Negara mesir terdapat terusan sues dan lembah sungai nil. jelaskan kedua tempat tersebut.

Lihat Foto

Britannica

Terusan Suez

KOMPAS.com - Terusan Suez adalah sebuah kanal atau saluran kapal yang terletak di Mesir. Terusan Suez menghubungkan pelabuhan Said di Laut Tengah dan pelabuhan Tewik di Laut Merah.

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), Terusan Suez merupakan sebuah kanal dengan jalur terbuka yang lurus tanpa kunci sepanjang 193 kilometer.

Tujuan pembangunan

Pembangunan Terusan Suez bertujuan untuk mempersingkat jarak tempuh pelayaran kapal-kapal dari Eropa yang akan menuju ke Asia ataupun sebaliknya.

Dengan adanya Terusan Suez, kapal-kapal Eropa tidak perlu mengelilingi pesisir barat Afrika untuk bisa berlayar ke Asia.

Baca juga: Sejarah Krisis di Mesir (2011)

Gagasan pembangunan Terusan Suez telah muncul pada abad ke-15 Masehi ketika bangsa Eropa mengharapkan pembentukan sebuah jalur pelayaran yang memunginkan kapal-kapal dagang berlayar dari Laut Tengah ke Samudra Hindia melalui Laut Merah.

Gagasan pembangunan Terusan Suez muncul karena kapal-kapal dagang dari Eropa pada masa itu harus mengitari pesisir benua Afrika untuk mencapai kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur.

Pembangunan Terusan Suez mulai diwacanakan pada akhir abad ke-18 Masehi oleh Napoleon Bonaparte.

Setelah berhasil menguasai Mesir, Napoleon Bonaparte membentuk tim peneliti untuk melakukan kajian terhadap sisa-sisa kanal bekas peradaban Mesir Kuno.

Pada tahun 1854, Ferdinand de Lesseps dari Perancis membuat kesepakatan dengan gubernur Mesir bernama Ismail Pasha untuk membangun sebuah kanal untuk menembus akses dari Laut Tengah menuju Laut Merah.

Baca juga: Gerakan Nasionalisme Mesir

Setelah mencapai kesepakatan, Ferdinand de Lesseps menunjuk tim insinyur internasional untuk membuat rencana pembangunan.

Realisasi pembangunan Terusan Suez dimulai pada bulan April 1959. Pada awalnya, pembangunan Terusan Suez menggunakan tenaga kerja paksa yang diambil dari Afrika.

Jakarta -

Terusan Suez adalah jalur transportasi laut yang menghubungkan laut Mediterania dengan laut Merah. Terusan Suez ini menjadi jalur perdagangan yang padat dan dilewati beribu ribu kapal kargo setiap tahunnya.

Dulu, kapal kargo akan melakukan perjalanan memutar melewati Benua-Afrika untuk mengirimkan logistik dari benua Asia-Eropa atau sebaliknya. Terusan Suez jadi jalur laut paling sibuk di dunia.

Seperti apa hal-hal menarik yang perlu kamu ketahui dari Terusan Suez, simak di sini ya:

Terusan Suez terletak di negara Mesir. Terusan ini membentang hingga 193 kilometer dari Laut Tengah (Mediterania) sampai ke Laut Merah dan menuju ke Samudera Hindia.

Ada tiga daerah yang dilewati oleh Terusan Suez yaitu Suez, Ismailiyyah dan Port Said. Jalur ini memungkinkan lebih banyak pengiriman langsung antara Eropa dan Asia serta memangkas waktu pelayaran berhari-hari.

Tidak perlu mengelilingi Benua Afrika untuk sampai di Eropa. Hanya membutuhkan waktu sekitar 13-15 jam untuk melewati Terusan Suez.

2. Pembangunan Terusan Suez

Di tahun 1856, Suez Canal Company melakukan pembangunan Terusan Suez dan proyek ini rampung 10 tahun kemudian yaitu pada tahun 1896. Terusan Suez ini memisahkan Benua Asia dan Afrika serta dapat memangkas jarak hingga 7.000 kilometer dibandingkan dengan perjalanan yang dilakukan melalui Atlantik Selatan dan Laut India Selatan.

3. Pernah Ditutup

Dikutip dalam New York Times (25/03/2021) Mesir pernah menutup kanal selama hampir satu dekade setelah perang Arab-Israel di tahun 1967. Saat itu jalur air tersebut pada dasarnya merupakan garis depan antara pasukan militer Israel dan Mesir.

4. Sosok Pembuat Terusan Suez

Terusan Suez dibangun oleh Ferdinand de Lesseps. Tidak hanya membuat Terusan Suez, ia juga sempat mencoba membuat Terusan Panama. Pembangunan Terusan Panama dimulai pada 1881 akan tetapi pembangunan Terusan Panama dirasa lebih sulit dari Terusan Suez.

Delapan tahun berlalu namun pembangunan Terusan Panama tidak berjalan mulus. Pembangunan pun akhirnya terhenti dan diambil pihak lain.

5. Sempat Digunakan untuk Perdagangan

Pada tahun 1859-1869 ada kerjasama antara Khedive Mesir Said Pasha dengan Suez Canal Company Perancis untuk membangun Terusan Suez yang kini menghubungkan laut Mediterania dengan laut Merah.

Akan tetapi dulunya Terusan Suez ini digunakan sebagai tempat perdagangan antara Delta Sungai Nil dan laut merah.

Simak Video "Sebelum Ekspor ke Mesir Pastikan Suplai Stabil"



(lus/erd)

Jakarta -

Kondisi iklim di suatu wilayah dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi. Bagaimana dengan iklim negara Mesir?

Mesir adalah negara yang berbentuk republik dengan nama resminya Republik Arab Mesir atau Arab Republic of Egypt (Arab: Jumhuriyat Misr al-Arabiyah). Negara ini dipimpin oleh kepala negara yakni presiden dan kepala pemerintahan, yakni perdana menteri. Ibukota Mesir adalah Kairo, lokasinya di delta Sungai Nil.

Mesir terletak di Afrika utara. Negara ini berbatasan dengan Laut Mediterania antara Libya dan Jalur Gaza, dengan jalur pantai membentang sekitar 3.500 kilometer, menghadap ke Laut Mediterania di utara dan Laut Merah di timur. Sebagian kecil wilayahnya terletak di Benua Asia.

Secara astronomis, Mesir terletak di antara 22° LU-32° BT dan 25° BT-36° BT. Menurut data Kementerian Luar Negeri, luas wilayahnya 1.002.450 km². Secara gasis besar, wilayah Mesir terbagi menjadi lima kawasan, di antaranya kawasan Semenanjung Sinai, gurun barat, gurun timur, lembah Sungai Nil, dan delta Sungai Nil.

Dikutip dari buku IPS Terpadu Jilid 3B oleh Sri Pujiastuti dkk, Semenanjung Sinai merupakan dataran tinggi yang memanjang dari timur Terusan Suez hingga perbatasan Arab, Yordania, dan Israel. Di tempat ini terdapat Gunung Karherina, yakni gunung tertinggi di Mesir dengan ketinggian 2.637 meter.

Gurun barat atau gurun Libya terletak di sebelah timur Libya. Luasnya sekitar 674.000 km². Wilayah ini mencakup hampir 3/4 luas negara Mesir. Sedangkan, gurun timur membujur dari lembah Sungai Nil hingga Laut Tengah.

Lembah Sungai Nil menjadi pusat pemukiman penduduk. Kawasan ini memanjang dari perbatasan Sudan hingga Laut Tengah. Terdapat Bendungan Aswan di wilayah ini. Sedangkan delta Sungai Nil sendiri merupakan daerah pertanian penduduk Mesir.

Iklim yang terdapat di negara Mesir adalah subtropis dan gurun atau beberapa menyebutnya semi-gurun. Iklim tersebut membuat Mesir memiliki dua musim, yakni musim panas dan dingin. Musim panas akan terjadi di bulan Mei hingga September. Sedangkan musim dingin terjadi pada bulan November hingga Maret.

Dilansir dari Climate Change Adaption, kondisi iklim ini ditandai dengan musim panas yang kering dan panas, musim dingin yang sedang, dan curah hujan yang sangat sedikit. Sumber pasokan air utama di Mesir berasal dari Sungai Nil. Setidaknya, sungai ini memasok lebih dari 95% kebutuhan air negara.

Masyarakat Mesir menjalankan perekonomian di sektor pertanian, tambang, dan industri. Hasil pertanian utama berupa gandum, kapas, kurma, dan minyak zaitun. Sedangkan pada sektor tambang, Mesir menyimpan minyak bumi yang terdapat di Semenanjung Sinai, wilayah pesisir Laut Merah, dan El' Alamein di Laut Tengah. Selain minyak bumi, hasil tambang yang dihasilkan meliputi fosfat, besi, dan mangan.

Masyarakat Mesir umumnya menjalankan industri tekstil, besi baja, semen, dan pupuk. Pusat perindustrian berada di Kairo dan Alexandria.

Simak Video "Sebelum Ekspor ke Mesir Pastikan Suplai Stabil"



(kri/lus)

Sungai Nil[b] adalah sungai besar yang mengalir ke utara di timur laut Afrika. Sungai ini mengalir ke Laut Mediterania. Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di Afrika, dan sempat dianggap sebagai sungai terpanjang di dunia,[kontradiktif][3][4] hingga penelitian terbaru menunjukkan bahwa Sungai Amazon sedikit lebih panjang.[5][6] Sungai Nil adalah salah satu sungai terkecil diantara sungai-sungai dunia berdasarkan debit air yang mengalir setiap tahun.[7] Sekitar 6.650 km (4.130 mi)[a], cekungan drainasenya mencakup sebelas negara: Tanzania, Uganda, Rwanda, Burundi, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Ethiopia, Eritrea, Sudan Selatan, Republik Sudan, dan Mesir.[9] Secara khusus, Sungai Nil adalah sumber air utama di Mesir, Sudan, dan Sudan Selatan.[10] Selain itu, Sungai Nil adalah sungai ekonomi penting yang mendukung pertanian dan perikanan.

Nil

Sungai Nil di Uganda

LokasiNegaraMesir, Sudan, Sudan Selatan, Ethiopia, Uganda, Kongo, Kenya, Tanzania, Rwanda, BurundiKota utamaJinja, Juba, Khartoum, KairoCiri-ciri fisikHulu sungaiNil Putih - koordinat02°16′56″S 29°19′53″E / 2.28222°S 29.33139°E / -2.28222; 29.33139 - elevasi2.400 m (7.900 ft) Hulu ke-2Nil Biru - lokasiDanau Tana, Ethiopia - koordinat12°02′09″N 037°15′53″E / 12.03583°N 37.26472°E / 12.03583; 37.26472 Muara sungaiLaut Mediterania - lokasiDelta Nil, Mesir - koordinat30°10′N 31°09′E / 30.167°N 31.150°E / 30.167; 31.150Koordinat: 30°10′N 31°09′E / 30.167°N 31.150°E / 30.167; 31.150 - elevasiPermukaan lautPanjang6.650 km (4.130 mi)[a]Lebar  - maksimum28 km (17 mi)Kedalaman  - rata-rata8–11 m (26–36 ft)Debit air  - lokasiAswan - minimum530 m3/s (19.000 cu ft/s) - rata-rata2.633 m3/s (93.000 cu ft/s) - maksimum7.620 m3/s (269.000 cu ft/s) Debit air  - lokasiKairo - minimum500 m3/s (18.000 cu ft/s) - rata-rata2.000 m3/s (71.000 cu ft/s) - maksimum7.000 m3/s (250.000 cu ft/s) Debit air  - lokasimuara - rata-rata1.584 m3/s (55.900 cu ft/s) Daerah Aliran SungaiUkuran cekungan3.400.000 km2 (1.300.000 sq mi)

Sungai Nil memiliki dua anak sungai utama: Sungai Nil Putih, yang bermula di Jinja, Danau Victoria,[11] dan Nil Biru. Nil Putih secara tradisional dianggap sebagai aliran hulu. Namun, Nil Biru adalah sumber sebagian besar air di hilir Nil, yang mengandung 80% air dan lanau. Sungai Nil Putih lebih panjang dan naik di wilayah Great Lakes. Sungai ini berasal dari Danau Victoria, Uganda, dan Sudan Selatan. Aliran Nil Biru bermula di Danau Tana di Ethiopia[12] dan mengalir ke Sudan dari tenggara. Kedua sungai tersebut bertemu di ibu kota Sudan, Khartoum.[13]

Bagian utara sungai Nil yang mengalir ke utara hampir seluruhnya melintasi gurun Sudan hingga alirannya mencapai Mesir. Kairo terletak di salah satu delta besarnya yang kemudian mengalir ke Laut Mediterania di Aleksandria. Peradaban Mesir dan kerajaan Sudan telah bergantung pada sungai Nil dan banjir tahunannya sejak zaman kuno. Sebagian besar penduduk dan kota-kota Mesir terletak di sepanjang bagian lembah Nil di utara bendungan Aswan. Hampir semua situs budaya dan sejarah Mesir Kuno berkembang dan ditemukan di sepanjang tepian sungai Nil.

Sungai Nil terbentuk sebagai hasil dari pergerakan kerak benua. Kerak tersebut adalah Lembah Rift yang bermula dari timur Afrika dan berhujung di utara di daerah patahan Palestina dan Levant. Pergerakan kerak ini juga menghasilkan Laut Merah.[14] Lembah-lembah awal aliran proto-Nil yang bermuara di Laut Tethys berusia jutaan tahun. Namun, alirannya baru meluas ke luar Mesir setelah dataran tinggi Etiopia menjauhi Laut Merah sekitar 800.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, tanah tempat aliran sungai Nil modern baru terbentuk sekitar 12.500 tahun yang lalu.[15][16]

Nama sungai Nil berasal dari bahasa Yunani dan Latin Νείλος Nilus. Asal kata Nilus tersebut masih diperdebatkan.[17] Terdapat pula kemungkinan etimologi lain seperti dari kata bahasa Semit Nahal yang berarti "sungai".[18]

 

Peta Sungai Nil

Mata air Nil bersumber di wilayah danau di Rwanda dan Burundi modern. Sumber-sumber ini mengalir ke D. Victoria, dan dari sini sebuah sungai mengalir ke D. Albert (D. Mobutu Sese Seko); lebih ke utara aliran ini dikenal sebagai Sungai Nil Putih. Di Khartoum, S. Nil Putih bersatu dengan Sungai Nil Biru yang seperti air terjun mengalir ke bawah dari pegunungan di Etiopia bagian utara. Di sebelah utara Khartoum, sungai itu membentuk induk Sungai Nil, dan menerima air dari satu-satunya sungai besar lain, S. Atbara, yang bersatu dengan S. Nil kira-kira 300 km di sebelah timur laut Khartoum. Sungai Nil kemudian mengalir berkelok-kelok melalui dataran tinggi Sudan bagian utara yang tandus, melewati enam hamparan batu granit keras yang membentuk enam riam antara Khartoum dan Aswan yang merupakan perbatasan antara wilayah Nubia dan Mesir kuno. Akhirnya, setelah kehilangan banyak airnya karena penguapan oleh sinar matahari yang panas terik dan karena kebutuhan untuk irigasi Mesir, kira-kira 2.700 km di sebelah utara Khartoum, Sungai Nil bermuara di Laut Tengah.

Lembah Nil agak sempit hampir di sepanjang aliran Sungai Nil. Di Nubia sungai itu sebagian besar mengalir melalui ngarai yang kedua sisinya berbatasan dengan gurun. Di sebelah utara Aswan, di daerah yang dahulu adalah Mesir Hulu, Lembah Nil melebar, tetapi tebing terjal di kedua sisinya tidak pernah berjarak lebih dari kira-kira 20 km. Namun, persis di wilayah sebelah utara Kairo modern, sungai itu terbagi menjadi dua cabang utama, yang sekarang disebut S. Rosetta dan S. Damietta, menurut nama kota-kota pelabuhan yang terletak di muara kedua cabang sungai ini di pesisir L. Tengah. Percabangan S. Nil ini membentuk Delta Nil yang berawa-rawa. Pada zaman dahulu, S. Nil mempunyai cabang-cabang lain; para sejarawan dan ahli geografi Yunani klasik menyebutkan adanya lima sampai tujuh cabang. Belakangan, cabang-cabang sungai ini dan beberapa saluran airnya tertutup endapan lumpur sehingga mengecil atau lenyap.

Binatang-binatang yang mendiami sungai Nil di antaranya adalah babon, buaya, dan kuda nil. Babon adalah binatang yang cerdas dan orang Mesir Kuno menghormatinya. Mereka menggambarkan Thoth - dewa kebijaksanaan, dewa tulisan, dan pemersatu para dewa – dengan kepala babon. Pemujaan babon terlihat pada lukisan gua di gurun Sahara dan di Botswana yang menggambarkan babon tanpa kepala. Usia lukisan di Sahara berusia sekitar dua milenia sebelum daerah itu menjadi gersang 4.500 tahun yang lalu.[19]

Kuda nil sekarang hanya terdapat di daerah tertentu. Dahulu, mereka tersebar di sepanjang aliran sungai. Meskipun herbivora, mereka bisa ganas terhadap hewan dan manusia jika di bawah tekanan. Firaun pertama, Menes, terbunuh oleh kuda nil.[20] Berat buaya nil bisa mencapai satu ton.[21] Mereka bersimbiosis mutualisme dengan burung siksak yang membersihkan sisa-sisa makanan di mulut buaya.[22]

Papirus dan rumput gajah tumbuh di sepanjang aliran sungai. Papirus adalah bahan kertas untuk tulisan Mesir kuno.[23]

Manfaat Banjir Tahunan. Sifat unik sungai besar ini adalah setiap tahun ia meluap dan mengakibatkan banjir di sepanjang bantarannya yang dipadati desa-desa pertanian. Luapan ini terjadi akibat hujan musiman yang lebat (serta mencairnya salju dari gunung-gunung) di Etiopia sehingga S. Nil Biru berubah menjadi aliran deras menuju persambungannya dengan S. Nil Putih, sambil membawa endapan lumpur yang subur dari dataran-dataran tinggi Etiopia. Sungai Atbara juga turut menyebabkan meluapnya S. Nil. Sebelum ada Bendungan Tinggi Aswan, keadaan ini menyebabkan permukaan sungai di Mesir mulai naik sejak bulan Juni, mencapai puncaknya pada bulan September, dan setelah itu surut sedikit demi sedikit. Pada waktu surut, airnya meninggalkan endapan tanah yang sangat subur berbentuk lapisan lumpur yang tipis. Sebagai negeri yang hampir tidak pernah mengalami hujan, pertanian orang Mesir bergantung sepenuhnya pada banjir tahunan di dataran-dataran rendah. Jika luapan air rendah, pengaruhnya sama dengan musim kemarau yang mengakibatkan bala kelaparan; sedangkan luapan yang terlalu tinggi mengakibatkan kerusakan pada sarana irigasi (maupun rumah). Perhatian orang Mesir akan jumlah luapan air yang tepat terbukti dari ditemukannya Nilometer (alat pengukur ketinggian permukaan sungai) di situs-situs kuno. Tanpa banjir ini padang gurun yang tidak jauh dari sana akan meluas sampai di kedua sisi sungai. Namun, pasang surutnya S. Nil, dengan sedikit pengecualian, sedemikian teraturnya sehingga sepanjang sejarahnya, Mesir termasyhur karena panenan yang limpah dan kekayaan agrarisnya.

Agar sebagian dari air banjir itu tersimpan untuk irigasi di kemudian hari selama musim tumbuh, orang Mesir membangun tanggul-tanggul tanah guna menampung air berlumpur dalam waduk-waduk besar.

Sungai Nil juga merupakan jalan raya utama untuk seluruh negeri. Perahu-perahu yang menuju ke utara berlayar mengikuti arus sungai, sedangkan yang menuju ke selatan (melawan arus) didorong oleh angin yang biasanya bertiup ke daratan dari L. Tengah di sebelah utara. Kapal-kapal dagang dari Fenisia dan Kreta dapat berlayar melawan arus sampai ke Tebes dan lebih jauh lagi.

Catatan

  1. ^ a b Panjang Sungai Nil biasanya dinyatakan sekitar 6.650 km (4.130 mi),[3] tetapi panjang sebenarnya yang dilaporkan berada antara 5.499 km (3.417 mi) dan 7.088 km (4.404 mi).[4] Pengukuran panjang sungai seringkali hanya perkiraan dan mungkin berbeda satu sama lain karena ada banyak faktor yang menentukan panjang sungai yang dihitung, seperti posisi sumber geografis dan muara, skala pengukuran, dan teknik yang digunakan untuk mengukur panjang (lihat juga Daftar sungai berdasarkan panjang).[4][8]
  2. ^ bahasa Arab: النيل, translit. an-Nīl‎, pengucapan bahasa Arab: [an'niːl], Bohairik bahasa Koptik: ⲫⲓⲁⲣⲟ Templat:IPA-cop,[1] Templat:Lang-lg Templat:IPA-lg, Nobiin: Áman Dawū[2]

Referensi

  1. ^ "ⲓⲁⲣⲟ - Wiktionary". en.wiktionary.org. Diakses tanggal 2020-06-13. 
  2. ^ Reinisch, Leo (1879). Die Nuba-Sprache. Grammatik und Texte. Nubisch-Deutsches und Deutsch-Nubisches Wörterbuch Erster Theil. Zweiter Theil. hlm. 220. 
  3. ^ a b "Nile River". Encyclopædia Britannica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2015.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  4. ^ a b c Liu, Shaochuang; Lu, P; Liu, D; Jin, P; Wang, W (1 March 2009). "Pinpointing the sources and measuring the lengths of the principal rivers of the world". Int. J. Digital Earth. 2 (1): 80–87. Bibcode:2009IJDE....2...80L. doi:10.1080/17538940902746082.  Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  5. ^ Amazon Longer Than Nile River, Scientists Say Diarsipkan 15 August 2012 di Wayback Machine.
  6. ^ "How Long Is the Amazon River?". Encyclopedia Britannica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 December 2018. Diakses tanggal 24 December 2018.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  7. ^ Said, R (6 December 2012). The Geological Evolution of the River Nile. New York: Springer (dipublikasikan tanggal 2012). hlm. 4. ISBN 9781461258414. Diakses tanggal May 23, 2021 – via Google. 
  8. ^ "Where Does the Amazon River Begin?". National Geographic News. 15 February 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 March 2019. Diakses tanggal 25 December 2018.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  9. ^ Oloo, Adams (2007). "The Quest for Cooperation in the Nile Water Conflicts: A Case for Eritrea" (PDF). African Sociological Review. 11 (1). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 September 2011. Diakses tanggal 25 July 2011.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  10. ^ Elsanabary, Mohamed Helmy Mahmoud Moustafa (2012). Teleconnection, Modeling, Climate Anomalies Impact and Forecasting of Rainfall and Streamflow of the Upper Blue Nile River Basin (PhD thesis). Canada: University of Alberta. doi:10.7939/R3377641M. 
  11. ^ Conway, Declan. "The climate and hydrology of the Upper Blue Nile River." Geographical Journal 166.1 (2000): 49-62.
  12. ^ The river's outflow from that lake occurs at 12°02′09″N 37°15′53″E / 12.03583°N 37.26472°E / 12.03583; 37.26472
  13. ^ "What's the Blue Nile and the White Nile?". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 March 2017. Diakses tanggal 31 July 2017.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
  14. ^ Twigger 2014, hlm. 26The Red Nile and the Red Sea are two children of Rift Valley, the tectonic twins.  The Rift Valley starts in east Africa and shatters its way north to that other fracture zone – Palestine and the Levant.
  15. ^ Twigger 2014, hlm. 22The Nile’s earliest valleys are millions of years old. Yet, in its current path, the Nile is shockingly new (in geological terms): only 12,500 years old.
  16. ^ Twigger 2014, hlm. 30A proto-Nile that run into the Tethys Sea – what is now the Mediterranean – existed several million years ago. But it was not until the Ethiopian highlands tilted away from the Red Sea that the Nile could extend backwards out of Egypt. This was around 800,000 years ago.
  17. ^ "Nile". 1911 Encyclopædia Britannica. Volume 19. 
  18. ^ Harper, Douglas. "Nile". Online Etymology Dictionary (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 31 Desember 2020. 
  19. ^ Twigger 2014, hlm. 38Baboons are brainy, they mourn their dead, and they are Nl=ile cratures oar exellence along with the hippo and the croc. The ancient Egyptians recognised the baboon in the figure of Thoth – god of wisdom, of writings, of bringing the gods together. He is depicted with a baboon’s head. I had seen in a rock cave deep in the Egyptian Sahara other evidence of baboon worship. There, painted perhaps two millenia before the desert dried out some 4,500 years ago, were babooon bodies without heads. It was like the mirror image of Thoth. And we know that the people who formed the nucleus of settlers who originated from what we know as ancient Egypt came from this same drying-out Sahara around 5,000 years ago. Even more mysteryously I’d discovered that the same headless baboon painting could be found in caves in Botswana.
  20. ^ Twigger 2014, hlm. 40They were once so widespread as to be worshipped by the ancient Egyptians, along with the baboon-headed Thoth, and feared – Menes, the first ruler of the First Dynasty, the first Pharaoh in effect, was snatched and killed by hippopotamus. (…) Though hippos are vegetarian, mainly eating bankside grass, under stress they can become carnivorous despite being incapable of digesting meat properly.
  21. ^ Twigger 2014, hlm. 48A Nile crocodile can weigh up to a ton (…)
  22. ^ Twigger 2014, hlm. 49It enters the mouth of the giant beast and devours the leeches there. (…) Modern ornithologists are rather sniffy about the crocodile bird, or siksak as it is known along the Nile, (…).
  23. ^ Twigger 2014, hlm. 18Papyrus is the Nile par exellence – it provided the first boat and the first paper. On the walls of tombs papyrus boats are depicted, similar to those still used in Nile. The virtues of papyrus are recorded also on ancient pieces of papyrus mummified by the desert air at Oxyrhynchus and Fayoum. (…) Elephant grass, with its stems like bamboo, looks much stiffer and less graceful than papyrus. It has a brown feathery crown and pointed upright leaves.

Sumber

  Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Nile". Encyclopædia Britannica. 19 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 693. 

Twigger, Robert (2014). Red Nile : A Biography of the World's Greatest River (edisi ke-satu AS). New York: St. Martin's Press. ISBN 978-1-250-05233-9. OCLC 883962326.  Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)

  • Bendungan Aswan
  • Delta Nil
  • Gurun Sahara
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Nile.
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Nile.
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Sungai Nil.
  • A Struggle Over the Nile – slideshow by The New York Times
  • Thesis Analyzing Nile River Negotiations
  •   OpenStreetMap memiliki data geografis tentang Sungai Nil
  • Old maps of the Nile, from the Eran Laor Cartographic Collection, The National Library of Israel

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sungai_Nil&oldid=20571688"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA