Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

Pengendara.com – Semakin majunya teknologi pada kendaraan, membuat para produsen semakin berlomba-lomba dalam hal teknologi pada kendaraan produksinya dalam memberikan kenyamanan. Saat ini hampir semua kendaraan roda empat yang beredar sudah menggunakan sistem EFI (Elektronic Fuel Injection) . Sistem EFI adalah sistem dimana bahan bakar yang masuk ke ruang bakar di kontrol secara elektronik. Pada dasarnya sistem ini memiliki 3 komponen utama yakni sensor, ECU (Electronic Control Unit) dan aktuator.

Sensor memiliki fungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throtle gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor tersebut kemudian diolah oleh ECU dan kemudian diteruskan ke aktuator. Dalam sistem bahan bakar, aktuatornya adalah injektor yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Jadi besarnya bahan bakar yang disemprotkan diatur oleh ECU berdasarkan informasi dari sensor-sensor pada mesin EFI itu sendiri. Lalu seperti apa bentuk sensor tersebut dan apa saja macamnya? Berikut penjelasan selengkapnya.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

1. Sensor Air Flow Meter

Sensor ini memiliki fungsi mendekteksi aliran udara (volume) yang masuk ke intake manifold. Air flow meter berupa potensio yang dilengkapi dengan pegas pengembali dan measuring plate. Besar kecilnya udara yang masuk akan berpengaruh pada putaran potensiometer. Karena potensiometer berputar maka tegangan output dari potensiometer juga berubah. Besarnya tegangan dari potensiometer ini diterima ECU sebagai signal.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

2. Manifold Absolute Pressure Sensor

Selain menggunakan air flow meter, volume udara yang masuk juga bisa dihitung dengan MAP sensor. Sensor ini menghitung kevakuman atau tekanan pada intake manifold. Besarnya kevakuman pada intake manifold diubah menjadi nilai tahanan pada MAP Sensor.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

3. Throttle Position Sensor

Throttle Position Sensor (TPS) terpasang pada throttle body. Sensor ini mendeteksi besarnya bukaan throttle dalam bentuk nilai tahanan. Sama seperti air flow meter, TPS juga menggunakan potensiometer. Cara kerjanya sama, ketika throttle berputar, potensiometer juga berputar dan nilai tahanan juga berubah. Karena nilai tahananya berubah, tegangan yang dikirim ke ECU juga ikut berubah. Nilai tegangan tersebut diterima ECU sebagai signal.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

4. Water Temperatur Sensor

Pada dasarnya sensor pada mesin mobil EFI menggunakan variable resistor atau resistor yang nilai tahananya bisa berubah ubah. Selain potensiometer, variable resistor yang digunakan untuk sensor lainya adalah thermistor. Resistor ini nilai tahananya berubah tergantung pada suhu. Thermistor digunakan pada water temperatur sensor atau WTS untuk mengetahui sushu air pendingin.Semakin dingin suhu air, maka bahan bakar yang disemprotkan semakin banyak.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

5. Intake Air Temperatur Sensor

Seperti namanya, IATS berfungsi untuk mengetahui suhu udara yang masuk melalui intake manifold. Sensor ini juga berupa thermistor. Semakin dingin suhu udara, maka bahan bakar yang disemprotkan melalui injektor semakin banyak.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

6. Crankshaft Position Sensor

Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi putaran mesin dan menentukan timing pengapian. Fungsinya mirip dengan pulser pada sepeda motor. Pada beberapa mobil, sensor ini diletakan dekat noken sehingga bernama Crankshaft Position Sensor.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

7. Oxygent Sensor

Oxygen sensor terletak di exhaust manifold untuk mendeteksi emisi gas buang. Sensor ini berfungsi untuk mengevaluasi apakah campuran bahan bakar sudah tepat atau belum.

Itulah beberapa sensor pada mesin mobil EFI. Jadi konsep dari sensor-sensor tersebut adalah menggunakan variable resistor, dimana ada tegangan input dan tegangan output. Tegangan output akan berubah-ubah tergantung nilai tahanan pada sensor. Tegangan tersebut kemudian ditangkap oleh ECU sebagai signal untuk kemudian di kalkulasi untuk menentukan banyaknya bahan bakar yang disemprotkan ke ruang bakar.

Fungsi dan cara kerja air flow meter tipe vane – Pada kendaraan yang telah menggunakan mesin EFI terdapat komponen yang bernama Air Flow Meter atau yang juga dikenal dengan IATS (Intake Air Temperatur Sensor). Aiv flow meter atau IATS merupakan salah satu sensor pada mesin yang sudah menggunakan EFI. Selain air flow meter masih terdapat sensor yang lain pada mesin EFI seperti Manifold Absolute Pressure (MAP) sensor, Water Temperature Sensor (WTS), dan lain-lain. Air flow meter berfungsi untukmendeteksi volume udara yang masuk. Sedangkan sinyal pada air flow meter ini berfungsi untu menghitung lamanya injeksi yang diberikan dan sudut pengajuan pengapian dasar.

Air flow meter ada dua tipe yaitu tipe vane dan tipe optical kaman vortex. Pada artikel ini Guru Otomotif akan membahas fungsi dan cara kerja air flow meter tipe vane. Air flow meter tipe vane terdiri dari beberapa komponen berikut ini:

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

Cara Kerja Air Flow Meter (Intake Air Temperatur Sensor)

Jika udara dari saringan udara masuk melalui air flow meter, maka measuring plate akan terbuka hingga gaya yang menekan measuring plat seimbang dengan gaya pegas pembalik.

Potensiometer yang dipasang pada satu poros dengan measuring plate berfungsi untuk merubah volume udara yang masuk menjadi sinyal tegangan yang dikirim ke ECU. Damping chamber dan compensation plate bekerja supaya measuring plate tidak bergetar ketika volume udara yang masuk mengalami perubahan secara mendadak.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

Sekrup Penyetel Capuran Idle

Idle mixture adjusting screw (sekrup penyetel campuran idle) terletak pada saluran by-pass. Sekerup ini digunakan untuk menyetel volume udara yang masuk yang tidak melewati measuring plate, dan sekrup ini digunakan untuk menyetel campuran idle. Namun pada mesin tertentu yang dilengkapi dengan air flow meter yang diseal dengan sumbat alumunium maka sekrup penyetel campuran idle nya tidak dapat disetel.

Ada dua jens atau tipe air flow meter model vane ini yaitu tipe 1 dan tipe 2. Perbedaan keduanya terletak pada sirkuit kelistrikannnya. Pada tipe 1 tegangan VS akan turun jika volume udara yang masuk bertambah. Sedangkan pada tipe 2 tegangan VS akan naik jika volume udara masuk bertambah.

Pada ECU terdapat suatu rangkaian tegangan tetap yang mensuplai tegangan konstan 5 volt ke terminal VC air flow meter. Kemudian tegangan output pada terminal VS selalu menunjukkan sudut pembukaan measuring plate yang tetap, sehingga penunjukkan volume udara yang masuk menjadi tepat.

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk

Sedangkan pada tipe 2 ini, air flow meter mendapat suplai tegangan baterai dari terminal VB. Air flow meter tipe ini tidak memiliki tegangan konstan (5 volt) yang disuplai dari ECU sebagaimana pada tipe 1, sehingga tegangan yang ditentukan oleh perbandingan tahanan resistor diantara VB dan VC dan juga diantara VC dan E2 menjadi input untuk engine ECU melalui terminal VC. Hal ini berakibat walaupun ketika tegangan VS dipengaruhi oleh perubahan tegangan baterai, namun ECU dapat mendeteksi volume udara yang masuk dngan tepat melalui rumus: (VB - E2) / (VC – VS).

Air Flow Meter pada sistem EFI berfungsi untuk


Demikianlah artikel tentagng fungsi dan cara kerja air flow meter (iats) tipe vane, semoga bermanfaat dan dapat dipahami.