Apa hubungan harga makanan dengan kalorinya

Indonesia faces global competition since the start of ASEAN and Asia Pasifi c free market who demand quality improvement of human resources productivity. In the fi eld of industry, this improvement is achieved through the implementation of industrial nutritions. The purpose of this research was to look out accordance of industry-held employees food based on work calories needs fulfi llment with the relation between calori intake and productivity. This experiment was conducted with cross-sectional design using a quantitative approach. The respondents were 93 people drawn from the population as proportionate random sampling. Study variables were obtained through questionnaire, measurement, and secondary data from the study site. The independent variables included age, gender, level of workload, and individual caloric intake from lunch company. The dependent variabel is labor productivity. The results showed the majority of respondents classifi ed as fi rts adult category (19–29 years), female gender, level of light workload. Average of work calorie needs by AKG 2004 is 743.44 kcal while the average of calorie at company lunch is 451.88 kcal. Company lunch only meet 61% work calories needs. Average of individual calorie intake is 324.14 kcal or 71.46% of the calories were supplied. The level of labor productivity on average by 97%. The analysis showed a signifi cant relationship between age and level of workload with productivity. While gender and individual caloric intake was not associated with productivity. Conclusion is organizing a lunch does not meet work caloric needs work, providing lunch industries play a role in meeting work caloric needs. The advice given to the company is the addition of a lunch portion, diversifi ed menu in order to achieve increased productivity. ABSTRAK Indonesia menghadapi persaingan global sejak dimulainya pasar bebas ASEAN dan Asia Pasifi k yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia produktif. Pada bidang industri, peningkatan ini dicapai dengan pemenuhan gizi kerja melalui penyelenggaraan makan industri. Penelitian ini bertujuan mengetahui kesesuaian penyelenggaraan makan siang industri berdasarkan pemenuhan kebutuhan kalori kerjanya serta hubungan intake kalori individu dengan produktivitasnya. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan cross sectional menggunakan pendekatan kuantitatif. Responden penelitian sebanyak 93 orang yang ditarik dari populasi secara proportionate random sampling. Variabel penelitian didapatkan melalui kuesioner, pengukuran, serta data sekunder dari lokasi penelitian. Variabel bebas penelitian meliputi umur, jenis kelamin, tingkat beban kerja, serta intake kalori individu dari makan siang perusahaan. Sedangkan variabel terikat adalah produktivitas kerja. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden tergolong kategori umur dewasa muda (19–29 tahun), berjenis kelamin perempuan, tingkat beban kerja ringan. Rata-rata kebutuhan kalori kerja responden berdasarkan AKG 2004 sebesar 743,44 kkal sedangkan rata-rata kalori makan siang industri sebesar 451,88 kkal. Makan siang industri hanya memenuhi 61% rata-rata kebutuhan kalori kerja. Intake kalori tenaga kerja rata-rata sebesar 324,14 kkal atau sebesar 71,46% dari kalori yang disediakan. Tingkat produktivitas kerja rata-rata sebesar 97%. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifi kan antara umur dan tingkat beban kerja dengan produktivitas. Sedangkan jenis kelamin dan intake kalori individu tidak berhubungan dengan produktivitas. Kesimpulan penelitian adalah penyelenggaraan makan siang belum sesuai dengan kebutuhan kalori kerja, penyediaan makan siang industri memegang peranan dalam memenuhi kebutuhan kalori kerja. Saran yang diberikan bagi perusahaan adalah penambahan porsi makan siang, diversifi kasi menu demi tercapainya peningkatan produktivitas.

Bila membahas seputar upaya penurunan berat badan, maka pembahasan tidak akan jauh dari kata “Kalori”.

“Ketahui kebutuhan kalori Anda!”, “Pilihlah makanan rendah kalori!”, “Kurangi jumlah kalori di makanan Anda!”, dan masih banyak lagi jargon-jargon khas program diet lainnya.

Apa itu kalori?

Kata “Kalori” awalnya digunakan di Prancis sekitar awal tahun 1800. Dalam pandangan imu pengetahuan, 1 kilokalori (Kkal) adalah jumlah energi yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 kg air sebanyak 1° Celcius.

Dalam pandangan nutrisi, secara sederhana kalori merupakan banyaknya energi yang kita peroleh dari makanan. Zat gizi dalam makanan yang memberikan energi adalah karbohidrat (4 kalori per gram), protein (4 kalori per gram), dan lemak (9 kalori per gram). Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung 3 zat gizi tersebut, tubuh dapat memperoleh energi yang memberikan manfaat mulai dari hal terkecil, seperti agar sel-sel tubuh berfungsi dengan baik, hingga agar kita mampu melakukan aktivitas sehari-hari.

Selain itu, vitamin, mineral, dan serat juga termasuk sebagai gizi dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun, ketiga jenis zat gizi ini tidak memiliki kalori.

Saat Anda mengonsumsi 1 piring makanan yang mengandung karbohidrat – misalnya nasi, protein dan lemak – misalnya daging ayam, maka total kandungan karbohidrat, lemak dan protein yang ada akan menjadi total kalori yang Anda konsumsi.

Anda tidak perlu susah-susah menghitung kalori yang berasal dari makanan satu per satu setiap harinya. Pasalnya, berbagai sumber konversi kalori (jumlah kalori dalam berbagai macam makanan) dapat Anda temukan dengan mudah zaman sekarang ini.

Apa hubungan antara kalori dengan upaya penurunan berat badan?

Saat seseorang mengonsumsi makanan dan memperoleh energi, maka energi tersebut akan terpakai saat beraktivitas. Namun dalam beberapa kondisi, seperti:

  1. Makanan yang dikonsumsi mengandung terlalu banyak kalori dibandingkan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan
  2. Jarang melakukan aktivitas fisik, kebanyakan hanya beraktivitas ringan dan jarang bergerak

Maka kalori yang berlebihan dari makanan tersebut akan disimpan oleh tubuh dalam berbagai bentuk cadangan makanan, yakni glikogen, protein, dan lemak.

Saat seseorang kelebihan berat badan, kemungkinan besar terdapat cadangan lemak yang terlalu banyak di dalam tubuhnya. Hal ini bermula dari mengonsumsi kalori secara berlebihan, dan jarang melakukan aktivitas fisik.

Saat kita perhatikan jumah kalori dalam gram pada tiap jenis zat gizi yang dituliskan di atas, maka jelaslah bahwa makanan yang mengandung lemak memiliki kalori terbanyak. Dengan kata lain, risiko kelebihan kalori semakin meningkat saat Anda mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung lemak.

Jadi, apakah kalori merupakan hal yang buruk?

Jawabannya, tidak. Jelas bahwa setiap sel, hingga sel terkecil sekalipun, di dalam tubuh Anda membutuhkan kalori agar dapat bekerja dan berfungsi secara sempurna. Dengan kata lain, Anda tidak mampu hidup tanpa kalori.

Masalah terkait kalori yang muncul adalah saat terjadinya konsumsi kalori secara berlebihan. Oleh sebab itu, meskipun sedang dalam program penurunan berat badan, bukan berarti Anda sepenuhnya diwajibkan untuk menghindari konsumsi kalori.

Bagaimana dengan kelebihan kalori yang sudah terbentuk dan tersimpan dalam tubuh?

Yang Anda butuhkan adalah menggunakan cadangan kalori tersebut untuk melakukan aktivitas Anda guna “membakar kalori” yang tersimpan di tubuh Anda.

Salah satu cara untuk “membakar kalori” yang tersimpan di dalam tubuh Anda adalah dengan berolahraga. Oleh karena itu, berolahragalah dengan rutin setiap hari.

Di satu sisi, tetaplah untuk menghindari konsumsi kalori yang berlebihan agar tidak kembali menjadi cadangan makanan di dalam tubuh Anda dan membuat tubuh Anda terlihat bergelambir.

Demikianlah fakta seputar kalori yang dapat Anda jadikan pedoman untuk mengenal dan memahami apa yang sebenarnya dimaksud dengan kalori.

Bagi Anda yang ingin menurunkan, mempertahankan, maupun meningkatkan berat badan, pengetahuan seputar kalori ini dapat Anda jadikan pijakan awal sebelum Anda memulai langkah selanjutnya.

Apa pengaruh kalori?

Asupan kalori sehari-hari perlu dipenuhi dalam jumlah yang pas, tidak lebih dan tidak kurang. Berlebihan mengonsumsi kalori dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit lain, seperti hipertensi, penyakit jantung, hingga stroke. Sementara itu, kekurangan kalori bisa membuat berat badan kurang.

Apakah setiap makanan mengandung kalori?

Setiap zat gizi memiliki jumlah kalori yang berbeda Setiap makanan dan minuman yang mengandung energi memiliki kalori yang dinyatakan dalam satuan kilokalori (kkal). Sebagian besar kalori ini berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein.

Dari mana kita mendapatkan kalori?

Kalori adalah jumlah energi yang didapatkan dari makanan dan minuman. Ini juga merupakan jumlah energi yang dibakar tubuh melalui aktivitas sehari-hari. Artinya, kalori adalah energi yang dibutuhkan tubuh agar bisa beraktivitas dan menjalankan fungsinya dengan baik.

Makanan tinggi kalori seperti apa?

Terdapat beberapa makanan sehat tinggi kalori yang dapat kamu konsumsi untuk menambah berat badan, meliputi:.
Nasi. Meski menjadi makanan pokok sehari-hari, tidak ada salahnya bagi kamu untuk meningkatkan porsi nasi secara bertahap. ... .
Kacang-Kacangan. ... .
3. Daging Merah. ... .
4. Ikan Salmon. ... .
Buah Alpukat..