apa arti amor ring acintya

Om swastiastu

apa arti amor ring acintya

TERNYATA ADMIN JUGA KELIRU DALAM PENULISAN AMOR ING ACINTYA... pro dan kontra itu biasa... Pendapat semeton bagaimana??? Banyak yang masih blm tepat dalam penulisan bahasa "Amor ing Acintya". Dalam pengucapan sudah pasti sama.. namun dalam penulisan sering di tulis "Amor Ring Acintya". Karena ini bahasa sansekerta dimana kata "Ing" mengandung arti "dengan". Sedangkan "ring" adalah bahasa Bali yg mengandung arti "di". Jadi penulisan yg benar adalah "dumogi Amor ing Acintya" yg artinya semoga menyatu dengan Tuhan (Tidak Terpikirkan). "Manunggaling kaula gusti" Acintya adalah tingkatan Tuhan yg paling tinggi di tinjau secara Vertikal, yg disebut Tri Purusa yaitu : Siwa, Sadhasiwa, Peramasiwa. Peramasiwa adalah Tuhan yg maha Kuasa, maha tahu, memiliki kesadaran yg tdk terbatas dan tidak terpikirkan (Acintya) beliau disebut SANG HYANG WIDHI WASA / TUHAN YANG MAHA ESA. Secara horisontal di sebut Tri Murti yaitu BRAHMA, WISNU, SIWA. Bahkan sekarang banyak masyarakat yang sering salah kaprah.. Kadang binatang mati di doakan "Amor ing Acintya". Kejadian ini sangat berlebihan. Seakan dianggap guyon atau bercanda. Padahal doa ini sangat keramat dan mengkhusus kpd org yg kita anggap layak utk menyatu dgn Tuhan atas karma baik dan sewaktu hidup sangat patut kita contoh. Amor ing Acintya mengandung makna moksa atau tdk dilahirkan kembali. Sekian dan terimakasih Semoga bermanfaat. 🙏 sumber I.B. Putu Puja (Direktur Poltekpar Bali). Doa untuk orang meninggal : Oṁ atma tattwatma naryatma Swadah Ang Ah Oṁ swargantu, moksantu, sùnyantu, murcantu. Oṁ ksāma sampurnāya namah swāha. Arti dari doa ini adalah Om Sang Hyang Widya Wasa yang Maha Kuasa. Semoga arwah/jiwa yang meninggal mendapat suga, menunggal bersamaMU, mencapai keheningan/ketenangan tanpa derita/siksa. Ya Sang Hyang Widya Wasa, ampunilah segala kesalahan dan doanya, semoga ia mengapa kesempurnaan atas kekuasaan serta pengetahuan dan pengampunanMu. Admin : halopejati.com

Postingan tidak ditandai sebagai disukai

Ungkapan ‘amor ring Acintya’, dalam masyarakat Bali sekarang, umumnya dirasa hanya sebatas slogan, yang sesungguhnya sangat sarat makna. Jika disertai dengan pemahaman yang baik, siapapun yang mendengar ungkapan tersebut jiwa dan pikirannya pasti tergetar.

DUMUGI AMOR RING ACINTYA artinya SEMOGA BERSATU DALAM KEDEWATAAN TERTINGGI (Acintya). Ungkapan ini diucapkan ketika ada seseorang meninggal dunia di Bali.

apa arti amor ring acintya
Upacara Ngaben

Dumugi berarti semoga. Amor berarti bersatu, menghilang, atau menuju kedalam  situasi ‘ketiadaan’ atau ‘tidak tampak’. Acintya berarti ‘tidak tersentuh oleh pikiran’. Dalam konteks filsafat disamakan dengan sūkṣma dan śūnya.

Sastra Jawa Kuna menyebutkan beberapa baris terkait dengan ungkapan di atas. Berikut kutipan dari naskah kidung dan kakawin Jawa Kuno:

1). ‘Amor ring dewata’ ada dalam Kidung Harsa-Wijaya: ‘saṅ wus amor iṅ dewata; saṅ wus amor iṅ dewa; saṅ wus amor i widi’;

2). ‘Amor ring Widhi’ ada dalam Kidung Sunda disebut ‘saṅ wus amor iṅ widi.’

3). ‘Amor ring Śiwātmaka’ ada dalam naskah Wangbang Wideha,‘agya ni ṅwaṅ amor iṅ Śiwātmaka’

Ungkapan tersebut ditujukan kepada para raja, atau orang suci, yang dimaksudkan ‘saṅ wus amor iṅ dewata’ (beliau yang telah kembali ke alam kedewataan’, adalah beliau-beliau yang suci, yang terhormat, ‘memenangkan kehidupan ini’ dan kembali ke alam kedewataan.

Jika ingin kembali ke alam kedewataan, tentunya kita harus punya kualitas kedewataan dulu. Kalau kualitas diri kita hanya KW2 atau KW3 tujuan itu akan semakin jauh. Slogan tinggal slogan.

‘Amor ring Acintya’ tidak lain cita-cita kemanusiaan terdalam ajaran Siwa, Buddha, dan Hindu pada umumnya, yang kita kenal sebagai pencapaian ‘Moksa’ atau ‘Nirvana’.

Di Bali kita mewarisi lontar-lontar berbahasa Jawa Kuno yang menjadi panduan dalam meningkatkan kualitas diri kita dari KW2 atau KW3 menuju jiwa yang ‘orisinil’. Lontar-lontar tersebut antara lain: Aji Kadyatmikan, Aji Kamoksan, Aji Putus, Dharma Sunya, Dharma Patanjala, Wṛhaspatitattwa, dstnya. ‘Amor ring Acintya’ di dalam lontar-lontar tersebut mempunyai padanannya yaitu: sūkṣma dan śūnya.


‘Amor ring Acintya’ adalah tujuan tertinggi semua naskah-naskah tersebut. Di salah satu naskah tersebut, yaitu Wṛhaspatitattwa, disebutkan dalil asal muasal kita harus kita pahami jika kita ingin kembali ke asal muasal kita, alam kedewataan. Logikanya: Jika mau sampai tujuan kita harus mengenal jalan. Jika kita mau ke asal muasal kita, bagaimana kita sampai ke asal jika tidak mengerti prinsip asalmuasal kehidupan? Bagaimana tidak mengenal jalan berharap sampai di tujuan? Langkah-langkah dalam lontar-lontar di Bali disebutkan: Pertama mengenal prinsip tattwa atau prinsip penciptaan dan asal muasal. Kedua mengenal jalan, selanjutnya menempuh jalan, dan dijalani dengan penuh ketulus-ikhlasan ketika menempuh jalan. Disebutkan, setelah tahapan-tahapan itu terjalankan dengan kesempurnaan baru kemungkinan sampai tujuan: AMOR RING ACINTYA.

‘Amor ring Acintya’ yang dipopulerkan di masyarakat Bali tentu sangatlah penting. Setidaknya, kita kembali berulang kali diingkatkan bahwa muasal kita dan tujuan kita adalah Sang Hyang Acintya, maha hening kedewataan tertinggi. Dengan mendengar istilah itu saat seseorang meninggal, kita disapa, diingatkan lagi, diajak kembali menimbang ‘kedewataan asal muasal kita’, dan ‘kedewataan yang akan menjadi tujuan kita’.

ACINTYA, sūkṣma dan śūnya, adalah dalil yang terbuka di dalam diri kita, dalam kehidupan kita, dalam kemanusiaan terdalam yang senantiasa menggugah untuk kita masuki dan renungi dengan keheningan mendalam. Celakanya, kita cenderung terlalu banyak berkata-kata untuk menjelaskan ‘yang tak tersentuh pikiran itu’ (Acintya).  Ajaran-ajaran suci di Bali dan Jawa Kuna mengajari kita: Apa yang hening tidak bisa kita sentuh dengan kebisingan. Bukan dalam obrolan yang panjang, tapi dalam hening yang panjang.


Page 2

apa arti amor ring acintya

apa arti amor ring acintya

apa arti amor ring acintya

apa arti amor ring acintya

apa arti amor ring acintya

apa arti amor ring acintya