7 Faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan pencatatan pada saat rekonsiliasi bank dan perusahaan?

1. Pengertian dan Tujuan Rekonsiliasi adalah merupakam salah satu alat / cara untuk menentukan hal-hal yang nampak dalam laporan bank dengan saldo yang nampak dalam catatan pemegang giro (Perusahaan atau Rekening Koran yang dikirim Bank) atau saldo menurut buku kas perusahaan. Tujuan dari Rekonsiliasi Bank adalah untuk mengecek ketelitian pencatatan yang terdapat dalam rekening kas dan catatan bank, serta mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang sudah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. 2. Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Pada Rekonsiliasi Bank Dalam membuat Rekonsiliasi Laporan Bank perlu diketahui bahwa yang direkonsiliasi itu adalah catatan dari pihak perusahaan dan pihak bank yang bersangkutan, sehingga harus dibuat perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan yang ada. Perbandingan tersebut didapat dengan cara saldo debet pada rekening kas dibandingkan dengan saldo kredit catatan bank, dan sebaliknya saldo kredit pada rekening kas dibandingkan dengan saldo debet catatan bank yang bisa dilihat dari laporan bank kolom pengeluaran. Hal-hal yang menimbulkan perbedaan dapat digolongkan sebagai berikut: 1. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank. Contoh: a. Setoran yang dikirimkan ke bank pada akhir bulan tetapi belum diterima oleh bank sampai bulan berikutnya, yaitu Setoran dalam perjalanan atau Deposit In Transit (DIT). b. Setoran yang diterima oleh bank pada akhir bulan, tetapi dilaporkan sebagai setoran bulan berikutnya, karena laporan bank sudah terlanjur dibuat, yaitu Setoran dalam perjalanan atau Deposit In Transit (DIT). c. Uang Tunai yang tidak disetorkan ke bank. 2. Elemen-elemen yang oleh bank sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Contoh: a. Bunga yang diperhitungkan oleh bank terhadap simpanan, tetapi belum dicatat dalam buku perusahaan (Jasa Giro/Kredit Memo). b. Penagihan Wesel oleh bank sudah dicatat oleh bank sebagai penerimaan tetapi perusahaan belum mencatatnya. 3. Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai pengeluaran uang tetapi belum dicatat oleh bank. Contoh: a. Cek-cek yang beredar (Out Standing Checks) yaitu cek yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan dan sudah dicatat sebagai pengeluaran kas tetapi oleh yang menerima cek tersebut belum diuangkan ke bank sehingga bank belum mencatatnya sebagai pengeluaran. b. Cek yang sudah ditulis dan sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran uang tetapi ceknya belum diserahkan kepada yang dibayar, maka cek tersebut elum merupakan pengeluaran, oleh karena itu jurnal pengeluaran kas harus dikoreksi pada akhir periode. 1

4. Elemen-elemen yang oleh bank sudah dicatat sebagai pengeluaran uang tetapi belum dicatat oleh perusahaan Contoh: a. Cek dari langganan yang ditolak oleh bank karena kosong tetapi belum dicatat oleh perusahaan. b. Bunga yang diperhitungkan atas overdraft ( kredit kas) tetapi belum dicatat perusahaan. c. Biaya jasa bank yang belum dicatat oleh perusahaan (Biaya administrasi/debit memo). 5. Selain keempat hal diatas, perbedaan antara saldo kas dengan saldo menurut bank bisa juga terjadi akibat kesalahan-kesalahan yang timbul dalam catatan perusahaan maupun dalam catatan bank. Untuk dapat membuat rekonsiliasi laporan bank, kesalahankesalahan yang ada harus dikoreksi. 3. Menyusun Rekonsiliasi Bank Adapun cara menyusun rekonsiliasi bank sebagai berikut: 1. Memperbaiki baik saldo kas maupun saldo bank. 2. Hanya memperbaiki saldo perkiraan kas. 3. Hanya memperbaiki saldo laporan bank. Rekonsiliasi bank dapat dibuat dalam 2 macam cara yang berbeda: 1. Rekonsiliasi akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk: a. Laporan rekonsiliasi saldo bank dan saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar. b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas. 2. Rekonsiliasi saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir yang bisa dibuat dalam 2 bentuk: a. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas (4 kolom). b. Laporan rekonsiliasi saldo bank kepada saldo kas untuk menunjukkan saldo yang benar (8 kolom). 4. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank) Beberapa tujuan pemeriksaan (Audit Objective) Kas & Bank (Rekonsiliasi Bank) adalah: Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank (Rekonsiliasi Bank 4 kolom). Untuk memeriksa apakah saldo kas dan bank yang ada di neraca per tanggal neraca betulbetul ada dan dimiliki perusahaan (existence). Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan bank. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan bank dalam valuta asing, apakah saldo tersebut sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke rugi tahun berjalan. Untuk memeriksa apakah penyajiannya di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (presentation and disclosure). 2

5. Contoh Kasus Dibawah ini adalah data yang diambil dari PT. PUTRA BAGASKARA INDONESIA guna menyusun rekonsiliasi Bank DKI Dari catatan perusahaan: Rp 376.800.000 selama bulan Juni Rp 1.480.700.000 Rp 1.857.500.000 selama bulan Juni Rp 1.243.500.000 30 Rp 614.000.000 Dari Laporan Bank Rp 381.100.000 selama bulan Juni Rp 1.408.700.000 Rp 1.789.800.000 selama bulan Juni Rp 1.243.100.000 30 Rp 546.700.000 Dari perbandingan laporan bank dan catatan perusahaan: 30 Setoran dalam perjalanan (DIT) Rp 160.000.000 Rp 220.000.000 Cek-cek yang beredar (OSC) Rp 172.400.000 Rp 161.200.000 Kredit Memo Rp 6.000.000 Rp 8.000.000 Debit Memo Rp 1.200.000 Rp 1.600.000 Cek Kosong (NSF) Rp 12.000.000 Rp 14.000.000 Koreksi Kesalahan perusahaan * (OS) Rp 900.000 Diminta: Dari Informasi di atas buatlah kertas kerja Rekonsiliasi Bank DKI! LEMBAR JAWABAN REKONSILIASI BANK 30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000 e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000 Rp 12.000.000 3

Cek Kosong (Juni) Rp 14.000.000 Rp 14.000.000 f. Koreksi Kesalahan Rp 900.000 Rp 900.000 per-book PT. P B I Rp 376.800.000 Rp 1.480.700.000 Rp 1.243.500.000 Rp 614.000.000 Jurnal Penyesuaian Kas Rp 8.000.000 Pendapatan Giro Rp 8.000.000 Biaya Bank Rp 1.600.000 Kas Rp 1.600.000 Piutang Rp 14.000.000 Kas Rp 14.000.000 Piutang/Penjualan Rp 900.000 Kas Rp 900.000 atau Biaya Bank Rp 1.600.000 Piutang Rp 14.900.000 Pendapatan Giro Rp 8.000.000 Kas Rp 8.500.000 Langkah langkah: 1. Langkah pertama untuk mengerjakan rekonsiliasi ini adalah membuat table dengan lima kolom. Untuk kolom pertama digunakan untuk kolom, kolom yang kedua digunakan untuk mengisikan per, kolom yang ketiga digunakan untuk mengisikan transaksi selama bulan juni 2008, kolom yang keempat digunakan untuk mengisikan transaksi selama bulan juni 2008 dan kolom yang terahkir digunakan untuk mengisikan per 30 juni 2008. 2. Langkah yang kedua adalah mengisikan laporan saldo yang berasal dari catatan bank. Berikan judul Bank di kolom, untuk kolom saldo per di isi sebesar Rp 381.100.000, untuk kolom penerimaan selama diisi sebesar Rp 1.408.700.000, untuk kolom pengeluaran selama bulan diisi sebesar Rp 1.243.100.000, dan kolom saldo per 30 diisi sebesar Rp 546.700.000. per 30 diperoleh dari perhitungan, sbb : Rp 381.100.000 selama bulan Juni Rp 1.408.700.000 Rp 1.789.800.000 selama bulan Juni Rp (1.243.100.000) 30 Rp 546.700.000 4

30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 3. Langkah yang ketiga adalah mencatat dari perbandingan laporan bank dan catatan perusahaan. Yang dijelaskan pada langkah keempat dan seterusnya. Dalam hal ini kita menggunakan asumsi perusahaan selalu benar, jadi dari laporan bank harus menyesuaikan dengan catatan perusahaan. 4. Langkah yang keempat adalah mengerjakan Deposit in Transit. Deposit in Transit merupakan uang perusahaan yang disetorkan ke pihak Bank namun masih dalam perjalanan belum diterima dan belum dicatat oleh bank. Deposit in Transit ini merupakan penerimaan bagi perusahaan karena menambah saldo kas perusahaan yang ada di bank. Kasus Deposit in Transit untuk bulan maret ini yaitu perusahaan menyetor uang ke bank pada tanggal dan sudah dicatat oleh pihak perusahaan sebagai setoran, namun karena sesuatu hal setoran tersebut baru sampai di bank setelah bank tutup. Bank baru mencatat adanya setoran dari perusahaan pada tanggal 1, karena pada rekonsiliasi mengacu pada teori perusahaan selalu benar maka bank mengikuti catatan perusahaan yaitu dengan mencatat adanya setoran di bulan Mei sehingga menambah saldo sebesar Rp 160.000.000. Karena bank mengikuti catatan perusahaan maka penerimaan harus dikurangi sebesar Rp (160.000.000). Deposit in transit untuk bulan secara langsung dicatat oleh pihak bank sehingga menambah penerimaan di bulan sebesar Rp 220.000.000. sehingga saldo per 30 bertambah sebesar Rp 220.000.000. 30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 5. Langkah yang kelima adalah mengerjakan Out Standing Cek. Out Standing Cek adalah cek yang beredar, maksudnya adalah perusahaan telah menyetujui untuk mengeluarkan sejumlah cek akan tetapi oleh si penerima cek, cek tersebut belum dicairkan. Kasus Out Standing Cek pada bulan Mei ini yaitu perusahan telah mengeluarkan sebuah cek dengan nominal Rp 172.400.000 dan telah dicatat sebagai pengeluaran perusahaan di bulan Mei. Namun cek tersebut baru dicairkan oleh si penerima cek pada bulan dan Bank mencatat adanya pengeluaran baru di bulan Juni. Mengingat teori Rekonsiliasi bahwa catatan perusahaan selalu benar maka Bank mengikuti catatan perusahaan dengan mengurangi saldo per 31 Mei sebesar Rp (172.400.000). Karena telah dicatat pada saldo per maka pengeluaran bulan harus dikurangi sebesar Rp (172.400.000). Untuk menandakan bahwa pengeluaran berkurang maka nominal Out Standing Cek pada kolom pengeluaran diberi tanda kurung / negatif. 5

Kasus Out Standing cek di bulan Juni, karena pengeluaran dan pencairan cek terjadi di bulan yang sama maka langsung dicatat menambah pengeluaran bulan sebesar Rp 161.200.000 dan mengurangi saldo per 30 sebesar Rp (161.200.000). 30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 6. Kredit Memo merupakan penerimaan bagi perusahaan contohnya adalah pendapatan bunga. Kasus kredit memo pada bulan Mei 2008 adalah perusahaan mendapatkan pendapatan bunga dari bank dan dicatat oleh bank sebagai pendapatan bunga untuk perusahaan di bulan Mei 2008. Namun perusahaan baru mengetahui jika dirinya mendapatkan pendapatan bunga di bulan dan sekaligus mencatatnya. Sehingga bank harus menyesuaikan dengan catatan perusahaan dengan mengurangi saldo per sebesar Rp (6.000.000) dari pendapatan bunga dan mencatat sebagai penerimaan dari pendapatan bunga di bulan sebesar Rp 6.000.000. Kasus Kredit Memo di bulan Juni yaitu perusahaan mendapatkan pendapatan bunga untuk bulan Juni dari Bank. Namun perusahaan baru mengetahuinya dibulan Juli 2008, karena rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan saja maka bank mencatat sesuai dengan catatan perusahaan dengan mengurangi penerimaan di bulan Juni sebesar Rp (8.000.000) dan berpengaruh terhadap jumlah saldo yang juga berkurang sebesar Rp (8.000.000). 30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 7. Debit memo merupakan pengeluaran bagi pihak perusahaan, contohnya adalah biaya administrasi. Kasus debit memo untuk bulan Mei 2008 yaitu perusahaan memperoleh tagihan biaya administrasi sebesar Rp 1.200.000 atas uang yang ada di Bank pada bulan Mei 2008 6

dan sudah dicatat oleh bank. Namun perusahaan baru mengetahui adanya tagihan biaya administrasi dan mencatatnya di bulan. Sehingga bank harus menyesuaikan catatan perusahaan dengan menambahkan kembali saldo sebesar Rp 1.200.000 dan mencatat adanya biaya administrasi pada pengeluaran di bulan sebesar Rp 1.200.000. Kasus Debit Memo di bulan yaitu perusahaan mendapatkan tagihan biaya administrasi untuk bulan Juni dari Bank. Namun perusahaan baru mengetahuinya dibulan Juli 2008, karena rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan saja maka bank mencatat sesuai dengan catatan perusahaan yaitu dengan mengurangi pengeluaran di bulan Juni sebesar Rp (1.600.000) dan berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah saldo 30April 2007 sebesar Rp 1.600.000. 30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000 8. Cek kosong adalah sebuah cek yang ketika dicairkan oleh si penerima cek, cek tersebut tidak memiliki dana yang sesuai dengan nominal cek atau malah tidak mempunyai dana sama sekali di bank tersebut. Untuk kasus cek kosong bulan Mei 2008 yaitu perusahaan mendapatkan cek pada bulan Mei 2008 dan sudah dicatat sebagai pendapatan di bulan Mei 2008. Namun setelah dikonfirmasi ke pihak bank pada bulan cek tersebut kosong. Bank mencatat sesuai dengan catatan dari perusahaan yaitu dengan menambah saldo sebesar Rp 12.000.000, karena cek tersebut kosong maka harus dinolkan dengan cara menambah pengeluaran di bulan sebesar Rp 12.000.000. Untuk kasus Cek Kosong di bulan sama seperti yang terjadi di bulan Mei 2008, cek tersebut baru dikonfirmasi di bulan Juli 2008 sedangkan catatan rekonsiliasi ini hanya mencatat kejadian yang terjadi di bulan Mei dan saja. Sehingga bank mencatat sesuai dengan catatan dari perusahaan yaitu menambah penerimaan di bulan sebesar Rp 14.000.000 dan berpengaruh terhadap bertambahnya saldo 30 sebesar Rp 14.000.000. 7

30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000 e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000 Rp 12.000.000 Cek Kosong (Juni) Rp 14.000.000 Rp 14.000.000 9. Koreksi kesalahan yang terjadi pada kasus rekonsiliasi ini yaitu over statement dimana perusahaan mencatat melebihi nominal yang sesungguhnya sebesar Rp 900.000. Pencatatan yang dilakukan oleh pihak bank harus mengikuti catatan perusahaan dengan menambah saldo bulan Mei 2008 sebesar Rp 900.000 dan berpengaruh langsung terhadap saldo bulan bertambah sebesar Rp 900.000. 30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000 e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000 Rp 12.000.000 Cek Kosong (Juni) Rp 14.000.000 Rp 14.000.000 f. Koreksi Kesalahan Rp 900.000 Rp 900.000 8

10. Dari keterangan diatas didapatkan jumlah perbook PT. Putra Bagaskara Indonesia yang terdiri dari per, selama bulan juni 2008, selama bulan juni 2008 dan per 30 juni 2008. 30 Bank Rp 381.100.000 Rp 1.408.700.000 Rp 1.243.100.000 Rp 546.700.000 d. Debit Memo (Mei) Rp 1.200.000 Rp 1.200.000 Debit Memo (Juni) Rp (1.600.000) Rp 1.600.000 e. Cek Kosong (Mei) Rp 12.000.000 Rp 12.000.000 Cek Kosong (Juni) Rp 14.000.000 Rp 14.000.000 f. Koreksi Kesalahan Rp 900.000 Rp 900.000 per-book PT. P B I Rp 376.800.000 Rp 1.480.700.000 Rp 1.243.500.000 Rp 614.000.000 Maka dari perolehan tersebut didapatkan hasil yang sama dengan catatan perusahaan sbb: Rp 376.800.000 selama bulan Juni Rp 1.480.700.000 Rp 1.857.500.000 selama bulan Juni Rp 1.243.500.000 30 Rp 614.000.000 11. Langkah selanjutnya adalah mengerjakan jurnal penyesuaian. Fungsi dari rekonsiliasi adalah menyesuaikan catatan kas antara kas perusahaan dengan kas perusahaan yang berada di bank sehingga perlu dibuat jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaiaan yang dibuat adalah jurnal yang berhubungan dengan perubahan kas saja. Pada kasus rekonsiliasi jurnal yang harus dibuat untuk menyesuaikan kas, yaitu : a. Kredit memo untuk bulan April 2007 berakibat bertambahnya kas sebesar Rp 8.000.000 karena mendapatkan pendapatan Jasa Giro sehingga jurnalnya adalah - Kas Rp 8.000.000 Pendapatan Jasa Giro Rp 9.000.000 9

b. Debit Memo untuk bulan April 2007 berakibat berkurangnya kas sebesar Rp 1.600.000 karena harus membayar biaya bank sehingga jurnalnya adalah - Biaya Bank Rp 1.600.000 Kas Rp 1.600.000 c. Cek kosong untuk bulan April 2007, karena cek yang semula sudah dicatat sebagai pendapatan dan ternyata tidak ada dananya maka harus dibuat jurnal penyesuaiaan agar kas dari transaksi ini dapat dinolkan, jurnalnya adalah - Piutang Rp 14.000.000 Kas Rp 14.000.000 d. Koreksi kesalahan yang terjadi adalah over statement maka jurnal untuk penyesuaiaan adalah - Piutang / Penjualan Rp 900.000 Kas Rp 900.000 10