Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang senantiasa mengadakan hubungan dengan sesamanya. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya manusia perlu mengadakan kerjasama dengan pihak lain. Kerjasama dengan orang ain dapat terbina dengan baik apabila masing-masing pihak memiliki kepedulian sosial. Kepedulian sosial dapat diwujudkan dalam bentuk kegiatan tolong menolong Kata kepedulian berasal dari akar kata peduli yang artinya memerhatikan atau menghiraukan. Menaruh peduli berarti menaruh perhatian atau menghiaraukan sesuatu. Kepedulian merupakan suatu sikap memperhatikan atau menghiraukan urusan orang lain (sesam anggota masyarakat). Kepedulan sosial bukan berarti mencampuri urusan orang lain tetapi lebih pada membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan. Mengapa manusia perlu memiliki kepedulian sosial? Dikarenakan manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan orang lain. Hadis Tentang Tolong Menolong. Hadits Pertama. أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ رواه البخاري Bahwasanya Abdullah bin Umar r.a. mengabarkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda: ” Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain; oleh karena itu ia tidak boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barang siapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat ” . (HR. Bukhari ) Hadis pertama ini, Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita agar saling tolong-menolong. Tolong menolong atau ta’awun merupakan kebutuhan hidup manusia yang tidak dapat dipungkiri. Kenyataan telah membuktikan, bahwa suatu pekerjaan atau apa saja yang membutuhkan pihak lain, pasti tidak akan dapat dilakukan secara sendirian meskipun dia seorang yang memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang hal itu. Ini menunjukkan, bahwa tolong-menolong dan saling membantu merupakan sebuah keharusan dalam hidup manusia. Allah Swt telah berfirman: وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٢ Ta'awun (saling tolong menolong), adalah merupakan salah satu cara menjaga ukhuwah islamiah (persaudaraan dalam islam). Tidak ada arti dan nilainya jika kita menganggap saudara tetapi kita tidak membantu saudara kita ketika memerlukan bantuan, dan menolongnya ketika dia ditimpa cobaan, serta belas kasihan ketika ia dalam keadaan lemah. Rasulullah Saw. telah mengajarkan tujuan saling tolong menolong dalam bermasyarakat adalah bagaikan bangunan:الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِه . صحيح البخاري Artinya:"Mukmin yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling memperkuat antara sebagian dengan sebagian yang lainnya. (Rasulullah SAW. sambil memasukkan jari-jari tangan ke sela jari- jari lainnya) (HR. Bukhari) Coba kita renungkan, Satu batu merah tentu saja lemah, meskipun terlihat kuat. Dan seribu batu bata yang berserakan (tidak teratur), tidak mempunyai nilai karena tidak bisa membentuk bangunan. Tetapi manakala batu bata itu disusun dengan teratur dalam susunan yang rapi dan kokoh sesuai dengan aturan yang berlaku maka akan membentuk suatu bangunan. batu-bata tersebut tidak lagi disebut batu bata tapi berubah menjadi dinding yang kokoh dan dinding-dinding itu akan berubah wajah menjadi rumah yang kuat , yang tidak mudah dirobohkan oleh tangan-tangan yang jahil yang menghendaki kerusakan. Itulah ibarat yang digambarkan Rasulullah berkaitan dengan pentingnya sikap gemar tolong menolong. Allah Swt swt memberikan apresiasi kepada orang yang mau membantu keperluan saudaranya, maka Allah Swt akan membantunya dalam memenuhi kebutuhannya. Orang yang mau melepaskan kesusahan orang lain maka ia akan dilepaskan dari kesusahannya di hari kiamat. Orang yang suka menutupi aib orang lain, ia akan ditutupi oleh Allah Swt dari aibnya di hari kiamat nanti. Hadits Kedua. مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَابِ الدُّنْياَ نَفْسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَابِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيهِ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ "Barang siapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya." (HR. Muslim dari Abu Hurairah). Hadis kedua ini, menjelaskan tentang sikap hidup yang harus ditumbuh kembangkan dalam kehidupan bermasyarkat sehari-hari. Yaitu, kesediaan melapangkan kesusahan, meringankan beban penderitaan, menjaga atau menutupi aib saudaranya agar tidak diketahui oleh orang banyak, dan kesediaan menolong sesama, jika hal tersebut ditumbuh kembangkan dalam kehidupan sehari dengan ikhlas insya Allah akan mendapat balasan dari Allah Swt, yaitu akan dilapangkan, diringankan, ditutupi aibnya dan mendapat pertolongan Allah Swt dari kesusahan-kesusahan di hari kiamat. Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang hadis tentang tolong menolong. Sumber buku Al-Qur'an Hadits Kelas VIII Mts Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin. tirto.id - Surah Al-Maidah ayat 2 mengajarkan kita untuk saling tolong-menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, serta melarang kita tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan musuh. Surat Al-Maidah ayat 2 diturunkan di Madinah (Madaiyah). Surat Al-Maidah berjumlah 120 ayat dan ada ayat-ayat Al-Maidah yang turun di Makkah (Makiyah). Ayat ini diturunkan setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, yaitu sewaktu terjadinya peristiwa Haji Wada (haji perpisahan).Arti Surah Al-Maidah Ayat 2Berikut ini bacaan surah Al-Maidah ayat 2 dalam bahasa Arab, latin dan artinya:يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَاۤىِٕرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَاۤىِٕدَ وَلَآ اٰۤمِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗوَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗوَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْۘا وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ – ٢Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tuḥillụ sya'ā`irallāhi wa lasy-syahral-ḥarāma wa lal-hadya wa lal-qalā`ida wa lā āmmīnal-baital-ḥarāma yabtagụna faḍlam mir rabbihim wa riḍwānā, wa iżā ḥalaltum faṣṭādụ, wa lā yajrimannakum syana`ānu qaumin an ṣaddụkum 'anil-masjidil-ḥarāmi an ta'tadụ, wa ta'āwanụ 'alal-birri wat-taqwā wa lā ta'āwanụ 'alal-iṡmi wal-'udwāni wattaqullāh, innallāha syadīdul-'iqāb Kandungan Surah Al-Maidah Ayat 2Azababul Nuzul (sebab-sebab diturunkannya ayat) dari Surah Al-Maidah ayat 2 adalah ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat berada di Hudaibiyah dan mereka dicegah oleh kafir Quraisy untuk pergi ke Baitullah. Kemudian, dari arah timur sekumpulan kaum musyrik pergi ke Baitullah. Para sahabat lalu berkata “Kita cegah mereka (orang-orang musyrik dari Timur) sebagaimana mereka (kaum kafir Quraisy) mencegah kita untuk pergi ke Baitullah”. Ayat ini turun untuk menegaskan tidak diperbolehkannya melakukan balas dendam belaka. Hendaknya, melakukan tolong-menolong.Di dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI (2015: 56), Q.S Al-Maidah ayat 2 berisi tentang ajaran tolong-menolong dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, serta dilarang tolong menolong dalam perbuatan dosa dan musuh. Banyak bentuk sosial yang terkandung dalam surah Al-Maidah khususnya ayat 2, antara lain sebagai berikut: 1. Dilarang Membenci Benci merupakan sikap tidak menyukai orang lain karena perasaan tertentu. Hal ini dapat membuat kita melakukan hal yang dilarang oleh Allah karena didasarkan rasa benci. Di dalam ayat dikatakan bahwa janganlah menolong karena rasa benci terhadap suatu kaum yang telah menghambat kamu mengunjungi Masjidil Haram, lalu kamu menganiaya mereka. Kita dilarang membenci karena dorongan dendam. Hendaknya kita memaafkan kejahatan mereka dan membalas dengan perbuatan baik.2. Gotong Royong |