tuhan yang semua isinya berupa hukum yang memuat perintah dan larangan. Jika dilanggar, hukum dengan tegas ditegakkan.Sementara, Injil secara etimologi bermakna kabar gembira. Di dalamnya diajarkan welas asih terhadap sesama. Oleh karena itu, Nabi Isa merupakan misioner welas asih hingga beliau mengajarkan untuk menyerahkan pipi yang kanan ketika pipi yang kiri ditampar. Dengan demikian, ketika hukum ditegakkan dengan sangat ketat, maka welas asih adalah pengimbangnya.Jika Taurat merupakan representasi dari ajaran atau hukum yang tegak, maka Injil adalah representasi dari welas asih. Dengan keduanya, ajaran agama menjadi seimbang dan tidak berat sebelah. Pascamasa Nabi Musa, hukum ditegakkan terlampau ketat sehingga mengeliminasi nilai-nilai welas asih. Sementara, pascamasa Nabi Isa, nilai-nilai welas justru mengebiri penegakan hukum. Oleh karena itu, keduanya tidak seimbang.Islam merupakan ajaran yang memuat hukum dan kasih sayang secara proporsional sehingga penegakan hukum tidak mengeliminasi nilai-nilai welas asih dan nilai-nilai welas asih tersebut tidak mengebiri penegakan hukum. Dengan demikian, Islam merangkum Taurat dan Injil dengan harmonis sehingga Islam merupakan ajaran sempurna, paripurna, dan proporsional.

Hal itu ditegaskan bahwa pengutusan Rasulullah SAW itu sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. Pernyataan tersebut termaktub dalam beberapa ayat Alquran yang salah satunya pada surah al-Baqarah ayat 119: "Sesungguhnya kami mengutusmu (wahai Muhammad) dengan haq sebagai pemberi kabar gembira (basyiran) dan peringatan (nadziran)."

Dalam ayat tersebut, ditegaskan bahwa Rasulullah SAW merupakan sosok seorang nabi dan rasul yang diutus guna memberi kabar gembira (basyiran) dan peringatan (nadziran). Kabar gembira merupakan ajaran yang ditonjolkan oleh Injil sebagaimana definisinya secara etimologi.

Sementara, peringatan merupakan ajaran yang ditonjolkan oleh Taurat karena di dalamnya itu termuat ajaran-ajaran hukum dan bagi orang yang melanggarnya pun mendapatkan peringatan keras alias hukuman. Dengan demikian, Islam memangku dengan indah dua poin penting yang merupakan inti ajaran Taurat dan Injil, yakni hukum yang tegak dan nilai-nilai welas asih.

Dengan konteks tersebut, maka nyatalah bahwa Islam merupakan agama yang sempurna. Ia mengajarkan hukum yang tegak sebagai bentuk keadilan dan nilai-nilai welas asih sebagai bentuk kelembutan dan ampunan. Wallahu a'lam.

  • agama islam
  • agama pelengkap ajaran terdahulu
  • islam agama paripurna

Apa kabar gembira yang dibawa rasul allah subhanahu wa taala

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa kabar gembira yang dibawa rasul allah subhanahu wa taala

Foto: FbCoverLover

SUATU ketika, Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah bertanya pada Nabi Muhammad SAW mengenai firman Allah yang berbunyi Allah menghapus dan menetapkan apa yang dihendaki-Nya. Dan di sisi Allah ada Lauh Mahfuzh (Ummul-Kitab).

Rasul kemudian menjelaskan bahwa beliau akan memberikan kabar gembira bagi umatnya dan agar dia menyampaikan juga kabar gembira ini pada orang-orang setelah Nabi bahwa bersedekah di tempat yang tepat, berbuat baik, dan berbakti pada orang tua dapat mengubah kesengsaraan menjadi kebahagiaan dan juga bisa memperpanjang umur.

Berdasarkan kabar gembira dari Nabi Muhammad SAW di atas, terdapat tiga hal yang bisa kita lakukan untuk mengubah kesengsaraan menjadi kebahagiaan dan untuk memperpanjang umur, yaitu:

Bersedekah di tempat yang tepat

Sedekah merupakan amalan yang bisa dilakukan oleh semua orang, baik yang kaya maupun miskin, yang sempurna maupun yang tidak sempurna. Sedekah tidak hanya berkutat pada harta atau uang saja. Jika kita tidak memilki kemampuan harta maka kita bisa bersedekah menggunakan jasa yang kita miliki, yakni dengan menolong seseorang yang membutuhkan. Bahkan, dikatakan bahwa senyum merupakan sedekah yang sangat mudah.

Oleh karena itu, latihlah diri kita untuk senantiasa bersedekah sesuai dengan kemampuan. Meskipun dalam riwayat tersebut disebutkan untuk bersedekah di tempat yang tepat, namun tak selamanya kita tahu apakah sedekah yang kita keluarkan itu berada pada orang yang tepat atau bukan. Terlepas dari semua hal itu, jika niat kita baik, percayalah bahwa itu sudah merupakan amalan.

Berbakti pada orang tua

Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Mereka merelakan banyak waktu, harta, tenaga dan bahkan nyawa demi anak tersayang mereka. Dalam beberapa dalil diperintahkan kepada kita untuk berbakti kepada orang tua. Berbuat baik kepada orang tua selama hidup kita tidak akan bisa membalas semua jasa-jasanya. Oleh karena itu, sayangilah orang tua, doakan mereka dan jangan pernah membantah bahkan durhaka pada orang tua karena siksan Allah sangatlah pedih.

Berbuat baik

Berbuat baik tidak hanya terbatas pada mereka yang berbuat baik pada kita. Islam mengajarkan kepada kita untuk tetap berbuat baik kepada mereka yang mendzalimi kita. Ingatlah bahwa saat di alam kubur kelak, kita akan diberikan pertanyaan untuk apa usia kita selama ini. Untuk itu, persiapkan diri dengan selalu berbuat baik kepada semua orang agar takdir kita juga bisa menjadi baik dan juga bisa mempepanjang usia. []

Apa kabar gembira yang dibawa rasul allah subhanahu wa taala

Kabar Gembira Dari Rasulullah SAW Untuk Umatnya
Kabar gembira dari Rasulullah SAW untuk umatnya ini tentunya menjadi kabar yang ditunggu-tunggu. Jika kita mengaku sebagai umat Rasul maka sudah seharusnya kita meneladani perilaku beliau sehingga kabar itu akan diberikan juga pada kita. Namun, jika kita tidak melaksanakannya maka kabar itu akan menjadi peringatan bagi kita.
Kabar Gembira dari Rasulullah SAW Untuk Umatnya
Suatu ketika, Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah bertanya pada Nabi Muhammad SAW mengenai firman Allah yang berbunyi Allah menghapus dan menetapkan apa yang dihendaki-Nya. Dan di sisi Allah ada Lauh Mahfuzh (Ummul-Kitab).
Rasul kemudian menjelaskan bahwa beliau akan memberikan kabar gembira bagi umatnya dan agar dia menyampaikan juga kabar gembira ini pada orang-orang setelah Nabi bahwa bersedekah di tempat yang tepat, berbuat baik, dan berbakti pada orang tua dapat mengubah kesengsaraan menjadi kebahagiaan dan juga bisa memperpanjang umur. Berdasarkan kabar gembira dari Nabi Muhammad SAW di atas, terdapat tiga hal yang bisa kita lakukan untuk mengubah kesengsaraan menjadi kebahagiaan dan untuk memperpanjang umur, yaitu: Bersedekah di tempat yang tepat
Sedekah merupakan amalan yang bisa dilakukan oleh semua orang, baik yang kaya maupun miskin, yang sempurna maupun yang tidak sempurna. Sedekah tidak hanya berkutat pada harta atau uang saja. Jika kita tidak memilki kemampuan harta maka kita bisa bersedekah menggunakan jasa yang kita miliki, yakni dengan menolong seseorang yang membutuhkan. Bahkan, dikatakan bahwa senyum merupakan sedekah yang sangat mudah. Oleh karena itu, latihlah diri kita untuk senantiasa bersedekah sesuai dengan kemampuan. Meskipun dalam riwayat tersebut disebutkan untuk bersedekah di tempat yang tepat, namun tak selamanya kita tahu apakah sedekah yang kita keluarkan itu berada pada orang yang tepat atau bukan. Terlepas dari semua hal itu, jika niat kita baik, percayalah bahwa itu sudah merupakan amalan.
Berbakti pada orang tua
Orang tua merupakan orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Mereka merelakan banyak waktu, harta, tenaga dan bahkan nyawa demi anak tersayang mereka. Dalam beberapa dalil diperintahkan kepada kita untuk berbakti kepada orang tua. Berbuat baik kepada orang tua selama hidup kita tidak akan bisa membalas semua jasa-jasanya. Oleh karena itu, sayangilah orang tua, doakan mereka dan jangan pernah membantah bahkan durhaka pada orang tua karena siksan Allah sangatlah pedih.
Berbuat baik
Berbuat baik tidak hanya terbatas pada mereka yang berbuat baik pada kita. Islam mengajarkan kepada kita untuk tetap berbuat baik kepada mereka yang mendzalimi kita. Ingatlah bahwa saat di alam kubur kelak, kita akan diberikan pertanyaan untuk apa usia kita selama ini. Untuk itu, persiapkan diri dengan selalu berbuat baik kepada semua orang agar takdir kita juga bisa menjadi baik dan juga bisa mempepanjang usia.
Berdasarkan penjelasan risalah Rasulullah SAW di atas, kita tahu bahwa setiap orang memiliki takdir masing-masing yang sudah tercantum dalam Ummul-Kitab sehingga tidak dapat diubah hingga kiamat kecuali Allah SWT. Tak perlu khawatir jika kita ditakdirkan untuk merasakan kesengsaraan dan berumur pendek, karena ternyata Rasulullah memberikan kunci pada kita untuk mengubah takdir tersebut dengan ketiga perbuatan di atas. Oleh karena itu, beruntunglah kita yang melakukan ketiga amalan itu karena Allah akan memberikan kemudahan dan memanjangkan umur kita.
SUMBER : OLEH ARIS FOURTOFOUR FRIDAY, OCTOBER 7, 2016 / VIVA.CO.ID