Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan

BUAT CERITA PENDEK TENTANG HARI KAMIS ,POIN NYA BESAR LOH ​

Q.Kalimat iklan tersebut mengandung ciri....A.NaratifB.DeskriptifC.PersuasifD.Argumentatif��ʏᴏ ꜱɪᴀᴘᴀ ᴄᴇᴘᴀᴛ ᴅɪᴀ ᴅᴀᴘᴀᴛ : #ℚ​

quizzz buatlah puisi berjudul " rindu " semangat !! nt = muka blh tersenyum , tapi hati gk ada yg tau yg sebenarnya . jng liat dari depannya saja , li … atlah dari hati org tersebut karena jika kita melihat dari depannya kita susah untuk tau karakter org tetapi jika kita melihat dari hati org maka akan mudah untuk dekat dan menemukan seluk beluk org tersebut .

bantuin dung yg jago bahasa ​

persetujuan penolakan maupun keberpihakan penulis ulasan terdapat pada bagian​

mohon bantuannya mudah​

tolong ya teman-temanrina tampak gelisah sebentar-sebentar ia melihat keluar. ia mengharap adiknya cepat pulang.ia tidak sabar,ingin segera menjenguk … ibunya di rumah sakit.1. inti cuplikan cerita di atas adalah A.rina mengharap adiknya cepat pulang. B.adik rina belum pulang. C.rina ingin segera pergi menjenguk ibunya. D.ibunya dirawat dirumah sakit.2.latar suasana dalam cerita fiksi di atas adalah....3.bagaimana sikap rina dalam kutipan cerita di atas....​

contoh surat dinas pelaksanaan paskibra​

ubahlah cerpen hukuman manis buay arya menjadi naskag drama yang lengkap HUKUMAN MANIS BUAT ARYA Arya berdiri di ruang makan. Sebentar-sebentar dia me … ngintip ke ruang kerja ayahnya. Di ruangan itu tersimpan buku-buku koleksi ayahnya. Ruangan itu dialasi tikar lampit Kalimantan. Sangat nyaman. Arya dan Astri betah berlama-lama membaca di situ. Ibu Arya yang seorang guru, juga sering mengoreksi soal-soal ulangan di situ. Sekarang ini lampu ruangan itu mati. Ayah belum sempat menggantikan dengan lampu baru. Arya mengintip sekali lagi. Namun ia tidak bisa melihat jelas karena ruangan itu agak gelap. Sore itu tidak ada seorang pun di rumah kecuali Arya. Ayah dan ibu mengantar Astri ke dokter gigi. Arya mulai gelisah. Ia ingin sekali masuk ke ruangan itu. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh dering telepon. Ternyata dari Dani, teman sekelasnya. “Kalau kamu tidak bisa menemukannya, berarti kamu ingkar janji. Dasar pengecut!” kata Dani dengan suara keras. “Tapi Dan…” jawab Arya gugup. Belum sempat Arya menyelesaikan kalimatnya, telepon sudah ditutup Dani. Arya lalu berjalan menuju ruang belajar. Besok Ibu akan memberi ulangan matematika. Di ruang itulah biasanya Ibu mempersiapkan soal-soal ulangan. Perlahan-lahan dibukanya pintu ruangan itu. Berkas sinar lampu dari ruang makan menerobos masuk. “Itu dia!” gumam Arya gembira. Sebuah buku tergeletak di meja. Tampak ada sehelai kertas terselip di dalamnya. Arya tahu benar bahwa mengintip soal sebelum ulangan adalah perbuatan curang. Namun ejekan Dani terngiang-ngiang di telinganya. Arya menarik napas panjang dan berkata pada dirinya sendiri, “Aku bukan pengecut. Aku harus mengambilnya!” Dengan gemetar, diambilnya kertas itu dari atas meja. Lega rasanya begitu melihat bahwa kertas itu benar-benar soal ulangan matematika. Rasa takut kembali muncul di hatinya. “Pengecut, pengecut!” Mengingat kata-kata Dani itu, Arya menjadi nekat membawa kertas itu keluar. Secepat kilat ia lari ke ruang TV menelepon Dani. “Hebat!” teriak Dani. Arya lalu membacakan soal matematika itu dan Dani mencatatnya. “Terima kasih, Arya. Besok kutraktir es krim Mas Doto deh!” seru Dani riang. Arya tertegun sejenak. Dia lalu lari ke ruang belajar dan menyimpan kembali kertas soal itu. Baru saja Arya hendak menutup pintu ruang belajar, terdengar suara mobil Ayah di depan rumah. “Hmmm, untung sudah beres,” gumamnya perlahan. Keesokkan harinya ulangan matematika berlangsung sesuai jadwal. “Ya ampun, soalnya persis sekali!” seru Arya dalam hati. Dani berhasil menyelesaikan soal ulangan dalam waktu dua puluh menit. Ketika ia menyerahkan lembar jawaban, semua anak memandang keheranan padanya. Arya tersenyum dan Dani membalas dengan mengedipkan sebelah matanya. “Kau adalah sahabatku yang paling baik di dunia!” ucap Dani saat mereka menikmati es krim di bawah pohon. Arya tersipu. Sore harinya, saat Arya pulang ke rumah, “Arya, Ibu punya kejutan buatmu!” seru Ibu gembira. “Wow, chicken pie!” teriak Arya. “Makasih, Bu!” seru Arya lagi. Saat makan malam tiba, dengan bangga Ibu menceritakan kehebatan anaknya. “Ayah, Arya mendapat nilai matematika paling tinggi di kelas, lo!” seru Ibu. “Wah hebat! Anak istimewa harus mendapat hadiah istimewa! ” timpal Ayah. “Aku juga mau kasih Mas Arya hadiah. Tapi rahasia!” ucap Astri, adik Arya. Arya menutup mulut dengan tangannya. Alisnya agak terangkat. Ia menjadi salah tingkah. Ia malu dan merasa sangat bersalah. Arya akhirnya menunduk dan berkata lirih, “Maaf, Bu. Saya membaca soal ulangan matematika itu tadi malam,” air mata menggenang di pelupuk matanya. Ibu memeluknya dengan lembut dan berkata, “Hmm, Ibu senang akhirnya kamu mengaku. Tapi mengapa kau lakukan itu? Ada yang menyuruhmu?” desak Ibu lembut. “Ti…tidak, Bu!” sahut Arya cepat, tetap menunduk. “Memang serba salah jadi anak guru, ya?” Ibu menyelidik halus. “Mmm…sebetulnya kalau aku berani, hal ini tidak akan terjadi, Bu,” jawab Arya memberanikan diri. Ibu tersenyum mendengar jawaban anaknya. “Sebenarnya Ibu curiga sejak tadi malam. Kau tidak menyelipkan kembali soal matematika itu pada halaman semula,” jelas Ibu bijak. “Dan Ibu tambah curiga melihat gerak-gerik Dani saat menyerahkan soal. Tapi sudahlah, kamu kan sudah mengakui kesalahanmu,” ucap Ibu lagi. “Jadi, sebetulnya Ibu sudah tahu sejak tadi malam?” Arya keheranan. Ibu tersenyum mengangguk. “Lo…kenapa Mas Arya tidak langsung dimarahi, Bu?” tanya Astri. Ayah tertawa sambil mengacak-acak rambut Astri, “Kamu tuh paling suka kalau Mas Arya dihukum!” “Menghukum seseorang itu tidak harus selalu dengan marah-marah!” Ibu menjelaskan. “Bu, Arya lebih baik dimarahi habis-habisan daripada diperlakukan dengan baik begini,” sergah Arya. “Akh kamu! Sudah salah malah nawar-nawar!” sahut Ayah sambil tertawa. Arya menghela nafasnya. Tiba-tiba Ayah menyeletuk, “Astri, sini chicken pie nya. Ayah habiskan saja deh!” Astri dan Arya serentak lari menuju lemari makan, dan berteriak, “Jangan dooong!” Ayah dan Ibu tertawa melihat tingkah kedua anaknya. ​

ARTI KATA RUKUN ADALAH

Yuk kita baca sebuah cerita fiksi Kasuari dan Dara Mahkota yang berasal dari Papua. Cerita Kasuari dan Dara Mahkota termasuk cerita rakyat yang berjenis fabel. Kenapa disebut fabel? Alasannya karena karakter atau tokoh di dalam cerita adalah hewan, yaitu burung.

Jika kamu ingat, cerita fabel adalah cerita dengan tokoh-tokoh binatang yang hidup, berbicara, dan bermasyarakat seperti manusia. Cerita fabel juga biasanya mempunyai pesan moral yang bijak untuk disampaikan kepada para pembaca.

Baca juga: 

Kasuari dan Dara Mahkota

Kasuari memiliki badan besar dan sayap lebar. Dia mampu terbang tinggi. Namun, Kasuari amat serakah. Dia memetik banyak sekali buah yang telah masak. Buah-buahan itu disembunyikan di bawah sayap- nya sehingga burung-burung lain tidak kebagian. Burung-burung lain mengetahui keserakahan Kasuari. Oleh karena itu, tidak seekor burung pun mau berteman dengannya. Meski demikian, Kasuari tidak memedulikannya.

Lama-kemalaan Kasuari semakin serakah. Tidak hanya buah-buahan di pohon saja yang diambilnya, tetapi juga buah-buahan yang jatuh ke tanah. Burung-burung lain pun jengkel. Mereka mencari cara agar Kasuari sadar dari sifat serakahnya.

Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan

”Bagaimana jika lomba terbang? Siapa yang mampu terbang tinggi dan paling jauh, dialah pemenangnya. Kalau Kasuari kalah, dia tidak boleh mencurangi kita lagi,” usul Dara Mahkota.

”Siapa yang bisa melawan Kasuari? Badannya besar. Sayapnya lebar. Sekali mengepakkan sayap, dia pasti bisa terbang jauh. Kita tidak akan menang,” jawab Pipit pesimis.

Penawaran terbaik buku cerita anak bergambar hari ini:

Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan
Buku Cerita Anak Bergambar – 12 Dongeng Anak Sebelum TidurRp118.000
Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan
Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan
Seri Satwa UnikRp29.500
Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan
Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan
Paket 10 Judul Buku Cerita Anak Bilingual (Indonesia-Inggris)Rp39.900
Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan

”Ingat, kita harus menggunakan akal. Serahkan semuanya kepadaku. Aku akan melawannya dalam perlombaan ini,” kata Dara Mahkota sambil tersenyum. Dia berusaha meyakinkan teman-temannya.

Teman-teman Dara Mahkota saling berpandangan. Mereka bertanya-tanya dalam hati. Mungkinkah Dara Mahkota yang bertubuh kecil dapat mengalahkan Kasuari yang besar?

Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan

Dara Mahkota menyampaikan tantangannya kepada Kasuari. Kasuari menyetujui tantangan Dara Mahkota. Saat pertandingan tiba, semua burung hadir untuk menyaksikan.

Dengan sombongnya Kasuari menertawakan Dara Mahkota. ”Sudahlah, kamu menyerah saja daripada mendapat malu,” ejek Kasuari.

Dara Mahkota bergeming. ”Siapa yang tertawa belakangan, dia yang menang,” sahut Dara Mahkota.
Kasuari dan Dara Mahkota pun bertanding. Mereka melesat dengan kencang. Kasuari terbang cepat sekali. Sesekali Kasuari menoleh Dara Mahkota yang berada di belakangnya. Dia takut jika Dara Mahkota menyusulnya.

Saat asyik menoleh, tiba-tiba… BRAAK…. Kasuari menabrak batang pohon. Sebelah sayapnya pun patah. Semua yang hadir tertegun, tetapi Kasuari tak mau menyerah. Dia berusaha bangkit dan mengepak- ngepakkan sayapnya. Sayangnya, dia terus terjatuh dan menggelepar di tanah. Sementara itu, Dara Mahkota terus melesat jauh meninggalkan Kasuari.

Termasuk Jenis cerita fiksi apakah Cerita Kasuari dan Dara Mahkota cerita dan penjelasan
Sumber gambar: YouTube/Ms Murdi

Kasuari hanya dapat memandang Dara Mahkota dengan rasa malu. Sekarang dia baru tahu rasanya menjadi makhluk lemah. Selama ini dia selalu merasa menjadi burung terhebat. Namun, dalam sekejap dia tidak mampu terbang lagi.

Beberapa burung lain turun ke tanah. Mereka membantu Kasuari. Kasuari semakin malu karena selama ini dia telah mencurangi mereka.

Sejak saat itu, Kasuari sadar dan mengubah perilakunya. Namun sayang sekali, sejak saat itu pula Kasuari tidak bisa terbang lagi. Dia harus mencari makan di tanah.

Disadur dari: Dian K, 100 Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2014. 

Baca juga cerita fiksi lainnya: