Teknik teknik pengawetan olahan pangan setengah jadi adalah

Teknik teknik pengawetan olahan pangan setengah jadi adalah

Dhafi Jawab

Cari Jawaban dari Soal Pertanyaan mu, Dengan Mudah di jwb6.dhafi.link Dengan Sangat Akurat. >>



Klik Disini Untuk Melihat Jawaban


#Jawaban di bawah ini, bisa saja salah karena si penjawab bisa saja bukan ahli dalam pertanyaan tersebut. Pastikan mencari jawaban dari berbagai sumber terpercaya, sebelum mengklaim jawaban tersebut adalah benar. Selamat Belajar..#


Answered by ### on Fri, 29 Jul 2022 09:56:31 +0700 with category Seni

Jawaban:

pemanasan. Teknik ini dilakukan untuk bahan padat, tetapi tidak efektif untuk bahan yang mengandung gugus fungsional, seperti vitamin dan protein.

pendinginan. Dilakukan dengan memasukkan ke lemari pendingin, dapat diterapkan untuk daging dan susu.

pembekuan, pengawetan makanan dengan menurunkan temperaturnya hingga di bawah titik beku air.

Penjelasan:

semoga membantu

Jawaban:

  1. Pendinginan Teknik pengawetan yang satu ini sudah pasti sering digunakan karena kamu bisa menggunakan lemari es di rumah. Tapi beda jenis makanan, beda pula suhu yang digunakan untuk mendinginkan makanan. Untuk daging mentah, kamu wajib meletakkannya dalam freezer yang punya suhu di bawah 00 agar bakteri dan kuman yang ada di dalamnya tidak berkembang. Sedangkan untuk sayuran, telur, dan buah-buahan kamu cukup menyimpannya di kulkas biasa. Cara ini bisa menjaga makanan awet hingga satu sampai tiga minggu.
  2. Pengalengan Kamu pastinya sudah tidak asing lagi dengan teknik pengawetan makanan dengan cara dikalengkan. Pengalengan ini bisa membuat makanan tahan hingga bertahun-tahun lamanya. Awalnya pengalengan makanan ditujukan agar para tentara yang sedang berperang tidak akan kehabisan stok makanan. Teknik pengalengan menggabungkan teknik kimia dan fisika karena harus ditambahkan zat-zat pengawet. Jenis makanan yang banyak dikalengkan adalah daging olahan, ikan, susu, teh, dan lain sebagainya.
  3. Pemanasan Kalau teknik pemanasan sudah sering ditemukan pada minuman susu yang dipanaskan dengan cara dipasteurisasi hingga suku 1210 C. Tujuan dari pemanasan ini adalah agar bakteri jahat yang ada di dalamnya mati dan tidak berkembang. Selain susu, ada anggur, bir, jus buah, madu, hingga jenis minuman-minuman lainnya yang diawetkan dengan cara pasterurisasi. Selain pasteurisasi, ada blansing yang merupakan cara lain mengawetkan makanan dengan cara dicelupkan ke dalam air mendidih selama beberapa menit.
  4. Pengasapan Teknik pengasapan dilakukan dengan cara meletakkan makanan di dalam sebuah wadah lalu diasapi dari bawah. Bahan makanan yang paling sering diawetkan dengan cara pengasapan adalah daging mentah, baik itu ikan, babi, hingga sapi. Teknik pengasapan ini bisa membuat makanan awet selama bertahun-tahun karena berkurangnya kadar air yang ada pada makanan sehingga bakteri tidak mudah berkembang.
  5. Pengeringan Suka makan keripik? Keripik menjadi makanan yang diawetkan dengan cara dikeringkan. Teknik pengeringan ini sebenarnya sudah ada sejak zaman nenek moyang kita, yakni dengan cara menjemur makanan hingga kadar airnya tidak ada lagi sehingga mikroorganisme yang ada pada makanan tidak berkembang. Selain keripik, ada buah-buahan yang juga sering dikeringkan agar tahan lama.
  6. Pengasinan Teknik pengasinan dikenal di Indonesia sebagai cara untuk mengawetkan ikan. Cara mengawetkan makanan dengan teknik pengasinan sangat mudah dilakukan karena hanya memerlukan garam saja. Garam ternyata memiliki kandungan zat yang bisa membantu menghambat mikroorganisme penyebab pembusukan makanan. Selain ikan, ada makanan lain yang sering diasinkan, seperti sayuran kimchi, buah, serta telur.
  7. Pemanisan Siapa bilang hanya garam saja yang bisa mengawetkan makanan, gula juga bisa mengawetkan makanan lho karena gula mengandung kadar konsentrasi 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Beberapa makanan yang bisa diawetkan dengan cara pemanisan adalah susu, kopi, hingga buah-buahan yang sering dijuluki dengan nama manisan buah.

Penjelasan:

maaf kalau salah

Baca Juga: di mana manusia pra aksara biasanya tinggal?bagaimana mereka bisa mempertahan kan kehidupan nya?dan lain lain


jwb6.dhafi.link Merupakan Website Kesimpulan dari forum tanya jawab online dengan pembahasan seputar pendidikan di indonesia secara umum. website ini gratis 100% tidak dipungut biaya sepeserpun untuk para pelajar di seluruh indonesia. saya harap pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pelajar yang sedang mencari jawaban dari segala soal di sekolah. Terima Kasih Telah Berkunjung, Semoga sehat selalu.

Teknik teknik pengawetan olahan pangan setengah jadi adalah


C. Teknik Pengolahan

    Menurut prosesnya, teknik pengawetan pangan dapat dibagi menjadi tiga metode, yaitu: pengawetan fisik, biologis, dan kimiawi.

1. Pengawetan Secara Fisik

a. Pengawetan dengan Suhu Rendah

    Sistem pengawetan dengan suhu rendah adalah memasukkan bahan pangan pada lemari pendingin. Dalam praktiknya, proses pengawetan dengan suhu rendah ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pendinginan (cooling) dengan suhu antara -2 derajat celcius sampai +10 derajat celcius dan pembekuan (freezing) dengan suhu antara -12 derajat celcius sampai -24 derajat celcius. Sementara itu, pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24 derajat celcius sampai -40 derajat celcius.

b. Pengawetan dengan Suhu Tinggi

    Pengawetan dengan suhu tinggi dengan cara dipanaskan seringkali digunakan dalam memasak misalnya merebus atau menggoreng suatu bahan makanan. Namun, seringkali kita tidak mengetahui batasan pemanasan yang dilakukan terhadap makanan. Jika pemanasan yang tidak tepat banyak nilai gizi hilang dari makanan yang dimasak tersebut. Pemanasan yang baik adalah secukupnya agar nilai gizi yang hilang tidak terlalu banyak.

    Berdasarkan penggunaan suhu, waktu, dan tujuan pemanasan, proses pemanasan dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu pasteurisasi dan sterilisasi.

1) Sterilisasi

    Sterilisasi berarti membebaskan bahan dari semua mikroba karena beberapa spora bakteri relatif lebih tahan terhadap panas. Sterilisasi biasanya dilakukan pada suhu yang tinggi, misalnya 121 derajat celcius (250 derajat F) selama 15 menit.

2) Pasteurisasi

    Pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan bahan pangan pada suhu dibawah titik didih air atau di bawah 100 derajat celcius dengan tujuan untuk mengurangi populasi mikroorganisme pembusuk. Jadi, bahan pangan yang dipasteurisasi tersebut akan mempunyai daya awet beberapa hari (misalnya produk susu pasteurisasi) sampai beberapa bulan (misalnya produk sari buah pasteurisasi).

3) Blanching

    Blanching adalah proses perlakuan pemanasan awal yang biasanya dilakukan pada bahan nabati segar sebelum mengalami proses pembekuan pengeringan atau pengalengan. Blanching akan mematikan beberapa bakteri dan aktivasi enzim yang menyebabkan pembusukan pada makanan.  Blanching bermanfaat untuk mempermudah proses pengelupasan kulit pada buah atau kacang-kacangan dan untuk menunjang tampilan warna dari beberapa sayuran terutama hijau sehingga klorofilnya tidak hilang dan tetap segar.

c. Pengawetan dengan Pengeringan

    Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut menggunakan energi panas. Biasanya kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi di dalamnya. Keuntungan produk hasil pengeringan adalah awet, lebih ringan, volume lebih kecil sehingga memudahkan penyimpanan dan transportasi serta menimbulkan cita rasa khas.

2. Pengawetan Secara Biologis

    Proses pengawetan secara biologis adalah dengan peragian atau fermentasi dan enzim.

a. Fermentasi

    Cara peragian atau fermentasi merupakan proses perubahan dari karbohidrat menjadi alkohol. Zat-zat yang bekerja pada proses ini adalah enzim yang dibuat oleh sel itu sendiri. Lamanya proses fermentasi atau peragian tergantung dari bahan yang akan di fermentasikan.

b. Enzim

    Enzim adalah suatu katalisator biologis yang dihasilkan oleh sel-sel hidup dan dapat membantu mempercepat bermacam-macam reaksi biokimia. Enzim yang terdapat dalam makanan dapat berasal dari bahan mentahnya atau mikroorganisme yang terdapat pada makanan tersebut. Bahan makanan seperti daging, ikan, susu, buah-buahan, dan biji-bijian mengandung enzim tertentu secara normal ikut aktif bekerja di dalam bahan tersebut.

c. Bakteri Laktat (Lactobacillus)

    Fermentasi bukan hanya berfungsi sebagai pengawet sumber makanan, tetapi juga berkhasiat bagi kesehatan. Salah satunya fermentasi menggunakan bakteri laktat pada bahan pangan dapat menghambat pertumbuhan bakteri yaitu sejenis bakteri yang jika dikonsumsi akan menyebabkan muntah-muntah, diare, atau muntaber. Bakteri laktat (lactobacillus) merupakan kelompok mikroba dengan habitat dan lingkungan hidup sangat luas, baik di perairan (air tawar ataupun laut), tanah lumpur, maupun batuan.

3. Pengawetan Secara Kimiawi 

a. Penggunaan Pengawet Alami

  1. Gula Pasir 
  2. Garam Dapur
  3. Cuka
  4. Bawang Putih
  5. Kunyit
  6. Kluwak

b. Pengawet Sintetis (Tahan Tambahan Makanan)

    Pengawet sintetis atau menggunakan Bahan Tambahan Makanan (BTM) merupakan hasil sintesis secara kimia. Bahan pengawet sintetis mempunyai sifat lebih stabil, lebih pekat dan penggunaannya lebih sedikit. Penggunaan bahan kimia untuk pengawet harus digunakan dalam takaran yang tepat dan sesuai dengan ketentuan agar aman bagi manusia. Kelemahan pengawet sintetis adalah efek samping yang ditimbulkan. Pengawet sintetis dipercaya bisa menimbulkan efek negatif bagi kesehatan seperti memicu pertumbuhan sel kanker akibat senyawa karsinogenik dalam pengawet. Contoh dari pengawet sintetis adalah natrium benzoat, kalium sulfit, dan nitrit

    Beberapa bahan pengawet diperbolehkan untuk di pakai, namun kurang aman jika digunakan secara berlebihan. Bahan-bahan pengawet tersebut antara lain sebagai berikut:

  1. Asam Benzoat (acidum benzoicum)
  2. Kalsium Benzoat
  3. Sulfur Dioksida
  4. Kalium Nitrit
  5. Kalsium Propionat/Natrium Propionat
  6. Natrium Sulfat
  7. Asam Sorbat
  8. Zat Pewarna

c. Pengasapan 

    Proses pengasapan termasuk jenis pengawetan secara kimia. Bahan-bahan kimia dalam asap dapat berfungsi sebagai pengawet makanan. Efek pengawetan berasal dari kontak antara komponen asap hasil pembakaran kayu dengan bahan pangan yang diasap. Komponen yang terdapat dalam asap adalah senyawa antimikroba dan komponen antioksidan. Biasanya teknik pengasapan didahului dengan proses pengeringan dan pengasinan. Sebagai contoh ikan asap dan telur asin bakar.

D. Penyajian dan Pengemasan

    Penyajian dan kemasan selain memberikan manfaat sebagai wadah penyajian produk juga berhubungan dengan cara menampilkan produk atau hasil olahan pangan agar lebih menarik. Kemasan yang menarik akan menjadi daya pikat terhadap konsumen untuk membeli produk hasil pengolahan pangan. Pengetahuan tentang jenis penyajian dan pengemasan telah diuraikan pada subbab sebelumnya. Pada prinsipnya, bahan penyajian dan pengemasan untuk produk pengolahan pangan setengah jadi tidak jauh berbeda dengan penyajian dan pengemasan olahan pangan makanan. Perbedaannya hanya pada pengemasan produk pengolahan pangan setengah jadi hendaknya kedap udara. Ttujuannya agar makanan yang disimpan dapat bertahan lama dan produk tidak mudah terkontaminasi bakteri.

    Umumnya kemasan produk pengolahan pangan setengah jadi yang digunakan adalah plastik yang di pres atau ujung plastik dibakar dengan api lilin. Kemasan plastik pada produk pengolahan pangan setengah jadi ini terkesan biasa saja.

Pengolahan Bahan Pangan Serealia (Part 1)

Pengolahan Bahan Pangan Serealia (Part 2)

Pengolahan Bahan Pangan Buah Segar (Part 1)