Tujuan dari pembuatan kronologi adalah untuk menghindari anakronisme maksud dari anakronisme adalah

Kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu. Tujuan kronologi adalah menghindari anakronisme atau kerancuan waktu sejarah. Dengan memahami konsep kronologi, kita dapat melihat kaitan yang terjadi di masa lalu dan direkonstruksi kembali secara tepat berdasarkan urutan waktu terjadinya. Kita juga dapat melihat kaitan peristiwa sejarah yang terjadi di belahan bumi yang lain. Kronologi merupakan ilmu dasar yang sangat penting dalam ilmu sejarah, karena konsep ini menggambarkan proses sejarah. Cara terbaik dalam menunjukkan suatu peristiwa secara kronologis adalah dengan menggunakan garis waktu yang menjajarkan peristiwa yang terjadi di masa lalu diurutkan berdasarkan waktu terjadinya. Rentang waktu yang dipakai tergantung ruang lingkup peristiwa yang akan dipaparkan.

Sejarah adalah ilmu yang berkaitan dengan konteks waktu yang akan membentuk periodisasi. Periodisasi dibuat untuk memudahkan pemahaman cerita sejarah dan berkelanjutan. Jadi, periodisasi adalah serialisasi rangkaian peristiwa menurut urutan zaman.

Contoh-Contoh Kronologi Sejarah Indonesia

Contoh-Contoh Periodisasi Sejarah Indonesia 1. 17 Agustus 1945 : Proklamasi kemerdekaan RI 2. 15 September 1945 : Sekutu mendarat di Jakarta 3. 10 November 1945 : Pertempuran Surabaya 4. 4 Januari 1946 : Ibu

kota RI pindah ke Yogyakarta

5. 25 Maret 1947 :

Persetujuan Linggarjati

6. 21 Juli 1947 : Agresi

militer Belanda I

7. 1 Agustus 1947 : Seruan gencatan senjata dari PBB

8. 17 Januari 1948 : Perjanjian Renville

9. 27 Desember 1949 :

Pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda

1.….-400 : zaman prasejarah Indonesia

2.400-1500 : zaman pengaruh hindu- Budha dan pertumbuhan Islam

3. 1500-1670 : Zaman kerajaan Islam dan mulai masuknya pengaruh Barat serta perluasan pengaruh VOC.

4. 1670-1800 : Masa penjajahan oleh VOC

5. 1800-1811 : Masa pemerintahan Herman W. Daendels 6. 1811-1816 : Masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles(Inggris). 7. 1816-1830 : Masa pemerintahan

Komisaris Jenderal dan perlawanan

terhadap Pemerintahan Kolonial Belanda. 8. 1830-1870 : Sistem tanam paksa

Bosch.

9. 1870-1942 : Sistem ekonomi Liberal Kolonial dan Politik Etis. 10.1908 : Masa Pergerakan Nasional 11.1942-1945 : Masa pendudukan Jepang. 12.1945-1949 : Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan. 13.1949-1950 : Masa pemerintahan RIS. 14.1950-1959 : Penerapan sistem Liberal Parlementer 15.1959-1966 : Masa Demokrasi Terpimpin

16.1966-1998 : Masa Orde Baru 17.1998-Kini : Era Reformasi

B. Penilaian

1. Jenis/Teknik Penilaian a. Penilaian Non-tes

Tugas membuat peta konsep tentang cara berfikir kronologis dan sinkronik dalam mempelajari Sejarah.

b. Penilaian tes (pertemuan ke-2)

Tes tertulis (post test): menilai kemampuan peserta didik dalam memahami cara berfikir kronologis dan sinkronik dalam mempelajari Sejarah.

2. Bentuk instrumen dan instrumen

b. Bentuk instrumen tugas peta konsep

Buatlah peta konsep tentang cara berfikir kronologis dan sinkronik dalam mempelajari Sejarah digambar pada kertas HVS sertakan identitas dan dikumpul minggu depan!

c. Bentuk instrumen tes tertulis Isilah soal-soal dibawah ini!

1) Bagaimana konsep ruang dan waktu dalam sejarah?

2) Bagaimana cara berpikir diakronis dalam sejarah? berikan contohnya! 3) Bagaimana konsep kausalitas dalam sejarah? berikan contohnya! 4) Bagaimana konsep kronologi dan periodisasi dalam sejarah?

Kunci jawaban soal test tertulis dan rentang skor

Kunci jawaban Rentang

skor

1. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa alam, peristiwa sosial, dan peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Ruang dalam sejarah adalah tempat terjadinya peristiwa yang terkait dengan aspek geografis. Sedangkan konsep waktu dalam sejarah sangat penting untuk mengetahui peristiwa masa lalu dan perkembangannya sampai saat ini. Sejarah berkaitan erat dengan perubahan dan keberlanjutan dalam kehidupan manusia. Manusia tidak dapat dilepaskan dari waktu karena perjalanan hidup manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri.

0 - 25

2. Dalam konsep berpikir kronologis atau diakronis mempelajari kehidupan sosial secara memanjang berdimensi waktu dan menyempit dalam ruang.

Contoh:

Perkembangan Sarekat Islam di Solo, 1911-1920; Terjadinya Perang Diponegaro, 1825-1830; Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949; Gerakan Zionisme 1897-1948.

0 - 25

3. Kausalitas merupakan hukum sebab-akibat mengenai suatu peristiwa, keadaan atau perkembangan. Kausalitas dalam sejarah berarti setiap peristiwa serajah memiliki sebab dan akibat, sehingga tidak terjadi begitu saja.

Contoh: Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disebabkan oleh beberapa peristiwa seperti bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, serta peristiwa Rengasdengklok.

0 - 25

4. Kronologi adalah ilmu untuk menentukan waktu terjadinya suatu peristiwa dan tempat peristiwa tersebut secara tepat berdasarkan urutan waktu. Kemudian periodisasi adalah serialisasi rangkaian peristiwa menurut urutan zaman. Kronologi lebih sempit dan detail disbanding dengan periodisasi yang merupakan pembabakan zaman.

3. Pedoman penskoran

a. Penskoran tugas peta konsep:

No. Nama Siswa

Aspek penilaian Skor (Jumlah

Total dari aspek penilaian) Kerapian (40) Kebenaran isi (40) Ketepatan waktu (20)

b. Penskoran post test

Kriteria Skor Nilai

Jawaban benar sempurna 25

Jawaban mendekati benar sempurna 20

Jawaban separuh benar 15

Jawaban sedikit benar 10

Jawaban salah 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Godean

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib)

Kelas/Semester : X/1

Materi Pokok : 3.2 Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

Alokasi Waktu : 5 x 45 menit (2,5 x pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan pengertian Praaksara

2. Menjelaskan proses alam terjadinya Kepulauan Indonesia 3. Menganalisis pembagian zaman pada masa Praaksara

4. Mengidentifikasi jenis flora dan fauna di kepulauan Indonesia 5. Menganalisis jenis manusia Praaksara

6. Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara dan kebudayaannya. 7. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada

zaman praaksara dalam bentuk presentasi.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

3.2. Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara.

Indikator:

 Menjelaskan pengertian zaman Praaksara.

 Menjelaskan proses alam terjadinya Kepulauan Indonesia.  Menganalisis pembagian zaman pada masa Praaksara

 Mengidentifikasi jenis flora dan fauna di Kepulauan Indonesia.  Mengidentifikasi jenis-jenis manusia Praaksara.

 Menganalisis corak kehidupan masyarakat Praaksara dan kebudayaannya. 4.2. Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat pada

zaman praaksara dalam bentuk tulisan.

Indikator:

 Menyajikan hasil penalaran mengenai corak kehidupan masyarakat praaksara dalam bentuk presentasi.

C. Materi Pembelajaran (terlampir) D. Metode Pembelajaran

Pertemuan 3

Pendekatan: Scientific (mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasi)

Metode : Diskusi, Presentasi, Tanya-jawab, Pin Your Answer Pertemuan 4

Pendekatan : Scientific (mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi, dan mengomunikasi)

Metode : Diskusi, Presentasi, Tanya-jawab, Make a Match

Anakronisme (dari kata Yunani ἀνά ana, "melawan" dan χρόνος khronos, "waktu") adalah ketidaksesuaian kronologis dalam suatu karya, khususnya penempatan seseorang, peristiwa, benda, atau adat-istiadat yang tidak sesuai dengan latar waktunya. Jenis anarkronisme yang umum terjadi adalah penempatan objek yang tidak sesuai dengan latar waktu/zaman pada karya yang ditampilkan. Namun, anakronisme juga bisa berupa ungkapan verbal, teknologi, gagasan filosofis, gaya musik, material, tumbuhan atau hewan, kebiasaan, atau hal lainnya yang eksis atau identik pada suatu periode/zaman tertentu, tapi ditampilkan di luar periode/zaman tersebut.

Suatu anakronisme bisa terjadi dengan sengaja maupun tidak sengaja. Anakronisme yang disengaja dapat ditampilkan pada karya sastra atau seni untuk membantu penikmatnya agar lebih mudah terbawa suasana pada periode bersejarah yang sedang diceritakan/ditampilkan. Anakronisme juga bisa digunakan dengan maksud menampilkan retorika, komedi, atau kejutan. Anakronisme yang tidak disengaja bisa terjadi apabila pengarang, seniman, atau pelakon pertunjukan tidak terlalu mengetahui perbedaan teknologi, bahasa, adat-istiadat, atau busana pada zaman yang berbeda-beda.

  •  

    Orfeus, tokoh dalam mitologi Yunani Kuno dilukiskan sedang membawa biola, padahal biola mulai diciptakan pada abad ke-16. Lukisan ini dibuat pada abad ke-17 oleh Cesare Gennari.

  •  

    Dalam acara The Flintstones, manusia diceritakan hidup berdampingan dengan dinosaurus, merupakan contoh anakronisme yang sering terjadi pada komedi dan kartun.[1]

  •  

    Dalam film Harry Potter and the Half-Blood Prince yang berlatar di London tahun 1996, Jembatan Milenium ditampilkan runtuh. Kenyataannya, jembatan tersebut dibangun pada tahun 1998.[2]

  1. ^ van Riper, A. Bowdoin (2013-09-26). "Hollywood, History, and the Art of the Big Anachronism". PopMatters. Diakses tanggal 2014-06-11. 
  2. ^ "Harry Potter Film Locations in London – Millennium Bridge". Golondon.about.com. 5 March 2014. Diakses tanggal 10 July 2014. 

  • Grafton, Anthony (1990). Forgers and Critics: creativity and duplicity in Western scholarship. Princeton: Princeton University Press. ISBN 0691055440. 
Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Anakronisme.
  •   Definisi kamus anakronisme di Wiktionary
  •   Artikel ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Anachronism". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University Press. 

 

Artikel bertopik sastra ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "//id.wikipedia.org/w/index.php?title=Anakronisme&oldid=17960305"

Video yang berhubungan

Postingan terbaru

LIHAT SEMUA