Tipe adaptasi terjadinya penyimpangan sosial yang ditunjukkan oleh gambar berikut adalah

Tipe adaptasi terjadinya penyimpangan sosial yang ditunjukkan oleh gambar berikut adalah

Tipe adaptasi terjadinya penyimpangan sosial yang ditunjukkan oleh gambar berikut adalah
Lihat Foto

shutterstock.com

Ilustrasi penyimpangan sosial

Tipe adaptasi terjadinya penyimpangan sosial yang ditunjukkan oleh gambar berikut adalah

Tipe adaptasi terjadinya penyimpangan sosial yang ditunjukkan oleh gambar berikut adalah
Lihat Foto

britannica.com

Ilustrasi penyimpangan sosial

KOMPAS.com - Penyimpangan sosial termasuk dalam perilaku menyimpang. Penyimpangan merupakan perilaku sejumlah besar orang yang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.

Diambil dari buku Roots of Wisdom: Inti Kebijakan (2011) karya Zicheng Hong, ada beberapa ahli yang mengartikan perilaku menyimpang.

Robert MZ Lawang mengatakan perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam masyarakat.

Serta menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem untuk memperbaiki perilaku menyimpang.

Menurut Paul B Horton, perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.

Baca juga: Pencegahan Perilaku Menyimpang pada Mahasiswa

Teori-teori penyimpangan

Teori yang bisa menjelaskan mengapa seseorang melakukan penyimpangan adalah sebagai berikut:

1. Teori differentian assosiation

Menurut Edwin H Sutherland, penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Seseorang mempelajari perilaku menyimpang melalui pergaulan, misalnya penggunaan narkoba.

2. Teori labeling

Menurut Edwin M Lemett, seseorang menjadi menyimpang karena proses labeling, julukan, atau cap yang diberikan masyarakat. Labeling dapat mendorong orang ke arah dunia penyimpangan.

Jelaskan perbedaan konflik individual dan konflik kolektig!​

1. Apa jadinya jika Manusia hidup selamanya?? jelaskan secara jelas!!Halo kakak dijawab yah,, thx ^U^ada yg mau jadi temen online aku g? hmm -_-​

Jelaskan apa saja bentuk kerjasama antara Indonesia dan Filipina dalam bidang sosial budaya dan pariwisata?

Saran bapak bagaimana agar krisis kepemimpinan di lihat dari perspektif politik tersebut tidak terjadi

Kenapa kejahatan kekerasan sering terjadi

Mengapa akhlak terbentuk dari lingkungan

Hal hal yang perlu diperhatikan ketika berbicara, yaitu

Jelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media sosial

Mengapa perkembangan jati diri harus diprioritaskan pada remaja

Jelaskan bagaimana budaya komsumsi akan menentukan prestise, status bagi si pemakainya.

Tipe adaptasi terjadinya penyimpangan sosial yang ditunjukkan oleh gambar berikut adalah

Tipe adaptasi terjadinya penyimpangan sosial yang ditunjukkan oleh gambar berikut adalah

Penulis: Balqis Fallahnda
tirto.id - 25 Feb 2021 23:30 WIB

View non-AMP version at tirto.id

Tipe adaptasi terjadinya penyimpangan sosial yang ditunjukkan oleh gambar berikut adalah
Setidaknya terdapat 4 teori penyimpangan sosial yang menjelaskan penyebab perilaku menyimpang.

tirto.id - Perilaku menyimpang atau biasa disebut dengan penyimpangan sosial merupakan salah satu topik yang dikaji dalam sosiologi dan antropologi. Tema ini merujuk pada fenomena perilaku individu dalam masyarakat yang dinilai menyimpang.

Mengutip materi kuliah "Konformitas, Penyimpangan, dan Kejahatan" terbitan UPH yang dilansir di laman Kemdikbud, pengertian perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial di dalam masyarakat. Dengan kata lain, perilaku menyimpang tidak sesuai dengan kehendak umum dalam masyarakat.

Advertising

Advertising

Sementara dalam buku Sosiologi 1, Volume 1 (2008:119), Andreas Suroso menjelaskan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial adalah segala bentuk tindakan dari individu ataupun kelompok yang tidak sesuai, bahkan menentang, aturan ataupun nilai-nilai norma sosial dalam masyarakat.

Beberapa pakar sosiologi juga menyodorkan beragam pengertian perilaku menyimpang, demikian dijelaskan di buku Sosiologi untuk SMA Kelas X (2009, Hlm 104). Setidaknya ada 3 definisi yang bisa dicermati.

Menurut Bruce J. Cohen, perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tak bisa menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak di masyarakat. Sedangkan James Vander Zander mendefinisikan perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang.

Baca juga: Mengenal 3 Teori Besar Sosiologi dari Durkheim, Karl Marx, & Weber

Adapun Robert M.Z. Lawang menjelaskan, perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut.

Sekalipun begitu, dalam buku CMS Sosiologi SMA/MA Kelas X, XI, XII, diterangkan bahwa perilaku menyimpang ada yang positif dan negatif. Penilaian positif itu dapat muncul akibat perubahan nilai dan norma-norma di masyarakat.

Contoh perilaku menyimpang yang dinilai positif ialah kegigihan R.A. Kartini saat memperjuangkan emansipasi perempuan di tengah budaya dan aturan yang membatasi peran wanita. Perjuangan itu dahulu mungkin dinilai menyimpang dan negatif, tetapi kini justru dianggap positif (hlm. 54).

Penjelasan 4 Teori Penyimpangan Sosial

Setidaknya ada 4 teori perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial yang bisa dicermati untuk memperkaya pemahaman akan tema ini.

Sebenarnya, teori tentang perilaku menyimpang dapat dijelaskan pula dari segi mikroantropologi dengan mencari akar penyimpangan pada interaksi sosial. Penyimpangan sosial pun bisa dijelaskan dari segi makroantropologi dengan mencari sumber penyebabnya di struktur sosial.

Selain itu, ada pula teori biologi dan psikologi (seperti psikoanalisis Freud) yang juga menjelaskan mengapa seseorang melakukan perilaku menyimpang.

Infografik SC 4 Teori Penyimpangan Sosial. tirto.id/Sabit

Sebagaimana diterangkan dalam Modul Antropologi terbitan Kemdikbud (2017), berikut substansi 4 teori yang menerangkan penyebab perilaku menyimpang.

1. Teori Differential Association (Edwin H. Sutherland)

Teori ini divetuskan oleh Edwin H. Sutherland. Dalam teori differential association, penyimpangan sosial dianggap terjadi karena pergaulan berbeda. Maka itu, perilaku menyimpang dipahami terjadi karena proses alih budaya (cultural transmission).

Baca juga: Pengertian Perubahan Sosial dan Teorinya Menurut Ahli Sosiologi

Melalui proses tersebut, seseorang mempelajari suatu deviant subculture (suatu sub kebudayaan menyimpang). Contoh yang diajukan Sutherland ialah perilaku mengisap ganja (mariyuana), tetapi proses yang sama berlaku pula dalam mempelajari beraneka jenis perilaku menyimpang lainnya.

Menurut Sutherland, semua perilaku dipelajari. Karena itu, perilaku menyimpang juga merupakan hasil dari proses belajar dari individu. Proses belajar tersebut bisa terjadi karena intensitas kontak dengan orang yang menyimpang, atau hubungan dengan orang yang menyimpang.

Adapun sumber penyimpangan dalam teori Sutherland adalah keluarga, teman sebaya, lingkungan hunian, subkultur, bahkan penjara.

2. Teori Labeling (Edwin M. Lemert)

Teori Labeling digagas oleh Edwin M. Lemert. Dalam pandangan Lemert, penyimpangan bisa terjadi karena masyarakat memberikan cap/label negatif kepada seseorang yang telah melakukan penyimpangan primer (primary deviation).

Baca juga: Jenis-jenis Interaksi Sosial & Teorinya Menurut para Ahli Sosiologi

Seorang yang telah dicap sebagai pencuri, penipu, pendusta, perampok, dan lain sebagainya, akan cenderung mengulangi lagi perbuatannya (penyimpangan sekunder/secondary deviation), karena masyarakat tidak mempercayainya lagi sebagai orang baik-baik.

Lewat teori Labeling, Lemert memperkenalkan konsep penyimpangan primer dan penyimpangan sekunder. Penyimpangan primer ialah pengalaman yang terhubung dengan perilaku yang terbuka. Adapun penyimpangan sekunder: peran yang diciptakan untuk menangani kecaman masyarakat terhadap perilaku.

3. Teori Anomie

Robert K. Merton merumuskan teori Anomie untuk menjelaskan penyebab perilaku menyimpang. Menurut dia, perilaku menyimpang merupakan pencerminan tidak adanya kaitan antara aspirasi yang ditetapkan kebudayaan dan cara yang dibenarkan struktur sosial untuk mencapai tujuan itu.

Merton berpendapat, struktur sosial dapat menghasilkan tekanan sehingga mendorong seseorang melakukan penyimpangan.

Baca juga: Pengertian Teori Konflik Klasik dan Modern Menurut Ahli Sosiologi

Jadi, teori Anomie menjelaskan bahwa penyimpangan merupakan akibat dari berbagai ketegangan dalam struktur sosial. Perilaku menyimpang terjadi sebab adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Teori Fungsi (Emile Durkheim)

Menurut Emile Durkheim, kesadaran moral setiap individu berbeda satu dengan yang lain karena dipengaruhi oleh berbagai faktor yang berlainan, seperti faktor keturunan,

lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.

Oleh karena, perilaku menyimpang akan tetap ada kapan pun dan semua tempa, sekaligus sangat sulit dihilangkan. Namun, dengan adanya berbagai penyimpangan, moralitas dan hukum beserta lembaga penegaknya dapat berkembang secara normal.

Jadi perilaku menyimpang, dalam pandangan Durkheim, justru bisa berfungsi: memperkokoh nilai dan norma sosial; memperjelas batas-batas moral di masyarakat; mendorong perubahan sosial; serta melahirkan solidaritas masyarakat untuk menghadapi penyimpangan sosial.

Baca juga: Teori Pembentukan Bumi dan Tata Surya: Big Bang hingga Nebula

Hubungan Penyimpangan Sosial dan Norma Masyarakat

Pertanyaan penting dalam studi tentang penyimpangan sosial adalah: kenapa, dalam konteks yang sama, ada orang yang memiliki perilaku menyimpang dan ada yang tidak?

Secara umum, perilaku penyimpang atau penyimpangan sosial dikaitkan dengan pelanggaran satu atau lebih norma yang berlaku dalam masyarakat.

Norma adalah aturan perilaku yang memandu tindakan orang. Sumner (1906) memecah norma menjadi tiga kategori: folkways, mores, dan laws.

Folkways adalah norma sehari-hari yang tak menimbulkan banyak keributan jika dilanggar. Adapun mores merupakan norma "moral" yang dapat menghasilkan lebih banyak kemarahan jika dilanggar.

Sementara Laws (hukum) dianggap sebagai norma terkuat karena didukung adanya sanksi resmi (atau respons formal) dari lembaga penegaknya.

Penyimpangan terjadi saat pelanggaran terhadap aturan-aturan yang diberlakukan di masyarakat itu dilanggar. Pelanggaran itu bisa sepele dan juga bisa serius.

Namun, penyimpangan justru dilihat dengan sudut pandang berbeda di konsepsi konstruksionisme sosial. Perspektif ini menilai perilaku menyimpang terjadi karena definisi penyimpangan diterapkan pada perbuatan itu.

Maka, dalam konstruksionisme sosial, kajian soal penyimpangan bukan tentang mengapa individu tertentu melanggar norma, melainkan bagaimana norma-norma dibangun, demikian sebagaimana dikutip dari Introduction to Deviance terbitan Sage Publishing.

Baca juga: Macam-macam Konflik Sosial dan Contohnya di Masyarakat

Baca juga artikel terkait TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL atau tulisan menarik lainnya Balqis Fallahnda
(tirto.id - bqs/add)

Penulis: Balqis Fallahnda Editor: Addi M Idhom Kontributor: Balqis Fallahnda

© 2022 tirto.id - All Rights Reserved.