Mengapa pada DAS bagian hulu dapat terbentuk meander sungai dan danau tapal kuda (oxbow lake)

Sungai adalah salah satu ekosistem perairan yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik oleh aktivitas alam maupun aktivitas manusia diDaerah Aliran Sungai (DAS). Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah, mulai dari bentuk kecil dibagian hulu sampai dibagian hilir (Loebis, et al dalam repository, 2012).

Mengapa pada DAS bagian hulu dapat terbentuk meander sungai dan danau tapal kuda (oxbow lake)

Sistem sungai merupakan salah satu sistem kecil yang berada didalam sistem hidrologi. Sistem hidrologi merupakan siklus air yang kompleks mulai dari menguapnya air laut menuju atmosfer, kemudian menuju darat dan kembali lagi ke laut. Sistem sungai merupakan gabungan dari beberapa sub sistem sungai itu sendiri yang terdiri dari sumber sedimen, tributary, gabungan alur sungai, aliran sungai, tanggul alam, delta, estuari, endapan bar, channel, oxbow lake, dan kelokan sungai meander.

Sistem sungai berawal dari partikel- partikel pegunungan kapur yang terbawa oleh air hujan. Air yang jatuh pada suatu daerah di pegunungan tersebut, ada yang meresap masuk (infiltrasi) ke dalam tanah, hingga mencapai suatu lapisan tanah yang tidak tembus air (kedap air). Kemudian, menjadi air tanah dan sebagian lagi menjadi air di permukaan. Air tanah ini akan muncul kembali di bagian permukaan tanah yang lebih rendah sebagai mata air, misalnya di lembah-lembah atau kaki pegunungan dan terjadi proses terbawanya kapur di wilayah tersebut yang lebih dikenal dengan erosi. Menurut Soerya (2005) Erosi adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh tenaga pengangkut yang bergerak di muka muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut bisa berupa angin, air maupun gletser atau es yang mencair. Erosi bisa terjadi di darat maupun di Pantai.

Air dari mata air mengumpul dan mengalir ke tempat yang lebih rendah, namun karena di daerah pegunungan memiliki perbedaan topografi sehingga air yang mengalir mengikuti aliran daratannya yang berkelok-kelok. Menurut Chandra (2012), Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander. Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana pengikisan dan pengendapan terjadi secara berturut turut.

Selain itu, air juga mengalir pada daerah yang sempit yang dikenal sebagai anak sungai, dimana anak sungai yang disebut dengan tributary. Dan gabungan dari beberapa tributary disebut gabungan aliran sungai (tempuran) yang akan menuju ke sungai utama, Setelah itu aliran sungai akan berkumpul pada tanggul alam. Menurut Habeeb (2011), tanggul alam merupakan akumulasi sedimen berupa tanggul memanjang dan membatasi alur sungai. Tinggi maksimum suatu tanggul terdapat pada bagian tepi dalam tanggul yang berbatasan dengan alur sungai dengan lereng yang curam. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi muka air sungai pernah mencapai permukaan tanggul tersebut pada saat terjadi banjir besar. Sebaliknya menjauhi alur sungai ke arah dataran banjir lereng tanggul berangsur-angsur berkurang besarnya dari miring hingga landai.

Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan menahan air hasil limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk tanggul alam. Tanggul alam memiliki struktur berlapis karena terbentuk oleh endapan sedimen saat banjir meluap melampaui tanggul sungai.

Tanggul sungai yang berkelok-kelok tersebut akhirnya akan membentuk oxbow lake. Menurut Chandra (2012), Oxbow lake atau danau tapal kuda merupakan danau dihasilkan bila sungai yang berkelok-kelok atau sungai meander melintasi daratan mengambil jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal kuda. Oxbow lake terbentuk dari waktu ke waktu sebagai akibat dari erosi dan sedimentasi dari tanah disekitar sungai meander.

Kanal atau terusan merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan. Umumnya kanal merupakan bagian dari aliran sungai dengan pelebaran atau pendalaman pada bagian tertentu. Air yang berasal dari tanggul alam akan mengalir hingga menuju ke kanal. Selain menuju ke kanal, air juga mengalir ke estuari. Estuari merupakan pertemuan antara air laut dan air tawar, di daerah ini biasanya terdapat air payau,dan biasa disebut muara. Menurut (Aqilah, 2011) Wilayah estuaria merupakan pesisir semi tertutup (semi-enclosed coastal) dengan badan air mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka (open sea) dan kadar air laut terlarut dalam air tawar dari sungai.  Di wilayah ini terjadi percampuran antara masa air laut dengan air tawar dari daratan, sehingga air menjadi payau dengan salinitas berkisar antara 5 – 16,5 ‰. Wilayah ini meliputi muara sungai dan delta-delta besar, hutan mangrove dekat estuaria dan hamparan lumpur dan pasir yang luas. Wilayah ini juga dapat dikatakan sebagai wilayah yang sangat dinamis, karena selalu terjadi proses dan perubahan baik lingkungan fisik maupun biologis.

Di muara sungai, air sungai yang sering keruh dan berwarna coklat bertemu dengan air laut yang umumnya jernih. Di tempat ini terdapat gundukan tanah yang dinamakan delta. Delta ini terbentuk karena air sungai yang keruh coklat, membawa berbagai jenis kotoran dan tanah bertemu dengan ion-ion yang terdapat di air laut, mengalami sedimentasi.

Menurut Awaludin (2012) sedimentasi sendiri adalah suatu proses pengendapan material yang di transport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulu-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh  air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin. Proses tersebut terjadi terus menerus, seperti batuan hasil pelapukan secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser.

Pada saat air sungai bertemu dengan air laut, maka terjadilah perlucutan muatan koloid sungai oleh ion-ion dari air laut. Ion-ion yang berlawanan muatan ini tarik menarik, sehingga terjadi penetralan muatan. Karena pelindung atau selimut muatan koloid itu terlucuti, maka masing-masing kelompok partikel koloid itu menyatu dan menggumpal. Makin lama gumpalan itu membesar dan akhirnya akan mengendap menjadi gundukan tanah. Peristiwa ini merupakan koagulasi koloid oleh elektrolit (Nugroho,2009).

Pada daerah hilir terdapat endapan bar yang merupakan gabungan dari beberapa delta. Pada bagian hilir ini biasanya terjadi sedimentasi yang menyebabkan adanya endapan. Menurut ( Herman, 2011) sungai umunnya terbentuk di daerah-daerah dengan kemiringan lereng menengah- tinggi dan didalam saluran-saluran sungainya berkembang endapan bar longitudinal berukuran butir semakin halus kebagian bawahnya. Sekuen vertikal endapan sungai ini disusun oleh sebagian besar pasir dan kerikil, dengan sedikit atau absen lapisan lumpur.

Dengan demikian,dengan adanya beberapa sub bagian sungai yaitu sumber sedimen, tributary, gabungan alur sungai, aliran sungai, tanggul alam, delta, estuari, endapan bar, channel, oxbow lake, dan kelokan sungai meander dapat membentuk satu kesatuan sistem sungai yang saling berpadu.

Meander atau kelokan adalah badan sungai yang berbelok-belok secara teratur dengan arah belokan mencapai lebih dari setengah lingkaran.[1] Belokan tersebut adakalanya terpisah dengan sungai karena aliran kembali menerobos lurus ketika bertemu. Sisa belokan tersebut dinamakan danau sudetan atau danau tapal kuda (oxbow lake). Meander dibentuk oleh erosi yang terjadi di tepi sungai.[2]

Mengapa pada DAS bagian hulu dapat terbentuk meander sungai dan danau tapal kuda (oxbow lake)

Proses pembentukan meander hingga danau sudetan

Air tidak pernah mengalir dalam garis lurus bahkan dalam alur sungai yang tampaknya lurus.[3] Aliran air yang melewati batu atau penghalang lain menimbulkan area pergerakan air yang lebih lambat dan lebih cepat.[3] Area yang lebih lambat ditemukan di bagian sungai yang dalam dan penuh dengan sedimen.[3] Area ini disebut dengan pools. Sementara itu, area yang lebih cepat ditemukan di bagian sungai yang dangkal dan berada di sekitar batu.[3] Area ini disebut dengan riffles.[3] Lalu, sungai mengalir pada sisi-sisi sungai yang masih relatif lurus.[3] Setelah itu, aliran air yang lebih cepat akan bergerak berlawanan dari arah sungai dari waktu ke waktu sehingga akan membentuk meander.[3]

  1. ^ Idianto Mu'in. Pengetahuan Sosial: Geografi. Grasindo. hlm. 87. ISBN 9797326292. 
  2. ^ "Meander". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-10-27. Diakses tanggal 13 Juni 2014. 
  3. ^ a b c d e f g "River Features". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-29. Diakses tanggal 13 Juni 2014. 

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Meander&oldid=18614089"