Tuliskan 5 perilaku menghemat energi yang dapat dilakukan di sekolah

Tuliskan 5 perilaku menghemat energi yang dapat dilakukan di sekolah

Tuliskan 5 perilaku menghemat energi yang dapat dilakukan di sekolah
Lihat Foto

freepik.com/pch.vector

Ilustrasi belajar cara hemat energi listrik

JAKARTA, KOMPAS - Siswa, guru, dan staf dapat mengambil langkah-langkah kecil untuk mengurangi pemborosan energi di sekolah.

Sebagian besar sekolah menggunakan banyak listrik untuk memastikans semua fasilitas dipakai dalam keadaan aman, nyaman, dan kondusif untuk belajar bagi siswa.

Segala sesuatu mulai dari penerangan hingga pengontrol suhu menambah biaya listrik yang terkait dengan menjalankan sekolah.

Guru dapat melihat upaya hemat energi di sekolah sebagai pilihan untuk bekerja dengan siswa.

Anak-anak di kelas dapat mengasah ide-ide kreatif dan inovatif guna menghemat listrik di sekolah.

Baca juga: Ratusan Negara Bakal Setop Gunakan Batu Bara

Melibatkan anak-anak dalam proses hemat energi di usia muda dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab kesadaran diri terhadap lingkungan seumur hidup.

Guru harus memastikan bahwa siswa memahami pentingnya mengurangi dampak sekolah.

Dengan sedikit edukasi tentang cara mengurangi penggunaan listrik di sekolah, banyak siswa dapat berkontribusi dalam upaya membuat sekolah mereka sedikit lebih hijau.

Tahun ajaran baru cenderung membawa banyak kegembiraan dan energi saat guru dan siswa mempersiapkan diri untuk tahun depan. 

1. Belajar di luar kelas

Cara Presentasi yang Baik...

Apakah Sahabat tengah menyiapkan presentasi untuk klien atau rekan-rekan kerja Sahabat? Bila ya, berarti Sahabat tengah membaca artikel yang tepat. Pasalnya, artikel ini akan menyajikan cara presentasi yang baik, supaya Sahabat bisa lebih meyakinkan audiens. Entah klien, rekan kerja, atau audiens mana pun. Cara presentasi yang baik itu bisa Sahabat simak di bawah ini!

Tentukan Poin yang Hendak Disampaikan

Cara pertama yang mesti dilakukan adalah menentukan poin yang hendak disampaikan. Cara ini mesti dilakukan setelah Sahabat pelajari terlebih dahulu materi presentasi Sahabat.

Pastikan poin yang hendak disampaikan relevan dengan kebutuhan audiens. Baik itu klien, rekan kerja, atau siapa pun. Poin yang hendak disampaikan sendiri bisa ditulis secara singkat dan mudah dimengerti. 

Kenali Audiens Sahabat

Agar Sahabat tahu apa poin yang hendak disampaikan, Sahabat mesti mengenali dulu siapa yang menjadi audiens Sahabat. Apakah atasan, klien, atau rekan kerja dari divisi yang sama dengan Sahabat. 

Selain membantu Sahabat mengetahui poin yang mau disampaikan, mengenali audiens Sahabat juga membantu dalam menentukan gaya penyampaian presentasi. Apakah akan disampaikan secara formal maupun santai.

Buatlah Slide dengan Teknik 10-20-30

Saat nanti membuat slide untuk presentasi, Sahabat bisa menerapkan teknik 10-20-30. Sebuah teknik yang dikembangkan oleh Guy Kawasaki. Jika dijabarkan, teknik 10-20-30 terdiri atas:

  • Slide berisi tak lebih dari 10 slide.
  • Presentasi dilakukan maksimal 20 menit.
  • Font yang digunakan pada slide mesti berukuran 30.

Dengan teknik semacam itu, Sahabat bisa menghasilkan slide yang menarik, serta presentasi yang baik dan efektif.

Kuasai Peralatan Presentasi

Jangan hanya mengandalkan slide saja saat presentasi nanti. Gunakan pula sejumlah peralatan yang menunjang presentasi. Mulai dari laptop, proyektor, hingga handheld remote. Kuasai semua alat tersebut guna menunjang presentasi Sahabat.

Selain membuat Sahabat lebih mudah menampilkan slide, menguasai sejumlah peralatan tersebut juga bikin Sahabat tidak panik. Terutama, jika peralatan tersebut mulai error atau tidak berfungsi.

Tambahkan Sesuatu Menarik dalam Slide Sahabat

Agar slide yang Sahabat presentasikan tidak monoton, Sahabat bisa memberikan sesuatu yang menarik ke dalamnya. Semisal animasi maupun video. Untungnya, Microsoft Power Point keluaran terbaru bisa membantu Sahabat memasukkan beberapa hal menarik itu.

Perhatikan Penampilan

Selain slide dan alat presentasi, penampilan adalah hal yang perlu diperhatikan. Pastikan Sahabat mengenakan pakaian yang rapi, agar audiens nyaman melihat Sahabat yang tengah presentasi.

Pastikan pula agar penampilannya sesuai dengan materi yang mau dipresentasikan. Cara ini juga berlaku saat Sahabat hendak melakukan presentasi secara online.

Lakukan Kontak Mata Kepada Audiens

Saat tampil di depan audiens, jangan lupa untuk melakukan kontak mata dengan mereka. Apalagi, jika audiens yang Sahabat hadapi cukup sedikit. Kontak mata yang Sahabat lakukan itu bisa membuat audiens merasa diperhatikan.

Namun, jangan melakukan kontak mata terlalu intens. Kontak mata yang terlalu intens (apalagi sampai terlalu tajam) akan membuat audiens merasa terintimidasi.

Kontak mata juga bisa dilakukan kepada audiens dengan jumlah banyak. Caranya, adalah menatap beberapa audiens yang mewakili sudut-sudut tempat di mana mereka duduk.

Selain kontak mata, memberikan senyuman kepada audiens juga tak kalah penting. Senyuman yang Sahabat berikan bisa memberikan kesan ramah kepada audiens.

Lakukan Pembukaan Presentasi yang Menarik

Salah satu kunci sukses tidaknya presentasi adalah pembukaan. Semakin menarik pembukaan atau opening sebuah presentasi, maka presentasi yang Sahabat lakukan akan berjalan sukses.

Oleh karenanya, lakukan pembukaan presentasi yang semenarik mungkin, agar presentasi Sahabat bisa berhasil. Ada beberapa metode yang bisa dipakai untuk menghasilkan opening presentasi yang menarik. Sahabat bisa memilih salah satunya yang sekiranya cocok. Beberapa metode itu adalah:

  • Membuka dengan Pertanyaan

Metode yang pertama ini bisa membuat audiens terpancing untuk menjawab pertanyaan Sahabat. Metode satu ini secara tak langsung bisa memunculkan interaksi antara Sahabat dengan para audiens.

Pastikan pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan terbuka. Maksudnya, adalah pertanyaan yang menimbulkan jawaban yang beragam, selain ‘ya’ dan ‘tidak’. Pastikan pertanyaan yang diberikan masih nyambung dengan materi yang Sahabat sampaikan.

  • Membuka dengan Kutipan Inspiratif

Sahabat juga bisa membuka presentasi dengan kutipan inspiratif. Entah itu yang berasal dari buku, novel, film, atau bisa juga kutipan yang Sahabat buat sendiri.

Pastikan kutipan yang Sahabat pakai masih ada hubungannya dengan materi presentasi Sahabat. Metode ini sifatnya fleksibel. Jika sekiranya tidak ada kutipan yang relevan dengan materi presentasi, maka metode ini tak mesti Sahabat pakai.

Jika Sahabat adalah orang yang jago storytelling, metode ini sangat cocok dipakai. Metode satu ini tak hanya dipakai oleh mereka yang mau presentasi. Pembawa acara pun juga lazim memakai metode ini.

Membuka presentasi dengan cerita bisa bikin audiens membayangkan cerita yang Sahabat sampaikan. Nantinya, hal itu pelan-pelan akan membuat mereka terhubung dengan Sahabat. Akhirnya, audiens pun tertarik mendengarkan presentasi Sahabat.

Untuk memakai metode ini, pastikan ceritanya relevan dengan materi presentasi, serta mampu menyentuh hati audiens.

Tunjukkan Rasa Antusias

Saat menyampaikan tiap poin presentasi, pastikan Sahabat menunjukkan rasa antusias. Menunjukkan rasa antusias membuat Sahabat terlihat bersemangat di hadapan audiens. Hal itu juga bakal bikin audiens juga terbawa antusiasme Sahabat.

Namun, jangan terlalu antusias, agar tidak terkesan lebay di mata audiens. Pastikan rasa antusiasme yang Sahabat tunjukan diimbangi dengan materi presentasi yang menarik. Hal itu akan membuat presentasi Sahabat bisa semakin baik dan sukses.

Jangan Lupa Bersikap Rileks

Walau harus menunjukkan rasa antusias Sahabat, jangan sampai lupa untuk tetap rileks selama presentasi nanti. Bersikap rileks bisa membantu Sahabat tetap bisa tenang dan mengontrol diri selama presentasi. Apalagi, jika Sahabat baru pertama kali melakukan presentasi.

Ada beberapa cara untuk bersikap rileks selama presentasi. Salah satunya dengan menarik nafas dalam-dalam sebelum presentasi dimulai. Jika presentasi yang Sahabat lakukan bersifat semi formal, Sahabat bisa bergerak kesana-kemari di tengah-tengah presentasi. Pastikan gerakan tersebut dilakukan secara pelan dan tenang, agar tidak mengganggu konsentrasi audiens.

Bersikaplah Secara Profesional

Terlepas siapa pun audiens Sahabat, Sahabat harus tetap bersikap profesional. Baik sebelum presentasi, sedang presentasi, maupun setelah presentasi. 

Salah satu contoh sikap profesional yang bisa dilakukan adalah datang tepat waktu sebelum presentasi. Datang tepat waktu bisa membuat presentasi berjalan sesuai dengan jadwal yang ditentukan, serta tidak membuat audiens terlalu lama meyang Sahabat lakukan bersifat semi formal, Sahabat bisa bergerak kesana-kemari di tengah-tengah presentasi. Pastikan gerakan tersebut dilakukan secara pelan dan tenang, agar tidak mengganggu konsentrasi audiens.

Demikianlah sejumlah cara presentasi yang baik, supaya audiens tertarik kepada presentasi kita. Semoga bisa Sahabat praktekan sendiri saat nanti mau presentasi. Semoga presentasi Sahabat berjalan sukses!

Penulis : Anggie Warsito