Mapalus adalah kegiatan gotong-royong yang dilakukan oleh masyarakat

Mapalus adalah contoh kegiatan gotong royong di daerah?

  1. Sumatra Barat
  2. Bali
  3. Minahasa
  4. Jawa
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: C. Minahasa

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, mapalus adalah contoh kegiatan gotong royong di daerah minahasa.

Kemudian, saya sangat menyarankan anda untuk membaca pertanyaan selanjutnya yaitu Landasan kehidupan politik masyarakat Indonesia adalah sila? beserta jawaban penjelasan dan pembahasan lengkap.


Mapalus adalah kegiatan gotong-royong yang dilakukan oleh masyarakat
Pada awalnya, kegiatan Mapalus khusus dilakukan untuk bidang pertanian, mulai dari membuka lahan sampai memetik hasil panen. (Foto: Ist.)

1001indonesia.net – Di tengah modernisasi dan menguatnya individualisme, masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara (Sulut) masih mempertahankan tradisi kebersamaan dan gotong royong yang dikenal dengan Mapalus.

Mapalus adalah suatu sistem kerja sama dalam budaya Suku Minahasa. Pada awalnya, kegiatan Mapalus khusus dilakukan untuk bidang pertanian, mulai dari membuka lahan sampai memetik hasil panen.

Seiring perkembangan waktu, tradisi gotong royong ini tidak hanya terbatas di bidang pertanian, melainkan juga diterapkan dalam setiap kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti kegiatan-kegiatan upacara adat, mendirikan rumah, membuat perahu, perkawinan, kematian, dan sebagainya.

Mapalus adalah kegiatan gotong-royong yang dilakukan oleh masyarakat
Masyarakat bergotong royong dalam memindahkan rumah. (Foto: Ist.)

Tradisi suku Minahasa ini mengandung makna yang mendalam. Mapalus dilakukan oleh orang Minahasa secara tulus (touching hearts) dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (teaching mind) untuk saling menghidupkan dan menyejahterakan setiap orang dalam komunitasnya (transforming life).

Sebagai sebuah sistem kerja, tradisi ini memiliki nilai-nilai etos, seperti etos resiprokal, etos partisipatif, solidaritas, responsibilitas, gotong royong, kepemimpinan, disiplin, transparansi, kesetaraan, dan rasa saling percaya.

Dalam pelaksanaannya, Mapalus dapat terjadi secara spontan tanpa pamrih maupun terorganissasi. Mapalus yang bersifat spontan tanpa pamrih dilakukan tanpa mengharapkan balasan.

Kegiatan yang bersifat spontan ini terjadi antara lain ketika ada keluarga yang akan membangun rumah atau membuka lahan pertanian atau kegiatan-kegiatan lain yang bukan untuk kepentingan masyarakat umum.

Biasanya orang-orang akan membantu tanpa harus diminta. Begitu terlihat banyak orang sedang bekerja, secara spontan mereka akan melibatkan diri dalam pekerjaan tersebut.

Mapalus adalah kegiatan gotong-royong yang dilakukan oleh masyarakat
Tak hanya dalam bidang pertanian, kegiatan Mapalus juga dilaksanakan dalam banyak pekerjaan lainnya. (Foto: Ist.)

Sedangkan Mapalus yang terorganisasi dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Pihak yang telah menerima bantuan wajib mengembalikan atau membalas bantuan yang telah diterimanya terhadap pihak yang telah memberi bantuan kepadanya.

Kegiatan yang terorganisasi ini biasanya berlaku pada kegiatan atau pekerjaan yang bersifat lebih formal, seperti dalam penyelenggaraan upacara adat, baik yang diselenggarakan oleh sebuah keluarga maupun yang menyangkut kepentingan masyarakat.

Seiring perkembangan zaman, ada sistem upah terhadap orang yang membantu pekerjaan. Upah yang diberikan bisa berupa uang, bahan, ataupun makanan. Upah tersebut diberikan oleh pihak yang menggunakan tenaga orang lain kepada orang-orang yang telah membantunya sebagai ungkapan rasa terima kasih.

Namun, Mapalus dengan sistem upah ini jarang dilakukan. Orang Minahasa, terutama yang bermukim di pedesaan, lebih sering terlibat dalam Mapalus yang spontan tanpa pamrih.

Di Minahasa, Mapalus kini dilakukan dalam banyak bidang kehidupan, baik dalam keluarga besar, komunitas atau antarkelompok masyarakat, baik dalam suka maupun duka. Bentuknya juga sudah berubah tergantung kebutuhan.

Namun, prinsip dasarnya tetap dipertahankan, yakni bersama-sama menanggung dan mengerjakan hal-hal yang baik untuk mendukung lestarinya kehidupan bermasyarakat.

Warga Kelurahan Kumelembuai, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, bergotong royong atau mapalus untuk membuka jalan perkebunan yang akan tersambung dengan jalan utama yang beraspal. Jalan ini untuk memudahkan warga mengangkut hasil perkebunan.

Ratusan warga Kelurahan Kumelembuai, Kecamatan Tomohon Barat, Kota Tomohon, Sulawesi Utara, berbondong-bondong ke area perkebunan yang masih ditutupi semak belukar dan pepohonan besar, Jumat (12/7). Merekan hendak membuat jalur baru perkebunan yang akan tersambung dengan jalan utama.

Pria dewasa bertugas membersihkan semak belukar dan meratakan tanah menggunakan cangkul, sekop, dan sejumlah parang, di antaranya menggunakan mesin sensor untuk memotong dahan. Sementara sisa-sisa rumput yang ada dibereskan oleh anak laki-laki.

Sedangkan para perempuan dewasa menyiapkan makanan di tenda-tenda yang mereka dirikan sendiri. Makanan yang mereka siapkan akan dimakan bersama saat istirahat pada siang hari.

Pria dan perempuan dewasa, serta anak-anak mendapat tugas masing-masing agar mapalus dapat berjalan efektif dan efisien. Kegiatan ini selalu diikuti banyak warga karena hasilnya dinikmati bersama untuk meningkatkan kesejahteraan.

Tak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melihat sebuah jalan baru akhirnya terbentuk di area perkebunan itu. Jalan itu pun tersambung ke jalan utama yang sudah beraspal. Dengan dibuatnya jalan itu, kini masyarakat akan lebih mudah mengangkut hasil perkebunan.

Kegiatan masyarakat Kelurahan Kumelembuai ini disebut dengan mapalus atau kerja bakti atau gotong royong dalam bahasa umum. Kegiatan ini dipercaya merupakan khas orang Minahasa sejak zaman dulu.

Mapalus sebenarnya sudah dijadikan program Gereja Bukit Zaitun sejak 15 tahun lalu. Kegiatan ini dilakukan setiap tahun pada masa liburan.

Kegiatan gotong royong atau mapalus itu sebenarnya sudah dijadikan program Gereja Bukit Zaitun sejak 15 tahun lalu.

"Dengan bergotong royong tentu pekerjaan akan lebih mudah. Sejak dulu warga Minahasa itu punya semangat mapalus atau bergotong royong. Nah, kita coba menjaganya untuk kepentingan kita bersama," kata Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat Gereja Bukit Zaitun, Pendeta Anneke Pandoh Woy, Jumat (12/7).

Anneke mengatakan kegiatan mapalus dilakukan setiap tahun pada masa liburan. Semua warga jemaat gereja mengambil bagian dalam mapalus karena hasilnya bisa dinikmati bagi semua orang, sebab kegiatan ini semuanya berhubungan dengan peningkatan kehidupan semua warga.

"Selain Gereja GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa), ada juga jemaat lain dari Pantekosta dan Katolik yang ikut karena untuk kebaikan bersama," ucap Anneke.

Warga melakukan ibadah di tenda-tenda jelang istirahat makan siang saat mapalus.

Penatua Freddy Lengkong menambahkan, masyarakat tidak hanya melakukan kegiatan mapalus hanya saat ada program gereja. Melainkan mereka melakukannya sehari-hari untuk berkebun dalam kelompok-kelompok kecil.

"Jadi mapalus bukan hanya untuk kegiatan besar seperti buka jalan saja, tetapi untuk kerja sehari-hari seperti membuka perkebunan. Tetap ada saja kelompok mapalus yang dilakukan," kata Freddy Lengkong.

Kegiatan mapalus dilakukan seharian penuh sesuai dengan kesepakatan bersama untuk membuka jalan perkebunan.

Mapalus menjadi kegiatan yang bermakna saling membantu sejak dulu kala dalam masyarakat Minahasa. Mereka juga melakukan ini saat ada pesta perkawinan atau ketika ada warga yang mengalami musibah. Warga umumnya membantu dalam bentuk pembiayaan dan memasak.

Warga yang mendapat bantuan nantinya akan membalas dengan hal serupa kepada orang yang membantunya.