25.larik yang memiliki citraan pendengaran pada teks puisi tersebut adalah

25.larik yang memiliki citraan pendengaran pada teks puisi tersebut adalah


20 Soal tentang Isi dan Citraan Puisi. Puisi adalah salah satu karya sastra yang sering dipelajari di bangku sekolah. Banyak puisi yang menggunakan kata kias sehingga harus bisa dianalisis dan diterjemahkan isinya. Dalam memahami puisi, pembaca harus memiliki banyak kosa kata. Tak jarang, materi puisi menjadi momok bagi para pelajar.

Nah, dapurImajinasi kali ini memosting soal tentang puisi. Berikut adalah 20 soal tentang isi dan citraan puisi beserta kunci jawabannya.

1. Perhatikan penggalan puisi berikut!

Bunyi 

Karya Restoe Prawironegoro Ibrahim

          ketika sangkakala berbunyi pertama

bumi hancur!

bunyi kedua bangkit mahkluk dari liang kubur

di Padang Mahsar

menanti nasib

Penggalan puisi tersebut menggambarkan apa?

Jawaban:

Hari kiamat

2. Perhatikan puisi berikut!

Di Tengah Lautan

Karya Noor Amanah

aku

sampan di tengah lautan

sendiri dimainkan gelombang

berhari hari belum kulihat pulau

kerinduan melihat pantai

bersahutan dalam ombak

adakah pulau 

di tengah lautan ini

Pencitraan apakah yang digunakan dalam puisi tersebut!

Jawaban:

Citraan penglihatan

Petikan puisi berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 3-5!

Bendera Kuning

Karya Dian Hardiana

Serak gagak 

takluk menawar maut

membawamu kembali

Bendera kuning luluhkan pertemuan 

langit memerah

melayu bunga yang rekah di dasar dada. 

Air mata mengalir dari tepian tebing

hingga mata memutih

tulang ini terasa perih

3. Tentukan tema petikan puisi tersebut!

Jawaban:

Kematian

4. Tentukan perasaan penyair yang melatarbelakangi terciptanya puisi!

Jawaban:

Sedih

5. Tentukan indra yang digunakan dalam petikan puisi tersebut!

Jawaban:

- Indra pendengaran

- Indra penglihatan

6. Sebutkan larik pada petikan puisi berikut yang menggunakan citraan gerak sekaligus pendengaran!

Ziarah Waktu

Karya Tjahjono Widarmanto

berlari mengetuk jendela-jendela. jam berdetak

lantas merayap serupa belatung

aku menggigil

di antara sunyi yang merambati

tebing-tebing pantai dengan jerit camarnya

menghempaskan dalam terjal  karangMU 

angin tertawa.bersiutan.

dzikirku yang sia-sia tersungkur di padang api

Jawaban:

berlari mengetuk jendela-jendela. jam berdetak

7. Tentukan larik-larik pada puisi berikut  yang menggunakan citraan gerak!

Bayangan Hujan

Karya Alex R Nainggolan

bayangan hujan singgah di retina

dirapalnya sisa doa dan duka kemarau

merebut helai-helai angin yang gelisah

kerumun orang membelah arah

lupa pada pangkal rumah

menyisiri sisa letih

dari lompatan cemas yang dingin

lalu kota pun merebut riuh

lengang dihempas genangan

tiba-tiba rinduku runcing padamu

Jawaban:

- kerumun orang membelah arah

- menyisiri sisa letih

- dari lompatan cemas yang dingin

8. Tunjukkan larik-larik puisi berikut  yang menggunakan citraan penciuman!

Tanpa Ada Jawaban

 Karya Taufiz Ht

sedang apa kamu disini? 

mengulang pesta kematian 

dengan  aroma  daging cincang 

yang dipesan di pasar ikan, persis;

tidur-tiduran menunggu esok pagi yang semerbak 

atau entah di senja hari 

dengan kilauannya yang kebiru-biruan 

"kita calon arang yang berpetualang 

memaknai kesendirian dalam keterasingan 

jangan lagi nyanyian kondang pernah terjadi, atau; 

kebaikan yang di puja-puja 

tapi keburukan yang terpendam, gelisah;

berdiam  untuk  berkreasi 

adalah ilustrasi pendirian yang sejati

barangakali kau pun tahu dalam hikayat kehidupan

Jawaban:

- tidur-tiduran menunggu esok pagi yang semerbak 

- dengan  aroma  daging cincang 

9. Perhatikan puisi berikut!

Janji

Karya Aan Frimadona Roza

Seperti janji yang kau ucap malam tadi

Dan tentang cahaya bulan yang belum pergi

Kepada lelaki mendaki mimpi

Dalam perjalanan sunyi

Kita akan nanti.

Tentukan pencitraan pada puisi di atas!

Jawaban

Citraan pendengaran, penglihatan, dan gerak

Petikan puisi berikut digunakan untuk menjawab soal 10-11!

Pulang

Karya Restoe Prawironegoro Ibrahim

tegak rindang meneduhi

tambatan insan di bumi

bila daun di pohon luruh

bertulis namaku

pulang diri ke alam baka

10. Tentukan isi puisi tersebut!

Jawaban:

 Isi puisi tersebut menceritakan tentang kematian

11. Tentukan citraan yang terdapat dalam petikan puisi di atas!

Jawaban:

Citraan penglihatan dan gerak

Puisi berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 12-13!

Di Atas Perahu

Karya Benny Arnas

ibu, doamu adalah perahu

besar dan luas memuat masa depan

dalam lindap samudera kau

menyusup ke celah di bilah-bilah sunyi

suaraku

memanggil-Mu

12. Apa maksud puisi di atas!

Jawaban:

Doa ibu menjadi restu untuk meraih cita di masa depan. Doa ibu adalah doa yang mustajab.

13. Tentukan realitas kehidupan yang terdapat dalam puisi di atas!

Jawaban:

Realitas sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini, adalah keluarga. Banyak orang yang jarang meminta restu/doa dari ibunya, padahal doa ibu adalah doa yang mustajab.

14. Sebutkan realitas kehidupan pada petikan puisi berikut!

Duduk di Beranda

Karya Alexander GB

mengamati hujan yang menari-nari di halaman.

sebuah genangan air dibuyarkan roda motor.

seekor burung gereja menggigil.

sekuntum mawar memamerkan kelopaknya yang merah,

yang semula berbalut debu.

tak ada kupu-kupu ketika hujan turun.

dua jam sudah aku menunggu hujan

tak kunjung reda.

sekilas tatapan dan senyummu kini

menari-nari di halaman:

menjelma hujan.

Jawaban:

Realitas alam.

Puisi di atas menceritakan seseorang yang duduk di beranda rumah dan mengamati halaman ketika sedang turun hujan. Ketika itu, orang tersebut merindukan seseorang. 

Puisi berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 15-17!

 Jakarta

Karya Gita Nuari

kota ini berkaki seribu jembatan

para urban memasang tenda 

di bawahnya ada manusia menjelma tikus 

ada tikus menjelma srigala 

pada saat berkumpul, 

bingunglah aku sebab tak bisa 

membedakan satu sama lainnya 

15. Kata tikus  dalam puisi tersebut melambangkan ….

Jawaban:

Penjahat

16. Puisi tersebut mengungkapkan ….

Jawaban:

Keadaan sosial masyarakat di Jakarta

17. Tentukan realitas yang terkandung dalam petikan puisi di atas!

Jawaban:

Kehidupan masyarakat.

Masyarakat Jakarta sangat heterogen karena banyak orang dari berbagai daerah yang berurbanisasi ke Jakarta. Beberapa orang yang terdesak kebutuhan ekonomi, akhirnya banyak yang melakukan tindakan kriminal di Jakarta.

Puisi berikut digunakan untuk menjawab soal nomor  18-20!

Membaca Tanda-Tanda 

Karya Taufiq Ismail

Kita saksikan gunung memompa abu,

Abu membawa batu,

Batu membawa lindu,

Lindu membawa longsor,

Longsor membawa air,

Air membawa banjir,

Banjir membawa air, Air Mata

18. Apa maksud kata lindu pada puisi di atas?

Jawaban:

Gempa bumi

19. Apa yang diungkapkan puisi di atas?

Jawaban:

Puisi di atas mengungkapkan berbagai bencana yang membawa kesedihan bagi manusia.

20. Tentukan realitas yang terkandung dalam petikan puisi di atas!

Jawaban:

Realitas alam.

Puisi di atas menggambarkan bencana alam yang sering melanda kehidupan manusia, seperti gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor, dan banjir.

25.larik yang memiliki citraan pendengaran pada teks puisi tersebut adalah
Untuk memberikan gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana, untuk membuat lebih hidup dan menarik, dalam puisi penyair juga sering menggunakan gambaran angan. Gambaran angan dalam puisi ini disebut citraan (imagery)

Citraan atau pengimajian adalah gambar-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indera penglihatan). Citraan tidak membuat kesan baru dalam pikiran.

Jenis/macam citraan (imaji)

1.   Citraan penglihatan (visual imegery)

Citraan penglihatan adalah citraan yang ditimbulkan oleh indera penglihatan (mata). Citraan ini paling sering digunakan oleh penyair. Citraan penglihatan mampu memberi rangsangan kepada indera penglihatan sehingga hal-hal yang tidak terlihat menjadi seolah-olah terlihat.

Contoh:

Nanar aku gila sasar

Sayang berulang padamu jua

Engkau pelik menarik ingin

Serupa dara dibalik tirai

(Amir Hamzah, Padamu Jua)

2.   Citraan pendengaran (auditory imagery)

Citraan pendengaran adalah citraan yang dihasilkan dengan menyebutkan atau menguraikan bunyi suara, misalnya dengan munculnya diksi sunyi, tembang, dendang, dentum, dan sebagainya. Citraan pendengaran berhubungan dengan kesan dan gambaran yang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga).

Contoh:

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

(Chairil Anwar, Sajak Putih)

3.   Citraan perabaan (tactile imagery)

Citraan perabaan adalah citraan yang dapat dirasakan oleh indera peraba (kulit). Pada saat membacakan atau mendengarkan larik-larik puisi, kita dapat menemukan diksi yang dapat dirasakan kulit, misalnya dingin, panas, lembut, kasar, dan sebagainya.

Contoh:

Kapuk randu, kapuk randu!

Selembut tudung cendawan

Kuncup-kuncup di hatiku

Pada mengembang bermerkahan

(WS Rendra, Ada Tilgram Tiba Senja)

4.   Citraan penciuman (olfactory)

Citraan penciuman adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera penciuman. Citraan ini tampak saat kita membaca atau mendengar kata-kata tertentu, kita seperti mencium sesuatu.

Contoh:

Dua puluh tiga matahari

Bangkit dari pundakmu

Tubuhmu menguapkan bau tanah

(WS Rendra, Nyanyian Suto untuk Fatima)

5.   Citraan pencecapan (gustatory)

Citraan pencecapan adalah citraan yang berhubungan dengan kesan atau gambaran yang dihasilkan oleh indera pencecap. Pembaca seolah-olah mencicipi sesuatu yang menimbulkan rasa tertentu, pahit, manis, asin, pedas, enak, nikmat, dan sebagainya.

Contoh:

Dan kini ia lari kerna bini bau melati

Lezat ludahnya air kelapa

(WS Rendra, Ballada Kasan dan Patima)

6.   Citraan gerak (kinaesthetic imagery)

Citraan gerak adalah gambaran tentang sesuatu yang seolah-olah dapat bergerak. Dapat juga gambaran gerak pada umumnya.

Contoh:

Pohon-pohon cemara di kaki gunung

pohon-pohon cemara

menyerbu kampung-kampung

bulan di atasnya

menceburkan dirinya ke kolam

membasuh luka-lukanya

(Abdulhadi, Sarangan)

Selain citraan di atas, ada pula ahli sastra yang menambahkan jenis citraan lain, yaitu:

1.   Citraan perasaan

Puisi merupakan ungkapan perasaan penyair. Untuk mengungkapkan perasaannya tersebut, penyair memilih dan menggunakan kata-kata tertentu untuk menggambarkan dan mewakili perasaannya itu. Sehingga pembaca puisi dapat ikut hanyut dalam perasaan penyair.

Perasaan itu dapat berupa rasa sedih, gembira, haru, marah, cemas, kesepian, dan sebagainya.

Contoh:

Alangkah pilu siutan angin menderai

Mesti berjuang menghabiskan lagu sedih

Kala aku terpeluk dalam lengan-lenganmu

Sebab keinginan saat ini mesti tewas dekat usia

(Toto Sudarto Bachtiar, Wajah)

2.   Citraan intelektual

Citraan intelektual adalah citraan yang dihasilkan oleh/ dengan asosiasi-asosiasi intelektual.

Contoh:

Bumi ini perempuan jalang

yang menarik laki-laki jantan dan pertapa

ke rawa-rawa mesum ini

dan membunuhnya pagi hari

(Subagio Sastrowardoyo, Dewa Telah Mati)

Contoh puisi yang banyak mengandung citraan terlihat berikut ini.

DUKA CITA

Yang memucat wajahnya

merenungi kelabu dinding kamar

yang ditinggal mati penghuninya

sedang di luar

anjing terdiam

tak melihat kupu terbang

menjatuhkan madu di lidahnya

yang terasa getir

Angin tidak bekerja

ranting pohonan merunduk

menyesali daun kering yang terlepas

waktu perempuan berkerudung hitam

melangkah di atas daunan

berisik, menyayat hati burung

yang pecah telurnya

Tangan-tangan gadis

yang pucat mukanya

diam-diam meronce melati

sambil mengusap air mata

Di  ujung desa

jenazah sedang di sucikan

(Kuntowijoyo)

sumber : Pengkajian Puisi, Rachmad Djoko Pradopo, UGM Press