Tuliskan 4 faktor yang mempercepat berkembangnya agama Islam di Indonesia

Agama Islam pertama kali lahir di Mekkah, Arab Saudi. Para pemeluknya menyebarkan agama Islam lewat berbagai jalur. Salah satu teori menyebutkan bahwa agama Islam di Indonesia masuk lewat jalur perdagangan. Ketika Islam menyebarkan agama dan kebudayaannya ke Indonesia, prosesnya cenderung berjalan dengan damai. Karena itu, raja hingga rakyat biasa menerimanya dengan hangat.

Selain perdagangan, ada saluran lain yang menyebabkan agama Islam dapat masuk dan berkembang di Indonesia. Saluran tersebut di antaranya adalah saluran perkawinan, pendidikan, dan seni budaya.

Ada teori-teori yang menyebutkan tentang asal penyebar Islam di Indonesia, yaitu teori Gujarat, teori Arab, dan teori Persia.

Teori Gujarat ini diajukan oleh kalangan sejarawan Belanda, seperti Jan Pijnappel, Snouck Hurgronje, dan Jean Piere. Menurut teori ini, penyebar Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (India) antara abad ke-7 hingga abad ke-13 M. Kalangan yang berperan khususnya adalah para pedagang. Sejak abad ke-7, mereka telah memeluk Islam dan di tengah kegiatannya berdagang, mereka turut mengenalkan agama Islam, termasuk di Indonesia.

Sementara itu, teori Arab diajukan oleh Jacob Cornelis van Leur dan Buya Hamka. Teori ini menyebutkan bahwa pengaruh Islam dibawa langsung oleh pedagang Arab sekitar abad ke-7. Teori Arab didukung dengan adanya pemukiman Islam di Barus, pesisir barat Sumatera, di abad ke-7. Ada pula nisan pada makam wanita di Gresik, Jawa Timur, yang ditulis dengan huruf Arab bergaya Kufi.

Teori lainnya adalah teori Persia yang didukung oleh Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa pengaruh Islam di Indonesia dibawa masuk oleh orang-orang Persia sekitar abad ke-13. Argumen yang diajukan oleh teori ini adalah terdapat kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia, seperti peringatan 10 Muharram, kesamaan ajaran sufi, kesamaan seni kaligrafi pada nisan makan, dan terdapat perkampungan Leran yang sempat menjadi perintis penyebaran Islam di Jawa.

Perkembangan agama Islam di Indonesia semakin pesat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam. Perkembangan kerajaan Islam di Indonesia berlangsung antara abad ke-13 hingga abad ke-18. Kerajaan tersebut dapat dibagi berdasarkan lokasi pusat pemerintahan mereka, yaitu di Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Maluku.

Kerajaan Islam yang didirikan pertama kali adalah Kerajaan Perlak. Bukti sejarah yang menunjukkan terdapat masyarakat dan kerajaan Islam dilaporkan oleh Marco Polo dari Venesia yang singgah di Kerajaan Perlak dalam perjalanan pulang ke Italia tahun 1292. Di perlak, Marco Polo juga menjumpai adanya penduduk yang telah memeluk Islam dan pedagang Islam dari India yang menyebarkan agama Islam.

Menyusul Kerajaan Perlak, berdiri pula Kerajaan Samudra Pasai. Bukti sejarah adanya kerajaan ini ditulis oleh Ibnu Batutah, seorang utusan kerajaan Delhi ke Tiongkok. Dalam perjalanan dari India ke Tiongkok, Ibnu Batutah singgah di Samudra Pasai dan mengunjungi istana Sultan Malik Az-Zahir. Dari hasil kunjungannya ke kerajaan Islam di Samudra Pasai, diketahui bahwa Samudra Pasai merupakan pelabuhan penting tempat kapal-kapal India dan Tiongkok berlabuh.

Selain kedua kerajaan tersebut, kerajaan Islam lain yang pernah berdiri di Indonesia di antaranya adalah Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, Kerajaan Mataram, Kerajaan Makassar, Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, dan Kerajaan Aceh Darussalam.

Sejarah tentang kedatangan dan penyebaran agama Islam di Nusantara bersumber dari catatan para pengelana yang telah mengunjungi wilayah nusantara pada abad ke-8 Masehi. Pendapat ini didasarkan atas pernyataan pengelana China

Bukti awal mengenai agama Islam berasal dari seorang pengelana Venesia bernama Marco Polo. Ketika singgah di sebelah utara pulau Sumatra, dia menemukan sebuah kota Islam bernama Perlak yang dikelilingi oleh daerah-daerah non-Islam. Hal ini diperkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.

Bukti kedua berasal dari Ibnu Batutah ketika mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 megatakan bahwa raja yang memerintah negara itu memakai gelar Islam yakni Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.

Bukti ketiga berasal dari seorang pengelana Portugis bernama Tome Pires, yang mengunjungi Nusantara pada awal abad ke-16. Dalam karyanya berjudul Summa Oriental, dia menjelaskan bahwa menjelang abad ke-13 sudah ada masyarakat Muslim di Samudera Pasai, Perlak, dan Pagaruyung. Selain itu di Pulau Jawa juga ditemukan makam Fatimah binti Maimun di Leran (Gresik) yang berangka tahun 1082 M dan sejumlah makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke-13.

Golongan lain berpendapat bahwa Islam sebenarnya sudah masuk ke Nusantara sejak -tsing]] yang berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya pada tahun 671. Dia menyatakan bahwa pada waktu itu lalu-lintas laut antara Arab, Persia, India, dan Sriwijaya sangat ramai.

Bukti kelima menurut catatan Dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih(sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada abad ke-9 dan ke-10 sudah ada di Kanton dan Sumatra.

Penyebar Agama Islam menurut teori Gujarat, salah seorang pendukung teori ini adalah Muhammad Fakir. Hal ini dapat dibuktikan, di mana teori ini mendasarkan argumentasi bahwa pada pengamatan terhadap bentuk relief nisan Sultan Malik Al Saleh yang memiliki kesamaan dengan nisan-nisan yang terdapat di Gujarat.

Penyebar Agama Islam menurut teori Makkah, salah seorang pendukung teori ini adalah Sjech Ismail dari Makiyah. Hal ini dapat dibuktikan, bahwa kelompok penduduk Nusantara pertama yang Islam adalah menganut mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab istimewa di Makiyah.

Penyebar Agama Islam menurut teori Persia, salah seorang pendukung teori ini adalah P.A. Hoessein Djajaningrat. Ha; ini dapat dibuktikan, bahwa ada beberapa kesamaan budaya yang hidup di kalangan masyarakat Nusantara dengan bangsa Persia dengan adanya peringatan Asyura di kalangan masyarakat, dan hal ini merupakan suatu kebiasaan bagi kaum Syi'ah.

Penyebar Agama Islam menurut teori para Sejarawan, salah satu penyebarnya adalah Wali Songo yang ada di Demak

Alasan yang menyebabkan penduduk nusantara banyak yang beragama Islam antara lain:

  • Pernikahan antara para pedagang dengan bangsawan. Contoh: Raja Brawijaya menikah dengan Putri Jeumpa yang menurunkan Raden Patah.
  • Pendidikan pesantren
  • Pedagang Islam
  • Seni dan kebudayaan. Contoh: Wayang, disebar oleh Sunan Kalijaga.
  • Dakwah

Faktor-faktor penyebab Agama Islam dapat cepat berkembang di Nusantara antara lain:

  • Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat.
  • Upacara-upacara dalam Islam sangat sederhana.
  • Islam tidak mengenal sistem kasta.
  • Islam tidak menentang adat dan tradisi setempat.
  • Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
  • Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar penyebaran agama Islam.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Penyebaran_Islam_di_Asia_Tenggara&oldid=21156485"

Periode mengenai kapan pertama kali Islam masuk di Indonesia serta siapa yang membawa ajaran Islam pertama kali di Indonesia masih menjadi perdebatan yang menarik hingga saat ini. Namun, satu hal yang pasti, proses Islamisasi berhasil dan sukses dilakukan di Kepulauan Nusantara. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah penganut ajaran Islam yang banyak di Nusantara. Faktor yang melatar belakangi keberhasilan Islamisasi di Nusantara antara lain; dibawa dan disebarkan dengan cara yang damai atau tanpa penaklukkan, beradaptasi serta berakulturasi dengan kebudayaan sebelumnya di masyarakat, dan menggunakan sejumlah saluran persebaran (perkawinan, pendidikan, perdagangan, serta tasawuf).

Dengan demikian, hal-hal yang membuat Islamisasi tidak berjalan cepat adalah adanya paksaan oleh penyebar ajaran Islam, tidak dapat beradaptasi dan berakulturasi dengan kebudayaan sebelumnya, serta  tidak memanfaatkan berbagai saluran penyebaran.

Faktor penyebab perkembangan ajaran dan kebudayaan Islam di Indonesia adalah keberhasilan dalam saluran penyebaran Islam di Indonesia. Saluran penyebaran Islam di Indonesia meliputi saluran perkawinan, saluran pendidikan, tasawuf, saluran kesenian, hingga saluran perdagangan. Saluran perdagangan dilakukan karena letak geografis Kepulauan Indonesia yang strategis, dimana menghubungkan pelayaran India dengan Cina. Selain itu benyak pelabuhan-pelabuhan internasional di pulau-pulau di Indonesia. Hal tersebut semakin mempermudah akses bagi pedagang-pedagang muslim dari Gujarat, Arab, Persia, maupun Cina untuk berinteraksi dengan masyarakat Indonesia dan selanjutnya memperkenalkan ajaran dan kebudayaan Islam. 

Dengan demikian, jawaban yang benar adalah C. 

contoh 10 pertanyaan tentang pendidikan karakter ​

1. Buatlah sebuah cerita berkesan tentang sebuah pengalaman yang kalian alami2. Kemudian tuliskan dimana peristiwa tersebut terjadi ? Siapa saja yang … terlibat dalam kejadian tersebut ? Kapan hal itu terjadi ?​

qatar meng impor barang​

Usaha ekonomi dapat di keola secara Dan

Kegiatan menghasilkan barang atau rasa untuk memenuhi kebutuhan di sebut

buatlah benua Asia tenggara dan benua Eropa dan ada nama negara2plis jawaba ips kakak​

biografi singkat Nelso Tansu ​

Yang benar apa sih... Negara² Asean ada 10 atau 11 negara sih kak??​

identifikasikan iklim negara-neraga di benua Asia, berdasarkan garis lintangTOLONG DI JAWAB YA..​

Perhatikan gambar berikut. Massa beras pada timbangan di atas adalah... A. 1,85 B. 18,5 C. 185 D. 1850 Tolong jawab Dengan jujur soalnya besok di kump … ul