Apa dampak liberalisasi perdagangan internasional terhadap kesejahteraan pelaku ekonomi rakyat?

DOI: https://doi.org/10.21098/bemp.v17i4.505

Keywords: International trade, Social Accounting Matrix, Structural Path Analysis, welfare, Indonesia

Paper ini mengevaluasi dampak perdagangan internasional Indonesia terhadap kesejahteraan masyarakat, dengan memanfaatkan dua perangkat analisa yaitu Sistem Neraca Sosial Ekonomi 2008 (SNSE 2008) dan Structural Path Analysis (SPA). Pada sisi ekspor, hasil simulasi menunjukkan bahwa untuk kelompok komoditi Pertanian, ekspor ke luar negeri mempengaruhi kesejahteraan masyarakat lebih melalui jalur tenaga kerja. Pada kelompok industri, jalur modal lebih dominan; ditunjukkan dengan besaran pengganda yang lebih besar relatif terhadap jalur tenaga kerja. Dari sisi impor, dampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat disalurkan melalui dua jalur utama yakni jalur produksi dan jalur penerimaan pajak. Faktor produksi yang terlibat dalam proses ini terdiri dari pekerja dengan pendapatan menengah yang tinggal di perkotaan dan pengusaha berpendapatan menengah baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Alesina, A., Spolaore, E., & Wacziarg, R., (2005), “Trade, Growth and the Size of Countries,” Handbook of Economic Growth, Vol. 1B, Elsevier B.V. Dapat diakses pada situs: http://www. anderson.ucla.edu/faculty_pages/romain.wacziarg/downloads/handbook.pdf Azis, I. J., & Mansury, Y., (2003), “Measuring Economy Wide Impacts of a Financial Shock,” ASEAN Economic Bulletin, Vol. 20, No. 2, hal. 112-27. Dapat diakses pada situs: http:// www.iwanazis.net/papers/AEB-SPAAnalysis.pdf Afonso, O., (2001), “The Impact of International Trade on Economic Growth”, Working Papers, Universidade do Porto. Dapat diakses pada situs: http://wps.fep.up.pt/wps/wp106.pdf Badan Pusat Statistik, (2010), Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008, Jakarta. Berg, H. Van Den., (2005), Economic Growth and Development, New York, Mc.Graw Hill Caliendo, L., & Parro, F., (2012), “Estimates of the Trade and Welfare Effects of NAFTA,” NBER Working Paper Series, Working Paper 18508, Cambridge. Dapat diakses pada situs: http://www.nber.org/papers/w18508.pdf Daumal, M., & Özyurt, S., (2011), “The Impact of International Trade Flows on Economic Growth in Brazilian States”, Review of Economics and Institutions, Vol. 2, No. 1, Winter, Article 5. Dapat diakses pada situs: http://lead.univt-ln.fr/fichiers/Seminaires/Daumal%20160312.pdf Daryanto, A., & Hafizrianda, Y., (2010), Analisis Input-Output & Social Accounting Matrix: Untuk Pembangunan Ekonomi Daerah, IPB Press, Bogor, Juni. Defourny, J., & Thorbecke, E., (1984), “Structural Path Analysis and Multiplier Decomposition within a Social Accounting Matrix Framework,” The Economic Journal, Vol. 94, No. 373, Maret, hal. 1111-136. Dapat diakses pada situs: http://www.jstor.org/discover/10.2307/2 232220?uid=3738224&uid=2&uid=4&sid=56255997103 Gazon, J., (1976), “Transmission de l’influence Economique. Une Approache Structurale”, Collection de l’I.M.E., No.13, Sirey, Paris. Gazon, J., (1979), “Une Nouvelle Methodologie: l’Approache Structurale de l’influence Economique,” Economie Appliquee, Paris, Tome 32, No.2-3, hal. 301-337. Gilpin, R., (2001), “Global Political Economy: Understanding the International Economic Order,” Princeton University Press, United States of America. Hewings, J.D.G, Sonis, M., Lee, J.K., and Jahan, S., (1995), “Alternative Decompositions of Interregional Social Accounting Matrices: Applications with Reference to Bangladesh,”Dalam M. Madden and Geoffrey J.D. Hewings (eds.) Social and Demographic Accounting Cambridge University Press. Isard, W., Azis, I., Drennan, M., Miller, R., Saltzman, S., & Thorbecke, E., (1998) “Methods of International and Regional Analysis,” Ashgate Publishing Company, Brookfield. Kalirajan, K., (1999), “Stochastic Varying Coefficients Gravity Model: An Application in Trade Analysis,” Journal of Applied Statistics, 26, hal.185-194. Lantner, R., (1974), “Theorie de la Dominance Economique”, Dunod, Paris. Sjahril, S., (2013), “Simulasi Dampak Liberalisasi Perdagangan Bilateral RI-China terhadap Perekonomian Indonesia: Sebuah Pendekatan SMART Model,” Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, Edisi Agustus, Vol. 6 No. 2, hal. 86-97. Dapat diakses pada situs: http://ojs.unud.ac.id/index.php/jekt/article/view/7440/5681 Sun, P., & Heshmati, A., (2010), “International Trade and its Effects on Economic Growth in China,” Discussion Paper Series, IZA DP No. 5151, August. Dapat diakses pada situs: http:// ftp.iza.org/dp5151.pdf

Susilo, D., (2014), “Dubes menjadi Salesman,” Opini Jawa Pos, 24 Juni. Dapat diakses pada situs: http://www.jawapos.com/baca/artikel/3255/Dubes-Menjadi-Salesman

433Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

DAMPAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL

INDONESIA TERHADAP KESEJAHTERAAN

MASYARAKAT: APLIKASI STRUCTURAL PATH

ANALYSIS

Sulthon Sjahril Sabaruddin1

Paper ini mengevaluasi dampak perdagangan internasional Indonesia terhadap kesejahteraan

masyarakat, dengan memanfaatkan dua perangkat analisa yaitu Sistem Neraca Sosial Ekonomi 2008

(SNSE 2008) dan Structural Path Analysis (SPA). Pada sisi ekspor, hasil simulasi menunjukkan bahwa

untuk kelompok komoditi Pertanian, ekspor ke luar negeri mempengaruhi kesejahteraan masyarakat

lebih melalui jalur tenaga kerja. Pada kelompok industri, jalur modal lebih dominan; ditunjukkan dengan

besaran pengganda yang lebih besar relatif terhadap jalur tenaga kerja. Dari sisi impor, dampak terhadap

tingkat kesejahteraan masyarakat disalurkan melalui dua jalur utama yakni jalur produksi dan jalur

penerimaan pajak. Faktor produksi yang terlibat dalam proses ini terdiri dari pekerja dengan pendapatan

menengah yang tinggal di perkotaan dan pengusaha berpendapatan menengah baik di pedesaan maupun

di perkotaan.

Abstrak

Keywords: international trade, Social Accounting Matrix, Structural Path Analysis, welfare, Indonesia.

JEL Classification: F14, F15, F17

1 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Email:

434 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

I. PENDAHULUAN

Diplomasi ekonomi kini menjadi salah satu prioritas dalam politik luar negeri Indonesia

terutama sejak pemerintahan terakhir (era Presiden Joko Widodo). Presiden Indonesia

menyampaikan bahwa seluruh duta besar RI harus berperan sebagai salesman, dengan porsi

90 persen aspek ekonomi dan hanya 10 persen untuk aspek politik (Susilo, 2014). Jokowi

menginginkan akses pasar-pasar luar negeri diperluas sehingga dapat mendorong volume

ekspor Indonesia. Diharapkan dengan berkembangnya ekspor Indonesia, maka pada akhirnya

dapat membantu mendorong perekonomian dalam negeri termasuk mensejahterakan seluruh

masyarakat Indonesia.

Diplomasi ekonomi untuk mencapai kesejahteraan ekonomi menjadi bagian yang

semakin penting dalam politik luar negeri di berbagai negara, dan salah satu bagian dari

diplomasi ekonomi ini adalah diplomasi perdagangan. Perdagangan luar negeri merupakan

salah satu variabel penting pertumbuhan ekonomi di suatu perekonomian; tidak mengherankan

bahwa seluruh negara berupaya keras untuk mendorong kerjasama perdagangan dengan

tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi. Mudahnya tujuan tersebut dapat dicapai dengan

mendorong ekspor dalam negeri dan mengurangi volume impor sebagaimana dipahami oleh

para ekonom beraliran merkantilis.

Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi adalah dengan Produk Domestik Bruto

(PDB). PDB merupakan indikator kesejahteraan perekonomian di suatu negara dan dapat

menjadi rujukan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan tingkat

pendapatan (income). Maka semakin meningkat ekspor suatu negara, pendapatan masyarakat

akan meningkat pula. Namun demikian, di era perekonomian terbuka saat ini maka pada saat

bersamaan pula arus impor juga akan meningkat yang dimana dalam pengukuran pertumbuhan

ekonomi, meningkatnya nilai impor akan berdampak terhadap penurunan PDB. Maka dari

itu, liberalisasi perdagangan suatu negara di satu sisi akan mendorong peningkatan nilai

perdagangan, namun disisi lain akan mempengaruhi neraca perdagangannya.

435

Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis









































   



















































































































































     





 

 



 

 



 

 



 

 













































































































































436 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

Secara ekonomi perdagangan internasional juga akan berpengaruh terhadap aspek-aspek

konsumsi, produksi, dan distribusi pendapatan (Sjahril, 2013). Paper ini menyoroti dampak

perdagangan internasional yang dilakukan Indonesia terhadap kesejahteraan masyarakatnya.

Secara teori, liberalisasi perdagangan diharapkandapat membentuk pola perdagangan yang

efisien berdasarkan prinsip keunggulan komparatif. Adopsi dari prinsip keunggulan komparatif

akan menjamin bahwa sebuah negara akan meraih kesejahteraan ekonomi yang lebih besar

melalui partisipasi dalam perdagangan luar negeri daripada melalui proteksi perdagangan

(Gilpin, 2001).

Dalam model perdagangan standar, sebuah negara akan memperoleh keuntungan dari

perdagangan dengan melakukan spesialisasi, memproduksi, dan mengekspor barang yang

memiliki keunggulan komparatif. Sebaliknya, negara tersebut lebih baik mengurangi produksi

serta mengimpor barang yang tidak memiliki keunggulan komparatif (Berg, 2005, hal. 330).

Teori standar ini telah mengundang pro dan kontra. Salah satunya terkait argumen yang

mendukung pengenaan proteksi yang dianggap perlu dalam kasus-kasus tertentu. Sebaliknya,

terdapat berbagai peneliti yang menemukan berbagai hambatan spesifik atau khusus di suatu

negara, justru menghambat pertumbuhan perdagangan dunia (Kalirajan, 1999).

Seiring dengan perkembangan zaman, teori keunggulan komparatif mengalami banyak

pengembangan dan memunculkan teori lain seperti international product life cycle, competitive































   









































































































































































































437

Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

advantage, dan hyper competitive. Dari ketiga tersebut, salah satu yang cukup dikenal adalah

teori competitive advantage yang dipelopori oleh Michael Porter yang intinya bahwa dalam era

persaingan global ini, suatu negara akan dapat bersaing bila memiliki faktor-faktor dominan

seperti factor and demand conditions, related & supporting industry, dan firm strategy

structure and rivalry. Bahkan akhir-akhir ini telah muncul kecenderungan terjadinya competitive

liberalization yang merupakan kombinasi implementasi teori comparative advantage yang

dinamis dengan teori competitive advantage.

Pada sisi lain, kebijakan perdagangan yang semakin terbuka sebagaimana yang diterapkan

Indonesia saat ini, telah memperbesar resiko guncangan eksternal terhadap perekonomian

domestik, khususnya terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia. Seberapa besar dampak

yang akan disalurkan, dan melalui jalur mana, merupakan pertanyaan empiris yang penting

untuk diketahui, baik bagi pelaku bisnis, dan juga bagi pemerintah terutama dalam mendisain

kebijakan. Dan ini yang menjadi latar belakang dari studi yang diangkat dalam paper ini.

Terdapat cukup banyak studi yang telah dilakukan terkait penelitian empiris dampak

perdagangan luar negeri dan shock eksternal terhadap kesejahteraan suatu perekonomian.

Afonso (2001) menjelaskan bahwa perdagangan internasional merupakan salah satu variabel

penting terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu perekonomian. Hal senada juga tergambarkan

dalam studi yang dilakukan oleh Sun & Heshmati (2010) bahwa keterbukaan perekonomian

di suatu negara telah berdampak sangat signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam

studinya dijelaskan bahwa perdagangan internasional Tiongkok yang meningkat semakin pesat

belakangan ini telah berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Lebih

lanjut, terdapat studi yang dilakukan oleh Daumal & Özyurt (2011) yang menelaah dampak

perdagangan luar negeri terhadap perekonomian suatu negara pada tataran regional. Dalam

penelitiannya, Brazil menjadi obyek negara yang ditelaah dan ditemukan bahwa dampak

keterbukaan perdagangan luar negeri berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi

regional di 26 negara bagian Brazil. Namun pada saat bersamaan terjadi semakin besarnya

kesenjangan antar negara bagian (regional disparities) di Brazil.

Bagian kedua dari paper ini menguraikan teori dan landasan berfikir tentang bagaimana

external shock dapat berdampak pada perekonomian negara lain. Bagian ketiga menyajikan

data dan metodologi yang digunakan, sementara bagian keempat menyajikan hasil perhitungan

dan analisisnya. Bagian kelima menyajikan kesimpulan, saran, dan implikasi kebijakan, dan

menjadi penutup paper ini.

II. TEORI

Studi terkait dampak perdagangan luar negeri terhadap kesejahteraan domestik telah

banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan berbagai metode kajian. Alesina et al

(2005), dalam studinya dengan memanfaatkan ekonometrika metode estimasi 3SLS size suatu

438 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

Gambar 1.

Jalur Dasar dan Jalur Sirkuit

perekonomian berdampak terhadap kinerja perekonomian dan salah satunya dipengaruhi

oleh perdagangan luar negeri termasuk perdagangan bebas. Studi lainnya seperti Caliendo

& Parro (2012) melakukan studi dampak ekonomi North American Free Trade Area (NAFTA)

dan ditemukan bahwa terdapat peningkatan perdagangan antar sesama anggota NAFTA,

namun dilihat dari sisi perubahan kesejahteraan, AS dan Meksiko diprediksi mengalami

peningkatan namun Kanada justru mengalami penurunan. Shock perdagangan luar negeri

dapat juga berimbas terhadap economic volatility dan hutang suatu perekonomian sebagaimana

dijelaskan dalam studi Eicher et al (2006). Dalam studinya dijelaskan bahwa besaran dampak

perdagangan luar negeri terhadap kesejahteraan di suatu perekonomian tergantung pada

besaran ketergantungan suatu negara terhadap pasar modal internasional.

Dalam mengevaluasi dampak perdagangan luar negeri terhadap perekonomian dan

kesejahteraan masyarakat, salah satu perangkat yang dapat digunakan adalah metode jalur

(structural path analysis). Studi dengan memanfaatkan perangkat metode analisis jalur (structural

path analysis) telah lama digunakan oleh banyak peneliti sebelumnya. SPA adalah metode yang

digunakan untuk mengidentifikasikan jaringan yang berisi jalur-jalur yang menghubungkan

pengaruh dari suatu sektor pada sektor lainnya dalam suatu sistem sosial ekonomi. Formulasi

konsep mengenai pengaruh ekonomi (economic influence) dan analisis struktur dikembangkan

oleh Lantner (1974) dan Gazon (1976 dan 1979). Pengaruh dari suatu sektor ke sektor lainnya

dapat melalui sebuah jalur dasar (elementary path), yakni apabila jalur tersebut melalui sebuah

sektor tidak lebih dari satu kali; dan jalur sirkuit (circuit path), yakni apabila suatu sektor setelah

mempengaruhi sektor yang lain akan kembali lagi mempengaruhi sektor itu sendiri. Gambar

1 menyajikan contoh jalur dasar dan sirkuit.























Pada Gambar 1(a), pengaruh sektor i terhadap sektor j dapat terjadi secara langsung,

dan dapat pula melalui sektor-sektor lain, seperti x dan y. Apabila dalam jalur sektor i ke sektor

j tersebut, sektor i, sektor x, sektor y dan sektor j hanya dilalui satu kali, maka jalur seperti ini

439Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

disebut sebagai jalur dasar. Gambar 1(b) menyajikan jalur sirkuit, yakni pengaruh dari sektor i

ke sektor x, yang diteruskan ke sektor y, ke sektor j, ke sektor z dan kembali ke sektor i. Dalam

jalur ini setiap sektor dilalui hanya satu kali, kecuali sektor i yang dilalui dua kali, yakni pada

awal dan akhir jalur.

Selanjutnya berdasarkan Gambar 2, besarnya pengaruh satu sektor ke sektor lainnya

atau keeratan hubungan antara dua sektor menggunakan ukuran kecenderungan pengeluaran

rata-rata (average expenditure propensity), alternatif lainnya dapat menggunakan ukuran

kecenderungan pengeluaran marjinal (marginal expenditure propensity). Pengaruh sektor i ke

sektor j dengan menggunakan pendekatan kecenderungan pengeluaran rata-rata disimbol

dengan aji, sementara itu dengan menggunakan pendekatan kecenderungan pengeluaran

marginal disimbol dengan cij. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh suatu sektor ke sektor

lainnya menggunakan pendekatan kecenderungan pengeluaran rata-rata. Konsep pengaruh

(influence) dalam analisis SPA ada tiga jenis, yakni pengaruh langsung (direct influence),

pengaruh total (total influence) dan pengaruh global (global influence) (Isard et al., 1998).

1. Pengaruh Langsung

Pengaruh langsung dari sektor i terhadap sektor j ditransmisikan melalui jalur dasar

(elementary path) adalah perubahan pendapatan atau produksi yang ditransmisikan ke sektor j

oleh perubahan pendapatan atau produksi di sektor i sebesar 1 (satu) satuan. Pengaruh langsung

dapat diukur sepanjang jalur dasar yang berisi satu panah maupun lebih dari satu panah.

2. Pengaruh Total

Pengaruh total menangkap pengaruh langsung sepanjang jalur dan pengaruh tidak

langsung jalur sirkuit yang berhubungan dengan jalur tersebut. Pada suatu jalur dasar tertentu

p=(i,..., j) dengan awal sektor i dan berakhir pada sektor j, pengaruh total adalah pengaruh

yang ditransmisikan dari sektor i ke sektor j disepanjang jalur dasar p memasukkan semua efek

tidak langsung.

Gambar 2 menyajikan jalur dasar p = (i, x, y, j) seperti pada Gambar 1 dan ditambahkan

secara eksplisit jalur sirkuit. Pengaruh langsung antara sektor i dan sektor y adalah axiayx yang

kemudian ditransmisikan kembali dari sektor y ke sektor x melalui dua loop, loop pertama

menciptakan suatu pengaruh axiayxaxy dan loop kedua menciptakan suatu pengaruh axiayxazyazx.

Arus balik (feedback) bersama-sama dari kedua loop menghasilkan dampak (axiayx)(axy +

azyaxz).

440 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

3. Pengaruh Global

Pengaruh global atau global influence (IG) dari simpul i ke simpul j, mengukur dampak

total pada pendapatan atau output dari simpul j yang diakibatkan perubahan satuan unit

pada pendapatan atau output di simpul i. Pengaruh global memiliki nilai yang sama dengan

penjumlahan dari seluruh pengaruh total sepanjang jalur dasar yang menghubungkan simpul i

dan simpul j. Dalam Gambar 3, terdapat empat jalur dasar yang memiliki asal dan arah tujuan

yang sama dari i ke j, yaitu: (i,j), (i,x,y,j), (i,s,j) dan (i,v,j). Sebagai penyederhanaan, jalur pertama

disimbolkan dengan angka 1 dan jalur berikutnya sebagai 2, 3, dan 4.

Gambar 2.

Jalur Dasar Termasuk Jalur Sirkuit

Gambar 3. Jaringan Jalur Dasar dan Jalur Sirkuit yang

Menghubungkan Simpul i dan j





















Secara umum, pengaruh global yang menyatakan hubungan antara dua simbol pada

suatu struktur dapat didekomposisi ke dalam suatu series pengaruh total yang ditransmisikan

pada setiap jalur dan seluruh jalur dasar simpul i dan j, yakni:

441Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

dimana, IG

(ij) menunjukkan pengaruh global dari kolom ke-i dalam matriks SAM menuju

baris ke-j; maji adalah elemen ke (j,i) dari matriks pengganda neraca Ma; IT

(ij) menunjukkan

pengaruh total dari i ke j; ID

(ij) adalah pengaruh langsung dari i ke j; dan Mp merupakan

pengganda sepanjang jalur p.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, analisis pengganda tidak menjelaskan mekanisme

respon perilaku dan struktural terhadap efek global, yang berarti ada ’black box’. Metode SPA

membuka ’black box’ yang tidak dapat dijelaskan oleh besaran angka pengganda (Defourny

and Thorbecke, 1984). Namun demikian, masalah utama berkaitan SPA adalah banyaknya

jalur yang perlu diidentifikasi dalam perekonomian secara keseluruhan (Hewings, Sonis, dan

Lee, 1995).

III. METODOLOGI

Dalam rangka mengevaluasi dampak perdagangan luar negeri dunia terhadap

kesejahteraan masyarakat Indonesia, dalam studi ini akan memanfaatkan dua perangkat

analisis yaitu Sistem Neraca Sosial Ekonomi 2008 (SNSE 2008) Indonesia dan Structural Path

Analysis (SPA)2. Adapun pemanfaatan SNSE 2008 dikarenakan belum adanya SNSE terbaru yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Sistem Neraca Sosial Ekonomi atau Social Accounting

Matrix (SAM) merupakan suatu sistem kerangka data yang disajikan dalam bentuk matriks, yang

memberikan gambaran mengenai kondisi ekonomi dan sosial masyarakat dan keterkaitan antara

keduanya secara komprehensif, konsisten dan terintegrasi (Badan Pusat Statistik, 2010).

Di dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) Indonesia, semua transaksi perdagangan

yang terkait dengan luar negeri dirangkum dalam neraca luar negeri (rest of the world—ROW).

Sebagai suatu sistem kerangka data yang komprehensif dan terintegrasi, SNSE mencakup

berbagai data ekonomi dan sosial secara konsisten karena menjamin keseimbangan transaksi

dalam setiap neraca yang terdapat di dalamnya. SNSE juga bersifat modular karena dapat

menghubungkan berbagai variabel ekonomi dan sosial di dalamnya, sehingga keterkaitan

antar variabel-variabel tersebut dapat diperlihatkan dan dijelaskan (Badan Pusat Statistik,

2010). Matriks SNSE yang dianalisis dalam subbab ini 105x105 yang terdiri dari 105 akun dan

mengelompokkan sistem perekonomian Indonesia ke dalam empat neraca, yaitu:

1. Neraca Faktor Produksi yang terdiri dari 17 klasifikasi (tenaga kerja (16 klasifikasi), dan

bukan tenaga kerja).

ܫሺ௜՜௝

ൌ݉

௔௝ൌ෍ܫሺ௜՜௝ሻ௣

௣ୀൌ෍ܫሺ௜՜௝ሻ௣

௣ୀܯ

2 Data SNSE 2008 inidigunakanmengingatbelum ada data SNSE terbaru yang dikeluarkan oleh BPS.Dengandemikian, paper ini

mengasumsikan tidak terjadi perubahan mendasar dalam struktur perdagangan internasionalmeski sampai tahun 2008tersebut,

Indonesia belum banyak meratifikasi perjanjian kerjasama perdagangan bebas bilateral dan multilateral.

442 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

2. Neraca Institusi yang terdiri dari 10 klasifikasi (rumah tangga (8 klasifikasi), perusahaan,

dan Pemerintah).

3. Neraca Produksi (Activities) yang terdiri dari 74 klasifikasi (sektor produksi, komoditi domestik,

dan komoditi impor yang masing-masing terdiri dari 24 klasifikasi; serta margin perdagangan

dan pengangkutan).

4. Neraca Eksogen yang terdiri dari 4 klasifikasi (Neraca Kapital, Pajak Tidak Langsung, Subsidi,

dan Neraca Luar Negeri).

Untuk memudahkan analisis digunakan penyingkatan definisi pengodean sektor usaha

serta klasifikasi tenaga kerja dan rumah tangga.







































 







































































































































443Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

Perangkat kedua adalah metode analisis jalur (structural path analysis). Dengan metode

ini, jalur dampak dari setiap komoditi ekspor maupun impor ke akun lain di dalam SNSE

2008 dan berakhir ke rumah tangga akan dapat terlihat lebih jelas. SPA adalah metode yang

digunakan untuk mengidentifikasikan jaringan yang berisi jalur-jalur yang menghubungkan

pengaruh dari suatu sektor pada sektor lainnya dalam suatu sistem sosial ekonomi. Dalam

studi ini, pembahasan hasil SPA difokuskan pada simpul awal adalah adanya injeksi terhadap

elemen utama sektor-sektor potensial yang memberikan dampak terhadap penerimaan institusi

melalui jalur-jalur tertentu.

Analisis jalur meneliti lebih jauh jalur (aliran) yang dilalui mulai dari komoditi ekspor atau

impor hingga menimbulkan dampak (yang berakhir) pada insitusi rumah tangga. Oleh sebab

itu, dalam pembahasan ini ditetapkan titik awal (pole of origin) yang menjadi penyebab adalah

komoditi ekspor maupun komoditi impor dengan tujuan akhir (dampak) yang ingin dilihat

adalah pada institusi rumah tangga. Disamping itu untuk lebih menyederhanakan pembahasan,

seperti dijelaskan sebelumnya, hanya jalur dengan dampak global minimal 0,001 dan memiliki

persentase total efek terhadap global efek (T/G) setidaknya 2.5% yang akan diperhitungkan

sebagai jalur yang signifikan untuk dianalisis (Defourney dan Thorbecke, 1984). Selain itu hanya

jalur yang memiliki persentase (T/G) terbesar (atau tiga terbesar) saja yang akan dianalisis lebih

lanjut (Daryanto dan Hafizrianda, 2010; Azis dan Mansury, 2003).

Pada analisis ini meskipun dalam pengoperasian program software MATS versi 1.10.

dilakukan analisis jalur terhadap seluruh sektor untuk melihat pengaruh langsung, total dan

globalnya, namun mengingat banyak sekali jalur yang bisa diukur, maka yang akan dijelaskan

dalam pembahasan hanyalah jalur dasar yang memiliki persentase pengaruh total terhadap

pengaruh global (T/G) paling tinggi. Penunjukkan angka persentase efek global dikarenakan

pengaruh global juga mencakup pengukuran pengaruh total. Dari setiap sektor yang dianalisis

dan pengaruhnya terhadap kelompok rumah tangga, maka penggunaan pengaruh global juga

diterapkan dalam menentukan jalur dasar mana yang pengaruhnya paling tinggi terhadap

kelompok rumah tangga tertentu.

IV. HASIL DAN ANALISIS

4.1. Analisis Jalur Injeksi Komoditi Ekspor terhadap Kesejahteraan

Masyarakat (Pendapatan Rumah Tangga)

Secara umum aktivitas ekspor akan memberikan dampak terhadap kesejahteraan

masyarakat melalui sektor produksi yang bersangkutan, setelah itu akan melalui jalur faktor

produksi (tenaga kerja ataupun modal) dan kemudian berakhir ke rumah tangga. Oleh karena

itu dalam analisis ini yang akan dilihat adalah pengaruh ekspor komoditi terhadap tenaga kerja/

modal dan seberapa besar mempengaruhi pendapatan rumah tangga.

444 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

Di samping itu tidak seluruh subsektor dianalisis hasilnya, tetapi hanya beberapa ekspor

komoditi dari subsektor manufaktur yang memiliki dampak perubahan yang cukup signifikan

dalam perdagangan RI dengan dunia (rest of the world). Pada umumnya ekspor komoditi secara

umum semua berasal dari komoditi produk domestik, sehingga dalam gambar jalur strukturalnya

otomatis kode-kode yang bersesuaian antara sektor dan produk domestik untuk ringkasnya

dijadikan hanya dalam satu pengodean pada titik originnya. Sedangkan rumah tangga yang

merupakan titik destinasi dapat melewati produk domestik dan tenaga kerja. Namun meskipun

dalam hasil tabulasi disajikan jalur produk domestiknya, yang disajikan dalam gambar jalur

struktural hanyalah titik tenaga kerja saja yang kemudian memancar ke kelompok-kelompok

rumah tangga.

Komoditi Industri Makanan, Minuman dan Tembakau

Pada industri makanan, minuman dan tembakau besarnya pengaruh ekspor komoditi

ini terhadap kelompok rumah tangga berpendapatan minim kota merupakan kelompok

terbesar yang persentase global efeknya terbesar (14.5%). Nilai ini melalui jalur tenaga kerja

berpendapatan rendah di kota dengan efek pengganda sebesar 1.823. Meskipun demikian,

































 

 

 

 



 

 













































Gambar 4. Jalur Ekspor Komoditi Industri Makanan,

Minuman dan Tembakau terhadap Tenaga Kerja dan Rumah

Tangga menurut Klasifikasinya























445Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

efek pengganda terbesar bukan berasal dari jalur tersebut namun justru melalui pekerja

berpendapatan rendah di desa (2.878). Hal ini menunjukkan bahwa efek dari ekspor komoditi

ini lebih mempengaruhi pekerja-pekerja di desa namun secara agregat justru rumah tangga

kota yang menerima pendapatan lebih besar.

Komoditi Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit

Ekspor komoditi industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit memberikan efek kepada

rumah tangga berpenghasilan menengah-atas di kota dengan persentase global efek sebesar

32.3% melalui jalur modal (bukan tenaga kerja) serta yang melalui jalur ini juga dan memancar

ke rumah tangga menengah atas desa dengan persentase efek global 24.7%. Ditambah yang

memancar ke rumah tangga buruh tani, tampak bahwa jalur modal memberikan dampak

terbesar dari dilakukannya ekspor komoditi industri pemintalan, tekstil, pakaian dan kulit.

Dibandingkan jalur tenaga kerja yang memancar hanya ke satu atau dua rumah tangga kecuali

tenaga kerja berpenghasilan rendah di kota (kode 6), jalur yang melalui modal memberikan

efek yang lebih luas terhadap perubahan pendapatan seluruh kelompok rumah tangga.

































 

 

 

 

 

 

 

 

 

 





















































Gambar 5. Jalur Ekspor Komoditi Industri Pemintalan, Tekstil,

Pakaian dan Kulit terhadap Tenaga Kerja dan Rumah Tangga

menurut Klasifikasinya

























446 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

Komoditi Industri Kayu & Barang dari Kayu

Seperti halnya industri pemintalan dan tekstil, pada ekspor komoditi industri kayu dan

barang dari kayu juga memberikan pengaruh terbesar melalui jalur modal, namun jalur ini

memancar ke rumah tangga bukan pertanian berpendapatan minim di kota. Efek pengganda

pada jalur ini juga yang terbesar di samping persentase global efeknya. Dampak dari ekspor

komoditi industri kayu dan barang dari kayu secara agregat menggambarkan bahwa kelompok

rumah tangga yang berpendapatan minim di kota terkena dampak terbesar.































 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 































































Gambar 6. Jalur Ekspor Komoditi Industri Kayu & Barang dari

Kayu terhadap Tenaga Kerja dan Rumah Tangga menurut

Klasifikasinya























Komoditi Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam

dan Industri

Pengaruh ekspor komoditi industri kertas, percetakan, alat angkutan dan barang dari

logam dan industri ke rumah tangga berpendapatan rendah di kota setelah melalui jalur

pengusaha rendah di kota mempunyai persentase efek global terbesar (40,8%). Namun

demikian jalur ini efek penggandanya tidaklah yang paling besar dibandingkan yang melewati

447Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

jalur lain pada kelompok tenaga kerja lain ataupun modal. Sehingga kesimpulannya meskipun

pengusaha rendah di kota mempunyai efek global tertinggi tetapi masih kurang kuat jika

dibandingkan efek dari modal dan pekerja berpendapatan rendah di kota yang pengaruh

terbesarnya mempengaruhi pendapatan rumah tangga menengah-atas kota, menengah-atas

desa dan minim kota.

Gambar 7. Jalur Ekspor Komoditi Industri Kertas, Percetakan,

Alat Angkutan dan Barang dari Logam dan Industri terhadap

Tenaga Kerja dan Rumahtangga menurut Klasifikasinya







































































































 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 









































Komoditi Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah Liat, Semen

Pada ekspor komoditi industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat dan semen, rumah

tangga - rumah tangga menurut kelompok berpendapatan memperoleh pancaran yang sama

besar menurut proporsinya baik oleh jalur tenaga kerja maupun jalur modal dilihat dari arah

origin ke destinasinya. Tetapi yang melalui jalur tenaga kerja berada pada tiga posisi teratas

menurut persentase efek globalnya, sementara melalui jalur modal berada pada 3 posisi

448 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

berikutnya. Namun demikian jika dilihat menurut gambar keseluruhan jalur, pancaran melalui

tenaga kerja tidak menyebar ke seluruh kelompok rumah tangga dan hanya sebagian-sebagian

saja, sementara yang melalui modal justru menyebar ke seluruh kelompok rumah tangga.

Pada komoditi ini, sekali lagi efek global yang diterima cenderung diterima oleh rumah tangga

berpendapatan rendah di kota dan desa. Sementara pengusaha yang mendapatkan efek global

terbesar hanyalah rumah tangga pengusaha pertanian.









































































 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 























Gambar 8. Jalur Ekspor Komoditi Industri Kimia, Pupuk, Hasil

dari Tanah Liat, Semen terhadap Tenaga Kerja dan Rumah

Tangga menurut Klasifikasinya



























Berdasarkan hasil analisis jalur struktural terhadap kelompok komoditi Manufaktur

seperti diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa secara umum komoditi-komoditi barang

tersebut semuanya melibatkan jalur tenaga kerja dan modal. Perbedaannya adalah bahwa pada

kelompok pertanian didominasi melalui jalur tenaga kerja, sementara pada kelompok industri

dipengaruhi oleh jalur-jalur yang melalui modal dan tenaga kerja, dengan dominasi modal yang

efek penggandanya cenderung lebih besar dari tenaga kerja (lihat Gambar 9).

449Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

Dari sini sintesa yang bisa diambil adalah tenaga kerja yang mempengaruhi dan rumah

tangga yang terpengaruh oleh kegiatan ekspor cenderung adalah rumah tangga kelompok

rendah di desa untuk pertanian dan rumah tangga kelompok rendah di kota untuk industri.

Jalur modal memiliki pengaruh yang kuat terhadap pendapatan rumah tangga baik di desa

maupun kota. Jalur modal tidak dapat dideteksi karena dalam data SNSE tidak diketahui siapa

pemilik modalnya. Namun mengingat kondisi negara ini yang sebagian modalnya dimiliki oleh

pengusaha kota dan bahkan oleh pengusaha asing, maka ekspor komoditi industri tentu amat

dipengaruhi oleh siapa pemilik modal tersebut.

4.2. Analisis Jalur Kejutan Komoditi Impor terhadap Kesejahteraan

Masyarakat (Pendapatan Rumah Tangga)

Berdasarkan hasil pengolahan paket program MATS, terdapat 168 jalur yang sesuai

dengan kriteria yang ditetapkan di awal subbab ini (yakni jalur dengan titik awal berasal dari

komoditi impor dan berakhir di institusi rumah tangga yang memiliki pengaruh global minimal

0.001 dan persentase (T/G) minimal 2.5%). Untuk lebih menyederhanakan analisis, maka dari

semua titik awal (komoditi impor) yang memiliki tujuan (rumah tangga) yang sama hanya dipilih

jalur yang memiliki persentase global (T/G) yang terbesar. Ditemukan ada sebanyak 83 jalur

yang memenuhi kriteria ini dimana secara umum jalur yang dilalui terbagi menjadi dua seperti

diperlihatkan dalam Gambar 10, yaitu:

Jalur yang melalui sektor perdagangan kemudian melalui faktor produksi sebelum akhirnya •

mencapai institusi rumah tangga.

Jalur pada tipe ini memiliki panjang (path length) sebesar lima, yang berarti mulai dari

komoditi impor sampai ke rumah tangga melalui lima jalur. Pada tahap awal jalur ini

menunjukkan bahwa komoditi yang diimpor merupakan komoditi yang akan dijual kembali

Gambar 9.

Jalur Dampak Injeksi Komoditi Ekspor ke Rumah Tangga































 



450 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

tanpa proses lebih lanjut. Hal ini dapat diketahui dari jalur yang dilalui yakni melalui

margin perdagangan sebelum dijual kembali di pasar domestik (sebagai komoditi domestik

perdagangan) dan menjadi sumber pendapatan bagi sektor perdagangan. Melalui sektor

perdagangan inilah komoditi impor tersebut digunakan oleh sektor produksi lain yang secara

implisit tergambarkan melalui jalur faktor produksi (dalam hal ini tenaga kerja—baik sebagai

pekerja maupun pengusaha—yang digunakan oleh sektor produksi di dalam proses produksi

untuk menghasilkan output akhir). Faktor produksi yang terlibat dalam proses ini terdiri

dari Pekerja dengan Pendapatan Menengah di Perkotaan dan Pengusaha Berpendapatan

Menengah di Pedesaan maupun di Perkotaan. Pendapatan yang diperoleh faktor produksi

kemudian tercermin dalam jalur berikutnya berupa institusi rumah tangga yang terdiri dari

Rumah Tangga Petani, dan Rumah Tangga Non-Pertanian baik di pedesaan maupun di

perkotaan.

Jalur yang melalui penerimaan pajak dan kemudian diterima oleh Pemerintah sebelum •

akhirnya mencapai institusi rumah tangga.

Jalur pada tipe ini hanya memiliki panjang sebesar tiga. Dari jalur yang diperlihatkan dalam

Gambar 10 dapat diketahui bahwa komoditi impor pada jalur ini terkena pajak (tarif) yang

menjadi pendapatan Pemerintah. Dana yang diperoleh dari pajak ini kemudian diberikan

sebagai program bantuan/hibah yang diberikan oleh Pemerintah dan diterima oleh rumah

tangga yang berhak menerimanya (dalam hal ini adalah rumah tangga pertanian dan rumah

tangga non-pertanian (miskin) baik di pedesaan maupun perkotaan dengan pendapatan

yang minim/rendah).

Gambar 10. Jalur Dampak Kejutan Komoditi Impor Terhadap

Institusi Rumah Tangga









 





 



 



 

 







 

 













Untuk besaran shock impor yang sama, Tabel 4.7 memperlihatkan ringkasan dari daftar

tersebut berupa range dampak (maksimum dan minimum) dari jalur utama yang dilalui mulai

dari komoditi impor dan berakhir pada institusi rumah tangga. Dari tabel ini diketahui bahwa

451Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

dampak dominan dari komoditi impor yang masuk melalui jalur perdagangan kebanyakan

berasal dari sektor Pertanian, sedangkan dampak dominan dari komoditi impor yang melalui

jalur penerimaan pajak kebanyakan berasal dari sektor Pertanian dan Industri.

V. KESIMPULAN

Kajian ini dimaksud untuk melakukan suatu evaluasi kemungkinan dampak perdagangan

luar negeri dunia terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia. Untuk mengevaluasi dampak

perdagangan luar negeri dunia terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia, studi ini

memanfaatkan perangkat analisa Structural Path Analysis (SPA) dan Sistem Neraca Sosial

Ekonomi (SNSE 2008).

Terkait analisis jalur injeksi komoditi ekspor terhadap kesejahteraan masyarakat

(pendapatan rumah tangga), berdasarkan hasil analisis jalur struktural terhadap kelompok

komoditi Pertanian dan Industri, maka dapat dikatakan bahwa secara umum komoditi-komoditi

barang tersebut semuanya melibatkan jalur tenaga kerja dan modal. Perbedaannya adalah bahwa

pada kelompok pertanian didominasi melalui jalur tenaga kerja, sementara pada kelompok

































 

















































































































































452 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

industri dipengaruhi oleh jalur-jalur yang melalui modal dan tenaga kerja, dengan dominasi

modal yang efek penggandanya cenderung lebih besar dari tenaga kerja. Tenaga kerja yang

memengaruhi dan rumah tangga yang terpengaruh oleh kegiatan ekspor adalah rumah tangga

kelompok rendah di desa untuk pertanian dan rumah tangga kelompok rendah di kota untuk

industri. Jalur modal memiliki pengaruh yang kuat terhadap pendapatan rumah tangga baik

di desa maupun kota.

Terkait analisis jalur kejutan komoditi impor terhadap kesejahteraan masyarakat

berdasarkan jalur yang melalui sektor perdagangan, komoditi impor digunakan oleh sektor

produksi lain yang secara implisit melalui jalur faktor produksi. Faktor produksi yang terlibat

dalam proses ini terdiri dari Pekerja dengan Pendapatan Menengah di Perkotaan dan Pengusaha

Berpendapatan Menengah di Pedesaan maupun di Perkotaan. Pendapatan yang diperoleh

faktor produksi kemudian tercermin dalam jalur berikutnya yaitu rumah tangga yang terdiri

dari Rumah Tangga Petani, dan Rumah Tangga Non-Pertanian baik di pedesaan maupun di

perkotaan. Sedangkan analisis jalur yang melalui penerimaan pajak dan kemudian diterima

oleh Pemerintah sebelum akhirnya mencapai institusi rumah tangga, dapat terlihat bahwa

komoditi impor pada jalur ini terkena pajak (tarif) menjadi pendapatan Pemerintah. Dana yang

diperoleh dari pajak ini kemudian diberikan sebagai program bantuan/hibah yang diberikan

oleh Pemerintah dan diterima oleh rumah tangga pertanian dan rumah tangga non-pertanian

(miskin) baik di pedesaan maupun perkotaan dengan pendapatan yang minim/rendah.

Dalam saran kebijakan, Pemerintah kiranya dapat memberikan bantuan dalam peningkatan

kemampuan daya saing (supply-side) seperti capacity building kepada rumah tangga non-

pertanian yang berpenghasilan minim (RTM) baik di desa maupun kota serta rumah tangga buruh

tani sehingga kedepannya pemerataan kesejahteraan masyarakat atau pendapatan di seluruh

jenis rumah tangga dapat tercapai. Lebih lanjut, berdasarkan besarnya kontribusi subsektor

primer dan manufaktur terhadap peningkatan pendapatan masyarakat, maka Pemerintah

dalam hal ini, arah dan strategi kebijakan dalam pembangunan sektor produksi adalah melalui

bantuan (misalnya melalui penguatan alokasi pendanaan dan dukungan lainnya) pada subsektor

(berdasarkan prioritas / ranking) sebagai berikut: 1) Industri Kimia, Pupuk, Hasil dari Tanah

Liat, Semen (subsektor 12); 2) Industri Makanan, Minuman dan Tembakau (subsektor 08); 3)

Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam dan Industri (subsektor 11);

4) Pertanian Tanaman Lainnya (subsektor 2); dan 5) Industri Permintalan, Tekstil, Pakaian dan

Kulit (subsektor 09); guna terus memperkuat daya saing produk Indonesia dan pada akhirnya

memberikan sumbangsih yang besar terhadap pendapatan masyarakat Indonesia.

Injeksi ekspor komoditi industri kimia, pupuk, hasil dari tanah liat, semen memberikan

efek global terbesar pada rumah tangga berpendapatan rendah di kota dan desa. Namun jalur

bukan tenaga kerja lah (modal) yang memberikan pengganda terbesar terhadap RT Pengusaha

Tani dan RTBT Rendah Kota. Maka dalam hal ini, Pemerintah kiranya dapat mendukung

melalui dukungan pendanaan modal sehingga selain dapat memberikan pengganda terbesar,

453Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

pemerataan pendapatan juga dapat dicapai. Injeksi ekspor komoditi industri makanan, minuman

dan tembakau telah menyumbangkan persentase global efek terbesar kepada kelompok rumah

tangga berpendapatan minim kota (RTBT Minim Kota) melalui jalur tenaga kerja berpendapatan

rendah di kota. Namun efek pengganda terbesar justru melalui pekerja berpendapatan rendah

di desa. Oleh karena itu, Pemerintah kiranya dapat memberikan dukungan dengan cara

meningkatkan lapangan kerja kepada kelompok pekerja pendapatan rendah desa karena

kelompok ini memberikan efek pengganda terbesar terhadap peningkatan pendapatan RTBT

Minim Desa dan pada akhirnya dapat mendorong tercapainya pemerataan pendapatan /

kesejahteraan masyarakat.

Injeksi ekspor komoditi Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang dari Logam

dan Industri telah menyumbangkan persentase global efek terbesar kepada kelompok rumah

tangga berpendapatan rendah di kota (RTBT Rendah Kota) melalui jalur pengusaha rendah di

kota. Namun efek pengganda terbesar justru melalui pekerja berpendapatan rendah di kota.

Oleh karena itu, Pemerintah kiranya dapat memberikan dukungan dengan cara meningkatkan

lapangan kerja kepada kelompok pekerja pendapatan rendah kota karena kelompok ini

memberikan efek pengganda terbesar terhadap peningkatan pendapatan RTBT Minim Kota

dan pada akhirnya dapat mendorong tercapainya pemerataan pendapatan / kesejahteraan

masyarakat.

Injeksi ekspor komoditi Pertanian Tanaman lainnya memberikan efek global paling besar

kepada Rumah tangga Pertanian Buruh (RT Buruh Tani) dari jalur Tenaga kerja Pertanian Penerima

Upah dan Gaji Desa (Buruh Tani Desa) dan Buruh Tani Kota. Efek langsung terbesar dipancarkan

melalui buruh tani desa sementara efek pengganda terbesar justru diberikan melalui bukan

tenaga kerja. Maka dalam hal ini, Pemerintah sekiranya dapat mendukung melalui pemberian

incentives dan peningkatan lapangan kerja kepada buruh tani desa.

Injeksi ekspor komoditi industri Permintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit memberikan

persentase global efek terbesar kepada rumah tangga berpenghasilan menengah ke atas di

Kota (RTBT Menengah ke atas Kota), diikuti rumah tangga berpenghasilan menengah ke atas

di Desa (RTBT Menengah ke atas Desa), dan rumah tangga buruh tani (RT Buruh Tani) dan

semuanya melalui jalur modal (bukan tenaga kerja). Namun justru melalui jalur Pengusaha

Rendah Desa yang memiliki multiplier effect terbesar terhadap RTBT Minim Desa. Maka dalam

hal ini, Pemerintah sekiranya dapat mendukung melalui pemberian insentif dan peningkatan

lapangan kerja kepada pengusaha rendah desa.

454 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015

DAFTAR PUSTAKA

Alesina, A., Spolaore, E., & Wacziarg, R., (2005), “Trade, Growth and the Size of Countries,”

Handbook of Economic Growth, Vol. 1B, Elsevier B.V. Dapat diakses pada situs: http://www.

anderson.ucla.edu/faculty_pages/romain.wacziarg/downloads/handbook.pdf

Azis, I. J., & Mansury, Y., (2003), Measuring Economy Wide Impacts of a Financial Shock,

ASEAN Economic Bulletin, Vol. 20, No. 2, hal. 112-27. Dapat diakses pada situs: http://

www.iwanazis.net/papers/AEB-SPAAnalysis.pdf

Afonso, O., (2001), “The Impact of International Trade on Economic Growth”, Working Papers,

Universidade do Porto. Dapat diakses pada situs: http://wps.fep.up.pt/wps/wp106.pdf

Badan Pusat Statistik, (2010), Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2008, Jakarta.

Berg, H. Van Den., (2005), Economic Growth and Development, New York, Mc.Graw Hill

Irwin.

Caliendo, L., & Parro, F., (2012), “Estimates of the Trade and Welfare Effects of NAFTA,” NBER

Working Paper Series, Working Paper 18508, Cambridge. Dapat diakses pada situs: http://

www.nber.org/papers/w18508.pdf

Daumal, M., & Özyurt, S., (2011), “The Impact of International Trade Flows on Economic

Growth in Brazilian States”, Review of Economics and Institutions, Vol. 2, No. 1, Winter,

Article 5. Dapat diakses pada situs: http://lead.univ-tln.fr/fichiers/Seminaires/Daumal%20

160312.pdf

Daryanto, A., & Hafizrianda, Y., (2010), Analisis Input-Output & Social Accounting Matrix: Untuk

Pembangunan Ekonomi Daerah, IPB Press, Bogor, Juni.

Defourny, J., & Thorbecke, E., (1984), “Structural Path Analysis and Multiplier Decomposition

within a Social Accounting Matrix Framework,” The Economic Journal, Vol. 94, No. 373,

Maret, hal. 1111-136. Dapat diakses pada situs: http://www.jstor.org/discover/10.2307/2

232220?uid=3738224&uid=2&uid=4&sid=56255997103

Gazon, J., (1976), “Transmission de l’influence Economique. Une Approache Structurale”,

Collection de l’I.M.E., No.13, Sirey, Paris.

Gazon, J., (1979), “Une Nouvelle Methodologie: l’Approache Structurale de l’influence

Economique,” Economie Appliquee, Paris, Tome 32, No.2-3, hal. 301-337.

Gilpin, R., (2001), “Global Political Economy: Understanding the International Economic Order,”

Princeton University Press, United States of America.

Hewings, J.D.G, Sonis, M., Lee, J.K., and Jahan, S., (1995), “Alternative Decompositions of

Interregional Social Accounting Matrices: Applications with Reference to Bangladesh,”

455Dampak Perdagangan Internasional Indonesia Terhadap Kesejahteraan Masyarakat:

Aplikasi Structural Path Analysis

Dalam M. Madden and Geoffrey J.D. Hewings (eds.) Social and Demographic Accounting

Cambridge University Press.

Isard, W., Azis, I., Drennan, M., Miller, R., Saltzman, S., & Thorbecke, E., (1998) “Methods of

International and Regional Analysis,” Ashgate Publishing Company, Brookfield.

Kalirajan, K., (1999), “Stochastic Varying Coefficients Gravity Model: An Application in Trade

Analysis,” Journal of Applied Statistics, 26, hal.185-194.

Lantner, R., (1974), “Theorie de la Dominance Economique”, Dunod, Paris.

Sjahril, S., (2013), “Simulasi Dampak Liberalisasi Perdagangan Bilateral RI-China terhadap

Perekonomian Indonesia: Sebuah Pendekatan SMART Model,” Jurnal Ekonomi Kuantitatif

Terapan, Edisi Agustus, Vol. 6 No. 2, hal. 86-97. Dapat diakses pada situs: http://ojs.unud.

ac.id/index.php/jekt/article/view/7440/5681

Sun, P., & Heshmati, A., (2010), “International Trade and its Effects on Economic Growth in

China,” Discussion Paper Series, IZA DP No. 5151, August. Dapat diakses pada situs: http://

ftp.iza.org/dp5151.pdf

Susilo, D., (2014), “Dubes menjadi Salesman,” Opini Jawa Pos, 24 Juni. Dapat diakses pada

situs: http://www.jawapos.com/baca/artikel/3255/Dubes-Menjadi-Salesman

456 Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 17, Nomor 4, April 2015



































































 

 

 

 



 

 



 





 





 







 

 

 

 

 



 

 

 

























































































































LAMPIRAN