Glass Packaging in Pharmaceutical Preparations Disusun Oleh : Arum Winda Setyorini G1F010020 Inayatun Ilaahiyah G1F010023 Suci Rahmayanti Najjah G1f010026 ABSTRAK Kemasan sediaan obat merupakan sarana yang menahan sediaan obat, yang dapat langsung atau tidak langsung bersentuhan (kontak) dengan sediaan obat. Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang dikemas dinyatakan sebagai bahan kemas primer, sebaliknya pembungkus selanjutnya seperti kotak terlipat karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas sekunder. Bahan kemas primer yang digunakan untuk membuat kemasan sediaan obat salah satunya adalah gelas/kaca. Gelas diperoleh melalui leburan bersama dari soda, batu kapur dan kuarsa, merupakan suatu leburan dingin serta terdiri dari kisi SiO4– tetraeder, yang terdeposit didalam ruang-ruang antar ion Na+ dan Cl– . Gelas terdiri dari 4 tipe, tipe I, II, III dimaksudkan untuk produk parental dan tipe NP untuk produk nonparental (oral dan topikal). Keyword : Gelas, kemasan, leburan Suatu sediaan obat diakui keberadaannya jika disertai kemasan akhir dengan penandaan yang lengkap. Pengemasan obat adalah suatu metode ekonomis yang memberikan kenyamanan, identifikasi, penyajian, dan perlindungan terhadap suatu sediaan obat sampai dikonsumsi. Perlindungan adalah kegunaan utama untuk pengemasan sediaan obat. Perlindungan sediaan obat harus dilakukan terhadap bahaya lingkungan seperti kelembapan, kontaminasi mikroba, oksigen dan cahaya matahari, dan juga terhadap bahaya fisik, seperti penyimpanan dan pengangkutan. Kebutuhan perlindungan diterapkan bukan hanya selama penyimpanan yang normal tetapi juga harus termasuk periode penggunaan sediaan. Selain itu, sediaan obat harus kompatibel dengan kemasan dan bahan kemasan tidak mengubah karakteristik stabilitas sediaan obat. Kegagalan untuk melindungi dapat menghasilkan kerusakan produk atau terjadinya produk sampingan yang berbahaya (Siregar, 2003). Kemasan sediaan obat merupakan sarana yang menahan sediaan obat, yang dapat langsung atau tidak langsung bersentuhan (kontak) dengan sediaan obat. Bahan kemas yang kontak langsung dengan bahan yang dikemas dinyatakan sebagai bahan kemas primer, sebaliknya pembungkus selanjutnya seperti kotak terlipat karton dan sebagainya dinamakan bahan kemas sekunder. Bahan kemas primer yang digunakan untuk membuat kemasan sediaan obat salah satunya adalah gelas/kaca. Secara fisika gelas dapat didefinisikan sebagai cairan yang lewat dingin (supercolled liquid), tidak mempunyai titik lebur tertentu dan mempunyai viskositasyang tinggi (> 103 Poise) untuk mencegah kristalisasi. Secara kimia gelas didefinisikan sebagai hasil peleburan berbagai oksida anorganik yang tidak mudah menguap yang berasal dari peruraian senyawa-senyawa kimia dimana struktur atomnya tidak menentu ( Anonim, tanpa tahun). A. Bahan baku Pembuatan Gelas Gelas terdiri dari oksida-oksida logam dan non logam. Bahan baku pembuatan gelas adalah :
Senyawa-senyawa kimia ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu:
Pasir silika tanpa bahan lain dapat dibuat menjadi wadah gelas tapi tidak praktis karena untuk peleburannya diperlukan suhu 1760-1870oC. Penambahan soda abu akan menurunkan suhu peleburan pada keadaan yang mudah dipraktekkan yaitu 1426-1538oC, sehingga soda abu disebut juga FLUXING AGENT. Untuk membuat agar kemasan gelas bersifat inert dan netral maka gelas dicelupkan dalam larutan asam. Untuk melindungi permukaan kemasan gelas maka diberi laminasi silikon polietilen glikol atau polietilen stearat. B. Proses Pembuatan Kemasan Botol Gelas Menurut (Voight, 1971), secara umum gelas diperoleh melalui leburan bersama dari soda, batu kapur dan kuarsa, merupakan suatu leburan dingin serta terdiri dari kisi SiO4– tetraeder, yang terdeposit didalam ruang-ruang antar ion Na+ dan Cl– . Gelas kapur natrium normal terdiri 75% SiO2. 15% Na2O dan 10% CaO. Untuk membuat gelas ampul dan wadah infuse tidak digunakan gelas kapur natrium, oleh karena itu menunjukan resistensi yang rendah terhadap air dan larutan yang larut dalam air. Gelas jenis ini akan melepaskan ion Na+ ke dalam air dan mengambil ion H+dari air. Dengan demikian gelas berfungsi sebagai penukar ion. Tahapan dalam proses pembuatan kemasan gelas yaitu bahan baku dicampur merata secara otomatis. Kemudian dimasukkan ke dalam tanur untuk dilelehkan dengan suhu 1500-1600oC , ada yang 1300oC). Tungku pembakaran membara terus menerus dan dikendalikan oleh sistem (panel) pengendali. Sebelum dicetak suhu diturunkan hingga 1000-1200oC dan lelehan gelas didiamkan beberapa saat. Cairan gelas dialirkan ke dalam mesin pembuat botol. Lelehan dipotong-potong dengan ukuran yang ditetapkan dalam bentuk gumpalan kasar. Gumpalan meluncur ke pencetakan pertama (cetakan Parison). Pembentukan dan pencetakan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Kemudian dipindahkan ke cetakan akhir atau cetakan wadah yaitu cetakan yang sebenarnya dengan ukuran tertentu. Dibawa ke ruang “lehr” pendingin yang bersuhu 450oC. Wadah dipanaskan kembali (proses annealing). Kemudian perlahan-lahan didinginkan dari suhu 575-600oC menjadi 450oC dengan adanya aliran udara. Proses ini bertujuan untuk membuat wadah gelas menjadi tidak rapuh atau mudah pecah. Dilakukan pengawetan gelas dengan cara pre-cooling yang berfungsi untuk menjaga kompresor agar udara yang terhisap hanya udara yang dalam keadaan bersih dan tidak mengandung air. Di Indonesia teknologi pre-cooling pertama kali ditemukan oleh PT.Iglas (Persero). Dilakukan pengawasan mutu ketika botol keluar dari cetakan, yang terdiri dari uji coba mekanis, elektris dan visual di pabrik atau di laboratorium. C. Pengujian Mutu Kemasan Gelas Pengujian mutu kemasan gelas yang dilakukan pada line produksi adalah :
D. Skema Pembuatan Wadah Gelas (Anonim, tanpa tahun). E. Pengelompokkan Gelas Berdasarkan bahan kimia gelas dan kemampuannya untuk mencegah peruraian, gelas dapat dikelompokkan sebagai berikut (Anonim,2011) :
F. Kelebihan dan Kekurangan Gelas sebagai material kemasan produk farmasi Kelebihan gelas dapat dilihat dari sifat-sifatnya yaitu :
Kelemahan kemasan gelas :
G. Macam-Macam Bentuk Kemasan gelas/Kaca yaitu :
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2011, containers and closure for pharmaceutical product, http://www.pigmp.com/pdf/containers-closures.pdf. Diakses tanggal 19 Mei 2012 Anonim, tanpa tahun, Kemasan Gelas, ocw.usu.ac.id/…/thp_407_handout_kemasan_gelas, Diakses tanggal 19 mei 2012 Bauer, Edward J., 1947, Pharmaceutical Packaging Handbook, new york Siregar, Charles JP, 2003, Farmasi Rumah Sakit : Teori dan Terapan, Penerbit Buku EGC, Jakarta Voight, Rudolf, 1971, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta |