Ancaman bagi yang tidak amar ma ruf Nahi Munkar

ALLAH SWT dan Rasul-Nya memerintahkan kepada kita untuk senantiasa menegakkan amar makruf dan nahi mungkar. Kita harus menasihati sesama saudara seiman kita yang memang tersesat di jalan yang salah. Dan kita harus mencegah saudara seiman kita yang akan melakukan hal yang bertentangan dengan syariat Islam.

Namun sayang, sudah banyak kita temukan, orang-orang yang tak lagi memperdulikan amar makruf dan nahi mungkar. Kebanyakan dari mereka lebih mementingkan dirinya sendiri daripada keselamatan orang lain. Hal inilah yang akan merusak tatanan kehidupan manusia, khususnya umat Muslim.

BACA JUGA: Jika Tidak Ada Amar Maruf Nahi Munkar

Lantas, adakah konsekuensi yang harus diterima umat ini jika mereka meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar? Ya, ada. Di antaranya:

Meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar bisa mendatangkan laknat Allah. Allah berfirman,

“Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu,” (QS. Al-Maidah: 78-79).

Ini berdasarkan hadis Aisyah RA. Ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Perintahkanlah yang makruf dan cegahlah yang mungkar sebelum kalian berdoa lalu tidak diperkenankan’,” (HR. Ahmad).

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya apabila manusia melihat kemungkaran dan tidak mengubahnya, dikhawatirkan Allah akan meratakan siksa-Nya kepada mereka,” (HR. Ahmad).

BACA JUGA: Ulama dan Politik

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah hati,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). []

Sumber: 40 Pesan Nabi Untuk Setiap Muslim/Karya: Fahrur Mu’is, M. Ag dan Muhammad Suhadi, Lc/Penerbit: Taqiya Publishing

Tags: Amar Makruf Nahi Mungkardakwah

BANDA ACEH - Amar makruf dan nahi munkar memiliki peranan penting dalam Islam. Kewajiban atas semua pribadi muslim ini bukan perkara remeh yang bisa diabaikan begitu saja. Sebab, eksistensi tegaknya syariat Islam di suatu negeri cukup bergantung pada berjalan atau tidaknya perintah tersebut sebagai inti agama Islam.

Jika umat Islam meninggalkan amar makruf nahi munkar ini, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah demikian, maka azab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat. Ini juga menjadi salah satu penyebab ditolaknya doa oleh Allah SWT.

Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr. H. Muharrir Asy'ari Lc M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah (Unmuha) Aceh, saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (8/3/2017) malam.

"Urusan agama dalam Islam ini bukan urusan pribadi‎ tapi kewajiban setiap pribadi muslim untuk menyeru kepada yang makruf dan mencegah yang munkar. Ketika amar makruf dan nahi munkar ini ditinggalkan, maka akibat yang ditimbulkannya kerusakan dimana-mana, menimbulkan kemurkaan Allah dan doa kita juga ditolak," ujar Ustaz Muharrir.

Disebutkannya, inti ajaran Islam adalah mengajak kepada seluruh kebaikan dan mencegah seluruh kemungkaran. Umat ini akan menjadi umat terbaik selama menjalankan praktik amar makruf dan nahi munkar.

Tentunya setelah iman kepada Allah seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Ali Imran ayat110 yang artinya, “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah"

Di samping itu, Allah telah menjelaskan ciri khas masyarakat muslim, yaitu melakukan amar makruf dan nahi munkar, ditambah dengan menegakkan shalat dan zakat.

Namun, ketika umat Islam meninggalkan amar makruf dan nahi munkar. Bahkan, para pelaku amar makruf nahi munkar dihinakan, sedangkan pelaku kemaksiatan dimulia-muliakan maka umat ini akan mendapatkan laknat Allah Swt.

Allah Swt dan Rasul-Nya telah menjelaskan dampak buruk dari meninggalkan amar makruf dan nahi munkar. Di antara kerusakan yang timbul akibat meninggalkan amar makruf nahi munkar adalah:

Para pelaku maksiat dan dosa akan semakin berani untuk terus melakukan perbuatan dosanya sehingga sedikit demi sedikit akan sirnalah cahaya kebenaran dari tengah-tengah umat manusia. Sebagai gantinya, maksiat akan merajalela, keburukan dan kekejian akan terus bertambah, dan pada akhirnya tidak mungkin lagi untuk dihilangkan.

Perbuatan munkar akan menjadi baik dan indah di mata khalayak ramai, kemudian mereka pun akan menjadi pengikut para pelaku maksiat. Salah satu sebab hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan karena, tersebar luasnya kemungkaran tanpa adanya seorang pun dari ahli agama yang mencegahnya.

Sehingga akan membentuk anggapan bahwa hal tersebut bukanlah sebuah kebatilan. Bahkan bisa jadi mereka melihatnya sebagai perbuatan yang baik untuk dikerjakan. Selanjutnya, sikap menghalalkan hal-hal yang diharamkan Allah dan mengharamkan hal-hal yang dihalalkan-Nya pun akan semakin merajalela, baik berupa kesyirikan, kemaksiatan, maupun kezaliman.

"Hari ini kita bisa melihat dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak diantara kita yang tidak mau peduli dan mengabaikan kemaksiatan yang dilakukan oleh saudara kita sesama umat Islam dengan dalih 'Yang penting saya kan tidak bermaksiat, orang lain biar saja, itukan urusan dia dengan Tuhan'. Hal seperti ini sangat berbahaya, karena kontrol sosial telah hilang, ketika yang satu bermaksiat dan tidak beramar makruf, maka saat azab Allah datang semua kita kena termasuk orang-orang yang beramal saleh," jelasnya.

Ustaz Muharrir menambahkan, akibat lain dari meninggalkan amar makruf dan nahi munkar juga tidak dikabulkannya doa manusia.

Dalam suatu Hadits, Rasulullah bersabda “Demi zat yang jiwaku di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan amar makruf nahi munkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian siksa, kemudian kalian berdoa kepada-Nya, akan tetapi Allah tidak mengabulkan doa kalian.” (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

Dengan konsep amar makruf nahi munkar ini, maka akan tercipta kewajiban bersama bahwa kita wajib saling mengingatkan dalam beragama, bahwa Islam itu bukan hanya di masjid tapi juga dalam semua aspek kehidupan.

"Hanya konsep sekuler ala Barat yang menganggap agama itu urusan pribadi. Kita umat Islam, tidak boleh seperti itu, agama itu bukan hanya milik pribadi, tapi urusan kita bersama. Seperti kita bertanya kenapa orang muslim tidak shalat. Jika dibilang urusan pribadi, itu konsep sekuler barat," ungkapnya.

Pada pengajian rutin KWPSI tersebut, Ustaz Muharrir Asy'ari juga menegaskan, dalam pelaksanaan syariat Islam di Aceh itu berjalan dengan tegak, maka semua komponen masyarakat harus sepakat, dan seiya sekata.

"Semua harus sepakat dan kompak, jika tidak akan menimbulkan fitnah di masyarakat. Dimulai dari diri sendiri (ibda' binafsih), keluarganya‎, dan kemudian masyarakat luas akan baik dengan aturan hukum dan regulasi syariat yang tegas berlaku untuk semua. Jika hukum syariat hanya untuk orang kecil, dan orang besar bebas, itu awal dari kerusakan umat," sebutnya.

Jumat, 22 Januari 2021  /  9:54 am

Sejumlah umat Islam melakukan amar makruf nahi mungkar. Foto: Repro Republika.co.id

KENDARI, TELISIK.ID - Amar makruf nahi mungkar merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Maka meninggalkan tugas mulia ini berarti mengundang azab Allah SWT.

Muballigh Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Yasin, S.Pd., M.Pd mengatakan, banyak orang menyerukan kebaikan, tapi hanya sedikit mencegah kemungkaran.

Bahkan, kata dia, ada yang berani meninggalkan nahi mungkar tersebut. Padahal, ini sangat berbahaya. Sebab, meninggalkan amar makruf nahi mungkar berarti mengundang azab Allah.

Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW, bahwa, sungguh manusia itu, jika melihat kemungkaran, kemudian mereka tidak mengubah kemungkaran itu (menjadi kemakrufan), dikhawatirkan Allah akan meratakan azab-Nya kepada mereka semuanya (HR Ibn Majah).

Baca juga: Kaum Muslim Wajib Menegakkan Amar Makruf Nahi Mungkar

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, kemungkaran yang dibiarkan akan menjadi virus, menyebar luas, dan merusak masyarakat. Ini yang harus diwaspadai, Allah akan turunkan azab-Nya kepada masyarakat tersebut, baik yang shalih maupun tidak; pelaku kebajikan maupun pelaku kemungkaran; yang adil maupun yang zalim.

Perhatikan firman Allah SWT dalam surah al-Anfal ayat 25 yang artinya, Peliharalah diri kalian dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zalim saja di antara kalian. Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksa-Nya.

Apalagi, tambah dia, meninggalkan amar makruf nahi mungkar bisa menjadi penyebab doa tidak dikabulkan. Rasulullah SAW bersabda, Demi Zat Yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalian benar-benar melakukan amar makruf nahi mungkar atau (jika tidak) niscaya Allah akan mengirimkan hukuman/siksaan kepada kalian (karena keengganan kalian tersebut). Lalu kalian berdoa kepada Allah, namun Dia tidak mengabulkan doa kalian (HR at-Tirmidzi).

Olehnya itu, ia mengajak untuk melakukan amar makruf nahi mungkar, meski tantangan dan hambatan menghadang. Perlu sikap sabar dan istiqamah. Sebagaimana firman Allah SWT surah Luqman ayat 17 yang artinya, lakukanlah amar makruf nahi mungkar dan bersabarlah atas segala sesuatu yang menimpa kalian. Sungguh yang demikian termasuk hal-hal yang telah Allah wajibkan. (B)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA