Apa itu emosi negatif

Emosi merupakan suatu perasaan yang kuat dan dipengaruhi oleh situasi tertentu, sehingga menghasilkan suatu perilaku. Emosi terbagi menjadi dua jenis, yaitu emosi negatif dan emosi positif. Pada situasi yang menghasilkan emosi negatif, contohnya yaitu saat seseorang sedang mengalami musibah/bencana, akan mengalami emosi sedih, cemas, kecewa, marah, dan sebagainya. Pada kondisi emosi ini, dapat menghasilkan perilaku menarik diri dari lingkungan sosial, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain,  menyalahkan diri sendiri/orang lain, mencela diri sendiri/orang lain, sampai pada kekerasan terhadap diri sendiri atau terhadap orang lain. Sedangkan pada situasi yang menghasilkan emosi positif, contohnya yaitu saat seorang pasien dapat sembuh dari penyakit kronis yang dideritanya, akan menghasilkan emosi bahagia, puas, percaya diri, dan sebagainya. Pada kondisi emosi ini, dapat menghasilkan perilaku lebih meningkatkan ibadah, lebih aktif bersosialisasi dengan masyarakat, lebih dekat dengan keluarga, dan lebih mampu menjaga kesehatan. Emosi negatif yang menetap atau berulang, dapat menghasilkan perilaku negatif, sedangkan emosi positif yang sering dialami, akan menghasilkan perilaku positif. Sebagai contoh, saat seseorang sering merasa marah, maka tingkat emosi marah tersebut akan semakin meningkat, sehingga cenderung menghasilkan perilaku negatif. Emosi negatif yang dialami, dapat diakibatkan karena seseorang tidak mampu mengendalikan emosinya dengan baik, sehingga diperlukan cara-cara/tahapan dalam mengendalikan emosi negatif, sehingga menghasilkan perilaku yang positif.

Apa itu emosi negatif

Cara cerdas mengendalikan emosi negatif, diantaranya yaitu : (1) Mengenali emosi yang dialami pada setiap situasi; (2) Mencoba memahami penyebab emosi tersebut; (3) Memahami perilaku yang dihasilkan dari emosi tersebut, terhadap diri sendiri dan orang lain; (4) Memahami dampak negatif dari perilaku yang dihasilkan dari emosi tersebut; (5) Berpikir positif, misalnya dengan introspeksi diri dan mengambil manfaat sekecil apapun dari setiap kejadian/situasi; (6) Melakukan aktivitas positif untuk menyalurkan emosi, misalnya dengan menulis, berolahraga, rekreasi, dan berkomunikasi dengan sahabat atau keluarga terdekat; (7) Mengingat pengalaman saat mampu mengendalikan emosi dengan baik dan belajar dari pengalaman tersebut; (8) Memahami kemampuan diri sendiri untuk mencoba melakukan cara mengendalikan emosi dari tahapan yang termudah sampai tersulit, dan amati keberhasilannya; (9) Selalu berusaha untuk menemukan dan mencoba cara baru yang lebih tepat dalam mengendalikan emosi.

Menurut Hurlock (2002), kestabilan emosi adalah keadaan yang tidak berubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati lain dalam periode sebelumnya. Apabila seseorang telah terbiasa untuk mengendalikan emosi dengan baik, maka akan menghasilkan perasaan yang lebih positif, sehingga mampu menciptakan manfaat terhadap diri sendiri dan orang lain, diantaranya yaitu hubungan kekeluargaan yang harmonis, interaksi yang baik dengan lingkungan sosial, keberhasilan dalam pekerjaan/aktivitas yang dijalani, serta kondisi fisik yang sehat.

Berikut penjelasan lebih lanjut tentang apa saja contoh emosi negatif, bagaimana dampaknya, hingga cara menghadapinya.

Apa itu emosi negatif?

kenapa saya masih jomblo

Emosi negatif adalah perasaan apa pun yang dapat menyebabkan Anda sedih. Contoh emosi negatif yang dimaksud bisa berupa benci, marah, sedih, putus asa, cemas, dan iri.

Emosi seperti ini dapat membuat Anda membenci diri sendiri dan bahkan tidak menyukai orang lain. Selain itu, perasaan negatif juga dapat mengurangi rasa percaya diri serta kepuasan Anda terhadap hidup.

Namun, sebenarnya emosi negatif dapat membuat Anda lebih baik pada beberapa kondisi, tergantung pada berapa lama Anda membiarkannya dan cara mengekspresikannya.

Emosi termasuk reaksi kompleks yang melibatkan banyak proses biologis dan fisiologis dalam tubuh.

Ketika Anda menghadapi suatu peristiwa, otak akan merespons dengan melepaskan hormon tertentu, misalnya adrenalin dan kortisol. Dengan demikian, berbagai emosi pun akan muncul, baik itu positif atau pun negatif.

Karena proses yang kompleks ini, mungkin seringkali tubuh tidak mempunyai cara untuk menangani perasaan negatif.

Sahabat Hermina, disadari atau tidak setiap peristiwa yang kita alami selama kita hidup pasti memiliki suatu emosi yang melekat didalamnya. Adapun emosi yang hadir akan sangat tergantung dengan peristiwa yang datang maupun proses kita mempersepsikan emosi tersebut.

 

Sebagai contoh, ketika kita berada disekitar orang yang memahami dan mencintai kita apa adanya mungkin hanya emosi bahagia yang kita rasakan, sebaliknya ketika kita merasa kehilangan sesuatu atau harapan kita tidak terwujud mungkin kita akan merasakan emosi marah, sedih maupun takut.

 

Emosi merupakan suatu hal yang kita rasakan sebagai bentuk reaksi dari stimulus yang datang pada kita, bisa dalam bentuk suatu keadaan maupun seseorang. Menurut para ahli manusia memiliki enam emosi dasar diantaranya sedih, senang, terkejut, jijik, marah dan takut. Namun seiring berjalannya waktu, emosi yang kita rasakan akan berkembang.

 

Sebagai manusia kita akan banyak melalui peristiwa yang membuat kita merasakan emosi positif maupun emosi negatif. Namun biasanya kita cenderung mudah mengelola emosi positif daripada emosi negatif. Sementara itu sebenarnya apapun emosi yang kita rasakan sebaiknya memang dikelola dengan baik agar tidak menjadi bumerang untuk kita dikemudian hari.

 

Apabila dapat diibaratkan manusia itu seperti ruangan, sedangkan emosi seperti udara yang terdapat pada ruangan tersebut. Agar ruangan menjadi nyaman maka kita butuh sirkulasi udara yang baik, mungkin salah satu caranya dengan kita menempatkan jendela yang dapat kita buka dan tutup di waktu yang tepat. Hal ini dilakukan agar udara terus berganti dan tetap terjaga kesehatannya. Disamping itu meski kita memiliki jendela dalam ruangan kita namun terus kita tutup rapat-rapat dan tidak difungsikan dengan baik maka udara diruangan pun akan menjadi tidak sehat, ruangan menjadi pengap dan kurang nyaman untuk kita tinggali.

 

Sama halnya saat kita memiliki emosi, saat kita hanya memilih untuk memendam secara rapat-rapat, dengan berjalannya waktu emosi itu akan menjadi permasalahan atau bahkan penyakit untuk diri kita sendiri maka dari itu kita perlu mengelolanya dengan baik.

 

Emosi negatif yang kita pendam terlalu lama, suatu saat akan menjadi bom waktu yang mungkin meledak tanpa kita sadari dan tidak menunggu kita siap. Lantas apa yang dapat kita lakukan untuk mengelola emosi negatif tersebut?

 

Pertama, belajarlah untuk memahami emosi yang hadir dengan menyadari setiap emosi yang kita rasakan dari semua peristiwa yang kita alami. “Oh, ternyata aku marah saat ada orang yang meremehkanku” atau “ternyata aku kecewa saat aku merasa diabaikan oleh pasangan” dan lain sebagainya.

 

Memang untuk memahami sesuatu pasti membutuhkan proses yang melibatkan usaha dan waktu, meski demikian tampaknya hal tersebut patut dicoba agar kita dapat memahami apa yang kita rasakan dan mengerti apa yang harus kita lakukan pada rasa itu.

 

Kedua, coba terima dulu setiap emosi yang kita rasakan. Memang emosi negatif kadang datang tanpa permisi, membuat kita merasa tidak nyaman dan merasa bingung bagaimana harus menghadapi. Tetapi, ketahuilah bahwa tidak semua yang hadir memang ada dalam kendali, sehingga daripada terus mengelak untuk merasakan emosi itu, memendam, dan akhirnya menyesali, ada baiknya kita terima saja dulu apapun emosi yang hadir.

 

Ketiga, cobalah untuk mengekspresikan setiap emosi yang kita rasakan. Lagi-lagi memang tidak semudah itu. Mungkin emosi positif akan sangat mudah untuk diekspresikan, namun bagaimana cara mengekspresikan emosi negatif?

 

Apakah mungkin saya bisa untuk mengungkapkan bahwa saya marah pada orangtua saya? Sedangkan itu mungkin diangggap melanggar batas”. Mengeskpresikan emosi disini tidak berarti harus langsung dilakukan pada seseorang atau keadaan yang bersangkutan, meskipun memang ada pilihan itu.

 

Namun sebenarnya banyak cara yang kita bisa lakukan untuk mengekpresikannya, diantaranya dengan menangis diwaktu dan tempat yang aman bagi kita, berteriak di alam terbuka, menggambar dan menuliskan apa yang kita rasakan, maupun bercerita pada orang yang kita percaya. Perlu diingat bahwa apapun cara mengekspresikan emosi negatif yang kita pilih boleh saja dilakukan asalkan tidak menyakiti diri sendiri, tidak menyakiti orang lain dan tidak berdampak negatif pada semesta.

 

Keempat, lakukan latihan pernafasan. Bernafas adalah hal yang terdekat dengan kita karena kita melakukannya setiap saat, tetapi kadang kita tidak menyadarinya. Apabila kita mau lebih menyadari, sebenarnya nafas kita akan berjalan sesuai dengan emosi kita, mungkin saat kita baik-baik saja maka kita akan bernafas dengan teratur namun saat kita merasa marah, sedih atau cemas yang berlebih nafas kita pun akan terasa sesak. Sehingga latihan nafas dapat membantu kita mengelola emosi kita bahkan membantu meredakan emosi negatif secara perlahan.

 

Kita dapat mencoba melakukan latihan nafas dengan melakukan relaksasi pernafasan ataupun mindful breathing saat sebelum tidur, saat emosi sedang tidak stabil maupun kapanpun saat kita butuhkan untuk membantu menenangkan diri kita sendiri.

 

Kelima, cobalah untuk melepaskan emosi negatif yang kita rasakan dengan memaafkan diri kita, orang lain maupun keadaan yang terjadi. Percaya bahwa kita sudah melakukan yang terbaik meski kadang hal yang kita dapatkan tidak sesuai apa yang kita harapkan.

 

Menyalahkan diri bukanlah solusi. Cobalah pahami bahwa kita adalah manusia seutuhnya yang selalu punya kelebihan maupun kekurangan. Jadikan setiap peristiwa sebagai pembelajaran yang menjadikan kita lebih baik kedepannya. Ketika memaafkan dirasa sulit, tidak apa apa, karena semuanya memang butuh proses, tetapi cobalah untuk tidak menyerah dalam berproses karena ini untuk diri sendiri.

 

Apabila saran yang telah disampaikan dirasa tidak cukup untuk mengelola emosi negatif yang Sahabat Hermina rasakan, cobalah untuk berkonsultasi pada Psikolog kami. Tidak ada salahnya mencari bantuan untuk kebaikan diri dan orang yang kita cintai.

Apa penyebab munculnya emosi negatif?

Penyebab emosi terjadi karena sebuah keputusan yang tidak sesuai keinginan sehingga menimbulkan pertentangan di dalam hati dan pikiran. Inilah yang kemudian memicu munculnya emosi negatif.

Apa manfaat emosi negatif?

Emosi negatif berperan sebagai cara adaptasi yang menyebabkan tubuh mengenali dan mengingat situasi tersebut, sehingga kita dapat menjaga diri lebih baik lagi, serta meningkatkan kemampuan kognitif otak seseorang.

Bagaimana cara mengatasi emosi negatif?

Cara cerdas mengendalikan emosi negatif, diantaranya yaitu : (1) Mengenali emosi yang dialami pada setiap situasi; (2) Mencoba memahami penyebab emosi tersebut; (3) Memahami perilaku yang dihasilkan dari emosi tersebut, terhadap diri sendiri dan orang lain; (4) Memahami dampak negatif dari perilaku yang dihasilkan dari ...

Apa ciri ciri emosi?

Karakteristik Emosi Menurut Syamsu (2008:116-117) Ciri-ciri Emosi adalah : 1. Lebih bersifat subjektif daripada peristiwa psikologis lainnya, seperti pengamatan dan berfikir. 2. Bersifat fluktuatif (tidak tetap). 3. Banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indera.