Tugas malaikat yang ditujukan kepada manusia ketika di akhirat adalah

Tugas malaikat yang ditujukan kepada manusia ketika di akhirat adalah
Ilustrasi Malaikat. Ilustrasi Malaikat ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Ada banyaknama malaikat dan tugasnya dalam ajaran Islam. Namun hanya diketahui oleh Allah SWT. Meski begitu, terdapat sepuluh malaikat yang wajib diketahui umat Islam.

Sejumlah malaikat Allah SWT tertuang dalam kitab suci Alquran, serta kisah para Nabi dan Rasul. Tak dapat dipungkiri, kehadiran malaikat senantiasa di sekitar kita.

Salah satunya menurut Quraish Shihab berdasarkan riwayat Imam Bukhari, bahwa para malaikat hadir di majelis dzikir. Setelah selesai, mereka menuju Allah, menyampaikan bahwa "Kami (malaikat) hadir di majelis dzikir".

Kemudian, Allah berfirman, "Limpahkan rahmat bagi mereka semua. Ampuni mereka semua". Tetapi malaikat berkata, "Ya Allah, ada orang yang hadir tapi tujuannya bukan berdzikir”. Allah kembali berfirman, "Ampuni mereka, karena mereka mendekat kepada orang yang berdzikir”. (buku 'Yang Halus dan Tak Terlihat: Malaikat dalam Al-Quran')

Riwayat singkat tersebut menunjukkan bahwa malaikat dekat dalam banyak lini kehidupan manusia. Sebagai umat Islam pun kita diwajibkan mengimani adanya malaikat, sesuai rukun iman kedua.

Untuk lebih jelasnya, simak mengenai nama malaikat dan tugasnya menurut Islam, seperti dihimpun dari NU Online berikut ini, Selasa (28/9).

Tugas malaikat yang ditujukan kepada manusia ketika di akhirat adalah

kaligrafi allah dan muhammad ©2017 wallpaperislami.com

Malaikat termasuk makhluk yang diciptakan Allah SWT dari nur atau cahaya, yang tidak memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Malaikat itu berbeda dengan manusia, di dalam sifat-sifat dan tugasnya.

Bahkan tak memiliki jenis kelamin seperti laki-laki atau perempuan. Malaikat adalah satu-satunya makhluk yang paling yang taat kepada Allah serta senantiasa menjauhi larangan-Nya.

Malaikat tidak makan dan tidak pula minum. Dalam keadaan biasa, mereka tak bisa dilihat dengan mata kepala, para malaikat Allah itu sebangsa Ruh. Kita tidak diwajibkan mengetahui hakekat dzat malaikat.

Sebatas mempercayai akan keberadaannya, dengan sifat-sifat yang tersebut dalam Alquran. Beberapa ayat mengenai malaikat Allah disebutkan dalam penggalan ayat berikut:

Pertama,

"Dan sungguh, (Al-Qur'an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh ar-Ruh al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan," (asy-Syu’ara’: 192-194)

Kedua,

مَايَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

”Tidak sesuatu perkataan yang dikatakan; melainkan mesti ada malaikat yang mengawasi dan meneliti”. (Qaaf : 18)

Ketiga,

قُلْ يَتَوَفَّكُمْ مَلَكُ اْلمَوْتِ الَّذِى وُكِلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلَى رَبِكُمْ تُرْجَعُوْنَ

“Katakanlah kamu akan dinantikan oleh malaikat maut yang diwajibkan (mencabut) segala nyawa kamu; kemudian kepada Tuhanmu ingatlah kamu dikembalikan”. (As-Sajadah: 11)

3 dari 4 halaman

Tugas malaikat yang ditujukan kepada manusia ketika di akhirat adalah
©2020 Merdeka.com

Meyakini adanya malaikat termasuk rukun iman kedua. Kewajiban ini tertuang dalam Alquran berikut:

"Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya,

yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah Ayat 177)

Maksud dari beriman kepada malaikat Allah di sini, kita meyakini dan membenarkan bahwa mereka ada dan memiliki tugasnya masing-masing. Berikut ini fungsi beriman kepada malaikat Allah:

1. Selalu melakukan perbuatan baik, serta merasa najis dan menjauhi perbuatan buruk. Karena diri ini selalu diawasi oleh malaikat.

2. Berupaya masuk ke surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan. Dengan bertakwa dan beriman kepada Allah SWT, serta berlomba mendapatkan Lailatul Qodar.

3. Mempertebal keimanan, meningkatkan keikhlasan, dan kedisiplinan untuk meneladani atau meniru sifat, serta perbuatan malaikat.

4. Selalu berpikir dan berhati-hati dalam melaksanakan segala perbuatan. Karena setiap tingkah laku, yang baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

4 dari 4 halaman

Tugas malaikat yang ditujukan kepada manusia ketika di akhirat adalah
©Shutterstock

Malaikat berasal dari kata bahasa Arab, malak, yang berarti kekuatan. Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah SWT selain manusia, setan, dan jin. Yang semuanya memiliki tugas serta tanggung jawab masing-masing di dunia.

Berikut ini sepuluh nama malaikat dan tugasnya menurut Islam:

1. Malaikat Jibril

Nama lainnya adalah Ar-Ruhul-Amin atau Jibril atau Ar-Ruhul-Qudus. Tugasnya menyampaikan wahyu Allah SWT kepada Nabi dan Rasul-Nya.

2. Malaikat Mikail

Bertugas membawa rezeki kepada semua makhluk, termasuk manusia.

3. Malaikat Israfil

Memiliki tanggung jawab untuk meniup terompet sangkakala di saat hari kiamat. Seketika semua mahluk di bumi akan mati saat mendengar tiupan sangkakalanya.

4. Malaikat Izrail

Bertanggung jawab mencabut nyawa dari tubuh makhluk.

5. Malikat Munkar

Bertugas menanyai dan melaksanakan perintah pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.

6. Malaikat Nakir

Bertugas menanyai dan memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur bersama malaikat Munkar.

7. Malaikat Raqib

Memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala perbuatan amal baik manusia saat hidup.

8. Malaikat Atid

Sedangkan yang mendampingi malaikat Raqib, memiliki tugas untuk mencatat segala perbuatan buruk atau jahat manusia ketika masih hidup.

9. Malaikat Malik

Memiliki nama lain, Zabaniyah. Tugasnya ialah menjaga pintu neraka.

10. Malaikat Ridwan

Terakhir ada malaikat Ridwan, yang berwenang untuk menjaga pintu surga.

 

Tugas malaikat yang ditujukan kepada manusia ketika di akhirat adalah
أَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِدُلُوكِ ٱلشَّمۡسِ إِلَىٰ غَسَقِ ٱلَّيۡلِ وَقُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِۖ إِنَّ قُرۡءَانَ ٱلۡفَجۡرِ كَانَ مَشۡهُودٗا ٧٨

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sungguh shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat) (QS. Al Isra [17]: 78).

Inilah salah satu ayat yang mengaitkan shalat dan doa para malaikat untuk pelakunya. Saya lalu teringat beberapa doa shalat yang berisi nama-nama malaikat. Antara lain doa dalam rukuk dan sujud, “Maha Suci dan Maha Bersih Tuhanku dan Tuhan semua malaikat dan Malaikat Jibril” (HR. Muslim dari  ’Aisyah r.a). Juga doa pada tasyahud akhir menjelang salam, “Wahai Allah, Tuhannya Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil. Engkaulah Pencipta langit dan bumi; Engkaulah yang Maha mengetahui yang tersembunyi dan yang terbuka; Engkaulah yang akan menghakimi semua yang diperselisihkan di antara hamba-hamba-Mu. Berilah aku petunjuk yang benar dari masalah yang diperselisihkan itu. Sungguh Engkau pembimbing ke jalan yang lurus untuk siapapun yang Engkau kehendaki.” (HR. Muslim 1829). Nah, saya kemudian penasaran, mungkinkah kita berdialog dengan malaikat ketika shalat?.

Untuk menjawab pertanyaan di atas, saya jelaskan terlebih dahulu apa dan bagaimana malaikat itu. Al Qur’an tidak menyebutkan bahan penciptaan malaikat. Hanya hadis yang menjelaskan, bahwa ia tercipta dari cahaya. Penciptaan malaikat tersebut dimaksudkan untuk mengingatkan keterbatasan pengetahuan manusia, sebab malaikat adalah metafisika di luar jangkuan akal. Sekalipun demikian, kita wajib mengimani keberadaannya, sifat-sifatnya, dan ketundukannya kepada Allah. Ia satu-satunya makhluk yang selalu terkait dengan aktivitas manusia di dunia, di alam kubur, dan di dalam surga atau neraka. Perintah Allah kepada malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s merupakan simbol perintah kepada malaikat untuk melayani manusia di dunia dan akhirat.

Berapa jumlah malaikat? Nabi SAW pernah bertanya kepada Jibril tentang baitul ma’mur, suatu tempat yang suci di langit tertinggi, lalu dijawab, “Setiap hari, ada 70.000 malaikat mengerjakan shalat di tempat itu, dan mereka tidak kembali.” (HR. Al Bukhari). Artinya, ada malaikat lain dalam jumlah yang sama dan mengerjakan ibadah yang sama di tempat itu. Jadi, jumlahnya tak terhitung. Penyebutan malaikat dalam Al Qur’an selalu berbentuk jamak. Itu berarti masing-masing malaikat, yaitu Jibril, Mikail, Israfil, dan sebagainya hanya bertugas sebagai kordinator untuk malaikat-malaikat lainnya untuk tugas masing-masing. Penyebutan adanya delapan malaikat yang memikul ‘arasy dalam Al Qur’an (Q.S Al Haqqah [69]: 17) bisa diartikan delapan kelompok besar malaikat pemikul ‘arasy.

Malaikat digambarkan Al Qur’an sebagai makhluk yang gagah perkasa atau “dzuu quwwatin” (QS. An Najm [53]: 6), atau ’inda dzil ‘arsyi makiin, artinya memiliki kecepatan seperti kilat (QS. Al Ma’arij [70]: 4), dan berparas menawan (QS. Yusuf [12]: 30), tidak seperti setan yang selalu digambarkan buruk rupa. Dalam melayani kebutuhan manusia, malaikat bisa berwajah manusia, sebagaimana yang dialami Nabi Ibrahim a.s ketika kedatangan para tamu, yang ternyata mereka adalah malaikat. Demikian juga ketika malaikat bertamu di rumah Nabi Luth a.s. Nabi SAW juga pernah dua kali menerima wahyu dari malaikat Jibril dengan wajah sahabat karibnya.

Apakah malaikat hanya datang kepada para Nabi? Tidak, mereka juga bisa menemui siapapun selain nabi, termasuk Anda, bahkan memberikan pertolongan atas perintah Allah. Mereka inilah yang datang untuk menolong Maryam ketika melahirkan Isa a.s. Akan tetapi kita harus berhati-hati, sebab setan juga bisa saja datang dengan mengaku sebagai malaikat. Nabi SAW sendiri pernah didatangi setan ketika shalat, lalu setan itu dicekiknya.

Menurut Ibnu Sirin (W 729 M), ulama ahli takwil mimpi dalam kitabnya, Muntakhabul Kalaam fii Tafsiiril Ahlaam, malaikat juga bisa hadir dalam mimpi kita, seperti yang dialami Abdullah bin Zaid r.a. Dalam tidurnya, ia diajari azan oleh orang yang berjubah. Mendengar pelaporan mimpi tersebut, Nabi SAW amat senang, sebab itulah yang ditunggu-tunggu, dan Nabi langsung memerintakan Bilal bin Rabbah untuk mengumandangkan azan hasil pengajaran malaikat melalui mimpi tersebut. Ketika Bilal beradzan, Umar bin Khattab terkejut, karena pada malam yang sama, ia juga diajari malaikat dengan bacaan azan yang sama. Malaikat juga bisa menolong manusia dengan cara yang sangat halus berupa pemberian inspirasi, ilham dan sejenisnya. Inilah yang disebut lamhah malakiyah atau lintasan pengetahuan dari alam malaikat. Di samping bertindak secara langsung untuk kebutuhan manusia, malaikat juga selalu mendoakan kebaikan untuk orang baik, dan hukuman penderitaan (la’nat) untuk orang-orang yang buruk perangai.

Dalam kehidupan kita, ada sunnatullah dan ‘inayatullah. Orang yang jatuh dari lantai 10 dan meninggal, misalnya, itulah sunnatullah, artinya sesuai dengan hukum alam. Tetapi, jika ternyata ia tidak meninggal karena berbagai sebab, maka itulah ‘inayatullah, artinya, ada tangan malaikat yang ikut menyelamatkannya atas perintah Allah. Allah SWT berfirman, “Dan bagi manusia, ada para malaikat yang menjaganya secara bergantian di depan dan dibelakangnya atas perintah Allah” (QS. Ar Ra’d [13]: 11). Inilah yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib r.a, setiap manusia dikawal malaikat penyelamat. Jika ada bahaya datang, dan hari itu bukan jadwal kematiannya, maka Allah memerintahkan malaikat untuk menyelematkannya. Tapi, jika hari telah ditentukan sebagai hari kematiannya, maka malaikat diperintahkan Allah untuk membiarkannya menuju ajalnya.

Dengan gambaran sifat-sifat malaikat di atas, maka kita benar-benar bisa menyapa mereka. Di luar shalat, kita dikawal malaikat, maka tentu lebih banyak malaikat yang menyertai dan mendoakan kita ketika kita sedang shalat. Anda pasti semakin merasakan nikmatnya shalat, jika misalnya ketika bersujud Anda menyapa (dalam hati) para malaikat, “Wahai Allah, Tuhannya semua malaikat, perintahkan mereka untuk mengawal aku agar selamat dari semua bencana, dan perintahkan pula membuka pintu-pintu rizki dan ilmu untukku.” Selamat menyapa malaikat dalam setiap shalat.

Referensi: (1) M. Quraish Shihab, Malaikat Dalam Al Qur’an, Penerbit Lentera Hati, Jakarta, 2017 cet. 1 (2) Qureish Shihab, M, Tafsir Al Misbah, Vol 6, Penerbit Lentera Hati, Jakarta, 2012, p. 227-230 (3) Moh. Ali Aziz, 60 Menit Terapi Shalat Bahagia, UIN Sunan Ampel Press, Surabaya, 2015, cet. X. (4) Al Bukhari, Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il, Shahih Al Bukhari, Toha Putra, Semarang, t.t. (5) Muslim bin Al Hajaj Al Qusyairi Al Naisaburi, Shahih Muslim, Dar Al Fikr, Beirut, 1988. (6) Hamka, Tafsir Al Azhar, Juz 13, Pustaka Panjimas, Jakarta, 1985, p. 70-73.