Tentukanlah makna yang terdapat dalam teks yang berjudul cara keledai membaca buku

Tentukanlah makna yang terdapat dalam teks yang berjudul cara keledai membaca buku
Tentukanlah makna yang terdapat dalam teks yang berjudul cara keledai membaca buku

teks anekdot cara keledai membaca buku

Teks Anekdot: Cara keledai membaca buku. Ini pelajaran Bahasa Indonesia, Kelas 9, Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Teks anekdot adalah karya sastra yang menyampaikan kisah/ cerita lucu sebagai alat untuk mengkritik sesuatu, bentuknya bisa tulisan ataupun gambar.

Pada teks anekdot Cara keledai membaca buku ini bercerita tentang bagaimana Nashrudin mengajarkan keledai membaca buku, tentunya dengan kecerdikannya keledaipun mengerti cara membuka buku setiap halaman.

Cara keledai membaca buku

Jika kamu lupa atau belum membaca ceritanya, silakan baca terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaannya.

Tentukanlah makna yang terdapat dalam teks yang berjudul cara keledai membaca buku
Cara keledai membaca buku

Baca:
– Perbedaan teks anekdot dan humor
– Contoh teks anekdot lucu tentang sekolah
– Teks anekdot tentang pendidikan

Dari cerita ini, kita diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini, yaitu:

Siapa yang diceritakan dalam teks anekdot tersebut?
Jawaban: Timur Lenk yang memberikan Nasrudin seekor Keledai.

Masalah apa yang diceritakan dalam teks anekdot?
Jawaban: Usaha Nasrudin dalam mengajarkan keledai untuk membaca dan meyakinkan Timur Lenk tentang cara keledai membaca buku.

Temukan unsur humor dalam anekdot tersebut?
Jawaban: Cara Nasrudin dalam mengajari keledai membaca, karena sampai kapanpun hal itu tidak mungkin dilakukan.

Mengapa cerita lucu tersebut disebut anekdot?
Jawaban: Selain memiliki unsur humor/ lucu, cerita tersebut juga memberikan pesan moral yang menkritik kita bahwa jika membaca itu harus mengerti maksudnya, karena sangat rugi jika kita membaca buku tetapi tidak mengerti isi dan maksudnya.

Kesimpulan dari bacaan itu adalah orang yang membaca tanpa mengerti maksudnya hanya membuang-buang waktu saja atau sama saja seperti keledai membaca.

Baca:
– Analisis kebahasaan pada teks cara keledai membaca buku
– Fungsi teks anekdot
– Manfaat membaca buku
– Manfaat membaca Alquran

Sobat penulis cilik, kalian bisa koreksi aku jika salah. Terima kasih sudah membaca dan membagikannya.

Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot Cara Keledai Membaca Buku

Halao para pembaca budiman, para pelajar Indonesia. Apa kabar Kalian. Sehat selalu, bukan? Mari kita selalu bersyukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmad dan karuniaNya bagi kita semua. sehingga kita masih bisa beraktivitas dengan sempurna. Kita Harus selalu bersyukur, lho. Meski kita sesibuk apapun, sesusah siapapun kita wajib selalu mensyukuri nikmat yang dianugerahkan kepada kita semua. 


Bagaimana dengan tugas sekolah Kalian? apakah sudah sampai materi teks anekdot? Kalau belum ya tidak apa-apa. Kalau sudah semoga posting saya kali ini bermanfaat, ya.

Kali ini, saya akan membahas struktur dan kebahasaan teks anekdot. 

Anekdot merupakan suatu cerita singkat dan lucu atau menarik, yang mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Teks cerita ini bisa saja menyindir tokoh-tokoh nyata dalam kehidupan. Bisa saja pejabat, artis, atau presiden. Tetapi teks ini bisa juga hanyalah fiktif belaka. Maksud saya, tokoh dan tempat tidak jelas.

Saya berpesan pada para pelajar, jika menyusun anekdot, menyindir suatu pihak harus yang sopan ya. Jangan membuat orang yang disindir tersinggung, terus mereka membuat laporan ke polisi, terus  ada yang masuk penjara, terus meringis menangis menyesali perbuatan. he.he..he. Tentu tidak ya. Karena pelajar Indonesia, harus berbudi pekerti luhur. 

Ini ada teks anekdot yang berjudul "Cara Keledai Membaca Buku"

silakan dibaca ya ...


Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor Keledai. 
Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua miggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia kerjakan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku iu. Kemudian, sangat ajaib ! tak lama kemudian si Keledai mulai membuka – buka buku itu denga lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si Keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya. 
“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia meminta jawaban, “ bagaimana cara mengajari keledai membaca?”
Nasrudin berkisah, “ Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran – lembaran besar mirip buku.  Aku sisipkan biji –biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik – balik halaman untuk bisa makan biji – biji itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik balik halaman buku itu “
“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik – balik halaman tanpa mengerti isinya”.

Jadi, kalau kita juga membuka – buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan ?” kata Nasrudin dengan mimik serius. 

Analisis struktur dan kebahasaan teks anekdot

Keledai Membaca Buku

Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor Keledai.

Abstrak

Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.

Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.

Dua miggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia kerjakan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.

Orientasi

Si keledai menatap buku iu. Kemudian, sangat ajaib ! tak lama kemudian si Keledai mulai membuka – buka buku itu denga lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si Keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.

“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya”, kata Nasrudin. Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia meminta jawaban, “ bagaimana cara mengajari keledai membaca?”

Nasrudin berkisah, “ Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran – lembaran besar mirip buku.  Aku sisipkan biji –biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik – balik halaman untuk bisa makan biji – biji itu. Kalau tidak ditemukan biji gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik balik halaman buku itu “

“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin menjawab, memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik – balik halaman tanpa mengerti isinya”.

Krisis

Jadi, kalau kita juga membuka – buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan ?” kata Nasrudin dengan mimik serius.

Koda

Kebahasaan

1. Kalimat Retoris :” Jadi, kalau kita juga membuka – buka tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan? “

2. Kalimat yang menyatakan masa lalu :  Alkisah

3. Kalimat konjungsi yang menyatakan waktu : Sesampainya

4. Kata kerja aksi : Menerima, Memikirkan, Membaca


Page 2