Selasa, 25 Januari 2022 | 16:00 WIB Show
Bobo.id - Sering kali, kita akan membuat pembersih sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang ada. Cara ini dirasa lebih menghemat pengeluaran dan juga kreatif, salah satu bahan yang sering dimanfaatkan adalah pemutih pakaian. Pemutih pakaian selain untuk memutihkan pakaian juga bisa dijadikan disinfektan dan penghilang noda. Namun, akibat ketidaktahuan, kita sering mencampurkan pemutih dengan zat lain yang bersifat asam. Padahal, menurut peneliti dan dosen toksikologi Departemen Kimi FMIPA Universitas Indonesia, Budiawan, pemutih mengandung natrium hipoklorit. Natrium hipoklorit ini jika dicampur dengan zat azam maka akan melepaskan gas yang berbahaya dihirup oleh manusia. Lalu, bagaimana cara menggunakan pemutih dengan benar? Zat apa saja yang sebaiknya tidak dicampur dengan pemutih? Untuk mengetahui lebih lanjut, teman-teman bisa menyimaknya melalui penjelasan ini. Cara Menggunakan Pemutih yang Benar Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Perbedaan Jenis Lingkungan Page 2
Page 3
Bobo.id - Sering kali, kita akan membuat pembersih sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang ada. Cara ini dirasa lebih menghemat pengeluaran dan juga kreatif, salah satu bahan yang sering dimanfaatkan adalah pemutih pakaian. Pemutih pakaian selain untuk memutihkan pakaian juga bisa dijadikan disinfektan dan penghilang noda. Namun, akibat ketidaktahuan, kita sering mencampurkan pemutih dengan zat lain yang bersifat asam. Padahal, menurut peneliti dan dosen toksikologi Departemen Kimi FMIPA Universitas Indonesia, Budiawan, pemutih mengandung natrium hipoklorit. Natrium hipoklorit ini jika dicampur dengan zat azam maka akan melepaskan gas yang berbahaya dihirup oleh manusia. Lalu, bagaimana cara menggunakan pemutih dengan benar? Zat apa saja yang sebaiknya tidak dicampur dengan pemutih? Untuk mengetahui lebih lanjut, teman-teman bisa menyimaknya melalui penjelasan ini. Cara Menggunakan Pemutih yang Benar Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Perbedaan Jenis Lingkungan tirto.id - Berbagai jenis bahan kimia dapat ditemukan dengan mudah di sekitar kita. Bahan-bahan tersebut diciptakan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Bahkan hampir seluruh aktivitas manusia saat ini menggunakan bahan kimia atau campuran bahan kimia. Merujuk pada bsd.pendidikan.id, umumnya bahan kimia yang ada di rumah dimanfaatkan untuk kebutuhan domestik seperti pembersih, pemutih baju, pewangi baju, pestisida tanaman, zat aditif makanan, zat adiktif, juga zat psikotropika.
Infografik SC Pestisida. tirto.id/Quita
1. Bahan Pembersih
Pembersih yang digunakan sehari-hari adalah deterjen dan sabun. Deterjen dan sabun memudahkan lemak mudah bercampur dengan air. Jika sabun atau deterjen diberi tambahan air, maka ia akan melepas ion yang memiliki bagian hidrofilik (mengikat air) dan hidrofobik (mengikat lemak/minyak). Saat baju kotor yang mengandung lemak dan kotoran diberi deterjen, maka ion hidrofobik masuk ke butiran minyak dan kotoran tersebut lalu melepaskannya dari serat kain dan melarutkannya. S
ementara ion hidrofilik akan bercampur dengan air dan membantu melarutkan kotoran pula. Pilihlah deterjen dan sabun yang ramah lingkungan, serta mudah diuraikan oleh mikrorganisme (biodegradable) sehingga dalam proses daur ulang air, air akan aman dimanfaatkan kembali.
2. Pemutih Baju/Pakaian
Pemutih baju atau pakaian berfungsi menghilangkan noda pada pakaian yang berwarna putih atau cerah. Umumnya pemutih mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCl) sekitar 5%. Selain itu, bahan tersebut juga dipakai sebagai desinfektan atau membunuh kuman dan bakteri.
3. Pewangi
Saat ini, aneka pewangi yang dipakai untuk mencuci pakaian maupun parfum sudah menjadi kebutuhan sehari-hari, karena adanya kebiasaan untuk selalu terlihat bersih dan wangi. Bahan pewangi bisa diambil dari sumber alami semisal kayu manis, kayu cendana, bunga-bunga, buah-buahan, dan sebagainya. Bahan sintetis pun juga banyak dipakai untuk pewangi dalam kemasan. Campuran pewangi sintetis umumnya adalah alkohol atau tawas.
4. Pestisida
Pestisida adalah pemberantas hama tanaman seperti serangan serangga, jamur, bakteri, virus, tikus, bekicot, dan nematoda (cacing). Pestisida terdiri atas:
5. Zat aditif dalam Makanan
Zat aditif pada makanan boleh digunakan sebatas tidak mengurangi fungsi makanan bagi tubuh yakni mendapatkan energi, mengganti sel-sel yang rusak, juga mengatur proses dalam tubuh. Makanan sehat harus kaya vitamin, mineral dan zat gizi lainnya. Gula dan garam termasuk jenis zat aditif atau zat tambahan yang dipakai untuk memperbaiki cita rasa makanan. Selain itu ada zat warna yang dipakai untuk memperbaiki tampilan makanan. Juga beberapa bahan yang dipakai untuk memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain-lain. Bahan aditif harus berfungsi:
Berdasarkan fungsinya zat aditif dikelmpokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet dan penyedap rasa. Zat aditif dari sumber alami misalnya lesitin dan asam sitrat. Zat aditif dari sumber sintetik misalnya amil asetat dan asam askorbat. a. Zat pewarna alami terbuat dari bahan seperti kunyit, daun pandan suji, cokelat, bunga telang, dan lain-lain. Sedangkan zat pewarna sintetis terbuat dari bahan kimia tertentu. Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dibagi menjadi dye dan lake. Dye larut dalam air, sedang lake adalah gabungan dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. b. Zat pemanis berfungsi menambah rasa manis bagi makanan dan minuman. Yang alami memakai bahan dari tebu, aren, kelapa, madu, dan lain-lain. Sedangkan pemanis sintetis terbuat dari bahan kimia buatan yang tidak dapat dicerna tubuh. Misalnya sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. c. Zat pengawet digunakan untuk menjaga agar makanan dan minuman tetap layak makan dalam waktu lama, dan melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. Zat pengawet yang alami bisa menggunakan gula (sukrosa) dan garam. Sedangkan zat pengawet sintetis contohnya adalah asam cuka, natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Ada pula garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat. Formalin dan boraks adalah jenis pengawet yang tidak dianjurkan untuk bahan makanan sebab dapat mengganggu kesehatan. d. Zat penyedap makanan dapat dibuat dari rempah-rempah alami seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan lain-lain. Sedangkan, zat penyedap dari bahan sintetis misalnya adalah oktil asetat (aroma jeruk), etil butirat (aroma nanas), amil asetat (aroma pisang), amil valerat (aroma apel), dan lainnya. Monosodium glutamat (MSG) adalah penyedap makanan yang paling populer.
6. Zat Adiktif dan Psikotropika
A. Zat Adiktif Zat adiktif dapat membuat pemakai mengalami ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Misalnya narkotika baik yang alami maupun sintetik dan semisintetik. Zat tersebut dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Zat adiktif dibagi menjadi 3 yaitu:
Berikut ini adalah contoh zat adiktif:
B. Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Bisa menyebabkan ketergantungan. Berikut ini adalah golongan obat-obatan psikotropika:
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
BIOLOGI
atau
tulisan menarik lainnya
Cicik Novita
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
|