Ali bin abi thalib diberi gelar “karramallahu wajhah” yang artinya

Soal: 

Apakah dibenar mengkhususkan sebutan karramallahu wajhah kepada Ali bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu? Apakah pengkhususan ini sama seperti sebutan Ash Shiddiq untuk Abu Bakar Radhiallahu’anhu dan Al Faruq untuk Umar Radhiallahu’anhu, juga sebutan ‘Al Imam’ untuk Imam Ahmad, juga sebutan ‘Syaikhul Islam’ untuk Ibnu Taimiyah?

Jawab:

Para sahabat, seorang pun dari mereka tidak dikhususkan dengan sebutan tertentu. Para sahabat itu semuanya karramallahu wajhah (semoga Allah memuliakan wajahnya) dan semuanya radhiallahu’anhu (semoga Allah meridhainya). Pengkhususan yang demikian adalah kebiasaan orang Syi’ah. Mereka mengatakan: “Ali karramallahu wajhah” atau “Ali ‘alaihis salam“.

Adapun sebutan Al Faruq bagi Umar bin Khathab adalah laqb (julukan) dan kun-yah beliau adalah Abu Hafsh. Adpun Ali bin Abi Thalib laqb-nya adalah Abu Turab dan kun-yah beliau adalah Abul Hasan. Sebutan Syaikhul Islam bagi Ibnu Taimiyah merupakan sifat bagi beliau, dan ini tidak bertentangan dengan keadaan beliau dan tidak masalah.

Adapun pengkhususan yang dilakukan orang Syi’ah dengan menyebut Ali karramallahu wajhah atau Ali ‘alaihis salam ini semua tidak ada asalnya.

Sumber: //shrajhi.com//Fatawa/ID/1439

Penerjemah: Yulian Purnama

Artikel Muslim.Or.Id

🔍 Panduan Haji, Definisi Murtad, Doa Iftitah Yang Pendek, Hukum Memelihara Anjing Bagi Umat Islam, Hadits Mewarnai Rambut

Topics: Fatwa Ulama, syiah

Kenapa Penyebutan Nama Ali bin Abu Thalib Diakhiri dengan Karamallahu Wajhah?

Mohammad Afif Sholeh3 Februari 2019 15605

Setiap sahabat Nabi mempunyai keistimewaan tersendiri tak terkecuali Ali bin Abu Thalib, ia termasuk golongan awal yang masuk Islam. Di samping menjadi sepupu Nabi, ia juga sebagai menantu beliau karena menikah dengan putri Nabi yang bernama Siti Fatimah RA.

Setiap penyebutan Sahabat biasanya diakhiri dengan doa “Radhiyallahu Anhu” tapi ketika penyebutan khusus untuk Ali bin Abu Thalib ada yang menggunakan “Karramaallahu Wajhah”. Sebetulnya ada hikmah atau keistimewaan apa dalam dirinya?

Dalam Fataw Dar Al-Ifta’Al-Misriyyah disebutkan bahwa setiap penyebutan nama Ali bin Abu Thalib dikhususkan menggunakan “Karramaallahu Wajhah” alasannya adalah karena ia tak pernah menyembah berhala sama sekali dalam hidupnya.

Menurut Imam Ibnu Hajar dalam Fatawa al-Hadisiyyah menjelaskan bahwa setia penyebutan Ali bin Abu Thalib diakhiri dengan “Karramaallahu Wajhah”, karena semenjak ia baligh tak pernah sujud kepada berhala dan maksud dari doa itu adalah semoga Allah menjaga dirinya dari ibadah kepada selain Allah.

Ini membuktikan bahwa beliau sebagai salah satu sahabat yang mendapatkan keistimewaan di dunia dan akhirat.

Topik:

Ali bin Abu Thalib Karamallahu wajhah

islami.co dihidupi oleh jaringan penulis, videomaker dan tim editor yang butuh dukungan untuk bisa memproduksi konten secara rutin. Jika kamu bersedia menyisihkan sedikit rezeki untuk membantu kerja-kerja kami dalam memproduksi artikel, video atau infografis yang mengedukasi publik dengan ajaran Islam yang ramah, toleran dan mencerahkan, kami akan sangat berterima kasih karenanya. Sebab itu sangat membantu dan meringankan.

Transfer donasi kamu ke rekening:

BCA 342-2470-619 MANDIRI 006-000-5849-066 An. MOHAMAD SYAFI ALIELHA
atau
Paypal
[email protected]

Seorang murid yang sedang bingung, bertanya kepada gurunya, “Mengapa sebutan setelah nama Ali bin Abi Thalib beda sendiri, pak?” Pak guru yang tidak faham dengan pertanyaan muridnya menegaskan kembali, “Maksudnya ‘beda’ bagaimana, nak?” Sang murid berfikir sebentar, “Itu loh, pak. Kenapa kalau Ali diakhiri Karramallahu Wajhah, sedangkan sahabat lain seperti Abu Bakar dan Umar, kok, Radhiyallahu Anhu.”

Sang guru pun mulai faham dengan pertanyaan murid. Otaknya ‘berputar’, membuka memori lama saat ia belajar di pesantren dulu. Pertanyaan semacam ini mungkin tidak hanya ‘hinggap’ di kepala murid-murid tersebut, tetapi juga banyak orang yang mungkin belum tahu alasan pastinya.

Menjawab pertanyaan tersebut, Syekh Sulaiman al-Bujairimi dalam Syarh al-Bujairimi ala al-Minhaj menegaskan bahwa penyebutan Ali bin Abi Thalib dengan Karramallahu wajhah karena Ali tidak pernah sujud kepada berhala dari kecil. Artinya, atas kemuliaannya yang tidak pernah menggunakan mukanya untuk tunduk dan sujud kepada Tuhan lain selain Allah SWT, maka Ali bin Abi Thalib berhak mendapatkan gelar tersebut.

Walaupun demikian, alasan di atas bukanlah satu-satunya alasan penyematan gelar Karramallahu wajhah kepada Sayyidina Ali. Mengingat, selain Ali ada juga Abu Bakar yang selama hidupnya tidak pernah bersujud untuk menyembah berhala. Yang membedakan adalah karena Ali masuk Islam sejak kecil, sedangkan Abu Bakar masuk Islam ketika sudah dewasa. Keduanya juga termasuk Assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama kali masuk Islam).

Selain itu, beberapa ulama juga menyebut bahwa alasan lain yang membuat Ali disebut Karramallahu wajhah adalah karena ia tidak pernah melihat kemaluannya sendiri. Atas kemulyaan tersebut, makanya Ali disebut dengan “Semoga Allah memberi kemuliaan kepada wajahnya”, karena wajahnya tidak pernah digunakan untuk menengok atau melihat auratnya.

Pendapat ini disetujui oleh beberapa ulama seperti Syekh al-Bujairimi di atas, Ibn Hajar al-Haytami dalam al-Fatawa al-Haditsiyah-nya dan Syekh Ikhsan Muhammad Dahlan al-Jampesi, seorang ulama asal Nusantara dalam kitabnya Sirajut Thalibin ala Syarh Minhajut Thalibin.

Berikut ini salah satu kutipan terkait argumentasi penyebutan Ali bin Abi Thalib dengan Karramallahu wajhah yang penulis ambil dari kitab karya ulama asal Indonesia, Syekh Ikhsan Jampes, Sirajut Thalibin ala Syarh Minhajut Thalibin.

إنما يقال في حقه كرم الله وجهه لأنه لم يسجد لصنم قط مع اسلامه صغيرا. فلايرد ابو بكر رضي الله عنه مع أنه لم يسجد لصنم ايضا .ويقال في حقه رضي الله عنه لا كرم الله وجهه لأنه أسلم كبيرا كما أفاده العناني. وقيل إنما قيل فيه : اي في علي ذلك : اي كرم الله وجهه لأنه لم ير عورته قط

Artinya, “Adapun (alasan Ali bin Abi Thalib) disebut dengan karramallahu wajhah (semoga Allah memuliakan wajahnya) adalah karena ia tidak pernah sujud (menyembah) berhala selama hidupnya, serta masuk Islamnya pada waktu masih kecil. Maka penyebutan tersebut tidak diberikan Abu Bakar walaupun ia tidak pernah menyembah berhala juga. Abu Bakar disebut “Radhiyallahu anhu” karena ia masuk Islam ketika sudah dewasa sebagaimana disebutkan oleh al-‘Anany. Pendapat lain menyebutkan bahwa Ali disebut demikian karena ia tidak pernah melihat auratnya (kemaluannya).”

Jika disimpulkan, berikut alasan Ali bin Abi Thalib disebut dengan Karramallahu wajhah:

  1. Karena ia tidak menyebah berhala sama sekali selama hidupnya, didukung dengan masuk Islam sejak kecil.
  2. Karena ia tidak pernah melihat kemaluannya (auratnya).

Itu lah dua alasan Ali bin Abi Thalib dijuluki dengan كرم الله وجهه . Sebutan tersebut adalah salah satu bentuk penghargaan umat Nabi SAW kepada sahabatnya yang mulia. Begitu juga dengan sebutan Radhiyallahu anhu untuk para sahabat nabi yang lain.

Semoga kita kelak bisa berkumpul dengan para sahabat Nabi, tentunya juga dengan Baginda Nabi Muhammad SAW. Amin. (AN)

Wallahu a’lam.

Ilustrasi (wowmenariknya.com)

Gelar yang umum disematkan untuk para sahabat Nabi Muhammad adalah radiyallahu ‘anhu (semoga Allah meridhainya). Di samping sebagai doa, gelar tersebut juga merupakan bentuk penghormatan umat Muslim kepada para sahabat Nabi yang turut memperjuangkan eksistensi Islam pada masa-masa awal. Hingga akhirnya Islam menjadi agama yang dianut miliaran manusia seperti saat ini.

Berbeda dengan sahabat lainnya yang hanya diberi gelar radiyallahu ‘anhu, Sayyidina Ali bin Abi Thalib memiliki gelar lain yang biasa disematkan setelah namanya. Sebuah gelar khusus yang hanya diperuntukkan untuk Ali bin Abi Thalib, yaitu karramallahu wajhah yang artinya ‘Semoga Allah memuliakannya’.

Lantas apa yang mendasari Ali bin Abi Thalib diberi gelar karramallahu wajhah? 

Dalam buku Ali bin Abi Thalib, Sampai kepada Hasan dan Husain (Ali Audah, 2015) dijelaskan, Ali bin Abi Thalib tidak pernah menyembah berhala atau bersujud kepada berhala sepanjang hidupnya. Hal itulah yang menyebabkan penyebutan nama Ali disertai dengan doa khas karramallahu wajhah. Tidak lain, itu merupakan bentuk penghormatan untuk Ali bin Abi Thalib yang tidak pernah melakukan perbuatan musyrik atau menyekutukan Allah.

Di samping itu, Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai seorang yang tidak pernah melihat aurat dirinya sendiri dan orang lain. Ia begitu menjaga pandangannya sehingga terbebas dari melihat aurat seseorang.

Ali bin Abi Thalib sendiri lahir di area Masjidil Haram, Makkah pada Jumat, 13 Rajab. Satu riwayat menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib lahir sekitar 32 tahun setelah tahun kelahiran Nabi Muhammad. Saat usianya delapan tahun—riwayat lain sepuluh tahun, Ali bin Abi Thalib sudah memeluk Islam. Hal itu menjadikannya sebagai orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan anak-anak.


Saat itu, Ali bin Abi Thalib tidak sengaja mendapati Nabi Muhammad dan Sayyidah Khadijah sedang melakukan suatu ritual. Semula bertanya tentang apa yang dikerjakan pamannya itu. Nabi Muhammad kemudian menjelaskan bahwa yang dikerjakannya adalah shalat. Beliau lantas menyeru Ali bin Abi Thalib untuk masuk Islam. Singkat cerita, Ali menerima dakwah Nabi Muhammad untuk masuk Islam tanpa meminta izin atau pendapat dari orang tuanya, Abu Thalib.

Ali bin Abi Thalib juga seorang sahabat yang cerdas. Jika para sahabat lainnya menemukan sebuah persoalan dan tidak tahu jawabannya, maka mereka akan mendatangi Ali bin Abi Thalib untuk meminta jawaban. Para sahabat juga sudah maklum kalau Ali memang orang yang tepat untuk dimintai jawaban atas persoalan yang mereka tidak tahu jawabannya. 

Nabi Muhammad juga mengakui kecerdasan Ali bin Abi Thalib. Dalam satu hadits, Nabi mengatakan bahwa dirinya adalah kotanya ilmu sementara Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya ilmu (Ana madinatul ilmi wa Ali babuha). 

Video yang berhubungan