Unsur pembangun puisi terdiri dari unsur batin dan unsur fisik sebutkan masing masing unsur tersebut

Unsur pembangun puisi terdiri dari unsur batin dan unsur fisik sebutkan masing masing unsur tersebut

Ilustrasi puisi. (Photo by Álvaro Serrano on Unsplash)

Bola.com, Jakarta - Pasti hampir semua orang Indonesia mengenal nama-nama, seperti Chairil Anwar, WS Rendra, Sapardi Djoko Damono, atau Taufik Ismail. Mereka adalah sosok penyair puisi kebanggaan negeri ini yang tersohor dengan karya puisinya.

Di bangku sekolah, kita mempelajari satu di antara karya satra ini. Menurut H.B Jassin, puisi adalah suatu karya sastra yang diucapkan dengan sebuah perasaan yang di dalamnya mengandung suatu pikiran-pikiran dan sebuah tanggapan-tanggapan.

Dengan kata lain, puisi adalah suatu karya sastra berupa ungkapan isi hati penulis di mana di dalamnya ada irama, lirik, rima, dan ritme pada setiap barisnya.

Dikemas dalam bahasa yang imajinatif dan disusun dengan kata yang padat dan penuh makna, karya puisi mengandung nilai estetika tersendiri.

Tiap puisi memiliki karakteristik tersendiri antara satu dengan lainnya. Untuk mengenal lebih dalam mengenai puisi, kamu perlu memahami unsur fisik, ciri-ciri, jenis hingga cara membuatnya.

Berikut ini hasil rangkuman pengertian puisi, unsur fisik, ciri-ciri, jenis hingga cara membuatnya, dikutip dari laman Gurupendidikan dan Kelaspintar, Kamis (4/3/2021).

1. Unsur fisik puisi

Berikut ini merupakan unsur-unsur fisik puisi:

Diksi

Diksi adalah satu penentuan kata yang pas dalam puisi. Pemilihan kata yang pas yang bertujuan untuk menghidupkan situasi, menciptakan perasaan, serta memperlihatkan keindahan dari puisi.

Majas

Majas adalah satu gaya bahasa yang berbentuk kiasan. Pengarang puisi biasanya memakai bahasa kiasan supaya puisi terlihat indah serta menarik. Bahasa kiasan bertujuan untuk mengemukakan apa maksud yang diinginkan oleh pengarang puisi.

Rima atau unsur bunyi

Rima atau unsur bunyi atau bisa disebut sebagai sajak. Satu pengulangan bunyi yang berselang, baik di dalam larik sajak atau pada akhir larik di sajak.

Pengulangan bunyi ini ditujukan untuk menambah nilai merdu dari puisi. Dengan kata lain, memberi dampak pada suara serta suasana yang disebut dalam puisi itu.

Citraan atau imajinasi

Citraan atau imajinasi dipakai untuk memancing imajinasi dari pembaca. Pengarang puisi bakal memakai kata yang bisa digunakan untuk mengungkap pengalaman imajinasinya. Kata-kata yang dipakai itu memberi kesan tersendiri pada panca indra pembaca. Tipe-tipe citraan dalam puisi, yakni:

  • Citraan pandang
  • Citraan dengar
  • Citraan rasa
  • Citraan kecap

Unsur pembangun puisi terdiri dari unsur batin dan unsur fisik sebutkan masing masing unsur tersebut

Ilustrasi membuat puisi. (Photo by Ylanite on Pexels)

2. Ciri-ciri puisi

Ciri-ciri puisi secara umum

  • Penulisan puisi dituangkan dalam bentuk bait yang terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf.
  • Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kiasan, padat, dan indah.
  • Penggunaan majas sangat dominan dalam bahasa puisi.
  • Pemilihan diksi yang digunakan mempertimbangkan adanya rima dan persajakan.
  • Dalam puisi, setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapan.

Ciri-ciri puisi lama

  • Anonim atau tidak diketahui siapa nama penulis puisi.
  • Terikat pada jumlah baris, rima, irama, diksi, intonasi, dan sebagainya.
  • Memiliki gaya bahasa yang statis/tetap dan klise.
  • Merupakan sastra lisan karena disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.

Ciri-ciri puisi baru

  • Nama pengarang atau penulis puisi diketahui.
  • Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.
  • Mempunyai gaya bahasa yang dinamis atau berubah-ubah.
  • Puisi cenderung bersifat simetris atau memiliki bentuk rapi.
  • Lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.
  • Puisi biasanya berbentuk empat seuntai.
  • Terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra.
  • Pada tiap gatra terdiri dari empat sampai lima suku kata.
  • Isi puisi baru umumnya berisi tentang kehidupan.

3. Jenis-jenis puisi

Ada beragam tipe puisi yang berkembang sekarang ini. Puisi-puisi itu, yakni:

Puisi lama

Puisi lama adalah puisi yang dihasilkan sebelum abad ke-20. Puisi jenis ini terbagi ke dalam beberapa jenis pula, di antaranya:

  • Pantun
  • Mantra
  • Karima
  • Seloka
  • Gurindam
  • Syair
  • Talibun

Puisi baru

Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam jumlah baris, suku kata, maupun rima. Beberapa jenis puisi baru, sebagai berikut:

  • Balada
  • Himne (Gita Puja)
  • Ode
  • Epigram
  • Romansa
  • Elegi
  • Satire
  • Distikon
  • Terzina
  • Kuatren
  • Kuint
  • Sekstet
  • Septima
  • Oktaf (Stanza)
  • Soneta

4. Cara membuat puisi

Membuat puisi bukan hal yang mudah, ada banyak perkara yang harus kamu pahami dan kuasai. Beberapa di antaranya:

Tentukan tema atau judul

Dalam menentukan tema atau judul, pilih yang menurut kamu menarik dan sesuai dengan kata hatimu. Puisi bisa menggunakan tema atau judul yang berhubungan dengan alam, persahabatan, sosial, pendidikan atau ungkapan hati.

Menentukan kata kunci

Jika kamu sudah menentukan tema dan judul, langkah selanjutnya adalah menentukan kata kunci yang akan dikembangkan menjadi kalimat. Misalnya satu kata kunci yang digunakan untuk satu larik, atau satu kata kunci untuk membuat satu bait.

Diksi

Diksi atau pemilihan kata adalah cara kamu memberikan sebuah keunikan untuk puisi. Banyak puisi bagus yang menggunakan kata-kata sederhana, ada juga puisi bagus yang menggunakan diksi yang unik.

Tentukan sendiri diksi yang ingin kamu gunakan karena inilah cara untuk menunjukan keunikan dari puisimu.

Rima

Rima adalah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang bertujuan untuk memberikan efek keindahan. Pada bagian ini kamu juga bisa menunjukan kreativitasmu. Gunakan rima untuk membuat puisimu menjadi makin indah.

Bait

Ada banyak pilihan dari bait yang bisa kamu gunakan, seperti distikon, terzina, kuatren, kuint, dan sonata. Manfaatkan bait-bait ini sesuai dengan keinginanmu.

Kembangkan puisi semenarik mungkin

Proses selanjutnya adalah mengembangkan puisimu seindah mungkin. Setiap proses yang sudah kamu lewati akan makin ditingkatkan dengan proses pengembangan ini. Jangan takut, tunjukan kreativitas dan imajinasimu di sini.

Buatlah penutup yang bagus

Akhir yang mengena adalah cara yang baik dalam menutup sebuah puisi. Ini bisa memancing para pembaca untuk membaca puisi lebih dari satu kali.

Kamu juga bisa menunjukan kreativitasmu dan memilih akhir puisi yang justru tidak dapat disangka-sangka oleh pembaca, atau membuat sebuah hal yang berbeda di akhir.

Sumber: Gurupendidikan, Kelaspintar

Unsur pembangun puisi terdiri dari unsur batin dan unsur fisik sebutkan masing masing unsur tersebut

Puisi adalah karya sastra yang syarat dengan bahasa yang indah. Puisi juga memiliki rima, irama, dan bait yang secara fisik terlihat.

Puisi juga dapat dikatakan sebagai karya yang penuh makna buah hasil pemikiran, perasaan, dan ungkapan dari penyair. 

Makna puisi dapat dipahami oleh pembaca dengan cara membaca secara detail dan penghayatan yang mendalam.

Puisi merupakan karya sastra yang dibangun dari dua unsur yaitu unsur fisik dan unsur batin. 

Unsur fisik dalam puisi meliputi 5 unsur yaitu: diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahasa figuratif, versifikasi, dan tata wajah. 

Unsur batin puisi terdiri dari 4 unsur antra lain: tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada (tone), dan amanat (intention). 

Penjelasan lebih detail terkait unsur batin puisi antara lain sebagai berikut.

Sebuah puisi harus mempunyai gagasan pokok pemikiran. Gagasan ini akan menjadi kerangka bagaimana puisi itu akan dibangun. 

Puisi setidaknya memiliki  5 jenis tema puisi yaitu (1) ketuhanan, (2) kemanusiaan, (3) kebangsaan, (4) keadilan sosial, dan  (5) kedaultan rakyat (Waluyo, 1987:115).

Puisi merupakan sebuah wujud ekspresi dari seorang penyair. Ekspresi tersebut dapat berupa kerinduan, kegelisahan, penagungan kepada Tuhan, kepada alam, atau kepada kekasih. 

Feeling juga dapat menjadi ciri latar psikologi, sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan sang penyair. 

Perasan penyair tersebut nantinya akan mempengaruhi bahasa yang digunakan misalkan tentang alam maka bahasa yang digunakan akan cenderung bermakna keindahan alam.

Nada dalam puisi memuat sebuah sikap bagaimana puisi itu dibacakan (bernada) apakah merupakan sebuah nasehat, kritik, sindiran, ejekan, atau cerita. 

Nada tersebut nantinya akan dirasakan oleh pembaca setelah membaca puisi yakni adanya perubahan suasana tertentu pada pembaca. 

Nada kritik dapat menimbulkan suasana pemberontakan, nada sindiran mengakibatkan rasa malu, nada ejekan dapat menimbulkan kemarahan dan lain sebagainya.

Sama halnya dengan karya sastra lain, puisi juga mengandung amanat sekalipun dengan bahasa yang lebih ringkas. Amanat tersirat pada kata - kata atau pun tema. 

Puisi sebagai karya sastra yang subjektif dapat menimbulkan lebih banyak amanat dari sisi pembaca bahkan dari pada apa yang hendak disampaikan oleh penyair. 

Amanat memuat tujuan mengapa penyair membuat puisi tersebut. 

Amanat juga dapat diartikan sebagai makna karya sastra yang berhubungan dengan seseorang, konsep, dan situasi pengimajinasian puisi.

Empat unsur batin puisi inilah yang membangun puisi dari dalam. Bagaimana pokok pemikiran puisi, pengekspresianya, cara membacanya, dan penyampaian amanatnya.

Sumber: Waluyo, H. J. (1987). Teori dan apresiasi puisi. Jakarta: Erlangga.