Tiga nada atau lebih yang masing-masing berjarak tert untuk mengiringi melodi disebut

MAKALAH SENI BUDAYAMUSIK TRADISIONALDi Susun Oleh:-Urdiyana Margana P-Reggy Haris P-Kamiilah Nurhaniah Fitri-Junitha Anastasia GirsangX IPA 5SMA NEGERI 02 CILEUNGSI2019/2020
Tangga nada minor lebih banyakdigunakan pada lagu-lagu yangberkesan sedih, sedangkan mayor padalagu yang bersuasana riang. Tangganada pentatonik dibagi menjadi tangganada pelog, salendro/slendro, danmadenda.

Jawaban:

Dalam sebuah unsur Musik Melodi, tanpa adanya akor maka terasa tidak lengkap. Unsur Harmonisasinya juga tidak tercapai. Oleh karena itu pentingnya akor untuk mengiringi melodi yang ada. Perpaduan yang benar dan tepat antara akor dengan melodi ini yang kita sebut harmonis. Akor secara garis besar adalah gabungan 3 nada yang dibunyikan secara bersamaan. Tidak sembarang nada yang dibunyikan, namun ada aturan yang harus diperhatikan tidak asal 3 nada.

Pengertian Akor

Akor adalah susunan tiga nada atau lebih yang dibunyikan secara serentak akan menghasilkan nada yang harmonis. Akor bisa juga disebut dengan Trinada. Trinada adalah tiga nada yang dibunyikan serentak. Tiga nada yang dimaksudkan adalah pertama adalah nada Utama sebagai dasar akor. Kemudian Nada kedua adalah Nada Tert. Nada Tert itu adalah Nada yang ketiga dari Nada Utama atau nada dasarnya. Dan nada yang ketiga adalah nada kuint adalah Nada kelima dari Nada Dasarnya. Dari dasar itulah maka akan tersusun beberapa akor dengan nada dasar Natural sebagai berikut :

Tingkat 1 : C - E - G = disebut TONIKA diberi nama C Mayor

Tingkat 2 : D - F - A = disebut SUPER TONIKA diberi nama D Minor

Tingkat 3 : E - G - B = disebut MEDIAN diberi nama E Minor

Tingkat 4 : F - A - C1 = disebut SUB DOMINAN diberi nama F Mayor

Tingkat 5 : G - B - D1 = disebut DOMINAN diberi nama G Mayor

Tingkat 6 : A - C1 - E1 = disebut SUB MEDIAN diberi nama A Minor

Tingkat 7 : B - D1 - F1 = disebut INTRODUKTOR diberi nama B Dim

Keterangan

Akor tingkat 1, 4, 5 memiliki interval antara nada dasar dengan nada tert-nya adalah 2. Oleh karena itu disebut tert besar atau AKOR MAYOR. (Pelajari INTERVAL NADA)

Akor tingkat 2, 3, 6 memiliki interval kecil terhadap kedua nada. Misalnya Nada D ke F berjarak 1 setengah. Maka Akor tersebut dinamakan akor Minor. (Pelajari INTERVAL NADA)

Akor Tingkat 7 disebut dengan Akor DIMINISHED artinya jarak antara nada dasar dengan nada ketiganya hanya 3 atau interval kuint kurang (Diminished)

Kunci atau Akor ?

Seseorang terkadang menyamakan kunci dengan akor. Orang berpendapat kunci maka yang jelas seseorang akan menekan 3 nada sekaligus untuk mengunci nada yang dinyanyikan. Misalnya Nada seorang penyanyi di C=do maka Kuncinya adalah C - E - G. Jadi menurut saya, Kunci adalah Jelmaan Akor yang sudah tersusun. Istilah Kunci adalah bagaimana Nada yang dinyanyikan adalah Nada C = do, disamakan atau dikunci dengan Akor C.

Akor adalah kumpulan tiga nada atau lebih yang bila dimainkan secara bersamaan terdengar harmonis.[1][2] Akor bisa dimainkan secara terputus-putus ataupun secara bersamaan. Akor ini digunakan untuk mengiringi suatu lagu. Contoh alat musik lainnya yang bisa memainkan akor adalah gitar (akustik dan listrik), organ, electone. Akor yang memiliki nama berbeda namun bila dimainkan bersuara sama disebut Akor Enharmonis. Contohnya: akor Cb (Ces mayor) dengan B (B mayor).

Tiga nada atau lebih yang masing-masing berjarak tert untuk mengiringi melodi disebut

Akor C Mayor (C) pada gitar (dengan tuning standar)

Musik mengenal notasi sejak tahun 590 yang ditemukan oleh Paus Agung Gregori. Notasi ini disebut Notasi Gregorian. Namun disempurnakan sekitar tahun 950 dengan dikenalnya Notasi Balok. Pada awalnya tahun 1600-1750 (Era Barok) orang mengenal musik polifoni dengan ilmu kontrapung, berupa melodi lain yang saling bertentangan. Baru tahun 1725 orang mengenal akor dalam musik homofoni, Remeau menulis buku Traite d'Harmonie tahun 1722. Pada awalnya akor disusun dengan tiga nada, kemudian dibalikkan, berupa mayor, minor, aughmented, diminished, dan seterusnya ditambah nada septim, sixth, dst.. Mulai tahun 1750 di Era Klasik akor juga berkembang hingga kini pada era blues (1870), jazz (1920), pop dan rock (1955), dll. yang mengenal akor ninth, eleventh, thirdteenth, dst.

Akor mayor adalah akor yang interval antara nadanya 2 - 1 1/2

Contoh akor mayor:

Akor C = C - E - G

Akor mayor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor

Akor minor

Akor minor adalah akor yang interval antara nadanya 1 1/2 - 2.

Contoh akor minor:

Akor Cm = C - Es - G

Akor minor juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-3 turun 1/2 laras.

Akor Augmented

Akor augmented adalah akor yang interval antara nadanya 2 - 2.

Contoh akor augmented:

Akor Caug / C+ = C - E - Gis

Akor augmented juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-5 naik 1/2 laras

Akor Diminished

Akor diminis adalah akor yang interval antar nadanya adalah 1 1/2 - 1 1/2.

Contoh akor diminished:

Akor Cdim = C - Es - Ges

Akor diminished juga bisa dibilang dalam bahasa angka 1-3-5 dalam tangga nada diatonik mayor, tetapi nada ke-3 dan ke-5 turun 1/2 laras.

  • Grout, Donald Jay (1960). A History Of Western Music. Norton Publishing.
  • Dahlhaus, Carl. Gjerdingen, Robert O. trans. (1990). Studies in the Origin of Harmonic Tonality, p. 67. Princeton University Press. ISBN 0-691-09135-8.
  • Goldman (1965). Cited in Nattiez (1990).
  • Jones, George T. (1994). HarperCollins College Outline Music Theory. ISBN 0-06-467168-2.
  • Nattiez, Jean-Jacques (1990). Music and Discourse: Toward a Semiology of Music (Musicologie générale et sémiologue, 1987). Translated by Carolyn Abbate (1990). ISBN 0-691-02714-5.
  • Norman Monath, Norman (1984). How To Play Popular Piano In 10 Easy Lessons. Fireside Books. ISBN 0-671-53067-4.
  • Stanley Sadie and John Tyrrell, eds. (2001). The New Grove Dictionary of Music and Musicians. ISBN 1-56159-239-0.
  • Surmani, Andrew (2004). Essentials of Music Theory: A Complete Self-Study Course for All Musicians. ISBN 0-7390-3635-1.
  • Benward, Bruce & Saker, Marilyn (2002). Music in Theory and Practice, Volumes I & II (7th ed.). New York: McGraw Hill. ISBN 0-07-294262-2.
  • Mailman, Joshua B. (2015). "Schoenberg's Chordal Experimentalism Revealed Through Representational Hierarchy Association (RHA), Contour Motives, and Binary State Switching" (PDF). Music Theory Spectrum. 37 (2): 224–252. 
  • Persichetti, Vincent (1961). Twentieth-century Harmony: Creative Aspects and Practice. New York: W. W. Norton. ISBN 0-393-09539-8. OCLC 398434. 
  • Schejtman, Rod (2008). Music Fundamentals. The Piano Encyclopedia. ISBN 978-987-25216-2-2. 

  1. ^ Benward & Saker (2003). Music: In Theory and Practice, Vol. I, p. 67&359. Seventh Edition. ISBN 978-0-07-294262-0.
  2. ^ Károlyi, Otto (1965). Introducing Music. Penguin Books. hlm. 63. 

  •   Media terkait Akor di Wikimedia Commons

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akor&oldid=19483485"