Ketika ingin menulis surat-surat tersebut, dikatakan kepada Nabi bahwa mereka tidak mau menerima surat kecuali jika surat itu diberi stempel. Maka, Nabi pun membuat stempel dari perak bertuliskan: "Muhammad Rasul Allah." Tulisan ini terdiri dari tiga baris, Muhammad sebaris, Rasul sebaris, dan Allah sebaris. Menurut al-Tabari dalam Sejarah Para Nabi dan Raja, setelah Perjanjian Hudaibiyah, Nabi Muhammad memutuskan untuk mengirim surat kepada sejumlah kepala negara yang mengajak mereka memeluk Islam.
[1][2][3] Beberapa pakar non-Muslim meragukan tradisi ini.[4] Berdasarkan historiografi Islam, Nabi Muhammad mengirim utusan kepada Heraklius, Kaisar Bizantium; Chosroes II, Khosrau Persia; Negus dari Ethiopia; Muqawqis, penguasa Mesir; Harith Gassani, gubernur Suriah; Munzir bin Sawa al-Tamimi; dan penguasa Bahrain.[5] Berikut isi surat kepada Heraklius menurut para sejarawan Islam:
Berikut isi surat dari Muhammad untuk Negus, Raja Etiopia:
Surat dari Muhammed untuk Munzir bin Sawa al-Tamimi. Foto salinan surat diambil dari Sultan Ahmed Qureshi, Letters of the Holy Prophet, Karachi (1983). Berikut isi surat dari Muhammad untuk Munzir bin Sawa al-Tamimi:
Surat Muhamamd untuk Muqawqis, ditemukan di Mesir tahun 1858.[7] Berikut isi surat dari Muhammad untuk Muqawqis:
|